Wilona menangis menjerit-jerit dan keluar dari mobil saat dia melihat gedung markas utama kepolisian itu hancur.Wilona berlari ke depan markas utama kepolisian, menerobos ribuan orang dengan dikawal oleh Kristoff, Edward dan Vincente.Ada fisarat buruk di hati Wilona apalagi dia tahu kalau Daniel masih berada di gedung itu.Saat Wilona sudah berada di barisan paling depan, Wilona yang masih menjerit-jerit itu langsung dihadapi Jenderal Hernandez.Melihat Hernandez, Wilona jadi agak lega. "Semua selamat, kan? Iya kan, jenderal?" tanya Wilona agak lega saat dia melihat Jenderal Hernandez, Sofia bersama dua anak Jenderal Hernandez yaitu Lauren serta Gerald di sana tapi terlihat Lauren nampak menangis tersedu-sedu.Walaupun tidak mengenal Keluarga Hernandez ini secara langsung, tapi, Wilona banyak mengikuti berita tentang Jenderal Hernandez dan keluarganya ini, apalagi Wilona adalah salah satu pendukung dan pemilih Jenderal Hernandez saat pemilu lalu, jadi dia tahu tentang Jenderal Herna
Mendengar Vigo dan Mathias berteriak kaget, Wilona dan Lauren sama-sama melihat ke arah monitor TV dan mereka berdua langsung menjerit-jerit dan menangis kencang saat melihat sesosok tubuh hancur dengan seragam Hawking yang terlihat jelas di monitor TV.Edward yang pada dasarnya tidak bisa menahan diri untuk bicara, langsung menjauh dari mobil dan berteriak-teriak ke arah para prajurit lainnya kalau tubuh Jenderal Besar Raven sudah ditemukan hancur di dalam markas utama kepolisian itu.Mendengar perkataan Edward itu, prajurit-prajurit Hawking langsung kaget.Setelah saling pandang di antara mereka selama beberapa detik, mereka semuanya secara serempak mulai melepas senjata mereka ke tanah dan memberi penghormatan ke arah markas utama kepolisian, penghormatan kepada Jenderal Besar Raven.Tidak sedikit di antara mereka yang air matanya berlinang. Mereka tidak sanggup menghadapi kenyataan ini.Walaupun mereka gagah berani di medan perang tapi mendengar kalau jenderal besar mereka telah d
Shichenko melihat sendiri perkembangan seorang perwira muda bernama kode Raven, sejak D-Day atau day one hari pertama perang meletus antara militer Hawking yang berjuang untuk melepaskan negaranya dari jajahan Negara Fandor.Saat itu, pada 3 tahun yang lalu, Shichenko masih menjadi seorang Mayor yang memimpin Batalyon Elang Ryder saat hari pertama pertempuran meletus.Saat itu, di hari pertama, Shichenko sempat melihat kekalahan besar Batalyon yang dia pimpin, juga mendapatkan berita akan kekalahan Batalyon-batalyon yang lain hingga membuat ada banyak suara pesimis yang mulai terdengar di kalangan para prajurit Hawking.Waktu itu, kebanyakan Shichenko mengandalkan perlindungan banyak orang. Dia hanya menetapkan strategi untuk pasukannya dan kebanyakan saat bertempur, dia selalu berada di belakang.Shichenko hanya mengatur strategi bertahan dengan baik untuk meminimalisasi korban lebih banyak yang bisa jatuh di pihak militer Hawking.Itulah yang selalu dilakukan Lukas di 5 hari pertama
Sebenarnya apa yang terjadi pada Jenderal Besar Raven saat peristiwa ledakan bom itu yang meluluhlantakkan markas utama kepolisian yang bertingkat tiga ini?Pada saat mengalami kesulitan untuk menyelamatkan Lauren karena Lauren sudah lemas tidak bertenaga dan tidak bisa berdiri untuk berjalan sendiri naik ke atas tangga dan saat wakil Perdana Menteri terlihat nekat dan mulai memegang tali di rompi yang memiliki alat peledak itu, saat itulah Jenderal Besar Raven terpaksa menjatuhkan dirinya.Jenderal Besar Raven menubruk tubuh wakil Perdana Menteri dan membelakangi wakil perdana menteri serta menahan tangan wakil Perdana Menteri dan menyuruh Vigo untuk mengangkat Lauren bangun dan membawa Lauren lari keluar dari gedung ini.Saat Vigo pergi, dengan sikutnya, Jenderal Besar Raven berhasil menyikut wakil Perdana Menteri di wajah wakil Perdana Menteri itu sehingga wakil Perdana Menteri itu menjerit kesakitan dan hidungnya berdarah.Sejak awal, Jenderal Besar Raven tahu kalau di antara 4 or
Vigo dan yang lainnya sempat kaget mendengar kata-kata Wilona ini, karena mereka sudah hampir berhasil menyingkirkan puing-puing di bagian kanan dan tengah rencananya mereka akan menyingkirkan material disitu dulu baru menuju ke arah yang ditunjuk oleh Wilona ini."DENGARKAN KATA-KATANYA!!! TOLONG RAVEN!!!" seru Margareth yang sejak tadi memiliki keyakinan akan insting dari Wilona itu.Setelah mendengar teriakkan Margareth, barulah Vigo dan yang lainnya bergerak untuk membongkar material yang ditunjuk oleh Wilona itu.Sebenarnya mereka tidak terlalu suka untuk pindah posisi, karena mereka sudah hampir berhasil membersihkan semua reruntuhan di tempat sebelumnya yang bisa saja merupakan tempat jenderal besar mereka berada tapi karena perintah dari istri Jenderal Shichenko, maka mereka terpaksa mengiyakan dan mengikuti perintah itu.Mereka tetap bekerja dengan baik tapi ada sedikit rasa tidak puas di dalam hati mereka karena feeling mereka, jenderal besar mereka ada di tempat yang mereka
Mendengar itu, Margaret berkata, "tuh kan, kamu yang menyelamatkan Jenderal Raven. Kamu adalah Dewi penolong baginya. You're the best, Wilona."Wilona tersenyum dalam tangis menanggapi kata-kata Margareth itu.Sekarang ini, mendengar kata-kata dari tenaga medis tadi, Vigo dan teman-temannya menjadi sangat malu kepada Wilona.Sebelum ini, Vigo dan kawan-kawannya agak menyalahkan Wilona karena perintah Wilona itu membuat mereka harus pindah tempat ke tempat yang baru padahal di tempat yang lama, reruntuhan sudah hampir berhasil mereka singkirkan.Tapi mereka harus akui sekarang kalau ternyata perintah Wilona itu datang di saat yang tepat. Karena kalau tidak ada perintah dari Wilona tadi, maka Jenderal Besar Raven akan berada dalam posisi sulit bahkan mungkin Jenderal Besar Raven akan mengalami kematian.Karena itu, saat ini mereka semua menatap Wilona dan berterima kasih kepada Wilona dalam tatapan mereka.Sesudah itu, Margaret dan Wilona mengikuti tandu yang membawa Jenderal Besar Rave
Wilona menunggu dengan sabar saat dia mulai melihat ada reaksi dari mata Daniel.Kedua mata Daniel mulai bergerak-gerak, mulutnya mulai terbuka, seakan ingin mengucapkan sesuatu tapi kemudian tidak jadi dia ucapkan.Wilona juga sudah siap untuk menekan tombol untuk memberitahu para perawat dan dokter yang ada di luar kamar VIP ini kalau seandainya Daniel memerlukan penanganan dokter, tetapi kalau Daniel terlihat tidak memerlukan penanganan dokter, Wilona memilih untuk tidak menekan tombol supaya perawat dan dokter tidak akan mengganggu dia melepas rindu kepada Daniel.Wilona masih menunggu dengan sabar hingga akhirnya mata Daniel yang nampaknya berat untuk terbuka, karena mungkin pengaruh karena perjuangan yang panjang Daniel hingga sempat berada dalam fase antara hidup dan mati, karena itulah membutuhkan waktu cukup lama bagi Daniel untuk akhirnya bisa juga membuka matanya.Dan terjadilah seperti yang diinginkan oleh Wilona sejak semalam.Saat Daniel membuka matanya, yang dilihat Dan
Dua bibir menyatu, saling taut dengan penuh minat. Mereka berdua duduk di pinggir ranjang dan mulai saling peluk dengan mesra.Ada rasa rindu di hati mereka berdua yang ingin mereka tuntaskan saat ini juga yang ingin hari sesuatu yang ingin mereka capai pada saat ini juga.Bibir mereka masih saling taut, ketika tangan Daniel mulai mendorong lembut tubuh Wilona ke pembaringan hingga akhirnya punggung dan kepala Wilona benar-benar menyentuh pembaringan empuk, tempat Daniel dirawat ini.Sejenak Daniel meninggalkan wajah Wilona hingga membuat Wilona membuka mata, menatap Daniel dan bertanya-tanya dalam hati, mengapa Daniel meninggalkan bibirnya.Daniel menatap wajah Wilona dengan hati terpesona. Dia selalu suka akan wajah Wilona namun kali ini, dalam jarak sedekat ini, wajah Wilona makin mempesona bagi Daniel dan seakan mengerti arti tatapan Wilona ini, Daniel berkata, "aku ingin melihat wajahmu dulu.""Kenapa?""Aku ingin menikmati wajahmu karena wajahmu menawarkan keindahan yang paling