Senapan mesin itu menyemburkan ribuan peluru hanya dalam waktu beberapa saat saja, peluru-peluru itu mencari sasarannya, mencecar dengan cepat ke arah Jenderal Besar Raven dan teman-temannya.Jenderal Besar Raven melompat ke dalam sebuah gang kecil sehingga dia luput dari tembakan senapan mesin itu tetapi ada 2 anggotanya terbunuh oleh senapan mesin itu, 2 anggota yang sementara membawa RPG, sehingga tidak mampu untuk melompat menjauh dari serangan senjata mesin itu.Melihat itu, hati Jenderal Besar Raven menjadi terluka, dia berteriak-teriak di ujung gang tetapi dia belum bisa maju karena tembakan-tembakan dari senjata mesin itu masih belum berhenti dan terus mengejar ke arah Jenderal Besar Raven dan prajuritnya..Saat ini, Jenderal Besar Raven bahkan tidak tahu nasib Vigo, apakah terkena peluru dari senjata mesin yang terus berdesing itu atau tidak, demikian juga Letnan Doni dan yang lainnya.Jenderal Besar Raven cuma berharap mereka bisa lolos, tidak seperti dua orang prajuritnya y
Hingga suatu saat, Jenderal Besar Raven mendengar suara pin granat dibuka.Tanpa melihat, Jenderal Besar Raven segera tahu dari arah mana suara itu berasal dan dia segera tahu kalau granat itu akan segera dilempar ke arah mana, karena itu, dia segera melompat sangat jauh.Lompatan yang dilakukan Jenderal Besar Raven, mencapai 3 meter, supaya dia bisa jauh keluar dari situ karena granat itu dilemparkan dengan begitu cepat, sehingga dia lebih memilih melompat daripada mengambil benda untuk melempar ke arah granat itu.Terjadi ledakan yang sangat keras di tempat di mana Jenderal Besar Raven berada sebelumnya.Setelah mendarat di posisi baru, Jenderal Besar Raven tidak bisa santai-santai karena sudah ada serangan lain yang datang ke arahnya, serangan dari tembakan senjata api otomatis.Jenderal Besar Raven segera melompat lagi dan karena senjatanya terjatuh saat dia melompat tinggi tadi, maka saat ini Jenderal Besar Raven melompat mengambil sebuah senjata api otomatis yang tergeletak begi
Saat ini, saat Jenderal Besar Raven, Vigo yang diikuti oleh Doni dan beberapa anak buahnya masuk ke dalam ruangan yang penuh asap, ruangan yang sangat besar dan sangat luas, mereka melihat pemandangan yang menakutkan.Jenderal Besar Raven melihat sisa-sisa pasukan wakil Perdana menteri dengan memakai rompi yang dipenuhi bom sedang memegangi beberapa petinggi kepolisian dan pemimpin partai yang pro Jenderal Hernandez.Tinggal ada sekitar 3 orang anggota pasukan pengawal Perdana menteri yang berada dalam ruangan ini dan mereka sudah melepas senjata mereka tetapi mereka memiliki rompi anti peluru yang memiliki bahan peledak yang terlihat sangat menakutkan, mereka mengancam para petinggi militer dengan setiap orang mengancam 5-6 orang petinggi kepolisian dan pemimpin partai pro Jendral Hernandez.Terlihat ketakutan yang amat sangat di wajah para petinggi partai dan kepolisian Pro Jenderal Hernandez ini, mereka tidak berani melarikan diri karena diancam oleh pengawal wakil Perdana menteri,
Wilona menangis menjerit-jerit dan keluar dari mobil saat dia melihat gedung markas utama kepolisian itu hancur.Wilona berlari ke depan markas utama kepolisian, menerobos ribuan orang dengan dikawal oleh Kristoff, Edward dan Vincente.Ada fisarat buruk di hati Wilona apalagi dia tahu kalau Daniel masih berada di gedung itu.Saat Wilona sudah berada di barisan paling depan, Wilona yang masih menjerit-jerit itu langsung dihadapi Jenderal Hernandez.Melihat Hernandez, Wilona jadi agak lega. "Semua selamat, kan? Iya kan, jenderal?" tanya Wilona agak lega saat dia melihat Jenderal Hernandez, Sofia bersama dua anak Jenderal Hernandez yaitu Lauren serta Gerald di sana tapi terlihat Lauren nampak menangis tersedu-sedu.Walaupun tidak mengenal Keluarga Hernandez ini secara langsung, tapi, Wilona banyak mengikuti berita tentang Jenderal Hernandez dan keluarganya ini, apalagi Wilona adalah salah satu pendukung dan pemilih Jenderal Hernandez saat pemilu lalu, jadi dia tahu tentang Jenderal Herna
Mendengar Vigo dan Mathias berteriak kaget, Wilona dan Lauren sama-sama melihat ke arah monitor TV dan mereka berdua langsung menjerit-jerit dan menangis kencang saat melihat sesosok tubuh hancur dengan seragam Hawking yang terlihat jelas di monitor TV.Edward yang pada dasarnya tidak bisa menahan diri untuk bicara, langsung menjauh dari mobil dan berteriak-teriak ke arah para prajurit lainnya kalau tubuh Jenderal Besar Raven sudah ditemukan hancur di dalam markas utama kepolisian itu.Mendengar perkataan Edward itu, prajurit-prajurit Hawking langsung kaget.Setelah saling pandang di antara mereka selama beberapa detik, mereka semuanya secara serempak mulai melepas senjata mereka ke tanah dan memberi penghormatan ke arah markas utama kepolisian, penghormatan kepada Jenderal Besar Raven.Tidak sedikit di antara mereka yang air matanya berlinang. Mereka tidak sanggup menghadapi kenyataan ini.Walaupun mereka gagah berani di medan perang tapi mendengar kalau jenderal besar mereka telah d
Shichenko melihat sendiri perkembangan seorang perwira muda bernama kode Raven, sejak D-Day atau day one hari pertama perang meletus antara militer Hawking yang berjuang untuk melepaskan negaranya dari jajahan Negara Fandor.Saat itu, pada 3 tahun yang lalu, Shichenko masih menjadi seorang Mayor yang memimpin Batalyon Elang Ryder saat hari pertama pertempuran meletus.Saat itu, di hari pertama, Shichenko sempat melihat kekalahan besar Batalyon yang dia pimpin, juga mendapatkan berita akan kekalahan Batalyon-batalyon yang lain hingga membuat ada banyak suara pesimis yang mulai terdengar di kalangan para prajurit Hawking.Waktu itu, kebanyakan Shichenko mengandalkan perlindungan banyak orang. Dia hanya menetapkan strategi untuk pasukannya dan kebanyakan saat bertempur, dia selalu berada di belakang.Shichenko hanya mengatur strategi bertahan dengan baik untuk meminimalisasi korban lebih banyak yang bisa jatuh di pihak militer Hawking.Itulah yang selalu dilakukan Lukas di 5 hari pertama
Sebenarnya apa yang terjadi pada Jenderal Besar Raven saat peristiwa ledakan bom itu yang meluluhlantakkan markas utama kepolisian yang bertingkat tiga ini?Pada saat mengalami kesulitan untuk menyelamatkan Lauren karena Lauren sudah lemas tidak bertenaga dan tidak bisa berdiri untuk berjalan sendiri naik ke atas tangga dan saat wakil Perdana Menteri terlihat nekat dan mulai memegang tali di rompi yang memiliki alat peledak itu, saat itulah Jenderal Besar Raven terpaksa menjatuhkan dirinya.Jenderal Besar Raven menubruk tubuh wakil Perdana Menteri dan membelakangi wakil perdana menteri serta menahan tangan wakil Perdana Menteri dan menyuruh Vigo untuk mengangkat Lauren bangun dan membawa Lauren lari keluar dari gedung ini.Saat Vigo pergi, dengan sikutnya, Jenderal Besar Raven berhasil menyikut wakil Perdana Menteri di wajah wakil Perdana Menteri itu sehingga wakil Perdana Menteri itu menjerit kesakitan dan hidungnya berdarah.Sejak awal, Jenderal Besar Raven tahu kalau di antara 4 or
Vigo dan yang lainnya sempat kaget mendengar kata-kata Wilona ini, karena mereka sudah hampir berhasil menyingkirkan puing-puing di bagian kanan dan tengah rencananya mereka akan menyingkirkan material disitu dulu baru menuju ke arah yang ditunjuk oleh Wilona ini."DENGARKAN KATA-KATANYA!!! TOLONG RAVEN!!!" seru Margareth yang sejak tadi memiliki keyakinan akan insting dari Wilona itu.Setelah mendengar teriakkan Margareth, barulah Vigo dan yang lainnya bergerak untuk membongkar material yang ditunjuk oleh Wilona itu.Sebenarnya mereka tidak terlalu suka untuk pindah posisi, karena mereka sudah hampir berhasil membersihkan semua reruntuhan di tempat sebelumnya yang bisa saja merupakan tempat jenderal besar mereka berada tapi karena perintah dari istri Jenderal Shichenko, maka mereka terpaksa mengiyakan dan mengikuti perintah itu.Mereka tetap bekerja dengan baik tapi ada sedikit rasa tidak puas di dalam hati mereka karena feeling mereka, jenderal besar mereka ada di tempat yang mereka
Posisi Lidya masih sangat jauh dari Ken tapi Ken sudah melihatnya.Lidya sudah mendatangi Ken didampingi oleh Romel yang berjalan dengan bantuan tongkatnya.Tidak ada cadar yang menutupi bagian wajah Lidya, cadar sudah diangkat ke atas sehingga wajah cantiknya terlihat dengan sangat jelas. Ken bisa melihat wajah Lidya dari jauh.Ken tersenyum. Ada rasa syukur di dalam dadanya karena sebentar lagi dia akan memiliki pujaan hatinya yang sebentar lagi akan secara resmi jadi istri, pendamping hidupnya yang nantinya akan melahirkan anak-anak untuk Ken.Ada rasa bahagia yang tidak bisa Ken ungkapkan saking besarnya dan saking dalamnya rasa yang Ken rasa dengan kenyataan kalau dia akan segera menikah dengan Lidya.Selangkah demi selangkah, dengan diiringi lagu 'Beautiful in White' Lidya berjalan melewati banyak tamu di lorong yang tadi sempat dilewati juga oleh Ken.Wajah Lidya merona dalam kebahagiaan karena sebentar lagi dia akan dipersunting oleh lelaki yang menjadi pujaan hatinya itu.Berb
Ken tahu kalau dia tidak bisa membiarkan senjata ditangan Lenny ini menyentuh tubuhnya, karena pisau itu adalah senjata terkuat bagi seorang yang yang ahli tenaga dalam seperti Ken.Karena itu, begitu melihat pergerakan Lenny yang sebelumnya menyasar anak kecil itu kini beralih kepadanya maka Ken langsung mengerahkan tenaga dalamnya untuk memukul ke arah lantaiIni adalah salah satu jurus miliknya yang jarang sekali dia pakai yaitu jurus Memukul Bumi Menembus Awan.Prinsip dari jurus ini adalah memukulkan tenaga dalam ke arah bawah untuk membuat Ken bisa mencelat naik tinggi ke atas untuk membuat tubuhnya terbang untuk beberapa saat dengan gerakan sangat cepat.Hal ini berguna untuk menghindari serangan ke arahnya yang dilakukan Lenny.Karena walaupun Lenny hanya gadis biasa yang tidak mengerti tenaga dalam, tapi, saat Lenny membeli pisau itu pada pemilik pisau itu sebelumnya, si pemilik sebelumnya itu, telah mengajari cara menyatu dengan pisau ini.Dengan menyatukan diri dengan Pisau
Saat ini, orang yang memegang Pisau Pemutus Langit sudah menunggu dengan kebencian yang meluap-luap di dalam dadanya.Dia menunggu sambil berdiri bersama orang-orang yang membentuk pagar hidup bersama para undangan di acara pernikahan Ken dan Lidya ini.Saat ini, dia langsung menundukkan kepalanya karena dia melihat Victor dan Meggie sedang berjalan dan semakin mendekati posisinya. Dia tahu kalau sampai dia mengangkat kepalanya dan saling tatap dengan Victor atau Meggie, maka mereka berdua akan mengenalinya.Orang ini menundukkan kepalanya dalam-dalam hingga akhirnya dia hanya bisa melihat kedua kaki Victor yang di depannya yang melewatinya bersama Meggie.Setelah Victor dan Meggie lewat, dia tahu kalau sedikit lagi Ken akan lewat di depannya dan saat itulah dia akan beraksi.Dia tahu kalau untuk bisa menikam Ken, maka mungkin dia hanya bisa memiliki satu kesempatan. Mungkin tidak akan ada kesempatan kedua karena begitu dia menikam Ken di kesempatan pertama, maka akan ada banyak orang
Seseorang tiba-tiba datang merangkul Ken dari belakang dan masuk di antara Ken dan orang yang mengincar Ken.“Ed Van Horn. Ternyata kamu datang juga?” sapa Ken kepada orang yang merangkulnya dari belakang ini.“Tentu saja, Ken. Kita sudah berteman baik sejak lama, tentu saja aku tidak akan mungkin melewatkan pernikahanmu ini. Aku sampai cancel perjalananku ke Amerika Selatan untuk acaramu ini. Hahaha.” Ed Van Horn berjalan cepat sehingga Ken ikut-ikutan berjalan cepat masuk ke dalam hotel.Orang yang ingin membunuh Ken, terpaksa melepaskan tangannya dari pisaunya. Dia kemudian mengikuti dari belakang. Saat di pintu masuk hotel, ada banyak orang yang kini menghalangi langkah pembunuh itu karena semuanya ingin masuk ke dalam setelah melihat Ken sudah masuk menyusul Victor dan Maggie yang sudah masuk duluan.Kini, langkah orang ini benar-benar terhenti. Dia hanya bisa memaki-maki dalam hatinya kepada orang-orang yang menghalangi langkahnya. Dia semaki marah saat dia melihat Ken dan Ed Va
Sesampainya di hotel, Ken beserta Victor dan Maggie sudah disambut oleh banyak orang di depan pintu masuk hotel. Ada dewan direksi dan dewan manager Diamond Group, ada para CEO anak perusahaan Diamond Group, juga ada para relasi dan pejabat di Hongkong dan bahkan beberapa duta besar dan partner bisnis dari berbagai negara yang khusus datang untuk mengikuti acara ini.Sebagian direksi bahkan baru kembali menjabat setelah sempat dinonaktifkan oleh Ricky di masa pemerintahan Ricky sebelumnya. Demikian juga sebagian CEO yang sempat dipecat Ricky dan bahkan anak perusahaan yang mereka pinpin itu, sempat pindah tangan setelah dijual Ricky.Tapi setelah Ken naik tahta menjadi Presiden direktur Diamond Group ditambah dengan sokongan pengaruh yang kuat dari Lidya sebagai pemegang saham terbanyak, maka, dalam waktu singkat, Ken kembali berhasil membuat Diamond Group yang sempat oleng di tangan Ricky, membaik kembali.Karena itu, hampir semua karyawan Diamond Group yang hadir di tempat ini, seng
Lidya berhasil mendapatkan puncaknya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken. Tiba-tiba rasa kantuk menyerangnya. Ketegangan selama beberapa hari ini dari mulai memutuskan untuk berpisah dengan Ken dan berlanjut dengan penculikan yang dilakukan Jack serta percobaan perkosaan yang dua kali terjadi padanya membuat dia sangat lelah.Sebelumnya Lidya tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan Ken yang mengadakan pertemuan berbahaya dengan pimpinan dari 3 kelompok mafia besar dan bahkan Ken sempat terlihat khawatir sesaat sebelum pergi ke pertemuan itu.Akhirnya sekarang ini, setelah Lidya bertemu Ken dan sempat melewati rapat Diamond Group dan diteruskan dengan berhubungan dengan Ken dan mencapai satu kali puncak, kini, rasa kantuk yang amat hebat menyerang Lidya sehingga dia langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken.Lidya lupa kalau Ken sempat ditusuk di dada sehingga beberapa saat kemudian, Ken langsung mengeluh sakit.Lidya terbangun dan melihat Ken memegang dadanya ya
Ken menghela nafas berat dan berkata, "bakal susah, sih. Tapi, aku suka banget." Ken menatap Lidya penuh arti."Apa bisa nunggu sampai kamu sembuh dulu?" tanya Lidya sambil menatap Ken penuh selidik.Ken kembali menghela nafas berat. "Saat dalam pertempuran, bercumbu denganmu adalah semangatku untuk menang dan lolos dari sana."Kali ini Lidya yang menghela nafas. "Baiklah tunggu disini, ya?"Setelah itu, Lidya berjalan ke arah pintu kamar tempat Ken dirawat yang sehari-hari yang memang adalah kamarnya Ken itu.Lidya menutup dan langsung mengunci pintu. Setelah itu, dia kembali mendekati Ken dan kembali menghela nafas."Kamu kenapa?" tanya Ken sambil menatap penuh selidik ke arah Lidya."Aku maunya kan kita melakukan ini kalau kita sudah resmi menikah.""Kan kamu yang duluan meminta ini. Iya kan?""Iya, sih. Tapi waktu itu, karena aku ingin kita akan segera terpisah untuk selamanya. Makanya aku ingin kenangan terakhir yang indah denganmu.""Sekarang aku sudah terlanjur ketagihan, Lidya
Saat Ricky berusaha mengarahkan senjatanya ke arah Ken, Ken sudah mengetahuinya, pendengaran tajamnya berhasil mencium pergerakan tidak wajar Ricky tanpa Ken perlu untuk melihatnya.Ditambah dengan teriakan beberapa CEO yang melihat Ricky menarik senjata sehingga Ken segera mengibaskan tangannya ke arah belakang tanpa perlu melihat ke belakang atau membalikkan tubuhnya.Hasilnya, senjata api di tangan Ricky itu terlempar ke udara dan jatuh ke atas meja. Senjata api itu langsung diamankan seorang satpam.Ken sebenarnya bisa melakukan sesuatu yang lebih pada Ricky, tapi, dia tidak melakukannya. Dia cuma meminta anak buahnya Lee Lien Chieh untuk menjaga Ricky.Lee Lien Chieh sendiri sejak tadi sudah ditangani oleh dua dokter yang sejak tadi mengikuti Alvin dan sekarang ini, Lee Lien Chieh yang sudah mendapatkan pertolongan pertama, langsung dibawa oleh beberapa satpam untuk dibawa ke rumah sakit.Acara penggantian pemimpin Diamond Group, kini kembali diteruskan. Alvin meresmikan Ken seba
Melihat Ricky mengeluarkan senjata api, Alvin langsung membentak Ricky, “mau apa kamu, hah?!”Ricky mendelik dan mengarahkan senjata apinya ke arah Alvin. Lee Lien Chieh berusaha merampas senjata api di tangan Ricky tapi tidak berhasil. Kemudian suara tembakan terdengar.Banyak orang yang berteriak saat Ricky menembak. Sebelumnya ada yang mengira Ricky hanya akan menggertak dan tidak akan berani menembak dengan senjata apinya tapi setelah Ricky benar-benar menembak, keadaan betul-betul berubah.Hampir semua orang langsung tiarap ke lantai, ada yang merangkak dan membuka pintu untuk keluar secara diam-diam dari ruang rapat ini. Yang masih duduk hanya beberapa direksi senior. Beberapa CEO yang masih berusia muda, memutuskan untuk berdiri dan melindungi Alvin, tapi, ada beberapa di antaranya yang langsung didorong oleh anak buahnya Ricky.Lee Lien Chieh tersungkur di lantai sambil memegang perutnya yang terkena timah panas hasil tembakan Ricky tadi. Lee Lien Chieh berhasil melindungi Alv