"Aku tidak ingin merusak masa depan prajuritku sendiri, perdana menteri. Aku yang mengajari mereka untuk mempertahankan negara ini, karena itu, mereka tidak perlu ikut denganku karena aku akan pergi ke perang yang mustahil aku menangkan.""Hahaha. Baguslah kalau kau mengerti.""Kalau aku mau, aku bisa mengajak 80 persen prajurit disini untuk mengikutiku tapi, aku tidak bisa melakukannya, aku tidak ingin membiarkan mereka melawan konstitusi negara ini, apalagi, harus ada yang menjaga negeri ini dari tangan pengkhianat yang bisa menghancurkan negeri yang kami cintai ini." Jenderal Besar Raven menatap tajam ke arah Gerga.Untuk sejenak, Gerga memalingkan wajahnya setelah itu dia berbalik dan berkata, "baguslah, jenderal, kalau kamu tidak mengajak mengajak bekas anak buahmu untuk mengikutimu. Aku bilang bekas, karena saat kamu tetap pada rencanamu untuk berperang menghadapi Krimea, maka otomatis kamu sudah dipecat dari militer negeri ini. Ingat itu, jenderal," kata Gerga sambil kembali me
"Aku tahu kalau kalian ingin sekali mengikuti aku ke medan perang. Aku tahu kalau kalian ingin sekali menghadapi musuh kita bersama-sama. Aku tahu kalau kalian ingin berada di bawah pimpinanku untuk terakhir kalinya tetapi aku bukan pergi ke medan perang di mana ada kesempatan untuk menang tapi aku pergi ke medan perang di mana kesempatan untuk menang sama sekali tidak ada."Setelah itu, Jenderal Besar Raven terdiam sambil menatap satu-satu ke arah sekitar 300 orang anggota pasukan Klan Naga Api yang memiliki keluarga.Jenderal Besar Raven juga meminta 3000 prajurit dan perwira yang mengikutinya untuk mengaku.Kalau di antara mereka ada yang sudah berkeluarga, maka mereka harus bergabung dengan anggota klan Naga Api yang sudah berkeluarga.Setelah menghela nafas, Jenderal Besar Raven kembali melanjutkan kata-katanya, "Karena kalian memiliki keluarga, aku tidak akan ijinkan kalian untuk mengikutiku. Tapi, masih ada harapan bagi kalian untuk nanti membantu kami.""Bagaimana caranya, je
"Mereka adalah pasukan khusus negara Krimea. Jumlah mereka 8000 orang, kita tidak boleh memandang remeh mereka," kata Jenderal Besar Raven sambil menatap ke arah depan.Dia menatap ke arah pasukan Krimea yang menunggu mereka di perbatasan ibukota Krimea ."Siap, jenderal. Kami menunggu petunjukmu, jenderal." Vigo sangat tenang karena Vigo tahu, dimana ada Jenderal Besar Raven, maka kemenangan akan bisa diraih. Apalagi lawan yang mereka hadapi di depan nanti sana itu, tidaklah terlalu banyak.Sejenak Jenderal Besar Raven mengedarkan pandangannya ke samping kiri dan dia melihat di samping kiri, di sana ada sebuah bukit kecil dan pepohonan dan di atas bukit kecil itu ada tertancap dua buah bendera yaitu bendera Krimea dan juga bendera Kerajaan Krimea."Bilang kepada mobil-mobil yang lain untuk jalan berjejer sambil bersiaga hingga menuju ke arah perbatasan ibukota. Aku akan segera berlari di belakang mobil-mobil yang berjajar untuk naik ke bukit itu, setelah turun dari bukit itu, aku aka
"Jebakan? Jebakan bagaimana maksudmu?" tanya Jenderal Besar Raven."Aku melihat lewat drone-ku kalau mereka menggali parit dengan cepat. Parit untuk mereka bersembunyi. Parit-parit itu berada di sisi kiri dan sisi kanan sementara teman mereka yang lain nampaknya akan berjaga di tengah, menunggu di satu lokasi sebagai pemancing bagi kalian saat berhadapan dengan mereka sementara orang-orang di parit itu yang kemungkinan akan menghabisi kalian dari sayap kanan dan kiri," jawab Mathias."Jadi berapa jumlah mereka yang berada di parit-parit?""Orang-orang yang sedang bersembunyi di parit-parit itu kemungkinan ada sekitar 2500 orang sementara 7 ribuan orang lainnya yang menunggu kalian di mobil-mobil untuk berhadapan face-to-face dengan kalian.""Oke, tunjukkan padaku lokasinya. Lokasi parit-parit itu.""Oke, bro."Setelah menunggu beberapa saat, Jenderal Besar Raven berhasil mendapatkan lokasi tepatnya di mana parit-parit itu berada. Setelah mempelajari lokasinya, Jenderal Besar Raven mul
Baru saja Vigo berhasil menembak sekitar 7 musuh, tiba-tiba Vigo mulai menjadi sasaran tembakan dari hampir semua pasukan musuh yang berada di belakang Jenderal Besar Raven itu sehingga Vigo harus jumpalitan beberapa kali dan masuk ke semak belukar agar supaya terhindar dari tembakan-tembakan musuh.Untunglah, di saat yang berbahaya bagi Jenderal Besar Raven itu, anak buahnya yang sudah datang dengan mobil-mobil mereka, langsung menembak dengan gencar ke arah belakang Jenderal Besar Raven untuk melindungi Jenderal Besar Raven dari serangan-serangan sehingga Jenderal Besar Raven bisa tetap fokus menembak ke arah sasaran yang sejak tadi dia tembak.Karena lawannya terbagi fokusnya, Vigo kembali bangkit berdiri dari balik semak belukar dan menembak ke arah pasukan musuh sehingga saat ini pasukan musuh yang berada di belakang Jenderal Besar Raven ini ditembak dari dua arah, dari depan dan dari arah belakang.Bahkan belakangan teman-teman Jenderal Besar Raven sudah masuk ke dalam parit sup
"Dengar, Fallon, yang kamu lakukan ini akan menjadi sia-sia, Gerga itu sejak dulu sangat licik. Sampai kapanpun dia tidak akan membantu kita. Dia cuma akan memanfaatkanmu. Apapun yang kamu berikan kepadanya, tidak akan merubah apapun. Percaya padaku!" kata Jenderal Besar Raven."Tapi, dia berjanji padaku untuk membantu kalian," tukas Fallon."Itu hanya janji di mulut, dia cuma akan memanfaatkanmu, dia cuma akan menggagahimu dan setelah itu dia akan mengingkari janjinya kepadamu dan kamu tidak bisa untuk menuntutnya, karena kamu pasti akan malu kalau mengungkit kesepakatan kalian di depan orang lain. iya kan?""I ... iya sih.""Makanya dan dia tahu itu. Dia tahu kalaupun dia mengingkari perjanjian verbal denganmu, kamu tidak akan bisa menuntutnya karena kamu pasti akan malu kepada orang-orang kalau mengungkap hal itu. Karena itu, percayalah kepadaku, dia tidak akan membantu kamu, kamu cuma akan mendapatkan malu seumur hidupmu, percaya padaku."Fallon terdiam sejenak mendengar kata-kata
Sementara itu, di gedung parlemen yang pagi ini sedang melakukan rapat untuk kepentingan mereka, mulai terlihat suasana tegang saat mereka baru saja akan melakukan rapat.Mereka dikejutkan oleh berita yang disiarkan langsung dari markas militer yang menayangkan tentang pengunduran diri Letjen Kalashnikov yang diikuti oleh ratusan perwira serta belakangan diikuti oleh puluhan ribu prajurit."Bagaimana menurutmu, ketua partai?" tanya anggota Kongres Mochtar kepada Perdana Menteri Gerga sambil menunjuk ke arah layar TV yang menayangkan tentang pengunduran diri Letjen Kalashnikov itu."Biarkan mereka mundur. Mereka itu adalah orang-orang kepercayaan Jenderal Besar Raven, jadi biarkan mereka mundur. Tanpa mereka di Militer Hawking, maka itu akan lebih baik jadi biarkan mereka mundur," jawab Gerga santai.Selain menjabat perdana menteri, Gerga memang adalah ketua partai yang sedang mengendalikan pemerintahan eksekutif di Negara Hawking ini."Lalu, bagaimana dengan keadaan di luar, ketua?" t
Saat ini, di dalam gedung senat keadaan semakin ricuh. Para anggota kongres kaki tangan Gerga berusaha menyerang Senator Rizky yang sampai saat ini cuma memiliki 5 pendukung dibelakangnya.Kaki tangan Gerga itu berusaha menyerang Rizky tetapi dihalangi oleh para wartawan bahkan ada wartawan yang turun dari lantai balkon menggunakan tali, mereka turun dari tempat mereka meliput acara rapat parleman. Kemudian mereka mulai membuat benteng untuk melindungi Rizky dan 5 temannya."Tunggu, terjadi sesuatu yang baru diluar," kata anggota kongres Allina sambil menunjuk kearah kericuhan di luar, di mana pagar gedung parlemen atau gedung kongres ini mulai dirubuhkan oleh sebagian pendemo. Para polisi masih berusaha bertahan sementara pagar hampir rata dengan tanah."Itu yang jadi masalahnya, sehingga massa jadi lebih mengerikan," kata anggota kongres Mochtar sambil menunjuk ke arah sebuah berita yang menayangkan tentang video persengkongkolan antara Gerga, Bekas Presiden Alfonso dari Negara Fa
Posisi Lidya masih sangat jauh dari Ken tapi Ken sudah melihatnya.Lidya sudah mendatangi Ken didampingi oleh Romel yang berjalan dengan bantuan tongkatnya.Tidak ada cadar yang menutupi bagian wajah Lidya, cadar sudah diangkat ke atas sehingga wajah cantiknya terlihat dengan sangat jelas. Ken bisa melihat wajah Lidya dari jauh.Ken tersenyum. Ada rasa syukur di dalam dadanya karena sebentar lagi dia akan memiliki pujaan hatinya yang sebentar lagi akan secara resmi jadi istri, pendamping hidupnya yang nantinya akan melahirkan anak-anak untuk Ken.Ada rasa bahagia yang tidak bisa Ken ungkapkan saking besarnya dan saking dalamnya rasa yang Ken rasa dengan kenyataan kalau dia akan segera menikah dengan Lidya.Selangkah demi selangkah, dengan diiringi lagu 'Beautiful in White' Lidya berjalan melewati banyak tamu di lorong yang tadi sempat dilewati juga oleh Ken.Wajah Lidya merona dalam kebahagiaan karena sebentar lagi dia akan dipersunting oleh lelaki yang menjadi pujaan hatinya itu.Berb
Ken tahu kalau dia tidak bisa membiarkan senjata ditangan Lenny ini menyentuh tubuhnya, karena pisau itu adalah senjata terkuat bagi seorang yang yang ahli tenaga dalam seperti Ken.Karena itu, begitu melihat pergerakan Lenny yang sebelumnya menyasar anak kecil itu kini beralih kepadanya maka Ken langsung mengerahkan tenaga dalamnya untuk memukul ke arah lantaiIni adalah salah satu jurus miliknya yang jarang sekali dia pakai yaitu jurus Memukul Bumi Menembus Awan.Prinsip dari jurus ini adalah memukulkan tenaga dalam ke arah bawah untuk membuat Ken bisa mencelat naik tinggi ke atas untuk membuat tubuhnya terbang untuk beberapa saat dengan gerakan sangat cepat.Hal ini berguna untuk menghindari serangan ke arahnya yang dilakukan Lenny.Karena walaupun Lenny hanya gadis biasa yang tidak mengerti tenaga dalam, tapi, saat Lenny membeli pisau itu pada pemilik pisau itu sebelumnya, si pemilik sebelumnya itu, telah mengajari cara menyatu dengan pisau ini.Dengan menyatukan diri dengan Pisau
Saat ini, orang yang memegang Pisau Pemutus Langit sudah menunggu dengan kebencian yang meluap-luap di dalam dadanya.Dia menunggu sambil berdiri bersama orang-orang yang membentuk pagar hidup bersama para undangan di acara pernikahan Ken dan Lidya ini.Saat ini, dia langsung menundukkan kepalanya karena dia melihat Victor dan Meggie sedang berjalan dan semakin mendekati posisinya. Dia tahu kalau sampai dia mengangkat kepalanya dan saling tatap dengan Victor atau Meggie, maka mereka berdua akan mengenalinya.Orang ini menundukkan kepalanya dalam-dalam hingga akhirnya dia hanya bisa melihat kedua kaki Victor yang di depannya yang melewatinya bersama Meggie.Setelah Victor dan Meggie lewat, dia tahu kalau sedikit lagi Ken akan lewat di depannya dan saat itulah dia akan beraksi.Dia tahu kalau untuk bisa menikam Ken, maka mungkin dia hanya bisa memiliki satu kesempatan. Mungkin tidak akan ada kesempatan kedua karena begitu dia menikam Ken di kesempatan pertama, maka akan ada banyak orang
Seseorang tiba-tiba datang merangkul Ken dari belakang dan masuk di antara Ken dan orang yang mengincar Ken.“Ed Van Horn. Ternyata kamu datang juga?” sapa Ken kepada orang yang merangkulnya dari belakang ini.“Tentu saja, Ken. Kita sudah berteman baik sejak lama, tentu saja aku tidak akan mungkin melewatkan pernikahanmu ini. Aku sampai cancel perjalananku ke Amerika Selatan untuk acaramu ini. Hahaha.” Ed Van Horn berjalan cepat sehingga Ken ikut-ikutan berjalan cepat masuk ke dalam hotel.Orang yang ingin membunuh Ken, terpaksa melepaskan tangannya dari pisaunya. Dia kemudian mengikuti dari belakang. Saat di pintu masuk hotel, ada banyak orang yang kini menghalangi langkah pembunuh itu karena semuanya ingin masuk ke dalam setelah melihat Ken sudah masuk menyusul Victor dan Maggie yang sudah masuk duluan.Kini, langkah orang ini benar-benar terhenti. Dia hanya bisa memaki-maki dalam hatinya kepada orang-orang yang menghalangi langkahnya. Dia semaki marah saat dia melihat Ken dan Ed Va
Sesampainya di hotel, Ken beserta Victor dan Maggie sudah disambut oleh banyak orang di depan pintu masuk hotel. Ada dewan direksi dan dewan manager Diamond Group, ada para CEO anak perusahaan Diamond Group, juga ada para relasi dan pejabat di Hongkong dan bahkan beberapa duta besar dan partner bisnis dari berbagai negara yang khusus datang untuk mengikuti acara ini.Sebagian direksi bahkan baru kembali menjabat setelah sempat dinonaktifkan oleh Ricky di masa pemerintahan Ricky sebelumnya. Demikian juga sebagian CEO yang sempat dipecat Ricky dan bahkan anak perusahaan yang mereka pinpin itu, sempat pindah tangan setelah dijual Ricky.Tapi setelah Ken naik tahta menjadi Presiden direktur Diamond Group ditambah dengan sokongan pengaruh yang kuat dari Lidya sebagai pemegang saham terbanyak, maka, dalam waktu singkat, Ken kembali berhasil membuat Diamond Group yang sempat oleng di tangan Ricky, membaik kembali.Karena itu, hampir semua karyawan Diamond Group yang hadir di tempat ini, seng
Lidya berhasil mendapatkan puncaknya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken. Tiba-tiba rasa kantuk menyerangnya. Ketegangan selama beberapa hari ini dari mulai memutuskan untuk berpisah dengan Ken dan berlanjut dengan penculikan yang dilakukan Jack serta percobaan perkosaan yang dua kali terjadi padanya membuat dia sangat lelah.Sebelumnya Lidya tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan Ken yang mengadakan pertemuan berbahaya dengan pimpinan dari 3 kelompok mafia besar dan bahkan Ken sempat terlihat khawatir sesaat sebelum pergi ke pertemuan itu.Akhirnya sekarang ini, setelah Lidya bertemu Ken dan sempat melewati rapat Diamond Group dan diteruskan dengan berhubungan dengan Ken dan mencapai satu kali puncak, kini, rasa kantuk yang amat hebat menyerang Lidya sehingga dia langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken.Lidya lupa kalau Ken sempat ditusuk di dada sehingga beberapa saat kemudian, Ken langsung mengeluh sakit.Lidya terbangun dan melihat Ken memegang dadanya ya
Ken menghela nafas berat dan berkata, "bakal susah, sih. Tapi, aku suka banget." Ken menatap Lidya penuh arti."Apa bisa nunggu sampai kamu sembuh dulu?" tanya Lidya sambil menatap Ken penuh selidik.Ken kembali menghela nafas berat. "Saat dalam pertempuran, bercumbu denganmu adalah semangatku untuk menang dan lolos dari sana."Kali ini Lidya yang menghela nafas. "Baiklah tunggu disini, ya?"Setelah itu, Lidya berjalan ke arah pintu kamar tempat Ken dirawat yang sehari-hari yang memang adalah kamarnya Ken itu.Lidya menutup dan langsung mengunci pintu. Setelah itu, dia kembali mendekati Ken dan kembali menghela nafas."Kamu kenapa?" tanya Ken sambil menatap penuh selidik ke arah Lidya."Aku maunya kan kita melakukan ini kalau kita sudah resmi menikah.""Kan kamu yang duluan meminta ini. Iya kan?""Iya, sih. Tapi waktu itu, karena aku ingin kita akan segera terpisah untuk selamanya. Makanya aku ingin kenangan terakhir yang indah denganmu.""Sekarang aku sudah terlanjur ketagihan, Lidya
Saat Ricky berusaha mengarahkan senjatanya ke arah Ken, Ken sudah mengetahuinya, pendengaran tajamnya berhasil mencium pergerakan tidak wajar Ricky tanpa Ken perlu untuk melihatnya.Ditambah dengan teriakan beberapa CEO yang melihat Ricky menarik senjata sehingga Ken segera mengibaskan tangannya ke arah belakang tanpa perlu melihat ke belakang atau membalikkan tubuhnya.Hasilnya, senjata api di tangan Ricky itu terlempar ke udara dan jatuh ke atas meja. Senjata api itu langsung diamankan seorang satpam.Ken sebenarnya bisa melakukan sesuatu yang lebih pada Ricky, tapi, dia tidak melakukannya. Dia cuma meminta anak buahnya Lee Lien Chieh untuk menjaga Ricky.Lee Lien Chieh sendiri sejak tadi sudah ditangani oleh dua dokter yang sejak tadi mengikuti Alvin dan sekarang ini, Lee Lien Chieh yang sudah mendapatkan pertolongan pertama, langsung dibawa oleh beberapa satpam untuk dibawa ke rumah sakit.Acara penggantian pemimpin Diamond Group, kini kembali diteruskan. Alvin meresmikan Ken seba
Melihat Ricky mengeluarkan senjata api, Alvin langsung membentak Ricky, “mau apa kamu, hah?!”Ricky mendelik dan mengarahkan senjata apinya ke arah Alvin. Lee Lien Chieh berusaha merampas senjata api di tangan Ricky tapi tidak berhasil. Kemudian suara tembakan terdengar.Banyak orang yang berteriak saat Ricky menembak. Sebelumnya ada yang mengira Ricky hanya akan menggertak dan tidak akan berani menembak dengan senjata apinya tapi setelah Ricky benar-benar menembak, keadaan betul-betul berubah.Hampir semua orang langsung tiarap ke lantai, ada yang merangkak dan membuka pintu untuk keluar secara diam-diam dari ruang rapat ini. Yang masih duduk hanya beberapa direksi senior. Beberapa CEO yang masih berusia muda, memutuskan untuk berdiri dan melindungi Alvin, tapi, ada beberapa di antaranya yang langsung didorong oleh anak buahnya Ricky.Lee Lien Chieh tersungkur di lantai sambil memegang perutnya yang terkena timah panas hasil tembakan Ricky tadi. Lee Lien Chieh berhasil melindungi Alv