Share

214 - Berakhir di Rumah Sakit Jiwa

Juna menatap ayah mertuanya, pandangannya rumit dikarenakan ucapan Hartono.

‘Lenita hendak dibawa ke Rumah Sakit Jiwa? Apakah aku perlu mendukungnya? Tapi apa itu pantas?’

Terselip dilema di hati Juna.

“Lebih baik kita bawa Lenita ke psikiater dulu, Pa.” Juna tidak ingin mengambil tindakan ekstrim seperti memasukkan ke Rumah Sakit Jiwa.

Hartono menundukkan kepala, dia sendiri sebenarnya tak rela membawa putrinya ke tempat seperti Rumah Sakit Jiwa.

Tapi kondisi mental Lenita saat ini sudah memprihatinkan.

“Baiklah, Jun. Kita datangkan dulu psikiater. Dokter yang menangani Nita katanya sudah menjadwalkan adanya pemeriksaan dari psikiater nanti sore.” Hartono menjawab dengan suara lemah.

Anak yang dia banggakan sejak dulu, yang dia dukung penuh jika memiliki minat maupun keinginan, kini justru seperti menampar wajahnya keras-keras.

Orang tua mana yang tidak sedih dan kecewa?

“Iya, Pa. Yakin saja bahwa ini hanya sementara. Lenita hanya perlu beberapa hari untuk syok atau meluapkan emosiny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status