Share

213 - Mengaku di Depan Ayahnya

“Sejak kapan dia begitu, Pa?” tanya Juna pada Hartono sore itu ketika dia singgah ke rumah sakit.

“Siang ini. Sepertinya siang ini, entahlah, Papa bingung, pusing!” Hartono memegangi kepalanya sambil duduk menopang kepala dengan kedua tangan.

Juna bisa memahami yang dirasakan Hartono saat ini.

‘Tentu saja Hartono sedang pusing. Bagaimana tidak, putri tunggalnya keguguran karena mengalami kecelakaan dalam keadaan mabuk. Itu saja sudah memalukan.’ Juna membatin.

‘Ditambah, Lenita juga menabrak pemotor, seorang remaja belia, yang kini mengalami gegar otak dan patah tulang kaki.’

‘Kalau sekarang Lenita malah jadi gila, bukankah itu pukulan bertubi-tubi untuk Hartono? Nama baiknya sangat tercoreng.’

Kalau sudah begitu, mana mungkin Juna tidak iba. Dia juga sedih karena kehilangan calon putranya yang hampir saja lahir dengan layak. Hanya gara-gara tingkah ngawur istrinya, semua buyar.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status