Beranda / Fantasi / Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO / 139 - Pergi ke Hotel Berdua

Share

139 - Pergi ke Hotel Berdua

Penulis: Gauche Diablo
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-30 18:32:25

Juna membawa Shevia pergi ke arena permainan di mall. Sejak mengetahui mall, dia memendam keinginan bisa bermain di arena permainan.

Kini, ketika dia memiliki waktu luang dan ingin melepaskan penat pikiran, sepertinya ide itu tidak buruk.

“Yakin ingin ke sini, Pak?” tanya Shevia.

Juna menatap dan mengangguk sambil mengulum senyuman sebelum berkata, “Apakah Bu Shevia jatuh mental karena pasti kalah dari saya?” godanya.

“Wo ho ho … Bapak sembarangan saja kalau bicara. Ini tempat berkubang saya waktu kecil sampai remaja, Pak! Justru saya khawatir Bapak akan menangis darah nanti karena kalah dari saya!” Shevia menanggapi dengan sikap jenaka.

“Ha ha ha! Bagus!” Juna mengangguk puas melihat kepercayaan diri rekan bisnisnya ini. “Sekalian sebagai studi banding apakah arena permainan ini bagus dan bisa diadaptasi yang baik-baik untuk mall kita.”

“Setuju!” Shevia dengan santai menggulung lengan panjang blusnya.

Melihat itu, Juna juga mengikuti. Dia menggulung lengan kemejanya hingga sesiku.

“N
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   140 - Jadikan Aku milikmu

    Juna bergegas pergi ke kamar hotel yang ditempati Shevia. Menggunakan ilmu kanuragan dia, sangat mudah membuka kuncinya meski memakai kunci digital. Untuknya, tidak ada pintu yang tidak bisa dibuka. "Shevia!" Juna memekik kaget melihat Shevia sedang terduduk linglung di lantai dengan wajah pucat ketakutan. Sepertinya Shevia baru selesai mandi tapi belum sempat pakai pakaian, hanya dalaman saja. Mendengar suara Juna, Shevia langsung menjerit keras. "Juna! Pak Juna! Tolong!" Suaranya bergetar, sarat akan ketakutan mendalam ketika menoleh ke Juna. Mengabaikan dalaman baru Shevia yang dia ikut pilihkan, Juna segera merengkuh tubuh Shevia. Mata Juna melihat 2 jin jahat di kamar Shevia. Yang satu adalah jin wanita bergaun putih lusuh dengan rambut panjang kusut, sedangkan satunya lagi adalah jin bertubuh besar berbulu hitam seperti gorila dan memiliki taring panjang mencuat dari bibir. "Lancang!" bentak Juna sambil mengibaskan tangan penuh emosi. Si gaun putih lusuh yang menempel seper

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-31
  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   141 - Lupakan Saja!

    Mata Juna membeku memandang Shevia yang saat ini menatap padanya dengan raut wajah penuh harap. Betapa beraninya wanita modern ini. Meski begitu, di balik keberanian sikapnya mengungkapkan kejujuran niatnya, dia bisa melihat kerapuhan Shevia pula.Sepertinya Juna terlalu lama termangu meski hanya sekian detik saja, sehingga Shevia sudah menyahut terlebih dahulu.“Ah! Lupakan saja, Pak!” Shevia buru-buru berujar sambil menggelengkan kepala disertai senyuman canggung yang memuat kecewa. “Maafkan aku, Pak! Sepertinya aku terlalu terguncang gara-gara dua setan tadi sampai aku bicara melantur! Ha ha ha!”Juna merasa ada yang tak nyaman di hatinya dan bicara, “Shev, maaf, yah! Bukannya aku—““Tak apa, Pak! Jangan terlalu dipikirkan!” Shevia memotongnya, menjadikan Juna semakin merasa bersalah. “Itu tadi aku sungguhan melantur! Ha-hah! Ha-hah!” Tawanya semakin canggung, seperti dipaksakan agar ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-02
  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   142 - Agenda Terselubung

    “Mphh!”Juna bisa mendengar desah tertahan Shevia ketika dia secara impulsif mencium bibir relasi bisnisnya.Yang sudah dia prediksi, Shevia justru menyambut ciuman itu dengan baik ketika kedua lengannya dibelitkan ke lehernya sembari mereka saling meniadakan jarak.‘Aku tahu, ini gila, tapi aku tak bisa menahan dorongan ini, entah kenapa.’ Juna menggumamkannya dalam hati ketika dia meneruskan cumbuan mereka selama beberapa menit.Setelah menyelesaikan cumbuan ketat mereka, kini keduanya saling melepaskan diri dan sedikit memperlebar jarak.Juna merasa bersalah. “Shev, aku … aku minta maaf—““Tak perlu minta maaf, Jun. Aku bisa menerimanya, kok!” Shevia tersenyum, sepertinya sudah paham Juna hendak membawa kalimat ke arah mana.“Tidak bisa begitu, Shev. Aku tetap harus meminta maaf karena bertindak egois dan seenaknya begini. Meski sebenarnya aku ingin mencoba memiliki hubungan spesial denganmu, tapi ada bagian besar dari diriku yang menolak keinginan itu.” Juna mengatakan apa adanya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-03
  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   143 - Aku Juga Kangen

    “Pa, bukankah kemarin aku sudah bilang ke Papa untuk membatalkan rencana kita yang itu? Aku ingin menjalin kerja sama dengannya secara bersih saja!” Shevia menjelaskan agar ayahnya berhenti memiliki skema curang pada Juna.“Shevia!” Hamid mulai berteriak. “Apa kamu lupa kalau perusahaan kita sedang tidak baik-baik saja? Kau tidak mau membantu Papa?”Di ruang perpustakaan, Juna tidak menyangka bahwa Hamid memiliki agenda tersembunyi pada dia dan perusahaannya. Ini cukup mengagetkan baginya.‘Jadi dia sengaja mengirim anaknya ke aku untuk membujukku?’ Juna memikirkannya. ‘Apakah Shevia selama ini tulus padaku? Apakah sejak awal aku sudah menjadi target mereka?’Mau tak mau, dia mengingat-ingat lagi insiden pertama kali dia bertemu Shevia.‘Saat itu dia hampir diserempet motor sehingga membuatku menarik dia dan tak sengaja kami berpelukan, tapi bukannya itu ulah anak buah Mardi? Tidak mungkin Hamid bekerja sama dengan Mardi, kan? Untuk apa?’Juna mulai memikirkan ini dengan cermat. Dia s

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-04
  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   144 - Ingin Menjual Anak Sendiri?

    “Eh?” Juna ikut terkejut mendengar ucapan spontan Anika yang sedang gugup.“A—ah! Maksudku, itu … anu ….” Anika makin gugup dan merutuki dirinya sendiri karena berbicara tanpa berpikir. Apakah dia melamun?“Hmph!” Juna tersenyum sembari mendengus senang. Harapannya mulai bangkit kembali pada Anika. Dia tahu dia tidak salah langkah.‘Sepertinya tindakanku mengikuti dia begini memang sudah benar.’ Juna membatin.Namun, belum sempat mereka melanjutkan pembicaraan, Bagas sudah kembali dari menerima telepon.“Ayo, Dik!” ajak Bagas pada Anika lalu menoleh ke Juna. “Pak Juna ….”“Saya sudah lama tidak berjumpa dan mengobrol dengan teman lama saya, Anika. Apakah saya boleh ikut satu meja dengan kalian?” Juna menebalkan wajahnya.“Oh, silahkan saja, Pak!” Bagas tidak keberatan.Mereka pun mulai duduk bertiga dalam s

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-05
  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   145 - Ketahuan Berselingkuh

    'Pokoknya aku harus mengikutinya!' tekad Juna setelah melihat Bagas bersama wanita muda lain. 'Kalau dia benar-benar selingkuh dari Nik, maka aku akan bisa punya kesempatan lagi dengan Nik.'Setelah memergoki Bagas dan wanita lain, Juna justru tidak berminat lagi meneruskan acara lari paginya. Dia ingin mengumpulkan bukti mengenai Bagas sembari berharap itu sebuah perselingkuhan.Juna berjalan tak jauh dari Bagas dan wanita itu. Telinganya dalam mode peka aktif agar bisa mendengarkan pembicaraan mereka."Kak Bagas pokoknya nanti harus temani aku memilih baju untuk acara reuni aku, yah! Aku tahu selera Kakak keren!" Wanita muda yang Juna yakini masih berusia 19 atau 20 tahunan itu bersikap manja. Lengannya membelit tangan Bagas.'Nah, nah! Kena kau!' batin Juna kegirangan. 'Dari ini saja sudah tercium aroma perselingkuhan! Ha ha ha! Sebentar lagi aku bisa bersama Nik seperti dulu! Apalagi Lenita sedang lengah dan asyik dengan Kang Galon.'"Iya, iya,

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-06
  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   146 - Hanya Sepupu?

    Raut wajah Bagas berubah muram. "Cin, jangan bicara begitu. Bukannya kita sudah sepakat tidak lagi mengungkit soal jandanya dia? Aku tak suka omongan kamu tadi."Wanita muda itu mendadak seperti takut dan mulai mendekat ke Bagas untuk memeluk manja sambil berkata, "Maafkan aku, Kak. Kakak jangan marah, yah! Aku tak bisa hidup kalau Kakak marah padaku. Aku hanya ingin yang terbaik untuk Kakak. Jangan marah, yah!""Iya, iya, Kakak tidak akan marah asalkan kamu tidak jelekkan Anika seperti tadi. Bukan mau dia menjadi janda, Cin. Tolong jangan mengungkit soal itu lagi." Bagas membalas pelukan wanita muda itu.Pecahan jiwa Juna meraung kesal. "Arrghh! Andaikan aku bisa memotret adegan ini! Anika bisa sadar dengan siapa dia bertunangan! Dasar lelaki kadal!" omelnya di sebelah telinga Bagas."Hmph?" Bagas tersentak kaget dan mengusap telinganya.Wanita muda di pelukannya menjauhkan kepala yang tadinya rebah di dada Bagas."Ada apa, Kak?" tanya si w

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-06
  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   147 - Menawarkan Hal yang Sulit Ditolak Lenita

    "Tapi kamu tak bisa menyepelekan ini, Nik!" Juna masih berjuang membujuk Anika. "Bahkan sepupunya tidak menghormati kamu!" "Mas, ini urusan aku. Kumohon Mas tidak perlu membicarakan hal semacam ini lagi." Anika memaksakan senyumnya keluar. Juna menyerah. Sepertinya Anika sangat mencintai Bagas dan itu makin membuat dia menderita karena cemburu. "Nik, aku harap kamu bisa memikirkan hal itu dengan tenang dan rasional." Juna memandang tak berdaya ke pujaannya. "Terima kasih atas perhatian Mas. Silahkan Mas pergi agar tidak terjadi salah paham jika orang-orang melihat kita berlama-lama di satu ruangan tertutup begini." Secara halus, Anika mengusir Juna. Mengetahui dia tak bisa lagi membujuk Anika, maka Juna bangkit berdiri dan pergi dengan enggan. 'Bagas sialan! Lelaki sialan itu tidak pakai ajian apa pun untuk membuat Nik percaya bulat padanya, 'kan? Awas saja kalau dia berani melakukan itu!' Juna tak rela me

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-08

Bab terbaru

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   373 - (Bonus Part 4) Misteri Semesta [END]

    Juna dan ketiga istrinya mengangguk. “Kami akan berusaha untuk itu, Ma. Terus doakan kami agar selalu memiliki hal baik.” Juna menanggapi Wenti. Kemudian, keningnya berkerut, “Ma, apakah Mama akhir-akhir ini sering cepat lelah dan mual?” “Eh, kok tahu?” Wenti terhenyak kaget. Namun, kemudian dia sadar bahwa putra angkatnya ini bukan manusia sembarangan. “Selamat, Ma!” Juna maju untuk memberikan pelukan tulus ke Wenti. Anika dan Shevia paham makna ucapan Juna dan mereka bergantian mengucapkan selamat pula sambil memeluk Wenti. “Eh? Mama kenapa?” Rinjani belum paham. “Mama sudah hamil lagi, Kak.” Shevia menjelaskan. Di antara mereka, Rinjani memang yang paling hebat jika itu mengenai intuisi bisnis, tapi dia payah dalam aspek lainnya yang berkaitan dengan hubungan antar manusia. Wenti menanggapinya dengan senyum simpul dan sedikit malu-malu. *** “Ya ampun, lihat mereka! Sungguh keluarga besar yang ramai.” Seseorang menahan pekikannya ketika melihat Juna dan keluarga kecil dia tu

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   372 - (Bonus Part 3) Bayi-Bayi dari Restu Semesta

    “Ya ampun, lucu sekali dia! Cantiknya ….” Rinjani sambil menggendong bayinya, dia menoleh ke bayi Shevia.“Dedek bayinya Kak Rin juga ganteng, tuh!” Shevia menunjuk bayi di gendongan Rinjani dengan dagunya.Mereka saling memuji bayi milik madu masing-masing.“Mbak Anika masih menyusui anaknya, yah?” tanya Shevia setelah dia berhasil menidurkan bayinya.“Iya. Masih di kamar. Semua anaknya tenang sekali, jarang menangis. Benar-benar bayi kalem seperti ibunya.” Rinjani mengomentari anak kembar Anika.Kemudian, pintu depan terbuka dan masuklah Juna yang baru pulang dari kantornya.“Mana jagoan-jagoanku?” tanya Juna sambil mendekat ke mereka dan mulai mencium bayi-bayinya di gendongan ibunya masing-masing. “BIntang … umcchh! Wulan … umchh! Sudah wangi semua!”“Lah ini anakku masa sih dipanggil jagoan?” Shevia sambil mengangkat sedikit bayi perempuan di gendongannya.“Lho, dia ini nantinya seorang jagoan wanita! Menjadi perempuan kuat yang akan melindungi orang tertindas dan menebar kebajik

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   371 - (Bonus Part 2) Peresmian Gedung Baru dan Gosip Buruk

    “Wah, gedungmu begitu wow sekali, Jun!” Rinjani menatap gedung baru Juna. Matanya berkeliling menelisik semua interior di sana.“Ini juga berkat bantuanmu.” Juna berkata di dekat telinga Rinjani.“Kok aku?” tanya Rinjani sambil menjauhkan kepalanya dari Juna untuk menatap suaminya dari jarak yang tepat.“Kamu kira aku tidak tahu kalau kau mengirim investor gadungan untuk membantu pendanaan untuk gedung ini, hm?” Juna sambil mencubit lembut pinggang Rinjani.Karena sudah ketahuan begitu, Rinjani hanya bisa tertawa. Shevia dan Anika di sebelahnya tersenyum.Siang ini, mereka baru saja mengadakan peresmian gedung baru apartemen Juna yang besar dan spektakuler. Meski bukan merupakan apartemen paling wah dan nomor satu di Samanggi, namun tetap mencuri perhatian publik karena dimiliki oleh pengusaha muda dengan berbagai gonjang-ganjing isu di belakangnya.Isu paling sering dibicarakan publik mengenai Juna belakangan ini tentu saja tidak lain dan tak bukan adalah mengenai ketiga istrinya yan

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   370 - (Bonus Part 1) Nasib Akhir Bobby

    “Hah? Om Fer yakin dengan berita yang Om terima?” tanya Juna saat dia berbicara dengan pengacaranya, Ferdinand, di telepon. “Sangat yakin, Jun! Periksa saja ke rutan kejaksaan. Oh, atau untuk lebih akuratnya, datang saja ke rumahnya, pasti sedang ramai di sana.” Ferdinand menyahut dari seberang. Juna tak bisa berkata-kata. Dia segera mengakhiri teleponnya dengan si pengacara. “Ada apa, Jun?” tanya Rinjani dengan wajah ingin tahu. “Berita apa? Ada berita apa dari Om Fer?” Dia semakin mendekat ke Juna di sofa ruang tengah. Anika datang sambil membawa nampan berisi beberapa cangkir wedang cokelat jahe dan camilan buatannya seperti kue pukis dan bakwan jagung. “Bobby meninggal tadi sore.” Juna berkata sambil menatap Anika dan Rinjani secara bergantian. “Hah?!” pekik Rinjani karena terlalu kaget dengan berita yang diucapkan suaminya. Juna mengangguk ke istrinya. “Ada apa? Siapa yang meninggal?” Shevia keluar dari kamarnya karena suara pekikan Rinjani terdengar hingga ke telinganya.

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   369 - Setiap Akhir Adalah Permulaan

    “Ti—Tidak begitu! Ular sialan!” geram Nyai Mirah dan dia mulai mengejar Nyai Wungu yang melarikan diri sambil tertawa melengking meledek permaisuri Ki Amok itu.Kemudian, Ki Amok memanggil Nyai Mirah untuk pulang bersamanya ke istana mereka. Nyai Mirah segera berdiri melayang di sebelah Ki Amok dengan wajah merona menyebabkan kulitnya semakin memerah.“Kami pulang dulu. Nanti jika Mirah dibutuhkan lagi oleh istrimu, panggil saja, tak apa, tapi itu harus benar-benar gawat. Kalian pasti mengerti maksudku, ‘kan?” Ki Amok berkata ke Juna yang masih membopong Anika.‘Ya, ya, ya, aku paham. Intinya kami tidak boleh mengganggu kemesraan kalian berdua kecuali sangat gawat darurat.’ Juna membatin menanggapi Ki Amok.“Ya, kami paham, Ki. Terima kasih, sekali lagi untuk Anda dan pasukan, juga terima kasih pada Nyai Mirah atas bantuannya.” Juna mengangguk sebagai tanda dia menghargai mereka.Kemudian, kereta kencana Ki Amok pun pergi dari sana.Juna menoleh ke Nyai Wungu dan bertanya, “Apakah Nya

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   368 - Tawaran Menjadi Dayang Nirwana

    ‘Apakah Dewi Salwapadmi menyaksikan aku dan Nik … bercinta selama ini?’ Juna memiliki pemikiran demikian. Ya ampun, Juna mendadak saja super malu jika mengingat seperti apa dia memesumi Anika selama ini. Belum lagi tingkah dia saat menggauli Anika. Dia bertanya-tanya, apakah itu disaksikan dan juga dirasakan sang dewi? Mendadak saja senyum lebar dan menahan geli dari Dewi Salwapadmi muncul saat dia bertutur ke Juna, “Jangan khawatir mengenai itu, Tuan Panglima. Aku selama ini tertidur di raga Anika dan mulai terbangkitkan ketika bertarung melawan mantan istrimu.” Mendengar ucapan Dewi Salwapadmi melalui mulut Anika, Juna merasa sangat lega sekaligus malu karena pikirannya ternyata bisa dibaca sang dewi. “A—Ah, iya, baiklah, Ndoro Dewi. Terima kasih penjelasannya.” Juna sedikit merona karena malu. Kemudian, Dewi Salwapadmi menoleh ke Nyai Mirah, dia berkata, “Nyai Mirah, aku sungguh tersentuh dengan pengabdianmu yang luar biasa pada ndoro putrimu ini. Tingkah lakumu sejak dulu jug

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   367 - Jasad yang Terlanjur Korup

    “Semua sudah usai?” Juna terengah-engah sambil menanyakan itu pada dirinya sendiri meski itu sebuah gumaman rendah. Anika bergegas terbang ke suaminya dan menyebelahinya di angkasa. Sedangkan Juna mulai merasakan armor yang melingkupi tubuhnya mulai memudar hilang secara perlahan. “Mas … semua sudah selesai. Pertarungan telah Mas menangkan.” Anika tersenyum lembut. Benar, semua sudah usai. Segala ancaman bahaya dan mimpi buruk yang pernah ditakutkan Anika, yang telah menjadi momok baginya selama beberapa minggu ini sekarang lenyap. Seakan batu besar yang mengimpit dada Anika, kini telah terangkat dengan kematian Lexus. Juna menengok ke istrinya sembari dia ikut tersenyum. “Kita yang memenangkan ini, Nik. Kita. Bukan aku saja. Kau, dan semua yang lainnya.” Tentu saja dia tidak boleh mengambil semua kredit yang ada. Bergegas, tangan Juna meraih Anika untuk memeluk wanita itu sembari hatinya berucap syukur pada semesta dan penciptanya yang telah memberikan restu sehingga dia bisa m

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   366 - Kekuatan Juna Menyelesaikan Prahara

    “Hm?” Juna mendadak saja merasakan dirinya menjadi lebih bertenaga, energi murninya melonjak tinggi.Setelah dia berpikir cepat, dia merasakan adanya energi dari Shevia dan Rinjani.‘Ternyata mereka.’ Juna tersenyum setelah memahami dari mana energi tambahan untuknya datang secara tak terduga.Saat ini, pedang di tangan Juna menebas tegas ke depan sehingga dengan cepat menyebabkan udara mengalir berputar mengakibatkan munculnya pusaran udara hanya dari ayunan pedang tersebut.Wusshh!Kibasan pedang Juna memicu beberapa ledakan bunyi memekakkan telinga ketika gelombang udara yang tadinya hanya memunculkan pusaran angin, kini berubah menjadi badai, menyapu udara di sekitar Lexus.Energi petir beserta angin badai dari kibasan pedang Juna menyerbu ke Lexus, bagaikan ular raksasa membuka mulutnya hendak menelan Lexus untuk mengunyahnya menjadi ketiadaaan.“Jangan harap semudah itu!” seru Lexus ketika dia juga mengibaskan pedang api hitam di tangannya sehingga energi api miliknya bertabraka

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   365 - Munculnya Pedang

    “Jangan sombong dulu, manusia bangs4t!” teriak Lexus pada Juna. “Jangan kau kira karena kau memiliki zirah itu maka kau bisa sekuat aku!”Lexus merobek udara hampa dan mengempaskan angin panas yang bisa membakar kulit manusia biasa dengan segera meski hanya dari hempasan anginnya saja.Juna tidak gentar meski fisik Lexus sudah semirip iblis. Dia memiliki banyak dendam terhadap sosok di depannya. “Kau yang akan berakhir mengenaskan, Lexus!”Zirah di tangan Juna mengumpulkan energi murni yang kini bermuatan energi keilahian.Dhuaarr!Ketika pukulan Juna bertabrakan dengan tinju iblis Lexus, mereka berdua sama-sama terdorong ke belakang. Tapi Juna lekas menerjang maju lagi, tak memberi kesempatan Lexus untuk menarik napas berikutnya.“Kau sudah tak sabar mati, hah?” teriak Lexus sambil mendorongkan energi iblisnya ke arah Juna.Tangan berzirah Juna menangkap kepalan tangan Lexus dan mendorongnya ke samping agar dia bisa menyarangkan tinju di tangan lain ke tubuh Lexus.Dhaakk!Betapa kag

DMCA.com Protection Status