Home / Fantasi / Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO / 121 - Jangan Mudah Terlena

Share

121 - Jangan Mudah Terlena

Author: Gauche Diablo
last update Last Updated: 2023-07-17 17:00:21

Ingin sekali Juna melakban mulut Shevia yang terlalu ‘bocor’. Atau, jangan-jangan Shevia sengaja melakukan itu? Juna memiliki prasangka ini di hatinya.

Segera, Lenita menoleh ke Juna sambil bertanya, “Jun, siapa itu? Anika?” Dia kemudian menoleh ke arah yang ditunjuk Shevia.

“Oh, dia teman sekolahku dulu.” Juna belum siap dengan hal ini. Dia belum ingin mengungkapkan secara jujur mengenai Anika pada Lenita. Dia membutuhkan waktu dan kesempatan yang tepat!

Tapi, bukankah kebanyakan lelaki yang berselingkuh selalu memakai alasan tersebut?

“Ayo, aku kenalkan!” Juna akhirnya bangkit berdiri dan mengajak Lenita ke meja tempat Anika duduk dengan kerabat mendiang suaminya.

Juna bisa melihat Anika menjadi tegang didatangi dia dan Lenita. Tapi, mau bagaimana lagi? Sudah kepalang basah!

“Halo, Nik!” sapa Juna sewajar mungkin meski hatinya bergolak riuh.

“H—halo, Mas.”

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   122 - Malam Luar Biasa

    Ketika Juna melihat Anika datang meski dengan dandanan sederhana rok terusan selutut warna putih, hatinya berdebar riuh.‘Akhirnya! Akhirnya aku menikahi Ndoro Putri!’ pekik antusias Juna di batinnya.Anika memang tidak didampingi siapapun dengan alasan kedua orang tuanya sudah meninggal dan tidak menemukan keberadaan pamannya. Hal itu tidak menghalangi terlaksananya pernikahan tersebut.Menggunakan wali dan saksi dari pihak pelaksana adat, maka pernikahan pun sah di mata adat dan Pencipta Semesta.Malam harinya, Juna sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin. Dia bahkan datang lebih sore dari biasanya dan terpaksa menggunakan ajian penidur ke Lenita agar tidak mengganggu malam yang telah dinanti-nantikannya ini.Melihat suaminya datang, Anika tersenyum saat menyambut kehadiran Juna.Seperti biasa, Juna menyelinap masuk ke kamar Anika. “Nik.” Dia memanggil istri barunya dengan suara lembut.“Ya, Mas.”

    Last Updated : 2023-07-17
  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   123 - Kamu Bukan Arjuna Sesungguhnya

    Juna melirik ke ruang perpustakaan. Kemudian berkata santai, “Oh, aku sengaja membawa kuncinya denganku agar aku merasa aman saja meski aku sedang lari pagi.”Batin Juna meledek Lenita, ‘Kau kira aku tidak mempersiapkan segala sesuatu termasuk jawaban, hm? Jangan meremehkan panglima ini!’“Untuk apa membawa kunci segala ketika kamu sedang olah raga?” Lenita masih belum puas dan ingin mengetahui semua hal.Ketenangan sikap Juna dalam situasi interogasi semacam ini sudah sering dia alami di masa silam. Maka, dia menjawab, “Bukannya aku tidak mempercayai penghuni rumah ini, aku hanya berjaga-jaga saja agar tidak menyesal kemudian hari jika ada file penting di ruang itu hilang. Bagaimanapun, aku ini CEO dan pekerjaanku tidak ringan.”Juna memberikan alasan yang susah disanggah Lenita. CEO memang jabatan yang terlihat keren, tapi sebenarnya tetap saja CEO merupakan bawahan dari pemilik perusahaan. CEO hanyalah or

    Last Updated : 2023-07-18
  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   124 - Siapa Kamu Sebenarnya?

    Deg!Betapa kagetnya Juna saat mendengar ucapan Wenti. Apakah … wanita itu mengetahui rahasia terbesarnya?Juna lekas menoleh ke Wenti dan berkata, “Ma? Kok Mama bi—““Kapan-kapan kita obrolkan mengenai itu, yah! Rafa harus ganti popok, nih!” Wenti tersenyum lebar sampai matanya membentuk bulan sabit tipis. Senyum palsu.Sebenarnya bisa saja Juna menahan Wenti lebih lama untuk membahas masalah itu, tapi Rafa mendadak menangis, mungkin karena merasa risih dengan ompol yang membasahi tubuh bawahnya.Juna merenung lebih banyak lagi di ruang makan, hingga muncul Lenita yang baru bangun.“Jun, sudah selesai lari paginya?” Lenita menghampiri Juna sambil merangkul dari belakang dan mengecup pipi suaminya dari samping.“Hm? Oh, iya, sudah.” Juna mengangguk, menyamarkan kecanggungannya akibat ucapan Wenti tadi.“Aku buatkan kopi, yah? Atau teh? Mumpung aku di sini?&rdquo

    Last Updated : 2023-07-18
  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   125 - Memergoki Suami

    Juna tetap bersikap tenang, bahkan Rafa kecil di gendongannya pun tidak rewel. Dia menatap Wenti beberapa detik dan menyahut, “Ma, aku Arjuna.”“Jadi, kamu masih ingin menutupi dari Mama, nih? Yakin?” Wenti memberikan tatapan yang membuat perasaan Juna menjadi rumit.“Ma ….”“Arjuna yang sebenarnya tidak akan pernah mengkhianati Nita, apapun yang terjadi. Mama sudah paham dengan karakter dan kebiasaan Arjuna meskipun kami dulu jarang mengobrol karena Nita tidak suka itu.”Juna memejamkan matanya sejenak dan saat membukanya, dia berucap, “Aku memang bukan dari era ini, Ma.”Wenti membekap mulutnya sendiri dengan pandangan membeku meski sebenarnya dia sudah memiliki perkiraan. Tetap saja itu mengejutkannya.“Jun … jadi … jadi ….” Wenti bingung, kesulitan menemukan kalimat yang tepat. Ini terlalu melampaui imajinasinya meski sudah menduga.

    Last Updated : 2023-07-19
  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   126 - Pertaruhan Gila

    Sebelum Lenita bisa mendekat ke restoran, temannya menahan lengannya. “Heh! Jangan!”Lenita mendelik ke temannya sambil bertanya, “Kenapa jangan? Mereka harus diberi pelajaran!”“Oi, Nit, jangan begitu!” Temannya makin menarik paksa tangan Lenita untuk dibawa ke mobil lagi.Lenita tidak puas karena tidak bisa melabrak mereka. “Kamu ini temanku atau bukan, sih? Bisa-bisanya tidak mendukung aku melabrak mereka!” Matanya melotot ganas.Karena temannya sudah terbiasa dengan kelakuan keras Lenita, dia berkata, “Jangan pakai cara barbar, jangan norak, Nit! Lakukan dengan elegan kalau ingin mengamuk ke mereka!”Lenita diam dan menatap penasaran ke temannya.Sementara itu, Juna masih tersenyum bahagia menatap Anika yang makan di sampingnya.“Mas, jangan dilihat terus, nanti makanku tidak selesai.” Anika tersipu. Wanita mana yang tidak bereaksi demikian ketika dirinya diam

    Last Updated : 2023-07-20
  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   127 - Ditusuk

    Mata Juna tajam menatap Lenita. Dia terus memandangi istrinya yang berjalan cepat ke arahnya sambil mengacungkan gunting besar.Cukup dengan berkelit sedikit, nyaris tidak bergerak, maka gunting itu menancap di sudut atas dada kirinya. Juna tidak menghindari terlalu banyak dan membiarkan istrinya menusuk dia.‘Puas? Apakah kau puas?’ tanya Juna dalam hatinya tanpa memiliki niat diucapkan ke sang istri.Lenita kaget bukan kepalang, tidak menyangka Juna tidak lari atau menghindari, tidak pula menahan tangannya. Matanya membelalak kaget, apalagi gunting yang menancap itu dipegangi Juna erat-erat.Yang membuat Lenita gentar, tatapan lurus dan tegas Juna padanya tanpa mengatakan apa pun, juga tidak berteriak kesakitan. Juna benar-benar bungkam dan terlihat sangat perkasa bagaikan tonggak batu karang di depannya. Ini mengakibatkan dia mundur beberapa langkah dan linglung.“Ada apa?” Hartono muncul di ambang pintu karena mendengar

    Last Updated : 2023-07-20
  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   128 - Penembakan

    Juna tahu dia harus berhati-hati bicara untuk menenangkan Lenita. Dia bisa saja menaruh secuil jiwanya di sisi Anika, tapi bukan itu poinnya. Dia tak ingin Anika menghadapi bahaya apapun meski terlindungi olehnya ataupun Nyai Mirah.‘Kalau sampai Anika tahu dia menjadi target Lenita, Anika pasti akan meminta pisah.’ Ini yang Juna cemaskan. Maka dari itu, dia harus meredam emosi istri sahnya.“Len, jangan memikirkan hal konyol apapun, terlebih kamu sedang hamil. Oke, oke, aku tidak jadi pergi.” Juna terpaksa mendekati istrinya dan merangkul, berharap itu manjur mendinginkan bara mendidih Lenita.Tapi, Lenita malah makin kesal, dia berkata, “Tak mau tahu! Kalau memang kamu nekat meneruskan hubungan dengan si jalang bedebah itu, aku bersumpah, Jun! Aku bersumpah akan bunuh dia! Papa saksinya!” Setelahnya, dia memukul dada Juna.“Mph!” Juna mengelus tempat yang dipukul Lenita. Tidak terasa sakit, dia hanya berak

    Last Updated : 2023-07-21
  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   129 - Benar-Benar Tak Ingin Jadi Istrimu

    Anika yang masih gugup dan lututnya gemetar, tapi dia memaksakan diri naik ke mobil karena Juna sudah menunggunya.Kemudian, Juna memacu mobil melewati jalanan kecil berkelok dan menanjak dan dia mengeluarkan secuil jiwanya untuk mengejar kedua pelaku.Maka, sudah bisa dipastikan, kedua pelaku bermotor itu sudah dihentikan di sisi jalan, mereka meringis kesakitan karena tulang tangan dan kakinya dipatahkan pecahan jiwa Juna yang bermuatan energi kanuragan.‘Tidak ada yang boleh lolos baik-baik saja setelah menargetkan Anika tercintaku!’ seru Juna dalam hati.Mobil pun berhenti, Juna turun untuk menghampiri dua pelaku yang sedang kesakitan.“Ampun! Kami cuma disuruh, Pak! Kami cuma orang suruhan istrimu!” Salah satu dari mereka bergegas meminta belas kasih Juna karena Juna mendatangi dengan mata melotot seperti ingin membunuh.Itu memang benar, dia memang memiliki hasrat membunuh kedua lelaki itu, tapi Juna tak mungkin

    Last Updated : 2023-07-21

Latest chapter

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   373 - (Bonus Part 4) Misteri Semesta [END]

    Juna dan ketiga istrinya mengangguk. “Kami akan berusaha untuk itu, Ma. Terus doakan kami agar selalu memiliki hal baik.” Juna menanggapi Wenti. Kemudian, keningnya berkerut, “Ma, apakah Mama akhir-akhir ini sering cepat lelah dan mual?” “Eh, kok tahu?” Wenti terhenyak kaget. Namun, kemudian dia sadar bahwa putra angkatnya ini bukan manusia sembarangan. “Selamat, Ma!” Juna maju untuk memberikan pelukan tulus ke Wenti. Anika dan Shevia paham makna ucapan Juna dan mereka bergantian mengucapkan selamat pula sambil memeluk Wenti. “Eh? Mama kenapa?” Rinjani belum paham. “Mama sudah hamil lagi, Kak.” Shevia menjelaskan. Di antara mereka, Rinjani memang yang paling hebat jika itu mengenai intuisi bisnis, tapi dia payah dalam aspek lainnya yang berkaitan dengan hubungan antar manusia. Wenti menanggapinya dengan senyum simpul dan sedikit malu-malu. *** “Ya ampun, lihat mereka! Sungguh keluarga besar yang ramai.” Seseorang menahan pekikannya ketika melihat Juna dan keluarga kecil dia tu

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   372 - (Bonus Part 3) Bayi-Bayi dari Restu Semesta

    “Ya ampun, lucu sekali dia! Cantiknya ….” Rinjani sambil menggendong bayinya, dia menoleh ke bayi Shevia.“Dedek bayinya Kak Rin juga ganteng, tuh!” Shevia menunjuk bayi di gendongan Rinjani dengan dagunya.Mereka saling memuji bayi milik madu masing-masing.“Mbak Anika masih menyusui anaknya, yah?” tanya Shevia setelah dia berhasil menidurkan bayinya.“Iya. Masih di kamar. Semua anaknya tenang sekali, jarang menangis. Benar-benar bayi kalem seperti ibunya.” Rinjani mengomentari anak kembar Anika.Kemudian, pintu depan terbuka dan masuklah Juna yang baru pulang dari kantornya.“Mana jagoan-jagoanku?” tanya Juna sambil mendekat ke mereka dan mulai mencium bayi-bayinya di gendongan ibunya masing-masing. “BIntang … umcchh! Wulan … umchh! Sudah wangi semua!”“Lah ini anakku masa sih dipanggil jagoan?” Shevia sambil mengangkat sedikit bayi perempuan di gendongannya.“Lho, dia ini nantinya seorang jagoan wanita! Menjadi perempuan kuat yang akan melindungi orang tertindas dan menebar kebajik

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   371 - (Bonus Part 2) Peresmian Gedung Baru dan Gosip Buruk

    “Wah, gedungmu begitu wow sekali, Jun!” Rinjani menatap gedung baru Juna. Matanya berkeliling menelisik semua interior di sana.“Ini juga berkat bantuanmu.” Juna berkata di dekat telinga Rinjani.“Kok aku?” tanya Rinjani sambil menjauhkan kepalanya dari Juna untuk menatap suaminya dari jarak yang tepat.“Kamu kira aku tidak tahu kalau kau mengirim investor gadungan untuk membantu pendanaan untuk gedung ini, hm?” Juna sambil mencubit lembut pinggang Rinjani.Karena sudah ketahuan begitu, Rinjani hanya bisa tertawa. Shevia dan Anika di sebelahnya tersenyum.Siang ini, mereka baru saja mengadakan peresmian gedung baru apartemen Juna yang besar dan spektakuler. Meski bukan merupakan apartemen paling wah dan nomor satu di Samanggi, namun tetap mencuri perhatian publik karena dimiliki oleh pengusaha muda dengan berbagai gonjang-ganjing isu di belakangnya.Isu paling sering dibicarakan publik mengenai Juna belakangan ini tentu saja tidak lain dan tak bukan adalah mengenai ketiga istrinya yan

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   370 - (Bonus Part 1) Nasib Akhir Bobby

    “Hah? Om Fer yakin dengan berita yang Om terima?” tanya Juna saat dia berbicara dengan pengacaranya, Ferdinand, di telepon. “Sangat yakin, Jun! Periksa saja ke rutan kejaksaan. Oh, atau untuk lebih akuratnya, datang saja ke rumahnya, pasti sedang ramai di sana.” Ferdinand menyahut dari seberang. Juna tak bisa berkata-kata. Dia segera mengakhiri teleponnya dengan si pengacara. “Ada apa, Jun?” tanya Rinjani dengan wajah ingin tahu. “Berita apa? Ada berita apa dari Om Fer?” Dia semakin mendekat ke Juna di sofa ruang tengah. Anika datang sambil membawa nampan berisi beberapa cangkir wedang cokelat jahe dan camilan buatannya seperti kue pukis dan bakwan jagung. “Bobby meninggal tadi sore.” Juna berkata sambil menatap Anika dan Rinjani secara bergantian. “Hah?!” pekik Rinjani karena terlalu kaget dengan berita yang diucapkan suaminya. Juna mengangguk ke istrinya. “Ada apa? Siapa yang meninggal?” Shevia keluar dari kamarnya karena suara pekikan Rinjani terdengar hingga ke telinganya.

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   369 - Setiap Akhir Adalah Permulaan

    “Ti—Tidak begitu! Ular sialan!” geram Nyai Mirah dan dia mulai mengejar Nyai Wungu yang melarikan diri sambil tertawa melengking meledek permaisuri Ki Amok itu.Kemudian, Ki Amok memanggil Nyai Mirah untuk pulang bersamanya ke istana mereka. Nyai Mirah segera berdiri melayang di sebelah Ki Amok dengan wajah merona menyebabkan kulitnya semakin memerah.“Kami pulang dulu. Nanti jika Mirah dibutuhkan lagi oleh istrimu, panggil saja, tak apa, tapi itu harus benar-benar gawat. Kalian pasti mengerti maksudku, ‘kan?” Ki Amok berkata ke Juna yang masih membopong Anika.‘Ya, ya, ya, aku paham. Intinya kami tidak boleh mengganggu kemesraan kalian berdua kecuali sangat gawat darurat.’ Juna membatin menanggapi Ki Amok.“Ya, kami paham, Ki. Terima kasih, sekali lagi untuk Anda dan pasukan, juga terima kasih pada Nyai Mirah atas bantuannya.” Juna mengangguk sebagai tanda dia menghargai mereka.Kemudian, kereta kencana Ki Amok pun pergi dari sana.Juna menoleh ke Nyai Wungu dan bertanya, “Apakah Nya

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   368 - Tawaran Menjadi Dayang Nirwana

    ‘Apakah Dewi Salwapadmi menyaksikan aku dan Nik … bercinta selama ini?’ Juna memiliki pemikiran demikian. Ya ampun, Juna mendadak saja super malu jika mengingat seperti apa dia memesumi Anika selama ini. Belum lagi tingkah dia saat menggauli Anika. Dia bertanya-tanya, apakah itu disaksikan dan juga dirasakan sang dewi? Mendadak saja senyum lebar dan menahan geli dari Dewi Salwapadmi muncul saat dia bertutur ke Juna, “Jangan khawatir mengenai itu, Tuan Panglima. Aku selama ini tertidur di raga Anika dan mulai terbangkitkan ketika bertarung melawan mantan istrimu.” Mendengar ucapan Dewi Salwapadmi melalui mulut Anika, Juna merasa sangat lega sekaligus malu karena pikirannya ternyata bisa dibaca sang dewi. “A—Ah, iya, baiklah, Ndoro Dewi. Terima kasih penjelasannya.” Juna sedikit merona karena malu. Kemudian, Dewi Salwapadmi menoleh ke Nyai Mirah, dia berkata, “Nyai Mirah, aku sungguh tersentuh dengan pengabdianmu yang luar biasa pada ndoro putrimu ini. Tingkah lakumu sejak dulu jug

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   367 - Jasad yang Terlanjur Korup

    “Semua sudah usai?” Juna terengah-engah sambil menanyakan itu pada dirinya sendiri meski itu sebuah gumaman rendah. Anika bergegas terbang ke suaminya dan menyebelahinya di angkasa. Sedangkan Juna mulai merasakan armor yang melingkupi tubuhnya mulai memudar hilang secara perlahan. “Mas … semua sudah selesai. Pertarungan telah Mas menangkan.” Anika tersenyum lembut. Benar, semua sudah usai. Segala ancaman bahaya dan mimpi buruk yang pernah ditakutkan Anika, yang telah menjadi momok baginya selama beberapa minggu ini sekarang lenyap. Seakan batu besar yang mengimpit dada Anika, kini telah terangkat dengan kematian Lexus. Juna menengok ke istrinya sembari dia ikut tersenyum. “Kita yang memenangkan ini, Nik. Kita. Bukan aku saja. Kau, dan semua yang lainnya.” Tentu saja dia tidak boleh mengambil semua kredit yang ada. Bergegas, tangan Juna meraih Anika untuk memeluk wanita itu sembari hatinya berucap syukur pada semesta dan penciptanya yang telah memberikan restu sehingga dia bisa m

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   366 - Kekuatan Juna Menyelesaikan Prahara

    “Hm?” Juna mendadak saja merasakan dirinya menjadi lebih bertenaga, energi murninya melonjak tinggi.Setelah dia berpikir cepat, dia merasakan adanya energi dari Shevia dan Rinjani.‘Ternyata mereka.’ Juna tersenyum setelah memahami dari mana energi tambahan untuknya datang secara tak terduga.Saat ini, pedang di tangan Juna menebas tegas ke depan sehingga dengan cepat menyebabkan udara mengalir berputar mengakibatkan munculnya pusaran udara hanya dari ayunan pedang tersebut.Wusshh!Kibasan pedang Juna memicu beberapa ledakan bunyi memekakkan telinga ketika gelombang udara yang tadinya hanya memunculkan pusaran angin, kini berubah menjadi badai, menyapu udara di sekitar Lexus.Energi petir beserta angin badai dari kibasan pedang Juna menyerbu ke Lexus, bagaikan ular raksasa membuka mulutnya hendak menelan Lexus untuk mengunyahnya menjadi ketiadaaan.“Jangan harap semudah itu!” seru Lexus ketika dia juga mengibaskan pedang api hitam di tangannya sehingga energi api miliknya bertabraka

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   365 - Munculnya Pedang

    “Jangan sombong dulu, manusia bangs4t!” teriak Lexus pada Juna. “Jangan kau kira karena kau memiliki zirah itu maka kau bisa sekuat aku!”Lexus merobek udara hampa dan mengempaskan angin panas yang bisa membakar kulit manusia biasa dengan segera meski hanya dari hempasan anginnya saja.Juna tidak gentar meski fisik Lexus sudah semirip iblis. Dia memiliki banyak dendam terhadap sosok di depannya. “Kau yang akan berakhir mengenaskan, Lexus!”Zirah di tangan Juna mengumpulkan energi murni yang kini bermuatan energi keilahian.Dhuaarr!Ketika pukulan Juna bertabrakan dengan tinju iblis Lexus, mereka berdua sama-sama terdorong ke belakang. Tapi Juna lekas menerjang maju lagi, tak memberi kesempatan Lexus untuk menarik napas berikutnya.“Kau sudah tak sabar mati, hah?” teriak Lexus sambil mendorongkan energi iblisnya ke arah Juna.Tangan berzirah Juna menangkap kepalan tangan Lexus dan mendorongnya ke samping agar dia bisa menyarangkan tinju di tangan lain ke tubuh Lexus.Dhaakk!Betapa kag

DMCA.com Protection Status