Share

98: Sebuah Ilusi

Seorang pemuda berkaus oblong biru pudar dan celana katun selutut yang berlumuran debu sibuk mencangkuli tanah penuh batu. Punggungnya melengkung dengan peluh yang menderas. Kerongkongan pemuda itu terasa kering dan menyayat. Perutnya pun terus bergolak menahan lapar.

“Aku tak sanggup lagi!” keluh pemuda itu sambil melemparkan cangkul sekenanya hingga terjatuh mengenai gundukan yang tertutup tikar pandan.

Cangkul melorot. Dari balik tikar pandan, mencuat sebuah tangan mungil seorang anak perempuan yang mengenakan cincin dengan huruf K yang menjadi simbol dari klan Kalingga. Seorang pria berusia akhir tiga puluhan dengan berewok lebat berjalan mengambil cangkul itu dan membetulkan kembali posisi mayat. Dia mendesah. Pandangannya menyapu tubuh-tubuh tak bernyawa lainnya yang tergeletak berjajar tak kurang dari dua puluh. Sekawanan lalat mulai berterbangan dan mendengung di sekitar mayat-mayat itu.

“Jangan mengeluh, Rion! Kalau mayat-mayat ini tak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status