“Keluar kau, Pengecut!” teriak Li Kai Sek dengan mata membelalak merah karena marah.“Aku tak mau menakutimu dengan wajahku. Rasakan ini.”Dua pohon besar kembali jatuh menimpa orang-orang Li Kai Sek. Meski tidak sebesar sebelumnya, pohon-pohon itu masih cukup untuk membunuh dua orang.Belum juga selesai dikagetkan robohnya dua pohon itu, orang-orang yang berada tepat di belakang Li Kai Sek tiba-tiba mati. Li Kai Sek mulai terlihat bingung setelah melihat beberapa orang di belakangnya seketika mati tanpa sebab. Bulu kuduknya berdiri karena rasa takut.“Kita pergi!” perintahnya sembari lari kencang tanpa mempedulikan kuda-kuda yang tertinggal. Dari dua puluh orang yang dibawanya, kini hanya tinggal empat.“Haha, dasar penakut!” teriak Li Guzhou.Lalu dia mulai membersihkan mayat-mayat yang bergeletakan, dan menyamarkan bekas pukulannya di pohon-pohon. Dia tidak ingin Mu Long Bui tahu bahwa ini adalah perbuatannya. Bagi pesilat hebat, dia bisa mengerti siapa pelakunya hanya dari jejak y
Tai Kun Lun penasaran mendengar kata-kata Hu Hongyin.“Sudahlah, jangan kau campuri urusan keluarga kami,” Tai Niu Xin mencoba melarang Hu Hongyin berbicara lebih jauh.“Tidak, Kakak Xin. Jika masalah ini tidak diperjelas, tugas kita akan lebih sukar. Tentu kau mengerti maksudku.”Tai Kun Lun semakin bingung. Apalagi saat telinganya mendengar kata “tugas”. Keingintahuaannya bertambah menjadi lebih besar dari sebelumnya.“Tugas? Apa maksudmu, Adik Hong?” tanya Tai Kun Lun.“Kaisar memberitahuku bahwa......”Belum selesai Hu Hongyin berbicara, Tai Niu Xin sudah memotong perkataannya. “Biar aku saja yang bicara,” ujarnya. Lalu Tai Niu Xin memandang adiknya. “Kau tahu bahwa seperempat kekuatan militer dan politik telah dikuasai Pangeran Zhao You?”“Aku tahu itu. Lalu apa hubungannya?”“Kau juga tahu bahwa orang-orang Xi Xia dan Liao telah lama menunggu kesempatan untuk menyerang negara kita?”“Aku seorang jenderal, mana mungkin aku tak tahu,” jawab Tai Kun Lun.“Jika demikian, kau pasti t
“Kakek, kau harus berhati-hati!” teriak Chiu Kang lemah.Di sampingnya ada Wang Jing, Wang Liao dan Wang Yanyi. Selain Wang Jing, kedua gadis kecil itu menangis ketakutan.Meski memiliki kesehatan yang buruk, Chiu Kang masih sempat menyisakan tenaganya untuk memeluk kedua gadis kecil itu. “Jangan takut, aku di sini,” bisiknya kepada mereka.Dua gadis kecil itu semakin erat memeluk Chiu Kang. Sementara Wang Jiang bersiap di depan Chiu Kang dengan pedang terhunus. Dia akan membunuh siapa saja yang akan mendekati mereka.“Orang tua, sebaiknya kau menyerah. Kenapa kau begitu keras kepala. Aku tidak mengenalmu, dan kita tidak punya sejarah permusuhan. Kenapa kau terus mencampuri urusan kami?” kata Li Kai Sek jumawa.Dia merasa sudah berada di atas angin menghadapi Jenderal Besar Li Guzhou. Mereka memang belum pernah bertatap muka secara langsung sebelumnya. Meski begitu, Jenderal Besar Li Guzhou kenal dengan tampang beringas mereka.“Aku tidak pernah ingin mencampuri urusan siapapun. Tapi
Sekitar seratus li sebelum memasuki Gui, Li Guzhou dan keluarga Wang telah memasuki kota kecil Feng. Mereka mencari penginapan untuk sekedar beristirahat dan juga menyembuhkan luka.Apalagi hari telah mulai larut, birunya langit sudah menghilang jauh-jauh waktu. Saat ini, hanya separuh rembulan dan beberapa bintang yang berunjuk rasa. Selain itu, semuanya tampak gelap di atas sana.Hawa tubuh Chiu Kang semakin memanas, lebih panas dari kemarin-kemarin. Matanya masih tertutup tak sadarkan diri. Dia terbaring diam di atas ranjang penginapan. Semua orang khawatir melihat keadaannya.Fan Yi terus-menerus meletakkan kain basah di dahi Chiu Kang. Sebelumnya, dia telah memberinya ramuan obat penjaga suhu tubuh. Akan tetapi, pengaruh obat itu tidak begitu lama.Karenanya, Fan Yi memerintahan Wang Jiang untuk selalu merebus obat itu. Dia akan secara terus-menerus memberi obat itu agar suhu tubuh Chiu Kang tidak meledak.Di kamar lain, Li Guzhou pun terbaring lemas. Dia terkena luka dalam yang
“Kakek, kenapa Kakek menggeleng?” tanya Wang Jiang dengan sorot mata dipenuhi keresahan. “Apa Kang-er tidak bisa lagi diselamatkan?” tanyanya.“Tidak, cucuku. Dia masih bisa selamat, tapi aku adalah seorang tabib, bukan pesilat hebat,” katanya.Jawaban itu tentu menimbulkan pertanyaan. Bukankah tugas seorang tabib untuk menyembuhkan penyakit, tapi kenapa Fan Yuen berkata demikian.“Maksud Kakek apa? Aku tak mengerti,” ucap Wang Jiang sedikit keras.“Kang-er sama sekali tidak sakit, cucuku. Itu bukan penyakit yang membuatnya dalam keadaan ini.”“Lalu apa?” tanyanya.“Dalam tubuh Kang-er terdapat tenaga dalam yang sangat besar. Tidak, bukan sangat besar, tapi luar biasa besar. Tenaga dalam itu telah mengalir ke seluruh sel-sel tubuhnya. Bahkan mungkin, pendekar hebat sekalipun tak akan dapat mencapai kebesaran tenaga dalam anak ini meski berlatih seratus tahun.”Mendengar penjelasan Fan Yuen, mulut Wang Jiang ternganga. Dia tidak pernah membayangkan bahwa penyebab yang membuat Chiu Kang
Di antara orang yang duduk minum-minum di penginapan Naga Hitam, wajah Tie Butong dan Tie Yuan Yi terlihat paling murung. Sampai saat ini, lima murid andalan mereka masih terbaring di atas ranjang tak sadarkan diri.Dia heran dengan luka-luka yang diperoleh murid-muridnya. Meski telah melakukan penelitian secara seksama, dia masih tak tahu penyebab dan siapa yang telah berani melukai mereka separah ini.“Minumlah, saudara Tie, kau harus tenangkan dirimu sendiri,” bujuk Ju Niang Meng, si Pedang Kembar. Pria berperawakan jangkung dan cukup tampan ini memang selalu suka berkata sesukanya.“Aku tahu, kau masih mengkhawatirkan murid-muridmu, tapi saat ini bukan waktunya bersedih, saudara Tie. Kau harus bersenang-senang,” sambung Kam Nam In.Dilihat dari bentuk tubuhnya, pria tua ini tidak mirip seperti orang jahat. Wajahnya bersih tanpa kumis dan jenggot. Mukanya lonjong agak kebundar-bundaran, dan dia orang yang suka tersenyum. Walau usianya sudah lebih dari angka lima puluh, wajahnya tet
“Ini terasa hebat, kita sudah lama tidak melakukannya,” kata Ong Fei Yin kepada Wang Zhu Ren dan Fan Yi. Mereka bertiga sedang menikmati teh hangat di atap genteng penginapan. “Kenapa kalian tiba-tiba hendak kembali ke Gui?” tanya Ong Fei Yin.“Di Jiangling secara kebetulan kami bertemu Jenderal Sun Changyi. Dia meminta bantuan kami untuk mengirimkan surat ini kepada Jenderal Yang Un. Karena beliau terus memohon kami terpaksa kembali ke Gui untuk mengirimkan suratnya. Tapi di tengah jalan, beberapa kali orang-orang dari Lembah Naga Biru berusaha merebut surat ini. Aku sendiri tak tahu apa sebabnya,” jawab Wang Zhu Ren.“Orang-orang Lembah Naga Biru?” Ong Fei Yin terkejut. “Boleh aku lihat surat itu?” tanyanya.“Tentu, ini suratnya,” Wang Zhu Ren mengambil sebuah surat dari balik bajunya dan memberikannya pada Ong Fei Yin.Dengan sigap, Ong Fei Yin meloncat turun ke bawah dan mulai membaca surat itu. Wang Zhu Ren dan Fan Yi terus melihatnya. Sepertinya mereka berdua juga ingin tahu apa
“Kau lupa atau tidak tahu?” tanya Li Guzhou.“Aku tidak tahu, Kakek. Kenapa Ayah memberikan tenaga dalamnya padaku?”Li Guzhou menghela nafas. “Agar kau bisa hidup mandiri, melindungi keluarga, bangsa, dan rakyatmu.”Li Guzhou tak kuasa menahan air mata jatuh ke pipinya. Dia sengaja menyembunyikan kejadiaan yang sesungguhnya agar tidak membebani cucunya dengan rasa bersalah.Sebenarnya, di saat usia Chiu Kang empat tahun, dia terjatuh dari kereta kuda yang menyebabkan tulang punggung dan rusuknya patah sangat parah. Tulang-tulangnya terpisah, sehingga susah untuk disembuhkan secara alami.Karena tak ada pilihan lain, Pangeran Zhao Kong terpaksa mengobati Chiu Kang dengan tenaga dalamnya. Jika dia tidak melakukannya, usia Chiu Kang tidak akan bertahan lama.Secara bertahap dan terus-menerus dia menyalurkan tenaga dalamnya pada tubuh Chiu Kang, bertahun-tahun lamanya.Sampai beberapa bulan yang lalu, Pangeran Zhao Kong mengalami serangan balik karena tenaga dalamnya selalu terkuras. Dia