Terik matahari seakan membakar apa saja. Bahkan para burung pun segan untuk meninggalkan pohon-pohon tempat mereka berteduh. Mereka lebih memilih bernyanyi dengan perut lapar daripada berterbangan mencari makan.Parahnya, angin pun demikian, mereka seperti tak rela berhembus hanya untuk sekedar mengusap keringat lelah.Setelah lama berpikir, Jenderal Besar Li Guzhou memutuskan untuk membawa cucunya ke kota pelabuhan Guang. Dia akan mempercayakan cucunya pada sebuah kuil tua di sana.Kebetulan ketua kuil di sana adalah teman seperjuangannya dulu. Namanya Liu Sing Ming, yang lebih dikenal sebagai Rajawali dari Jiangning.Ilmu silatnya beberapa tingkat lebih tinggi dari Jenderal Besar Li Guzhou. Karena alasan itulah dia akan menitipkan cucunya di sana. Meski beredar kabar bahwa, Liu Sing Ming tidak akan pernah mengajarkan ilmu silatnya lagi kepada siapapun. Akan tetapi, jika itu hanya rumor, setidaknya masih ada harapan.“Kakek, tubuhku terasa sangat dingin seperti dikelilingi es,” tiba-
“Dasar setan-setan pengecut!” hardik Li Guzhou.Mendengar tindakannya dilecehkan, dua orang berbaju hitam itu melotot. Tatapannya dipenuhi kemarahan. Jelas saja mereka tersinggung mendengar ocehan Li Guzhou.“Siapa kau. Jika ingin tetap hidup, lebih baik kau tidak turut campur, orang tua busuk.”“Apakah para setan dari Lembah Naga Biru masih mengerti makna dari kata ‘busuk’. Aku meragukannya,” ejeknya.“Kurang ajar! Akan kututup mulut busukmu sekarang juga.”“Tuan, lebih baik kau jangan pedulikan kami. Pergilah, aku tak mau ada korban lagi,” ujar wanita itu setengah berteriak.“Tenang saja, Nyonya.”Dua laki-laki berbaju hitam itu menyerang secara serempak. Mereka mengeluarkan pedangnya dan menyabetkannya ke arah Jenderal Besar Li Guzhou.Laki-laki tua itu tidak bergerak sedikit pun. Dia hanya berdiri dan melihat serangan brutal itu datang. Dan, secepat kilat tiba-tiba kedua pedang pria berbaju hitam itu telah berada di tangan Li Guzhou.Lalu, entah kapan pukulan itu mendarat, kedua p
Banyak orang berkumpul minum-minum di sebuah penginapan besar di kota Tan. Beberapa hari terakhir ini, suasana kota Tan telah berubah. Kota yang biasanya hanya dihuni oleh orang-orang yang tinggal di sekitarnya saja, saat ini berubah ramai.Sepuluh hari terakhir telah banyak pengunjung yang datang ke kota Tan. Bahkan karena saking ramainya, banyak penginapan yang kewalahan menyediakan kamar dan makanan untuk tamu-tamunya.Karena itu, banyak pula penginapan-penginapan dadakan lahir di sepanjang jalan kota Tan. Orang Tan sendiri tidak mengerti kenapa kota mereka tiba-tiba berubah menjadi seramai ini. Tapi perduli apa, yang penting penghidupan mereka menjadi lebih layak dengan perubahan tiba-tiba ini.Li Guzhou dan orang-orang dari keluarga Wang juga merasa aneh. Ini bukan pertama kalinya mereka kemari. Setahu mereka kota Tan selalu sepi pengunjung. Tapi dalam sepuluh hari terakhir semuanya menjadi lain.Mereka curiga akan ada sesuatu yang besar terjadi di sini. Tapi apa? Dan tentang apa
Hampir saja Li Guzhou memanggil Chiu Kang dengan sebutan pangeran.Sebelum usia Pangeran Zhao Shing menginjak sepuluh tahun, kakeknya, Li Guzhou lebih sering memanggilnya Chiu Kang.Kini usianya sudah empat belas tahun, wajar saja jika Li Guzhou jarang, bahkan tak pernah lagi memanggil Pangeran Zhao Shing dengan panggilan Chiu Kang. Selain itu, Li Guzhou adalah satu-satunya orang yang memanggil Zhao Shing dengan sebutan itu.“Kau telah siuman. Syukurlah.”“Kakek, aku lama tak mendengar kau memanggilku dengan nama itu. Aku merindukannya,” ujarnya masih lemas.Di belakang Li Guzhou berbaris Wang Jiang dan kedua adiknya serta Fan Yi bersama suaminya. Wajah mereka tampak cemas melihat keadaan Zhao Shing. Satu-satunya orang yang tidak cemas dengan keadaannya adalah Wang Lingshan.“Kakek, kenapa mereka memaki-makimu. Apa kesalahan yang kau lakukan?” tanya Chiu Kang dengan nafas masih terengah-engah.“Tidak, kami hanya bercanda. Apa kau lapar?” tanyanya.“Tentu, aku telah tidur terlalu lama,
Mereka terkejut melihat Li Guzhou berdiri di dekat mereka.“Kau! Kenapa kau selalu mengganggu kami?” tanyanya dengan wajah ketakutan.“Selalu? Aku rasa ini baru kedua kalinya. Belajarlah dulu menggunakan lidahmu dengan benar sebelum menggunakan pedangmu,” Li Guzhou berjalan mendekati Wang Lingshan dan istrinya. “Kau tidak apa-apa?”Mereka hanya mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Sepertinya masih ada kemarahan di hati mereka.“Awas kau! Akan kulaporkan kau kepada guru kami. Ayo kita pergi!”“Laporkan saja. Suruh Mu Long Bui kemari. Aku akan meladeninya bermain-main,” teriak Li Guzhou. Kemudian dia melihat luka Wang Lingshan dan istrinya. “Beruntung hanya luka luar. Kalian naiklah ke atas dulu. Aku akan menyusul.”Wang Lingshan tertunduk malu. “Maafkan sikap kami barusan.”“Tak perlu dipikirkan. Cepat kalian naik dan beritahu kakakmu untuk bersiap-siap. Tempat ini sudah tidak aman lagi. Aku harus mengambil makanan dulu.”“Baiklah. Kami tunggu di atas.”****Bianjing gempar.
Kaisar Song Renzong terkejut mendengar permintaan Hu Hongyin. Orang kepercayaannnya itu meminta pengunduran diri.“Maaf jika kata-kata hamba menyinggung Yang Mulia. Hamba hanya ingin menjalankan tugas ini dengan tenang. Jika hamba masih seorang jenderal, mereka pasti akan terus memperhatikan gerak-gerik hamba. Bukankah itu membahayakan jiwa anak-anak Pangeran Kong.”Setelah mendengar penjelasan Hu Hongyin, Kaisar Song Renzong mulai bisa menerimanya. Dia menganggukkan kepalanya beberapa kali.Meskipun usia Kaisar Song Renzong sudah berkepala enam, keriput di wajahnya masih terbilang sedikit. Dia lebih terlihat muda dari usianya sendiri. Begitu pun dengan wibawa dan kharismanya yang agung.“Kau benar. Kau benar. Baiklah, aku akan mencopot jabatanmu. Tapi kau harus melanggar hukum terlebih dahulu. Agar semuanya tampak nyata.”“Baik, Yang Mulia.”“Kau boleh pergi.”“Terima kasih, Yang Mulia. Hamba mohon diri. Semoga Yang Mulia selalu panjang umur.”Beberapa hari kemudian Jenderal Hu Hongy
“Keluar kau, Pengecut!” teriak Li Kai Sek dengan mata membelalak merah karena marah.“Aku tak mau menakutimu dengan wajahku. Rasakan ini.”Dua pohon besar kembali jatuh menimpa orang-orang Li Kai Sek. Meski tidak sebesar sebelumnya, pohon-pohon itu masih cukup untuk membunuh dua orang.Belum juga selesai dikagetkan robohnya dua pohon itu, orang-orang yang berada tepat di belakang Li Kai Sek tiba-tiba mati. Li Kai Sek mulai terlihat bingung setelah melihat beberapa orang di belakangnya seketika mati tanpa sebab. Bulu kuduknya berdiri karena rasa takut.“Kita pergi!” perintahnya sembari lari kencang tanpa mempedulikan kuda-kuda yang tertinggal. Dari dua puluh orang yang dibawanya, kini hanya tinggal empat.“Haha, dasar penakut!” teriak Li Guzhou.Lalu dia mulai membersihkan mayat-mayat yang bergeletakan, dan menyamarkan bekas pukulannya di pohon-pohon. Dia tidak ingin Mu Long Bui tahu bahwa ini adalah perbuatannya. Bagi pesilat hebat, dia bisa mengerti siapa pelakunya hanya dari jejak y
Tai Kun Lun penasaran mendengar kata-kata Hu Hongyin.“Sudahlah, jangan kau campuri urusan keluarga kami,” Tai Niu Xin mencoba melarang Hu Hongyin berbicara lebih jauh.“Tidak, Kakak Xin. Jika masalah ini tidak diperjelas, tugas kita akan lebih sukar. Tentu kau mengerti maksudku.”Tai Kun Lun semakin bingung. Apalagi saat telinganya mendengar kata “tugas”. Keingintahuaannya bertambah menjadi lebih besar dari sebelumnya.“Tugas? Apa maksudmu, Adik Hong?” tanya Tai Kun Lun.“Kaisar memberitahuku bahwa......”Belum selesai Hu Hongyin berbicara, Tai Niu Xin sudah memotong perkataannya. “Biar aku saja yang bicara,” ujarnya. Lalu Tai Niu Xin memandang adiknya. “Kau tahu bahwa seperempat kekuatan militer dan politik telah dikuasai Pangeran Zhao You?”“Aku tahu itu. Lalu apa hubungannya?”“Kau juga tahu bahwa orang-orang Xi Xia dan Liao telah lama menunggu kesempatan untuk menyerang negara kita?”“Aku seorang jenderal, mana mungkin aku tak tahu,” jawab Tai Kun Lun.“Jika demikian, kau pasti t
Qi Renshu menyaksikan pertarungan itu dengan mata berkaca-kaca. Dia senang masih ada orang yang berhasil menguasai jurus tertinggi gurunya.Setelah berhasil menghindari Tinju Pengendali Angin milik Chiu Kang, Pangeran Zhao You balik menyerang dengan jurus Naga Menghantam Bumi. Dia mengubah bentuk tangannya seperti cakar, dan terus berusaha mencabik-cabik tubuh Chiu Kang.Setiap kali cabikan cakarnya meleset, bangunan istana di bawah mereka hancur cukup parah. Tapi Chiu Kang berhasil menangkis dan menghindari semua serangan mematikan dari Pangeran Zhao You.Mereka terus bertarung tanpa henti. Jurus demi jurus digunakan, tapi belum juga menemukan pemenanganya.Chiu Kang berkali-kali menghantamkan pukulannya dengan hawa semesta, tapi Pangeran Zhao You mampu menghindari dan menahannya.Ini pertama kalinya Chiu Kang menghadapi lawan yang sangat sulit dikalahkan. Setiap jurus dan tenaga dalamnya seakan-akan selalu gagal mengenainya.Begitu pun sebaliknya, Pangeran Zhao You merasa tidak bisa
Namun, Chiu Kang tidak menggubris ejekan tersebut. Dia harus melakukan sesuatu untuk mengulur waktu, dan salah satu caranya adalah melompat-lompat ke seluruh tempat seperti monyet kelaparan.Di sisi lain, Pangeran Zhao You berbisik kepada Zian Zhong dan kedua putranya. Agaknya dia memerintahkan sesuatu kepada mereka, karena setelah itu mereka bertiga pergi ke belakang.Melihat saudara-saudaranya terlibat pertempuran, Pangeran Zhao You tidak bisa tinggal diam. Akhirnya dia menyerang Kong Kuanyin dan lainnya dengan hebat, apalagi lima ratus tentara pengamannya telah banyak yang meregang nyawa di tangan Qi Peizhi, Wang Jiang, Kong Kuanyin dan pendekar-pendekar lainnya.Pangeran itu mengamuk, menghantam siapa saja yang menjadi penghalang di jalannya.“Kakak Ketiga!” teriak Yang Mingyu setelah melihat Hong Chuntao muntah darah dan mati terkena pukulan Pangeran Zhao You.Gu Buchou dan Duan Fang You yang masih dalam keadaan lemah pun turut bertarung dengan hebat. Setelah tali yang melilit di
Pangeran Zhao You menuding Chiu Kang dengan mata merah karena marah.“Bunuh seluruh keluarga si brengsek itu!” perintahnya.“Ketua Kang, apa yang harus kita lakukan?” tanya Jian Jun, Ketua Perguruan Jingshan.Chiu Kang diam. Kemudian dia menatap Tie Butong dan orang-orang yang berada di bawah pengaruhnya dengan pekat.Sreeet... sreettt...Ikatan Tuan Chao, Nyonya Chao dan Chao Chengping terlepas seketika. Rupanya Tie Butoang, Kam bersaudara dan lainnya mengerti arti tatapan Chiu Kang.“Bawa mereka jauh-jauh dari sini!” teriak Chiu Kang sembari menerjang ke depan mencegah orang-orang Pangeran Zhao You mengejar mereka.Pangeran Zhao You marah.“Kalian telah mengkhianatiku! Bunuh mereka semua!”Liu Sing Ming dan Fu Gang langsung bergerak hendak menyerang Tie Butong, Kam bersaudara dan lainnya yang telah membebaskan keluarga angkat Chiu Kang.Namun, dengan sigap Chiu Kang menghalangi mereka berdua. Terjadilah pertarungan hebat.Fu Gang menghantamkan pukulan kanannya ke dada Chiu Kang, sem
Pangeran Zhao You marah. Dia berdiri dari tempat duduknya.“Aku akan mencincangmu jika sehelai rambut putraku hilang. Bawa mereka semua kemari!” perintahnya.Dari samping ruangan besar itu, para prajurit menyeret beberapa tahanan dengan tanpa belas kasihan.Melihat wajah para tahanan itu membuat wajah Chiu Kang memerah marah. Matanya berair karena alasan tertentu.“Ibu?” kata Chiu Kang dengan bibir bergetar.Wanita itu memandang Chiu Kang dengan mata basah. Wajah wanita itu dipenuhi dengan kotoran. Tubuhnya tercabik bekas cambuk besar mengenainya.“Kang-er?” gumam wanita itu pelan.Chiu Kang sangat marah melihat keadaan Nyonya Chao yang sangat buruk dan dipenuhi luka.“Kalian salah! Dia bukan anakku!” teriak Nyonya Chao.Kemudian Chiu Kang mengalihkan pandangannya. Dia melihat laki-laki tua dengan keadaan jauh lebih mengenaskan dari Nyonya Chao. Di samping laki-laki itu ada seorang gadis muda dengan tatap yang tak henti-henti memandang wajah Chiu Kang.“Ayah? Adik?” gumamnya dengan bi
“Aku juga ingin Ketua Kong, Ketua He, Ketua Jia, Ketua Jun, Ketua Bojing dan beberapa pendekar yang bersedia untuk mengikutiku menyerang Istana Kaisar,” kata Chiu Kang. “Dan jangan lupa, bawa kedua putra Pangeran Zhao Yaou juga,” lanjutnya.“Apakah kita akan langsung menyerang istana Kaisar sekarang?” tanya Kong Kuanyin.Chiu Kang menggeleng.“Tidak. Kita harus menunggu satu dari tiga pintu gerbang Benteng Bianjing terbuka.”Selain mereka, para ketua seperti Ong Fei Yin, Ye Tao, Cao Ehuang, Lin Qiao, Lin Yao, Shu Shaiming, dan beberapa lainnya bertugas memimpin para pendekar menghancurkan pintu gerbang Benteng Bianjing.Sementara Heng Tingfeng dan Quan Shirong diberi tugas khusus untuk memimpin para pendekar membuka pintu gerbang Benteng Selatan oleh Chiu Kang.“Kita harus menunggu sekarang,” ujar Chiu Kang dengan kedua tangan mengepal.Pemuda itu memandang langit yang biru laut di atas sana. Dia terdiam dengan wajah dipenuhi keringat cemas. Bagaimana pun juga, rasa takut sangat kuat
“Kalian berdua tunggu di sini, aku akan menyelinap keluar Bianjing,” ujar Kaisar Song Yingzong.“Bukankah itu terlalu berbahaya, Yang Mulia?” tanya Yang Mingyu.“Kalian tak usah khawatir, aku tahu apa yang sedang kulakukan,” kata Kaisar Song Yingzong. “Kalian berdua tunggulah di sini, aku akan segera kembali,” lanjutnya.Kedua jenderal muda itu berlutut dan menganggukkan kepalanya.“Semoga Yang Mulia Kaisar panjang umur,” ucap mereka bersamaan.Gelapnya malam sedikit memberi ruang bagi Chiu Kang untuk keluar dari Bianjing. Saat membawa kakeknya, Kaisar Song Renzong ke Daming, dia diberitahu bahwa ada sebuah jalur rahasia dari dalam istana untuk keluar benteng tanpa diketahui.Jalur itu hanya cukup untuk satu orang, karena luasnya yang tidak besar. Jalur itu berada di bawah tanah, semacam gua buatan yang khusus dibuat untuk keselamatan Kaisar jika ada bahaya.Chiu Kang menyelinap memasuki Istana Kaisar yang besar. Dia melihat para penjaga sedang berdiri siaga, ada juga yang mondar-mand
Karena terlalu memikirkan keselamatannya sendiri-sendiri, para prajurit ini rela menangkap tuannya sendiri, Jenderal Liu Gen dan membuka gerbang untuk tentara Pangeran Zhao You.“Kalian akan mendapatkan pengampunan penuh dari Yang Mulia Kaisar,” ujar Jenderal Wei Mingli meyakinkan. “Sekarang, cepat kalian bebaskan Jenderal Liu Gen!” perintahnya.Beberapa orang lari memasuki sebuah ruangan bawah benteng. Beberapa saat kemudian, sosok berjanggut sedang hitam dengan rambut tergurai kotor tersenyum ke arah Jenderal Wei Mingli dan Jenderal Fa Enlai.Kedua jenderal ini pun turun dari kudanya dan menyambut kedatangan Jenderal Liu Gen.“Aku senang kalian datang,” ujar Jenderal Liu Gen dengan mata berkaca-kaca.Wei Mingli tersenyum.“Yang Mulia Kaisar Song Yingzong yang memerintahkan kami melakukan ini,” ujarnya.“Hah,” Liu Gen menghela nafas dalam-dalam. “Sayang aku belum sempat menghadap beliau.”“Aku juga belum sempat bertemu beliau,” sambung Jenderal Fa Enlai sambil menepuk bahu Liu Gen.“
Waktu berlari seakan lebih cepat dari biasanya. Malam bergulir dengan gelapnya yang hitam. Suara ledakan dan peperangan di luar Bianjing semakin lama, semakin nyaring.Hal itu menandakan pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Pangeran Zhao You sudah mendekati Benteng Bianjing. Itu artinya Chenliu telah ditaklukkan.Darah mengalir di mana-mana, membanjiri tanah Song yang subur dan hitam. Kepulan asap menebal seperti gumpalan awan saat langit mendung. Bau amis darah menyengat hebat, dan udara dipenuhi dengan bau itu.Perlahan tapi pasti, tentara Pangeran Zhao You terus merangsek menghancurkan pertahanan demi pertahanan tentara Song yang berusaha melindungi Bianjing.Tentara itu dipimpin langsung oleh Pangeran Zhao You. Dia mengerahkan seluruh tentaranya menuju Bianjing.Para penduduk desa di luar Bianjing ketakutan, mereka lari tunggang langgang tak tentu arah, apalagi setelah melihat banyak tentara Song yang mati kehabisan darah karena tebasan pedang di dada, leher dan perut mereka.Ki
Mereka semua berada di kediaman para menteri dan jenderal yang telah dihukum mati beberapa hari yang lalu oleh Kaisar Song Yingzong di Daming.“Ya. Sesaat lagi perang besar akan dimulai,” kata Kong Kuanyin mendesah.“Aku harap apa yang dilakukan Ketua Kang benar.”Xiao Bojing tampak sedikit ragu akan keputusan-keputusan yang dibuat Chiu Kang akhir-akhir ini.Heng Tingfeng marah. Katanya setengah berteriak:“Jangan pernah meragukan keputusan Paman Guruku, beliau pasti benar mengambil keputusan ini.”“Aku setuju dengan ucapan Tetua Heng, Ketua Kang pasti punya banyak alasan di balik tindakannya,” Jia Lihua meyakinkan.Ye Tao mendesah.“Awalnya aku tidak begitu percaya dengannya, tapi setelah mendampinginya ke Liao, aku yakin Ketua Kang adalah orang yang lebih mampu dari yang kita bayangkan.”“Kita hanya harus mempercayainya,” Jian Jun, Ketua Perguruan Jingshan turut meyakinkan.“Tapi bagaimana jika keputusannya salah, dan menyebabkan seluruh pendekar aliran putih mati?” tanya Lin Yao, K