Share

Pangeran Langit Mencari Cinta
Pangeran Langit Mencari Cinta
Автор: Sachie

1. Pesta Kerajaan Langit

Aвтор: Sachie
last update Последнее обновление: 2021-09-14 20:40:07

Kerajaan Langit sedang berpesta. Raja Langit tengah mengadakan pesta besar-besaran. Hari ini, Pangeran Langit akan memilih calon pendampingnya. Seluruh kerajaan dipenuhi dengan hiasan-hiasan, seluruh rakyat mengenakan pakaian terbaik mereka. Di halaman kerajaan, para penari dengan lincahnya bergerak sesuai alunan musik. 

Raja Langit tampak sangat menikmati penampilan pembuka dari para penari tersebut. Raja Langit tampak tertawa lebar bersama Raja Matahari, Raja Bulan, dan Raja Bintang. Sembari menikmati hidangan yang tersaji di atas meja, keempat raja tersebut bertepuk tangan setelah para penari mengakhiri penampilan mereka.

Penampilan berikutnya sudah sangat ditunggu-tunggu. Secara bergantian, Putri Matahari, Putri Bulan, dan Putri Bintang akan menunjukkan kebolehan mereka.

Saat Putri Matahari memasuki panggung, sinar mentari terpancar dari seluruh tubuhnya. Di tangannya, ada sebuah biola. Putri Matahari akan menunjukkan kebolehannya dalam bermain biola. Gesekan biolanya mengalun lembut, memenuhi seluruh pelosok Kerajaan Langit. Semua tampak terhanyut dalam alunan musik tersebut.

"Alunan suara biola yang dimainkan Putri Matahari sangat memanjakan telinga," ujar Raja Langit.

"Raja Langit terlalu berlebihan dalam memuji. Putriku masih pemula. Ia baru tiga bulan belajar," ucap Raja Matahari merendah.

"Tiga bulan saja sudah sehebat ini. Putri Matahari memang memiliki bakat," kata Raja Bulan turut memuji.

"Benar, aku pun setuju. Melodi ini sungguh menenangkan hati," timpal Raja Bintang.

"Bagaimana menurut pendapatmu, putraku?" tanya Raja Langit padaku.

Aku diam tanpa kata, tak menjawab pertanyaan ayah. Pandanganku masih terfokus pada penampil di depan sana.

Putri Matahari kemudian membungkukkan tubuhnya. Tanda bahwa penampilannya telah usai. Aku tanpa sadar langsung bertepuk tangan dengan keras. Ayah langsung melihat ke arahku. Aku mengangguk, mengisyaratkan bahwa diriku suka pada penampilan Putri Matahari. Setelahnya, ayah pun bertepuk tangan, diikuti dengan orang-orang lainnya yang menyaksikan penampilan tadi.

Selanjutnya, giliran penampilan Putri Bulan. Ketika Putri Bulan naik ke atas panggung, suasana tampak meredup. Tak lama kemudian, suara lembut pun mengalun. Akan tetapi, bukan dari alat musik. Putri Bulan rupanya pandai bernyanyi. Ia memiliki suara yang indah. Alunan lembut suaranya menyejukkan hati para pendengarnya.

Aku tak sadar bahwa diriku telah terhanyut dalam alunan suara indah itu sampai akhirnya Putri Bulan berhenti bersenandung. Ingin rasanya aku mendengarkan suaranya lagi. Karena keinginan tersebut, aku pun lantas berdiri dari dudukku, membungkukkan sedikit badan ke arahnya, menandakan bahwa diriku menyukai penampilannya.

"Putri Bulan memang hebat. Akhirnya aku bisa mendengar langsung suara merdunya itu," ucap Raja Langit. Perkataan ayah langsung diikuti dengan anggukan kepala dari Raja Matahari dan Raja Bintang.

Penampilan berikutnya adalah penampilan dari Putri Bintang. Tubuh berkelap-kelip Putri Bintang bergerak ke kanan dan ke kiri. Badannya sangat lincah, menari-nari di atas panggung. Dayang-dayang Putri Bintang membentuk lingkaran, memenuhi bagian terluar panggung. Dari tubuh para dayang tersebut juga terpancar kelap-kelip cahaya. Pemandangan tersebut terlihat sangat indah jika disaksikan dari tempatku saat ini. Putri Bintang sungguh sangat pintar memanfaatkan kelebihannya untuk menghibur para raja yang hadir. Tak cukup sampai di sana, perlahan ia mendekat ke arahku. 

Aku terkesima melihat dirinya dari dekat.

"Pangeran Langit, sudikah kau ikut menari denganku di panggung?" tanyanya ketika jarak kami hanya lima langkah.

Aku tak mampu menolak ajakan tersebut. Kuikuti dirinya berjalan menuju ke arah panggung. Diriku yang tak terlalu pandai menari, hanya bisa berusaha mengimbangi gerakan lincahnya itu. Napasku agak tersengal-sengal saat musik pengiring berhenti. 

Tak lama kemudian, Putri Bintang membungkuk ke arahku "Terima kasih karena telah menemaniku menari, Pangeran," ucapnya.

Aku pun turut membungkuk ke arahnya, berterima kasih lantaran dirinya turut mengajakku terlibat dalam penampilannya.

Aku lantas mengajaknya menuju ke tempat para putri lainnya duduk. 

"Tarianmu tidak terlalu buruk, anakku," ucap ayah saat aku sampai di tempat dudukku.

"Itu karena Putri Bintang membimbingku."

"Ha ha ha, maafkan putriku yang memintamu ikut menari, Pangeran," kata Raja Bintang.

"Aku yang seharusnya berterima kasih karena Putri Bintang mau mengajakku menari bersama."

"Aku sangat terhibur setelah melihat penampilan dari Putri Matahari, Putri Bulan, dan Putri Bintang. Mereka masing-masing telah menunjukkan kemampuan yang sangat luar biasa. Terima kasih atas penampilannya," Raja Langit sekali lagi memberikan tepukan tangan meriah untuk para putri. "Bukan hanya diriku saja, aku lihat anakku juga sangat terhibur dengan penampilan para putri. Bukankah begitu, anakku?"

Aku mengangguk, tanda setuju. Tentu aku tak bisa menutupi rasa takjub setelah melihat penampilan ketiga putri tadi. Setelah melihat penampilan mereka, bukannya terbantu, aku malah merasa kesulitan. Pasalnya, sebelum pesta hari ini berakhir, aku harus memilih salah satu di antara mereka untuk menjadi tunanganku. Ya, hanya satu. Sungguh tugas yang sangat berat bagiku. Bagaimana tidak? Bukan hanya terkesima setelah melihat penampilan mereka bertiga, namun aku juga terpesona dengan sosok ketiganya.

Putri Matahari memiliki tampilan ceria. Keberadaannya membuat orang-orang di sekitarnya terhibur oleh kehangatan sifatnya.

Putri Bulan adalah sosok yang lembut. Dirinya memiliki mata yang mampu untuk meneduhkan hati orang-orang di sekelilingnya. 

Putri Bintang berpenampilan elegan. Sosoknya sangat bersahaja, mempunyai aura yang luar biasa.

"Bagaimana anakku? Bukankah sudah saatnya dirimu untuk menentukan pilihan?" ujar Ratu Langit. 

Ayah dan ibu sudah memberi isyarat padaku untuk membuat keputusan. 

'Oh, adakah yang bisa membantuku? Aku tidak bisa memilih satu di antara mereka bertiga! Seandainya aku diberi lebih banyak waktu.'

DAR DAR DAR!

Suara keras itu terdengar dengan sangat tiba-tiba. Memekikkan telinga setiap orang yang mendengarnya. Aku menutup telingaku yang tak kuat mendengar suara tersebut.

Suara ini, jangan-jangan...

"Pesta yang sangat meriah, Raja Langit."

Dengan mata yang setengah tertutup, aku dapat melihat ayah yang terkejut saat melihat ke arah sumber suara. 

"Raja Petir, kau rupanya," ucap ayah diiringi dengan senyuman getir.

"Iya, ini aku. Aku Raja Petir, orang yang lupa kau undang di saat berbahagia seperti sekarang ini."

Seketika, aku dapat melihat kepanikan terpancar dari raut wajah ayah. 

"A..aku de..ngar kau sii..buk"

"Apa maksudmu Raja Langit? Sesibuk apa pun diriku, aku tidak mungkin tidak hadir di saat penting seperti sekarang ini!" terdengar jelas nada penuh amarah dari suara Raja Petir. "Bagaimana kau bisa tidak mengundangku dan putriku di hari pemilihan pasangan anakmu? Apa kau meremehkan aku dan kerajaanku?"

DAR DAR DAR!

Suara keras terdengar kembali. Kali ini, disertai dengan kilatan yang menyilaukan mata. Raja Petir tampaknya sedang sangat murka.

Raja Petir mendekat ke arah kami. Melihat hal itu, para pengawal dengan cekatan berusaha menghalanginya.

Raja Petir tampak tak senang dihalangi oleh para pengawal tersebut. "Raja Langit, lihatlah para pengawalmu berbuat tidak sopan. Mereka berusaha menghalangi langkahku!"

"Tenanglah, Raja Petir. Tampaknya kau sedang sangat marah. Bukankah lebih baik kita bicarakan dulu semuanya dengan kepala dingin?"

"Marah? Bagaimana aku tidak marah setelah melihat perlakuanmu ini?"

DDAAARRRR!!!

Langit bergetar keras dan mendadak menjadi gelap gulita. 

Related chapter

  • Pangeran Langit Mencari Cinta   2. Kemarahan Raja Petir

    Kemarahan Raja Petir menimbulkan suara keras yang membuat langit bergetar dan mendadak menjadi gelap gulita. Situasi hingar-bingar saat pesta kini telah berubah seratus delapan puluh derajat. Suasana mencekam menyelimuti semua orang."Kau sudah salah paham, Raja Petir. Aku sama sekali tidak punya maksud untuk meremehkan dirimu," Raja Langit tampak tengah berusaha keras untuk menenangkan amarah Raja Petir."Kau tidak mengundangku dan putriku ke acaramu, ini sudah menjadi bukti kuat bahwa kau merendahkanku dan Kerajaan Petir! Kau menganggap putriku tidak layak bersanding dengan putramu. Iya, kan?""Bukan begitu, aku ha..ha..han...nya…"Kilat kembali terlihat. Keragu-raguan ayah dalam menjawab pertanyaan Raja Petir tampaknya semakin memperkeruh suasana.

    Последнее обновление : 2021-09-14
  • Pangeran Langit Mencari Cinta   3. Bumi

    Aku dapat merasakan tubuhku meluncur turun. Jauh. Sangat jauh. Ke bawah.Bluk!Akhirnya, tubuhku berhenti melayang."Pangeran, kau tidak apa-apa?"Aku dengan perlahan mencoba untuk membuka mata. Kudapati kedua pengawalku yang melihatku dengan tatapan penuh rasa khawatir."Aku tidak apa-apa," jawabku akhirnya.Aku pun bangun, melihat ke sekeliling. Mencoba untuk menerka-nerka di mana gerangan kami berada saat ini.Tempat ini sangat asing bagiku. Hari sedang gelap namun banyak benda bergerak yang mengeluarkan cahaya.TIN TIINN TIIINNN!!!

    Последнее обновление : 2021-09-14
  • Pangeran Langit Mencari Cinta   4. Bertahan

    Aku memejamkan mataku. Cukup lama. Aku mencoba untuk mencerna perkataan pelayan tersebut."Ini bukan Kerajaan Langit, ini bumi!"Kata-katanya itu terus berputar di kepalaku. Bumi. Akhirnya teka-teki ini terjawab. Rupanya, aku terjatuh ke bumi! Mengapa tidak terpikirkan sebelumnya olehku?Aku pun membuka mataku lebar-lebar. Berharap tubuhku dapat kembali ke Kerajaan Langit. Sayangnya, aku masih berada di tempat yang sama. Di hadapanku, pelayan itu menatap lekat diriku. Kulihat kilatan kemarahan di kedua bola matanya. Aku pun terkejut melihat hal tersebut. Kilatan mata itu membuat diriku teringat kembali dengan Raja Petir. Bulu kudukku pun langsung merinding dibuatnya."Ada apa ini ribut-ribut?" tanya seorang pria bertubuh jangkung.

    Последнее обновление : 2021-09-14
  • Pangeran Langit Mencari Cinta   5. Si Penyelamat

    Aku berlari dan terus berlari. Seorang diri. Dua pengawalku berada entah di mana. Sekelilingku gelap. Aku tak mampu melihat dengan jelas jalan di depanku. Meski begitu, aku tetap terus berlari.Rasanya seperti berada di dalam api. Aku merasa sekujur tubuhku sangat panas."Pangeran… Pangeran…"Aku mendengar suara pengawal yang berulang kali memanggil namaku. Terus kulangkahkan kaki, berlari mencari sumber suara."Pangeran, kau mendengarku?"Berulang kali aku tolehkan kepala ke kanan dan ke kiri. Aneh, aku tak dapat menemukan sumber suara itu. Di mana sebenarnya mereka?"Hei, cepat bangun!"Suara melengking itu

    Последнее обновление : 2021-09-14
  • Pangeran Langit Mencari Cinta   6. Selamat Tinggal

    Keesokan harinya, aku terbangun dengan keadaan yang jauh lebih baik. Badanku tidak terasa panas lagi. Aku tidur dengan sangat nyenyak kemarin. Aku bersyukur karena meskipun ranjang yang kutiduri saat ini tidak seempuk ranjangku di Kerajaan Langit, setidaknya aku tidak bermimpi buruk. Aku malah tidak terbangun sampai akhirnya suara berisik Nari menyadarkanku dari tidur.“Suhu tubuhmu sudah normal. Bangunlah dan makan sarapanmu,” ujar Nari.Aku langsung beranjak dari ranjang. Perutku sudah sangat keroncongan. Kami berempat duduk melingkar mengelilingi meja bundar di ruangan tersebut. Langsung kusantap dengan lahap makanan yang disodorkan oleh Nari. Makanan di mangkukku sedikit demi sedikit langsung berpindah ke dalam perutku.“Bagaimana, makanan buatanku enak, kan?” tanya Nari.

    Последнее обновление : 2021-09-14
  • Pangeran Langit Mencari Cinta   7. Melanjutkan Perjalanan

    Setelah berpisah dengan Nari, aku melanjutkan perjalanan menuju Kerajaan Langit bersama dengan Kenji dan Masaki. Kami bertiga terus melangkah meski tak tahu betul arah mana yang harus dituju agar bisa kembali ke Kerajaan Langit.Sepanjang perjalanan, aku memperhatikan tingkah laku manusia di sekeliling. Mereka semua tampak aneh di mataku. Bagaimana tidak? Kebanyakan dari mereka menggenggam benda kecil berbentuk persegi panjang. Pria dewasa berpakaian rapi mendekatkan benda tersebut di telinganya kemudian terus berbicara seorang diri, padahal tidak ada orang di hadapannya. Dua orang gadis duduk di taman sambil memegang benda serupa. Mereka tiba-tiba tertawa keras sambil menunjuk-nunjuk ke arah benda tersebut. Tak hanya sampai di situ, di bangku taman lainnya ada seorang anak kecil. Awalnya, sang anak menangis kencang, namun tiba-tiba tangisan tersebut berubah menjadi senyum begitu sang ayah menyodorkan bend

    Последнее обновление : 2021-10-11
  • Pangeran Langit Mencari Cinta   8. Lagi-Lagi Bertemu

    Benda yang kami naiki melaju menyusuri jalan. Terkadang, benda itu berhenti sebentar namun kembali melaju saat lampu di pinggir jalan berubah warna menjadi hijau. Benda yang kami tumpangi ini sangat menarik perhatianku. Menaiki benda ini lebih praktis daripada menaiki kuda kerajaan.Tak lama kemudian, benda itu berhenti lagi. Pria di depan mengatakan bahwa kami sudah sampai di tujuan. Aku melihat keluar dari jendela. Terlihat bangunan menjulang tinggi. Kami pun tak sabar untuk keluar dari benda ini dan memanjat bangunan tinggi tersebut.“Biayanya 2.435 yen,” ujar pria di kursi depan.Aku memandang Kenji dan Masaki secara bergantian. Kami tidak paham dengan maksud pria tersebut.Pria dewasa yang awalnya berbicara dengan lembut itu mendadak berubah sikap. Raut

    Последнее обновление : 2021-10-11
  • Pangeran Langit Mencari Cinta   9. Semua Demi Uang

    Nari berdiri di hadapan kami bertiga dengan kedua tangan terlipat di dada. Ia berulang kali menarik napas lalu mengembuskannya kembali.“Kalian sadar apa yang telah kalian lakukan tadi itu salah?” ujar Nari.Aku sadar kalau pertanyaannya tadi adalah kalimat pembuka dari omelannya.“Apanya yang salah? Kami cuma makan onigiri,” jawabku dengan nada tidak bersalah.“Aku kan sudah membekali kalian dengan onigiri!”“Iya, tapi kau hanya memberikan kami 3 onigiri sehingga masing-masing dari kami hanya bisa makan satu saja sedangkan kami tadi sudah berlari jauh, menghindar dari kejaran pria sangar,” kataku membela diri.“Hah? Aku tidak

    Последнее обновление : 2021-10-11

Latest chapter

  • Pangeran Langit Mencari Cinta   45. Pura-Pura

    Aku tidak bisa menolak permintaan ayah. Akhirnya, aku pun kini berdiri di hadapan para wartawan yang sudah sejak tadi bergerombol di depan gedung kantor. Di sampingku, ada Hoshie. Tak jauh dari kami, ada manajer Hoshie, Kenji, dan Masaki. Kini sudah waktunya untuk berpura-pura.Hoshie sejak tadi sudah menggandeng tanganku. Wajahnya sangat ceria hari ini. Aku pun berusaha untuk mengimbanginya dengan memasang raut wajah bahagia. Namun, yang terlukis di wajahku justru senyum kecut yang dipaksakan. “Apakah kalian sudah resmi berpacaran?” tanya salah satu wartawan. Tampaknya para wartawan tersebut menyoroti tangan Hoshie yang menggandengku.Aku lagi-lagi hanya bisa memasang senyum yang dipaksakan. Tidak sanggup berkata-kata untuk menjawab pertanyaan tersebut. Di lain pihak, Hoshie justru sangat bersemangat menghadapi para wartawan.“Apakah menurut kalian kami sudah tampak serasi?” tanya Hoshie sembari semakin menempelkan badannya

  • Pangeran Langit Mencari Cinta   44. Permintaan Ayah

    Aku terkesiap saat menyaksikan Niji menceburkan dirinya ke laut. Aku lebih terkejut lagi saat Niji kemudian muncul seraya membawa tubuh Nari. Wajahnya terlihat sangat pucat.Niji berulang kali mendekatkan mulutnya ke mulut Nari. Ia juga menekan bagian dada Nari, mencoba mengeluarkan air laut yang ditelan oleh Nari. Menit demi menit berlalu, namun Nari tak kunjung memberikan reaksi. Para undangan yang melihat kejadian ini pun mulai berisik, beranggapan bahwa Nari sudah tak dapat diselamatkan.Aku hendak melihatnya dari jarak yang lebih dekat, namun Hoshie menghentikan langkahku dengan menarik lenganku.“Percuma saja kamu mendekat, tidak ada yang akan berubah,” ucap Hoshie.Ucapan Hoshie tersebut memang ada benarnya. Kakiku langsung lemas. Aku lunglai di tempat.Niji tampak hampir putus asa lantaran Nari tak kunjung sadar. Ia mengguncang-guncangkan tubuh Nari yang tampak kaku itu.“Nari, bukalah matamu!” ujar Niji.

  • Pangeran Langit Mencari Cinta   43. Insiden di Pesta

    Nari mematung di tempat saat melihat Hoshie memberikan potongan kue ulang tahunnya ke Sora. Para undangan yang lainnya tentu juga sama terkejutnya dengan Nari.“Wow, potongan kue ketiga rupanya diberikan kepada seorang pria tampan yang sedang berdiri di sana. Agar para undangan yang hadir bisa melihat wajah pria yang beruntung ini, aku mohon padamu untuk maju ke depan,” ujar sang pembawa acara.Orang-orang langsung bersorak, ikut menyerukan agar Sora maju ke depan. Mata Nari tak bisa lepas dari lengan Hoshie yang menggaet lengan Sora. Tidak bisa dipungkiri, Sora dan Hoshie tampak serasi.Sang pembawa acara terus mengorek hubungan antara Sora dan Hoshie. Para undangan nampak sangat antusias, ingin mengetahui hubugan di antara mereka.“Hubungan kami memang berawal dari mitra kerja, tapi siapa yang tahu jika nantinya kami menjalin hubungan yang lebih serius.” Jawaban Hoshie itu semakin membuat hawa memanas. Tampak beberapa undangan me

  • Pangeran Langit Mencari Cinta   42. Pesta Ulang Tahun Hoshie

    Hari ini adalah hari ulang tahun Hoshie. Aku datang bersama dengan Kenji dan Masaki. Sebelumnya, aku sudah mendapat persetujuan dari Hoshie untuk mengajak Kenji dan Masaki ke pestanya. Aku tentu tidak ingin bengong sendirian jika saat di pesta Niji dan Nari asyik ngobrol berdua tanpa mempedulikan keberadaanku.Sesampainya di lokasi berkumpul, aku melihat Niji dan Nari sudah lebih dulu datang. Nari tampak sedikit berbeda dari biasanya. Ia yang dalam kesehariannya tidak terlalu memaki riasan, kini terlihat memakai lipstik berwarna merah menyala. Pipinya juga sedikit kemerahan.“Kenapa kamu bengong begitu melihat penampilanku? Apa aku terlihat aneh?” tanya Nari.“Bukannya begitu. Hanya saja hari ini kamu tidak terlihat seperti biasanya,” jawabku.“Aku menghormati Hoshie yang mengundangku untuk datang ke pesta ini. Jadi, aku pun harus berpenampilan selayaknya orang yang datang ke pesta.”Setelah selesai berbasa-basi,

  • Pangeran Langit Mencari Cinta   41. Ulah Hoshie

    Pagi ini, kepalaku terasa pening. Ucapan Niji kemarin terus terngiang-ngiang di telingaku. Aku masih merasa tidak percaya lantaran ucapannya itu sama dengan ucapan Pangeran Pelangi saat mengakui perasaannya terhadap Putri Petir. Apakah mereka selalu mengatakan hal itu jika ada orang yang disukai? Atau jangan-jangan… Entahlah. Aku tidak ingin terlalu memikirkan hal tersebut. Tapi, tetap saja hal itu belum bisa lepas dari benakku.“Selamat pagi. Bagaimana keadaanmu hari ini? Apakah sudah lebih baik daripada kemarin?” tanya Niji yang baru tiba.“Ya. Seperti yang kau lihat. Keadaanku sudah lebih baik.”“Maaf karena perkataanku kemarin sepertinya membuatmu sangat terkejut.”“Justru aku yang harus minta maaf karena kemarin aku sudah merepotkanmu.”Kemarin, Niji yang membantu membersihkan muntahanku. Ia juga memanggilkan taksi untukku.“Hal itu sama sekali tidak merepotkanku. Kemarin, set

  • Pangeran Langit Mencari Cinta   40. Antara Niji dan Nari

    Setelah selesai makan malam dengan Hoshie, aku menyempatkan diri untuk mampir ke kantor. Karena sudah hampir jam sembilan malam, tidak banyak orang yang masih ada di kantor. Aku sengaja kembali untuk mengambil tas yang aku letakkan di ruang departemen sales dan marketing.Aku merasa beruntung karena meletakkan tasku di ruang departemen sales dan marketing yang terletak di lantai delapan. Jika saja tadi aku meletakkan tas di ruanganku, tentu kini aku harus naik sampai ke lantai sepuluh. Malas rasanya naik sampai ke lantai sepuluh. Pasalnya, sejumlah lampu di kantor sudah dimatikan. Tentu akan merepotkan jadinya jika harus menyusuri ruangan yang gelap.Sesampainya di lantai delapan, aku melihat lampu masih menyala. Apakah masih ada orang di ruangan tersebut? Aku pun melangkah memasuki ruangan.“Hentikan itu, jangan mengatakannya lagi. Kamu membuatku sakit perut.”“Kalau begitu, bagaimana jika aku ganti topik saja. Mau mendengar kisah horor

  • Pangeran Langit Mencari Cinta   39. Pertemuan Kembali dengan Hoshie dan Mizuki

    Kami langsung bergegas menuju lantai 10. Aku sudah meminta Kenji dan Masaki untuk membelikan pakaian yang sekiranya pantas dikenakan oleh Nari. Aku dan Nari pun segera berganti pakaian.Hari ini adalah hari pertama Nari bekerja di perusahaan kami. Niji aku mintai bantuan untuk mengarahkan Nari selama bekerja. Sementara itu, hari ini aku mendapat tugas untuk berkomunikasi dengan editor MM dan Hoshie terkait dengan rencana pemasaran kami. Kebetulan, editor MM yang bertanggung jawab kali ini adalah Mizuki. Jadilah aku, Mizuki, dan Hoshie duduk bertiga di ruang rapat.“Aku tidak menyangka bahwa kamu adalah anak dari pemilik perusahaan besar sekelas SkyLight,” ucap Mizuki saat kami kembali bertemu setelah sekian lama.“Aku juga tidak menyangka bahwa aku akan dipekerjakan oleh orang sepertimu,” kata Hoshie.Bila menilik ke belakang, saat aku bekerja bersama Mizuki dan Hoshie, penampilanku sangat sederhana. Aku saat itu tidak memiliki uan

  • Pangeran Langit Mencari Cinta   38. Mencari Jalan Pulang

    Kriiaat krrrieeeetBunyi berderit itu kerap timbul setiap aku melangkahkan kaki di dalam bangunan tua, tempat kami akan bermalam hari ini.“Apa kau yakin akan tidur di tempat ini?”Melangkahkan kaki saja aku sudah ragu-ragu, bagaimana mungkin aku bisa tidur di dalam ruangan tua dan berdebu seperti ini?“Kamu lihat sendiri, kan. Hanya di tempat ini kita bisa berteduh. Kalau kamu tidak mau tidur di sini, silakan tidur di atas pohon,” jawab Nari jutek.“Setidaknya kan kita bisa berjalan lebih jauh lagi untuk mencari tempat yang lebih layak untuk tidur.”“Sudahlah. Aku sudah sangat lelah dan mengantuk. Kalau kamu tidak mau tidur, itu terserahmu.”Nari sudah mengambil tempat dan bersiap untuk memejamkan matanya.Sepuluh menit berlalu, aku masih belum siap untuk membiarkan pakaianku menyentuh lantai. Tidak rela rasanya membiarkan pakaian ini menyapu debu-debu yang menempel di lantai.

  • Pangeran Langit Mencari Cinta   37. Kembali ke Bumi

    “Pulangkan aku ke bumi!”Nari terus saja meminta padaku untuk membawanya kembali ke bumi. Aku pun mengantarnya ke salah satu tempat di Kerajaan Langit yang terdapat lubang cukup besar.Nari menutup mulut dengan sebelah tangannya ketika melihat ke bawah. “Sulit untuk dipercaya. Itu adalah bumi tempatku tinggal?” katanya sembari menunjuk ke arah bumi.“Ya. Seperti yang bisa kita lihat.”Dari tempat kami saat ini, kami dapat melihat aktivitas orang-orang di bumi. Karena hari sudah gelap, lampu-lampu jalanan terlihat menyilaukan.“Bagaimana caraku bisa sampai ke bawah?” tanyanya.“Mudah saja. Kau tinggal turun melalui lubang ini.”“Apa kau bercanda?”“Aku serius. Apa aku terlihat seperti orang yang sedang bercanda?”“Tapi, ini sangat tinggi. Aku tidak yakin masih bisa selamat jika terjun dari ketinggian seperti ini.” Nari menatap

DMCA.com Protection Status