Genap sudah sembilan bulan usia kehamilan Caroline, malam itu dia tidak bisa tidur, pinggangnya terasa sangat panas, perutnya mulas, Caroline bingung harus berbuat apa, karena tidak ada orang yang bisa dia minta pertolongan, dia hanya bisa berdoa kepada Tuhan berharap semuanya akan baik-baik saja.
Caroline merasakan sentuhan tangan yang sangat hangat di belakang punggungnya, namun saat dia menengok ke belakang, tidak ada siapapun di belakangnya, Caroline sangat sedih dia berharap Arthur ada di sampingnya.
Caroline merasakan kontraksi yang sangat hebat, perutnya merasakan mulas yang tidak tertahankan, sepertinya sudah saatnya Caroline melahirkan, beberapa kali Caroline mengejan, peluh menetes membasahi seluruh badannya.
Di luar angin berhembus dengan kencang, hewan malam mengeluarkan suaranya, suasana sangat riuh, seakan-akan menyambut kedatangan seorang yang sangat dinantikan, hujan turun dengan lebat, petir menyambar me
Arron tumbuh menjadi anak yang pintar dan lucu, dia memiliki paras yang tampan seperti Ayahnya, kulitnya putih bersih, bola matanya berwarna biru seperti air laut, dengan rambut yang sedikit pirang, kehadiran Arron membuat hidup Caroline menjadi lebih berwarna, Arron mampu mengobati kerinduan Caroline terhadap Arthur.Dengan langkah tergopoh-gopoh, Caroline membawa kayu bakar di pundaknya, dan perlahan dia turunkan di pekarangan rumah, semenjak berteleportasi dan kembali ke masa lalu, kehidupan Caroline berubah drastis, dia harus bekerja keras untuk bertahan hidup, tidak ada yang instan di masa itu, sehingga mau tidak mau, Caroline mulai belajar berladang dan bercocok tanam.Setiap hari Caroline, akan pergi ke ladang untuk menanam gandum dan sayuran, terkadang dia juga akan pergi ke hutan, untuk mencari buah-buahan, dan bahan makanan
Malam ini hujan cukup deras, sepertinya akan terjadi badai, Caroline bergegas menutup semua jendela, tak lupa dia juga menyuruh Leo untuk tidur di dalam, karena udara diluar sangat dingin."Leo, ayo masuk ke dalam, cuaca sedang tidak bersahabat, sepertinya akan ada badai malam ini," ucap Caroline, sambil menyuruh Leo untuk masuk ke dalam rumah, Leo serigala yang sangat penurut, dan mengerti dengan bahasa manusia, langsung menuruti perintah dari tuannya, dia masuk ke dalam rumah dan berbaring di dekat perapian."Aku akan tidur bersama Arron di dalam kamar, kamu tidurlah di situ dan jangan berbuat gaduh jika di dalam rumah," jelas Caroline, pada hewan peliharaannya.Saat hendak masuk ke dalam kamar, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu dari luar.
Pagi menyapa, Luna terbangun karena mendengar suara kokok ayam jantan, dia bergegas turun dari ranjang menuju ke dapur untuk membersihkan diri, selesai mandi Caroline menyalakan tungku api, menyiapkan teh hangat, dan memasak rusa pemberian dari Evan.Aroma wangi masakan menguar sampai ke dalam rumah, Evan terbangun karena merasa lapar, ditambah dia mencium aroma masakan Caroline yang sangat menggoda hidung, Evan duduk sambil mengucek sebelah matanya, Evan bangkit dari kursi, dan menghampiri Caroline yang sedang memasak."Nyonya maaf saya sepertinya kesiangan, jadi tidak bisa ikut membantu Anda memasak," ucap Evan, merasa tidak enak kepada Caroline."Tidak apa-apa aku sudah biasa seperti ini setiap hari, kamu duduklah, tunggu sebentar akan aku siapkan teh hangat," ujar
"Tidak, aku anak tunggal," jawab Evan."Coba kamu ingat-ingat lagi," ujar Caroline."Aku sangat yakin, aku tidak mempunyai saudara, apalagi saudara kembar, karena aku anak tunggal, di dalam keluargaku," jelas Evan."Wajahmu mengingatkan ku pada suamiku, parasnya sangat mirip sekali denganmu, setiap kali aku melihat wajahmu, aku seperti melihat wajah suamiku dalam dirimu," tutur Caroline."Mungkin hanya kebetulan saja, apakah kamu pernah mendengar mitos, yang mengatakan bahwa manusia diciptakan dengan tujuh paras wajah yang sama, hanya saja mereka tinggal di belahan dunia yang berbeda," ucap Evan."Iya bisa saja, mungkin semua hanya kebetulan," imbuh Caroline, kemudian bangkit dari duduknya, dan berlalu masuk ke dalam rumah.Hari sudah mulai siang, Evan berpamitan kepada Caroline, dia memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya."Caroline,
Caroline duduk di pinggir pohon oak, dia bingung harus mencari Arron kemana, semua tempat sudah diperiksa, namun dia tetap tidak menemukan Arron dimanapun, saat Caroline sedang istirahat, munculah Leo dari balik semak, sepertinya dia habis dari dalam hutan, Leo yang melihat tuannya langsung menghampiri Caroline, kemudian serigala tersebut duduk disamping Caroline.Caroline merogoh saku bajunya, dia mengeluarkan kalung pemberian dari Arthur, Caroline menemukan kalung tersebut saat sedang mencari Arron, sebenarnya sudah lama dia mencari kalung tersebut, nasib baik masih memihak kepadanya, sehingga kalung tersebut bisa ditemukan kembali."Arron, dimana kamu Nak, kembalilah jangan buat Momy khawatir.""Leo apakah kamu melihat Arron? Aku bingung harus mencarinya kemana lagi.""Auuuuuuuu." Leo tidak biasanya melolong di siang hari, itu berarti ada bahaya di sekitar mereka."Kamu kenapa
Pagi ini di pinggiran sungai dekat hutan, ada seorang pemuda yang sedang mandi di sungai, dia tidak takut dengan derasnya air.Saat pria itu beranjak dari dalam air, dan menginjakkan kakinya di atas tanah, terlihat jelas postur tubuhnya yang sangat ideal, perutnya seperti roti sobek, rambut pirang, hidung mancung, dan dua bola mata berwarna biru, ditambah dengan warna kulit yang eksotis, menambah ketampanan pria tersebut.Dia adalah Arron Christopher Durant, mereka berhasil lari dari kejaran para Iblis, yang mencoba membunuhnya, waktu itu Carolina melarikan diri, dan bersembunyi di sebuah gua di pinggiran hutan, Caroline mendirikan pondok di dekat sungai, tempat dimana mereka tinggal sekarang."Leo, tangkap ini," seru Arron, sambil mengangkat ikan yang berhasil dia tangkap, Leo yang sedang berbaring di tanah, langsung berlari ke arah Arron.Mereka kemudian berjalan, kembali pulang menuju ke pondok, d
"Hari ini, adalah hari dimana anak itu genap berusia 17 tahun, sampai detik ini juga kita belum berhasil menemukannya.""Semua karena salahmu, coba saja kalau dulu kamu berhasil membunuhnya.""Jangankan membunuh, aku saja tidak bisa menyentuh wanita itu, dia seperti memiliki perisai pelindung, setiap aku mencoba melukai Ibunya, anak itu langsung bereaksi, dan membuat aku terlempar jauh dari Ibunya, anak itu masih di dalam rahim Ibunya saja sudah bisa menjadi pelindung, apalagi sekarang dia sudah besar, dia pasti mewarisi semua kekuatan Arthur.""Mungkin itu yang menjadi alasan, Tuan Lucifer melarang bangsa kita untuk berhubungan dengan manusia, dia tidak ingin ada yang menandingi kekuatannya.""Lalu bagaimana rencana kita sekarang, aku takut Tuan Lucifer akan marah jika dia mengetahui bahwa anak itu masih hidup.""Kamu tidak perlu risau, anak itu akan mengantarkan nyawanya sendir
Anjing Cerberus berhenti di suatu danau yang airnya sangat biru, di pinggiran danau berjajar pohon apel yang berbuah lebat, Arthur turun dan memutuskan untuk beristirahat di sini."Tempat apa ini Alex?" Tanya Arron, matanya terus menatap memperhatikan keadaan sekeliling."Kita berada di belahan dunia yang lain, dan danau ini adalah danau bolang, sudah lama aku tidak mendatangi tempat ini, aku ingin mengunjungi salah satu temanku di sini," jawab Alex, kali ini dia tidak merubah wujudnya kembali menjadi seekor serigala."Aku ingin berenang, apa kamu mau ikut," ajak Arron kepada Alex, dia membuka baju dan langsung menceburkan diri ke dalam danau.Air danau itu terbilang sangat dingin, Aaron menyelam sampai ke dasar dan
Mata Arthur terus melihat setiap sisi ruangan, dia merasa seperti ada sesuatu yang sedang memperhatikan mereka, perasaannya menjadi tidak enak, dia tidak sadar kalau ada sepasang mata yang sedang memperhatikan gerak gerik mereka."Ada sesuatu yang janggal di tempat ini."Arthur mengedarkan pandangannya, sorot mata Arthur bak elang yang sedang mencari mangsa, Arron menyenggol bahu Ayahnya."Dad," bisik Arron kepada Arthur."Kenapa?""Aku merasakan ada suatu energi yang cukup besar di rumah ini," ujar Arron, mencoba mengeluarkan apa yang dia rasakan dari tadi."kamu juga bisa merasakan kekuatan itu?"
"Iya aku Caroline, siapa kamu? Apakah kamu mengenalku?" tanya Caroline, dia merasa heran karena wanita tua itu bisa mengetahui namanya."Aku kangen banget sama kamu, selama ini kamu kemana aja?""Maaf sepertinya anda salah orang." Caroline melepas dengan lembut pelukan wanita tua itu."Tidak, aku tidak mungkin salah orang, aku sangat yakin kamu adalah Caroline, sahabatku yang pernah menghilang dulu," tuturnya."Siapa nama anda? Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?""Ini aku Berta, dulu kita pernah bekerja bersama di sebuah cafe," jelas wanita tua di hadapan Caroline, yang mengaku sebagai Berta sahabat lamanya."Berta Patty, itukah kau!" Teriak Caroline tidak percaya, antara senang dan sedih bercampur menjadi bahagia, mereka saling berpelukan."Kenapa keadaan kamu sekarang seperti ini, kenapa kamu terlihat seperti seorang manula?" tanya
"Katakan pada Momy, dimana Leo, serigala itu sudah Momy anggap seperti keluarga kita, dia sangat berjasa bagi Momy, di saat Momy terjebak di dunia antah berantahf ini, dialah yang selalu setia menemani Momy." Caroline terus bertanya tentang Leo kepada Arron.Arron menceritakan semuanya kepada Caroline."Aku masih tidak menyangka kalau Leo, ternyata adalah seorang ksatria," ucap Caroline."Sudah, tidak baik membicarakan orang lain, sayang duduklah, ada satu hal yang ingin aku bicarakan.""Jangan mengalihkan pembicaraan, jawab dulu pertanyaanku dimana Leo?" tanya Caroline, dengan muka yang masam."Apa kalian ingin kembali ke dunia manusia?" tanya Arthur
Caroline menatap lekat suami dan putranya, mereka bagai pinang dibelah dua, sangat mirip, layaknya seorang adik kakak."Bagaimana perjalanan kalian?" tanya Caroline membuka obrolan."Banyak hal baru yang aku temukan, aku mendapat banyak pelajaran," jawab Arron, sambil meneguk segelas air jeruk hangat."Pelajaran apa yang kamu dapatkan Putraku?""Kepercayaan, persahabatan, dan sakitnya perpisahan.""Tapi kamu sangat berani, Dady sangat bangga memiliki putra sepertimu, 17 tahun Dady menunggumu, hingga tibalah waktunya kini, kita dipertemukan kembali di tempat yang indah ini, itu semua berkat keberanianmu, Arron." Arthur memuji keberanian Arron, sambil mengelu
"Secepat itu kau melupakan aku Arron.""Tunggu dari nada bicaramu ,aku rasanya sangat familiar dan sering mendengarnya."Arron terus mencoba mengingat siapa pemilik suara tersebut, sedangkan pemuda tampan di hadapannya, tetap tenang dengan senyuman yang selalu menghiasi bibirnya."Hey bocah, apa kamu masih tidak bisa mengenaliku?" tanya pemuda itu dengan senyuman yang sedikit mengejek."Leo, iya aku yakin kamu Leo, sahabatku," seru Arron, sambil memeluk Cerberus yang kini telah berganti wujud menjadi manusia, dahulu dia adalah seorang ksatria, yang dikutuk oleh Lucifer menjadi seekor serigala, beruntung dia bertemu dengan Arthur, sehingga dia dikaruniai beberapa kekuatan oleh Arthur.
Saat hendak mundur Arron menabrak sesuatu di belakangnya, saat dia menengok kebelakang, ternyata anak buah Lucifer telah mengepung mereka.Dengan senyuman licik para iblis itu mengolok-olok Arron "Mau lari kemana kau kelinci kecil.""Cerberus itukah kau? Lama tidak jumpa, ternyata kau masih sama seperti yang dulu, masih terlihat bodoh dan culun," ledeknya kepada Cerberus.Cerberus mendengus kesal, dia merasa risih jika mendengar ada orang yang berani mengejek namanya."Lihatlah, sepertinya dia marah." Gelak tawa mereka saling bersahutan."Jangan suka merendahkan orang lain, tidak baik," cetus Arron, dia mengeluarkan pedang cahaya miliknya.Para iblis langsung mundur beberapa langkah, ketika melihat Aaron mengeluarkan pedang cahaya, mereka seperti ketakutan, dan itu berhasil memunculkan ide di kepala Arron.Dengan bantuan dari pedang cahay
Setelah lama mencari, akhirnya Arron berhasil menemukan Siren, dan berhasil membebaskannya dari cengkeraman anak buah Gladiator."Apa kamu terluka?" tanya Arron kepada Siren."Tidak, beruntung tadi kamu segera datang menolongku, di mana Alex?" tanya Siren, matanya terus mencari keberadaan Cerberus."Dia sedang bertarung dengan Gladiator," jelas Arron."Ayo cepat, kita harus segera menolong Alex, Gladiator bukanlah tandingannya," ungkap Siren, dia terlihat sangat panik setelah mendengar Cerberus sedang bertarung dengan Gladiator.Setelah mereka sampai di permukaan, mereka melihat Cerberus sedang mengerang kesakitan."Alex!" teriak Siren histeris, karena melihat keadaan Cerberus yang sangat memprihatinkan."Hahahha." Tawa Gladiator menggema di sekitar danau, membuat burung-burung yang sedang bertengger berterbangan karena takut.&nbs
"Leo, awas!" Teriak Arron, memperingatkan Cerberus.Beruntung Cerberus tidak lengah, dengan sigap dia bisa mengelak dari serangan aligator."Arron, lebih baik kita segera naik ke permukaan, terlalu berbahaya jika kita terus di dalam air." Leo memberi saran kepada Arron, agar segera naik ke atas.Saat sedang berenang menuju ke atas permukaan, tak sengaja Cerberus seperti melihat sekelebat wajah Siren, dia di ikat dan ditawan oleh dua ekor buaya yang menuntunnya, saat hendak berbalik menghampiri siluet yang mirip dengan Siren, Cerberus hampir saja kena gigitan dari aligator yang hendak menyerangnya. Beruntung ada Arron yang dengan sigap menolongnya."Leo, jangan lengah, apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Arron, sam
"Hati-hati Siren, siapa tahu di dalam air ada aligator yang sedang bersiap ingin menerkammu," goda Cerberus, kepada Siren yang sedang asik berenang di dalam air."Alex ayo turun, airnya sangat sejuk, rasanya aku enggan untuk beranjak dari dalam air," ajak Siren, kepada Cerberus yang sedang duduk di bawah pohon, sambil menggaruk badannya."Tidak, aku sedang tidak berminat untuk mandi," tolak Cerberus sambil menggelengkan kepalanya."Dasar jorok, bilang saja kalau kamu malas," cibir Siren, dengan riang dia berenang kesana kemari sambil menyemprotkan air ke arah Cerberus."Jahil sekali kamu Siren, awas saja kamu!""Dasar anjing jadi-jadian pemarah," ledek Sire