"Hari ini, adalah hari dimana anak itu genap berusia 17 tahun, sampai detik ini juga kita belum berhasil menemukannya."
"Semua karena salahmu, coba saja kalau dulu kamu berhasil membunuhnya."
"Jangankan membunuh, aku saja tidak bisa menyentuh wanita itu, dia seperti memiliki perisai pelindung, setiap aku mencoba melukai Ibunya, anak itu langsung bereaksi, dan membuat aku terlempar jauh dari Ibunya, anak itu masih di dalam rahim Ibunya saja sudah bisa menjadi pelindung, apalagi sekarang dia sudah besar, dia pasti mewarisi semua kekuatan Arthur."
"Mungkin itu yang menjadi alasan, Tuan Lucifer melarang bangsa kita untuk berhubungan dengan manusia, dia tidak ingin ada yang menandingi kekuatannya."
"Lalu bagaimana rencana kita sekarang, aku takut Tuan Lucifer akan marah jika dia mengetahui bahwa anak itu masih hidup."
"Kamu tidak perlu risau, anak itu akan mengantarkan nyawanya sendir
Anjing Cerberus berhenti di suatu danau yang airnya sangat biru, di pinggiran danau berjajar pohon apel yang berbuah lebat, Arthur turun dan memutuskan untuk beristirahat di sini."Tempat apa ini Alex?" Tanya Arron, matanya terus menatap memperhatikan keadaan sekeliling."Kita berada di belahan dunia yang lain, dan danau ini adalah danau bolang, sudah lama aku tidak mendatangi tempat ini, aku ingin mengunjungi salah satu temanku di sini," jawab Alex, kali ini dia tidak merubah wujudnya kembali menjadi seekor serigala."Aku ingin berenang, apa kamu mau ikut," ajak Arron kepada Alex, dia membuka baju dan langsung menceburkan diri ke dalam danau.Air danau itu terbilang sangat dingin, Aaron menyelam sampai ke dasar dan
"Kau harus bersiap untuk melawan raja iblis, bagaimana kamu akan bisa melawannya, jika kamu tidak bisa mengendalikan kekuatanmu!""Baiklah, aku akan terus berusaha, sampai aku bisa mengendalikan semua kekuatan ini," jawab Arron penuh semangat."Siren, apa kau yakin akan ikut dengan kami?" Tanya Alex, kini matanya menatap ke arah Siren."Aku pasti akan ikut, aku sudah tidak sabar ingin melihat kehancuran Lucifer, dan aku juga ingin segera membebaskan kedua orang tuaku," jawab Siren, sorot matanya menjadi merah, dia sudah lama menantikan hal ini datang, jadi tidak mungkin Siren akan menyia-nyiakan kesempatan ini."Sebelum melanjutkan perjalanan, kita harus mengasah kekuatan Arron terlebih dulu, bagaimana dia aka
"Bagaimana keadaanmu sekarang Leo?" tanya Arron, sambil memperhatikan sekitar tubuh Cerberus."Tanganmu sungguh ajaib Arron, dalam sekejap mata lukaku bisa kering dan tidak terasa sakit," ungkap Cerberus, tak henti-hentinya dia melompat karena kegirangan."Jangan terlalu banyak bergerak, nanti kakimu patah," ledek Siren, sambil memeletkan lidahnya ke arah Cerberus."Bilang aja kalo iri," balas Cerberus, mengibas-ibaskan ekornya ke arah Siren."Cerberus tolong carikan aku sebuah danau, badanku terasa sangat kering, aku ingin berenang di dalam air," pinta Siren kepada Cerberus."Ayo kita berangkat, semoga di perjalanan kita bisa menemukan danau atau sungai,"
"Dimana ini, kenapa kepalaku pusing sekali?" tanya Arron, sambil menggelengkan kepalanya yang dirasa sangat berat, tangan dan kakinya tidak bisa bergerak karena diikat."Leo, Siren," bisik Arron, kepada Cerberus dan Siren, yang duduk di pinggir Arron, kedua sahabatnya masih belum sadarkan diri, Kaki dan tangan Siren di ikat, sedangkan Cerberus lehernya dirantai sebuah tiang."Siren" bisik Arron, sambil menyikut lengan Siren."Eh." Siren terkesiap, saat mendapati dirinya yang sedang diikat."Leo, Leo." Arron sedikit mengeraskan suaranya, dan usahanya berhasil akhirnya Leo bangun."Arron apa yang terjadi?" Tanya Siren kepada Arron.
"Sebelum melanjutkan perjalanan, lebih baik kalian beristirahat dulu di sini," ucap Wingky kepada Arron, dia menyarankan agar Arron dan teman-temannya beristirahat dulu."Bagaimana Leo?" tanya Arron, meminta persetujuan dari Leo."Tidak ada salahnya, baiklah malam ini kita akan bermalam di sini, sambil mengisi tenaga kita untuk melanjutkan perjalanan kembali," jawab Leo."Kalian duduklah dulu, aku akan menyiapkan makanan untuk kita makan bersama," ucap Wingky."Terima kasih atas semua kebaikanmu Wingky," balas Arron sambil tersenyum simpul ke arah Wingky.Dengan cekatan Wingky dan teman-temannya, menyiapkan beberapa jenis makanan dan buah-buahan, mereka kem
"Wingky naik saja ke punggungku," ucap Cerberus, yang merasa kasihan melihat Wingky berjalan dengan kakinya yang pincang."Terima kasih atas kebaikanmu Alex, apakah aku menghambat perjalanan kalian?""Bukan, bukan begitu maksudku, aku hanya kasihan melihatmu kesusahan berjalan," jawab Cerberus, merasa tidak enak hati takut menyinggung perasaan Wingky."Coba aku ingin melihat lukamu," sela Arron, mereka kemudian berhenti sebentar karena Arron ingin melihat keadaan kaki Wingky.Wingky langsung duduk dan meluruskan kakinya, Arron meminta sedikit air dari botol Siren, dan mengusap-usap di sekitar luka Wingky, keluar cahaya yang terlihat keemasan dari kaki Wingky.
"Hati-hati Siren, siapa tahu di dalam air ada aligator yang sedang bersiap ingin menerkammu," goda Cerberus, kepada Siren yang sedang asik berenang di dalam air."Alex ayo turun, airnya sangat sejuk, rasanya aku enggan untuk beranjak dari dalam air," ajak Siren, kepada Cerberus yang sedang duduk di bawah pohon, sambil menggaruk badannya."Tidak, aku sedang tidak berminat untuk mandi," tolak Cerberus sambil menggelengkan kepalanya."Dasar jorok, bilang saja kalau kamu malas," cibir Siren, dengan riang dia berenang kesana kemari sambil menyemprotkan air ke arah Cerberus."Jahil sekali kamu Siren, awas saja kamu!""Dasar anjing jadi-jadian pemarah," ledek Sire
"Leo, awas!" Teriak Arron, memperingatkan Cerberus.Beruntung Cerberus tidak lengah, dengan sigap dia bisa mengelak dari serangan aligator."Arron, lebih baik kita segera naik ke permukaan, terlalu berbahaya jika kita terus di dalam air." Leo memberi saran kepada Arron, agar segera naik ke atas.Saat sedang berenang menuju ke atas permukaan, tak sengaja Cerberus seperti melihat sekelebat wajah Siren, dia di ikat dan ditawan oleh dua ekor buaya yang menuntunnya, saat hendak berbalik menghampiri siluet yang mirip dengan Siren, Cerberus hampir saja kena gigitan dari aligator yang hendak menyerangnya. Beruntung ada Arron yang dengan sigap menolongnya."Leo, jangan lengah, apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Arron, sam
Mata Arthur terus melihat setiap sisi ruangan, dia merasa seperti ada sesuatu yang sedang memperhatikan mereka, perasaannya menjadi tidak enak, dia tidak sadar kalau ada sepasang mata yang sedang memperhatikan gerak gerik mereka."Ada sesuatu yang janggal di tempat ini."Arthur mengedarkan pandangannya, sorot mata Arthur bak elang yang sedang mencari mangsa, Arron menyenggol bahu Ayahnya."Dad," bisik Arron kepada Arthur."Kenapa?""Aku merasakan ada suatu energi yang cukup besar di rumah ini," ujar Arron, mencoba mengeluarkan apa yang dia rasakan dari tadi."kamu juga bisa merasakan kekuatan itu?"
"Iya aku Caroline, siapa kamu? Apakah kamu mengenalku?" tanya Caroline, dia merasa heran karena wanita tua itu bisa mengetahui namanya."Aku kangen banget sama kamu, selama ini kamu kemana aja?""Maaf sepertinya anda salah orang." Caroline melepas dengan lembut pelukan wanita tua itu."Tidak, aku tidak mungkin salah orang, aku sangat yakin kamu adalah Caroline, sahabatku yang pernah menghilang dulu," tuturnya."Siapa nama anda? Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?""Ini aku Berta, dulu kita pernah bekerja bersama di sebuah cafe," jelas wanita tua di hadapan Caroline, yang mengaku sebagai Berta sahabat lamanya."Berta Patty, itukah kau!" Teriak Caroline tidak percaya, antara senang dan sedih bercampur menjadi bahagia, mereka saling berpelukan."Kenapa keadaan kamu sekarang seperti ini, kenapa kamu terlihat seperti seorang manula?" tanya
"Katakan pada Momy, dimana Leo, serigala itu sudah Momy anggap seperti keluarga kita, dia sangat berjasa bagi Momy, di saat Momy terjebak di dunia antah berantahf ini, dialah yang selalu setia menemani Momy." Caroline terus bertanya tentang Leo kepada Arron.Arron menceritakan semuanya kepada Caroline."Aku masih tidak menyangka kalau Leo, ternyata adalah seorang ksatria," ucap Caroline."Sudah, tidak baik membicarakan orang lain, sayang duduklah, ada satu hal yang ingin aku bicarakan.""Jangan mengalihkan pembicaraan, jawab dulu pertanyaanku dimana Leo?" tanya Caroline, dengan muka yang masam."Apa kalian ingin kembali ke dunia manusia?" tanya Arthur
Caroline menatap lekat suami dan putranya, mereka bagai pinang dibelah dua, sangat mirip, layaknya seorang adik kakak."Bagaimana perjalanan kalian?" tanya Caroline membuka obrolan."Banyak hal baru yang aku temukan, aku mendapat banyak pelajaran," jawab Arron, sambil meneguk segelas air jeruk hangat."Pelajaran apa yang kamu dapatkan Putraku?""Kepercayaan, persahabatan, dan sakitnya perpisahan.""Tapi kamu sangat berani, Dady sangat bangga memiliki putra sepertimu, 17 tahun Dady menunggumu, hingga tibalah waktunya kini, kita dipertemukan kembali di tempat yang indah ini, itu semua berkat keberanianmu, Arron." Arthur memuji keberanian Arron, sambil mengelu
"Secepat itu kau melupakan aku Arron.""Tunggu dari nada bicaramu ,aku rasanya sangat familiar dan sering mendengarnya."Arron terus mencoba mengingat siapa pemilik suara tersebut, sedangkan pemuda tampan di hadapannya, tetap tenang dengan senyuman yang selalu menghiasi bibirnya."Hey bocah, apa kamu masih tidak bisa mengenaliku?" tanya pemuda itu dengan senyuman yang sedikit mengejek."Leo, iya aku yakin kamu Leo, sahabatku," seru Arron, sambil memeluk Cerberus yang kini telah berganti wujud menjadi manusia, dahulu dia adalah seorang ksatria, yang dikutuk oleh Lucifer menjadi seekor serigala, beruntung dia bertemu dengan Arthur, sehingga dia dikaruniai beberapa kekuatan oleh Arthur.
Saat hendak mundur Arron menabrak sesuatu di belakangnya, saat dia menengok kebelakang, ternyata anak buah Lucifer telah mengepung mereka.Dengan senyuman licik para iblis itu mengolok-olok Arron "Mau lari kemana kau kelinci kecil.""Cerberus itukah kau? Lama tidak jumpa, ternyata kau masih sama seperti yang dulu, masih terlihat bodoh dan culun," ledeknya kepada Cerberus.Cerberus mendengus kesal, dia merasa risih jika mendengar ada orang yang berani mengejek namanya."Lihatlah, sepertinya dia marah." Gelak tawa mereka saling bersahutan."Jangan suka merendahkan orang lain, tidak baik," cetus Arron, dia mengeluarkan pedang cahaya miliknya.Para iblis langsung mundur beberapa langkah, ketika melihat Aaron mengeluarkan pedang cahaya, mereka seperti ketakutan, dan itu berhasil memunculkan ide di kepala Arron.Dengan bantuan dari pedang cahay
Setelah lama mencari, akhirnya Arron berhasil menemukan Siren, dan berhasil membebaskannya dari cengkeraman anak buah Gladiator."Apa kamu terluka?" tanya Arron kepada Siren."Tidak, beruntung tadi kamu segera datang menolongku, di mana Alex?" tanya Siren, matanya terus mencari keberadaan Cerberus."Dia sedang bertarung dengan Gladiator," jelas Arron."Ayo cepat, kita harus segera menolong Alex, Gladiator bukanlah tandingannya," ungkap Siren, dia terlihat sangat panik setelah mendengar Cerberus sedang bertarung dengan Gladiator.Setelah mereka sampai di permukaan, mereka melihat Cerberus sedang mengerang kesakitan."Alex!" teriak Siren histeris, karena melihat keadaan Cerberus yang sangat memprihatinkan."Hahahha." Tawa Gladiator menggema di sekitar danau, membuat burung-burung yang sedang bertengger berterbangan karena takut.&nbs
"Leo, awas!" Teriak Arron, memperingatkan Cerberus.Beruntung Cerberus tidak lengah, dengan sigap dia bisa mengelak dari serangan aligator."Arron, lebih baik kita segera naik ke permukaan, terlalu berbahaya jika kita terus di dalam air." Leo memberi saran kepada Arron, agar segera naik ke atas.Saat sedang berenang menuju ke atas permukaan, tak sengaja Cerberus seperti melihat sekelebat wajah Siren, dia di ikat dan ditawan oleh dua ekor buaya yang menuntunnya, saat hendak berbalik menghampiri siluet yang mirip dengan Siren, Cerberus hampir saja kena gigitan dari aligator yang hendak menyerangnya. Beruntung ada Arron yang dengan sigap menolongnya."Leo, jangan lengah, apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Arron, sam
"Hati-hati Siren, siapa tahu di dalam air ada aligator yang sedang bersiap ingin menerkammu," goda Cerberus, kepada Siren yang sedang asik berenang di dalam air."Alex ayo turun, airnya sangat sejuk, rasanya aku enggan untuk beranjak dari dalam air," ajak Siren, kepada Cerberus yang sedang duduk di bawah pohon, sambil menggaruk badannya."Tidak, aku sedang tidak berminat untuk mandi," tolak Cerberus sambil menggelengkan kepalanya."Dasar jorok, bilang saja kalau kamu malas," cibir Siren, dengan riang dia berenang kesana kemari sambil menyemprotkan air ke arah Cerberus."Jahil sekali kamu Siren, awas saja kamu!""Dasar anjing jadi-jadian pemarah," ledek Sire