Share

Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya
Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya
Penulis: Gunung Api

Bab 1

Penulis: Gunung Api
“Kamu hamil, usia kandungan sudah lima minggu. Kondisi tubuhmu nggak begitu baik, jadi kamu harus lebih memperhatikan … ”

Delis tidak mendengarkan kata-kata dokter setelah itu, pikirannya penuh dengan kalimat ‘kamu hamil’.

Dirinya hamil …

Dirinya mengandung anak Kelvin.

Dengan adanya anak ini, apakah akan mengubah pernikahan mereka yang semulanya palsu menjadi nyata?

Delis sangat bahagia, memikirkan bahwa Kelven akan pulang dari perjalanan dinas hari ini. Dengan penuh semangat, dia segera pulang sambil membawa laporan pemeriksaan kehamilan.

Saat langit hampir gelap, mulai turun gerimis. Delis tetap menerobos hujan dan pulang dengan badan basah kuyup.

Setelah masuk ke dalam rumah, Bibi Siti langsung mengambilkan handuk dan membantu Delis mengeringkan rambutnya.

“Nona Delis, mengapa menerobos hujan seperti ini? Bagaimana kalau kamu sakit karena basah kuyup begini? Cepatlah naik ke atas, mandi air hangat dan ganti bajumu.”

Wajah Delis dipenuhi dengan senyuman yang bersinar, berseri seperti bunga yang mekar.

Dia membungkuk untuk mengganti sepatunya. Tiba-tiba dia melihat sepasang sepatu kulit yang mengkilap dan berwarna hitam pekat di atas rak sepatu.

Detik berikutnya, dengan gembira Delis memalingkan wajahnya ke arah Bibi Siti dan bertanya, “Dia sudah pulang?”

Bibi Siti tersenyum mengangguk. “Iya, Pak Kelven sudah pulang dari perjalanan dinas. Dia bahkan membawa hadiah untukmu. Cepatlah ganti bajumu dan pergi menemuinya.”

“Iya.”

Delis dengan cepat mengganti sepatunya, mengambil tasnya dan berlari ke atas.

Namun, dia tak sempat untuk mandi dan ganti baju. Saat ini, Delis sangat ingin menyampaikan pada Kelven bahwa dirinya hamil.

Delis tiba di depan pintu ruang kerja dengan badan yang basah kuyup. Saat dirinya bersiap untuk membuka pintu dengan penuh semangat, tiba-tiba dia mendengar suara lembut Kelven yang memikat dari dalam ruangan.

“Setelah dia melahirkan anakku, aku baru akan menikahimu. Paling lama, dua tahun.”

Seketika Delis membeku, senyuman di wajahnya langsung hilang dalam sekejap. Tangannya yang hendak membuka pintu juga tiba-tiba membeku.

Kemudian, dari dalam ruang kerja terdengar suara seorang wanita yang tak dikenal,

“Kalau begitu, aku akan menunggumu selama dua tahun lagi. Dua tahun kemudian, entah dia sudah melahirkan anakmu atau belum, kamu tetap harus bercerai dengannya.”

Pria itu menjawab dengan suara yang dalam, “Hm.”

“Kelven, aku yakin bahwa kita akan bahagia setelah menikah kedepannya, karena aku mencintaimu lebih dari siapa pun, aku … “

Delis tak dapat mendengar kata-kata selanjutnya. Dia terpaku di tempat, seakan-akan sebuah petir menyambar di langit cerah, sulit baginya untuk merespon untuk waktu yang lama.

Apa yang telah dirinya dengar.

Kelven ingin bercerai dengannya dan sebelum bercerai, Kelven ingin dirinya melahirkan anak untuknya?

Kenapa?

Ternyata selama ini ada orang lain di hati Kelven?

Orang itu sudah kembali, Kelven akan membuang dirinya dan menikahi orang itu?

Seketika Delis tak bisa menerima berita ini. Dengan langkah terhuyung-huyung, Delis meninggalkan ruang kerja dan kembali ke kamarnya. Dia terjatuh dan duduk di lantai, air mata membanjiri matanya.

Dia mengenal pria itu selama lima belas tahun dan mencintainya selama lima tahun.

Ketika dirinya mengajukan ide pernikahan palsu dengan pria itu, tanpa ragu, pria itu langsung menyetujuinya.

Meskipun hanya pernikahan palsu, dalam setengah tahun setelah menikah, Kelvin benar-benar memanjakannya bagaikan harta berharga. Begitu lembut dan perhatian pada Delis, membuatnya begitu bahagia.

Delis mengira hubungan mereka adalah cinta, sehingga dirinya pun dengan rela menyerahkan seluruh dirinya sepenuhnya kepada pria itu.

Setelah itu, mereka hidup seperti pasangan pengantin baru biasanya yang harmonis, mesra dan sangat lengket satu sama lain.

Dan Kelven juga selalu menciumnya di tengah malam dan berbisik di telinganya, “Aku menginginkan seorang anak.”

Saat mendengar kata-kata Kelven, Delis mengira bahwa pernikahan mereka akan terus berlanjut tanpa hambatan.

Ketika sudah memiliki anak, mereka akan semakin harmonis dan menua bersama hingga rambut memutih.

Tak disangka, ternyata semua ini palsu.

Semuanya palsu.

Meski hancur dan penuh keputusasaan.

Ketika teringat ada bayi dalam kandungannya dan mengenakan baju basah bisa membuatnya masuk angin, Delis tetap bangkit dan masuk ke kamar mandi.

Setelah mandi, Delis merangkak masuk ke dalam selimut, memaksa dirinya untuk tidur.

Tengah malam.

Delis merasa ada seseorang di sampingnya. Aroma yang familiar menghampirinya, ciuman yang lembut dan hangat perlahan terasa di tubuhnya.

Delis terbangun dan membuka matanya. Dengan bantuan lampu tidur di sebelahnya, dia melihat jelas pria itu mencium lehernya, sambil berbisik pelan,

“Delis, kamu wangi sekali~”

Pria ini adalah suami Delis.

Namanya Kelven Rosli, usianya 30 tahun, sepuluh tahun lebih tua dari Delis. Tingginya 188 cm. Dia suka memakai pakaian gelap, memberikan kesan dewasa dan berkelas.

Kelven memiliki wajah tampan yang begitu sempurna.

Kelven juga merupakan keturunan orang kaya dan sekaligus direktur dari Perusahaan Deli Jaya yang sangat sukses.

Bukan hanya penyelamat Delis, Kelven juga merupakan cahaya dalam hidupnya, satu-satunya harapan bagi Delis di dunia ini.

Delis mengira bahwa dengan menikah dengan Kelven dan mengandung anaknya, Kelven akan menjadi rumahnya.

Tak disangka, mimpi Delis segera hancur begitu cepat.

Merasa ciuman pria yang semakin membara, Delis berusaha mengendalikan emosinya, menatap pria itu dengan penuh cinta dan derita.

Hanya dengan memikirkan apa yang dia dengar di depan pintu ruang kerja tadi dan menyadari bahwa ada seorang bayi kecil dalam perutnya, hatinya terasa sakit seolah-olah sedang disobek.

Sangat menyakitkan.

Saat ini, Delis sama sekali tak ingin Kelven menyentuhnya.

Saat pria itu tengah larut dalam ciumannya, tiba-tiba Delis mengangkat tangannya dan menahan dada Kelven, menolak dengan berkata,

“Kelven, aku nggak mau … ”

Seketika pria itu berhenti, menatap wanita itu dengan tatapan tajam. Sementara terdengar suaranya yang rendah,

“Katakan sekali lagi.”

Delis menatap pria itu tanpa berkedip. “Aku nggak mau, kamu bisa berdiri nggak?”

Ini adalah pertama kalinya Delis menolak dirinya.

Meskipun Delis sudah berusaha mengontrol dirinya, dia tetap saja emosional.

“Alasan.”

Ditolak untuk pertama kalinya, Kelven merasa tak senang.

Delis melihat ekspresi kesal di wajahnya dan tanpa ragu bertanya,

“Siapa wanita yang ada di ruang kerjamu hari ini?”

Mendengar pertanyaan itu, pria itu menghindari tatapannya dan bangkit meninggalkan Delis.

Dia duduk di tepi tempat tidur, dengan santai memakai bajunya, sambil berkata dengan tenang, “Aku akan menikahinya ke depannya.”

Delis merasa sesak di dada, seperti tertusuk jarum yang tajam.

Tiba-tiba matanya menjadi merah, dengan nada penuh kesedihan, dia bertanya, “Lalu bagaimana dengan diriku? Apa artinya aku di hatimu?”

Kelven berdiri dan melihat ke arah wanita kecil yang tiba-tiba marah di tempat tidur, hatinya merasa sedikit cemas.

Namun, Kelven tetap tanpa ekspresi, suaranya terdengar datar,

“Kamu lupa mengapa kita menikah?”

Delis menahan emosi ingin menangis, dengan kehilangan kendali, dia berteriak,

“Aku nggak lupa, tapi apakah cinta dalam setengah tahun ini semuanya palsu? Aku pikir kamu mencintaiku dan nggak akan berpisah denganku, sehingga mengatakan mau punya anak denganku.”

“Kelven, kalau kamu mencintai orang lain, mengapa kamu nggak menikahinya sejak awal dan malah memilih untuk menikahiku?”
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
salah sendiri jd wanita tolol yg menawarkan diri utk dinikahi. udah tau pernikahan palsu walaupun sah tapi tetap aja kau tolol krn jatuh cinta. nikmati aha kebodohanmu. minimal minta kompensasi yg besar lah biar g rugi2 amat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 2

    Delis tahu bahwa Kelven telah memberinya cukup banyak.Dia seharusnya tidak lagi egois ingin memiliki Kelven sepenuhnya.Namun sekarang Delis mengandung anaknya.Delis harus memikirkan anaknya.“Delis, kamu mau ribut denganku?”Wajah Kelven semakin muram.Kelven berdiri di depan tempat tidur, dengan angkuh menatap Delis yang berada di tempat tidur.Dan tak berniat menjelaskan alasannya mengapa dirinya menikahi orang lain kepada Delis.Delis tak ingin membuat Kelven marah.Meski begitu, hatinya tetap tidak senang.Delis berusaha untuk mengendalikan emosinya, dengan penuh kesedihan, dia berkata lagi, “Aku hanya mau tahu, apakah kamu mencintaiku? Kalau aku melahirkan anak untukmu, bisakah kamu nggak berhubungan dengan wanita lain?”Delis memberinya kesempatan.Kelven mengunci bibirnya dengan erat, tubuhnya dipenuhi dengan aura dingin yang menakutkan.Namun, Kelven tetap tanpa ragu mengatakan, “Kita pasti akan bercerai, tapi bukan sekarang. Saat waktunya untuk bercerai nanti, apa yang seh

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 3

    Dengan rasa kecewa yang masih terpendam, Delis memeluk leher pria itu dan menciumnya dengan penuh gairah.Kelven adalah pria normal, bagaimana dia bisa menahan rayuan yang begitu menggoda dari seorang wanita cantik seperti itu.Kelven memeluknya dengan erat, meresponnya dengan ciuman yang penuh gairah.Sambil mengambil surat perjanjian perceraian dari atas meja dan melemparkannya ke dalam laci. Kelven kemudian menggendong tubuh kecil Delis. Sambil menciumnya, sambil berjalan ke lantai atas.Delis terlalu kecil dan kurus, sehingga saat digendong oleh pria itu, dia terasa begitu ringan.Ketika diletakkan di tempat tidur, barulah Delis menyadari bahwa dirinya tak seharusnya melakukan ini.Ada bayi di dalam kandungannya, bagaimana kalau keguguran?Melihat Kelven membungkuk mendekat, Delis segera mengangkat tangannya dan menahan dada Kelven.Saat ini, Kelven tak peduli dengan penolakan Delis, tetap bersikeras untuk menciumnya.Delis tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia tidak bisa mem

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 4

    Delis bingung. Ada yang mencarinya?Siapa?Dengan penasaran, Delis berbalik dan pergi menuju ke arah gerbang kampus.Ketika sampai di gerbang kampus, dia disambut oleh seorang pria paruh baya.Pria itu mendekat dan menyapa, “Silakan, Nona Delis.”Delis mengikuti pria itu ke tepi jalan. Ketika pria itu membuka pintu mobil, baru terlihat ada orang di dalam mobil.Seorang wanita cantik yang berpakaian rapi.Delis tidak mengenalnya, jadi hanya berdiri di sana, memandangnya dengan waspada.Wanita di dalam mobil juga menatapnya dan berkata, “Naiklah, aku akan membawamu makan.”Delis tetap berekspresi datar, diam dan tak bergerak.Wanita itu melanjutkan, “Namaku Herli Pohan, entah kamu pernah mendengar namaku dari Kelven atau nggak.”Herli Pohan … Delis pernah melihat namanya di layar ponsel Kelven dan karena wanita inilah, Kelven ingin bercerai dengannya.Tiba-tiba, Delis menatap wanita di dalam mobil dengan penuh permusuhan. Dia menggertakkan gigi dengan marah dan bertanya, “Untuk apa kam

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 5

    Delis merasa bingung. “Apa yang kamu katakan?”“Dengarkan baik-baik, jangan pernah lagi cari masalah dengan Herli. Jangan membuatku sulit.”“ … ”“Sudah, aku matikan dulu teleponnya.”Belum smepat Delis memberikan penjelasan dan membantah, Kelven sudah langsung menutup teleponnya.Jadi wanita jahat itu melapornya lebih dulu?Brengsek.Padahal dia yang duluan datang mencari masalah, malah lapor duluan ke Kelven?Delis sangat kesal, dengan berusaha menahan ketidakpuasan dalam hatinya, dia kembali ke kampus.Selama beberapa hari ini, dia tinggal di kampus dan tak pulang ke rumah. Dia juga tak mengirim pesan atau menelepon Kelven sama sekali.Tentu saja, pria itu juga tidak pernah berinisiatif menghubunginya.Hingga hari jumat, sebuah seminar yang menggegerkan seluruh kampus mereka dimulai.Delis duduk termenung di depan meja belajarnya di asrama, sementara Novi sibuk merapikan barang-barang sambil mencari-cari ponselnya.Setelah menemukan ponselnya dan bersiap-siap untuk keluar dari kamar

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 6

    Tiba di tempat parkir, dari kejauhan Delis melihat mobil Lincoln hitam yang paling mewah terparkir tidak jauh darinya.Asisten juga melihat Delis, dia segera turun dari mobil untuk membukakan pintu kepadanya.Begitu duduk di dalam mobil, Delis melihat pria di kursi belakang yang mengenakan setelan jas hitam.Kelven menyebarkan pesona pria dewasanya yang begitu memikat sehingga membuat orang sulit untuk menolak.Namun, Delis seolah-olah tidak melihatnya dan langsung duduk dengan patuh di sampingnya.Delis melihat orang di sebelahnya, sepertinya sudah melupakan pertengkaran mereka sebelumnya.Kelven mengernyit dan terdengar suara lembutnya, “Kamu nggak pergi seminar?”Kelven tidak melihatnya dari atas panggung.Delis lebih cantik dari mahasiswa lainnya, tidak peduli di mana pun dia berada, Kelven selalu bisa menemukannya hanya dengan satu pandangan.Namun, dia tidak melihat Delis di aula kampus hari ini.Delis memalingkan kepala dan melihat ke luar jendela, sengaja tak melihat ke arah Ke

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 7

    Delis juga melihat dua orang yang duduk di ruang tamu.Meskipun sangat membenci wanita itu, Delis bahkan tidak ingin melihatnya sekejap mata pun.Namun, melihat wanita itu datang dan ingin merebut suaminya, bagaimana mungkin dia bisa duduk diam tanpa melakukan apa-apa?Mencoba merebut suaminya di depan mata dirinya? Mustahil.Delis melangkah turun tangga tanpa mengenakan alas kaki.Kelven melihat tubuh Delis yang kurus, mengenakan gaun tidur tipis dengan tali bahu, begitu menawan dan menggoda.Namun, kedua kaki mungilnya yang putih itu tidak mengenakan alas kaki. Tiba-tiba, Kelven mengernyit dengan tidak senang, berkata,“Kenapa nggak pakai alas kaki?”Delis tak menghiraukannya, dia berusaha menahan kemarahannya, melangkah lurus menuju Kelven.Herli juga melihat Delis yang sedang mendekat.Melihat dia mengenakan pakaian tipis dan tak memakai alas kaki, wajah mungilnya dipenuhi dengan ekspresi polos dan menyedihkan.Tiba-tiba, Herli merasa bahwa untuk menghadapi wanita ini, mungkin dipe

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 8

    Herli tak menduga Kelven akan mengusirnya.Apakah karena wanita liar itu tak suka dengan keberadaannya, sehingga Kelven jadi harus mengikuti keinginannya?Mimpi.Dengan hati penuh ketidakpuasan, Herli menatap pria tampan di depannya, dengan sangat penuh bersalah, dia berkata,“Kelven, kamu merasa aku sudah mengganggu kalian?”“Bukan begitu, aku hanya merasa ini kurang pantas.”“Apa yang kurang pantas? Kamu hanya perlu menganggap dia sebagai alat untuk melahirkan anak, nggak perlu ada perasaan padanya.”Mendengar kata-kata itu, ekspresi wajah Kelven menjadi serius.Kelven memandang Herli, suaranya terdengar datar, “Herli, setiap wanita yang melahirkan anak adalah sosok yang hebat. Apalagi dia sangat berarti bagiku.”“ … ”Melihat Kelven tiba-tiba marah, Herli memiliki firasat yang tak baik.Mendengar apa yang dikatakan Kelven, Herli semakin terkejut.Apakah pria ini benar-benar jatuh cinta pada Delis?Tidak.Semua yang dimiliki Delis saat ini adalah milik dirinya, Herli.Mereka hanya m

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 9

    Melihat tatapan dingin dari Kelven, Delis merasa harinya terasa seperti ditusuk jarum.Jadi, Kelven mengira dirinya yang mendorong Herli?Konyol.Pria yang tidur satu ranjang dengannya, malah tak percaya dengan dirinya.Delis menahan perasaan sedih dalam hatinya, teringat dengan bayi di dalam perutnya, dia turun ke lantai bawah untuk makan.Sepanjang hari ini, dia tak keluar rumah.Terus menerus memegang ponsel dan mencari informasi tentang menjaga anak di internet…Di rumah sakit.Herli dipindahkan dari ruang gawat darurat ke ruang perawatan.Kelven menemui dokter yang merawat Herli dan bertanya beberapa informasi.Dokter melaporkan dengan jujur, “Pasien mengalami luka yang serius, terutama di kepala. Ada risiko kehilangan penglihatan dan juga patah tulang kaki kanan. Mungkin harus duduk di kursi roda untuk beberapa waktu.”Kelven keluar dari ruangan dengan perasaan yang campur aduk, menuju ke arah ruangan Herli.Dia memang sudah berhutang budi pada Herli dan sekarang malah terjadi m

Bab terbaru

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 906

    Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 905

    Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 904

    Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 903

    Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 902

    Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 901

    “Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 900

    Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 899

    “Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 898

    Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status