Yang jelas tidak mungkin ada cinta di antara mereka.Bagaimana mungkin pria yang begitu berbakat dan kaya raya akan jatuh cinta pada yatim piatu seperti dirinya yang tidak memiliki apa-apa.Delis tidak sanggup mencapainya, jadi dia memilih untuk meninggalkannya.“Delis, jangan terlalu membebani dirimu.”Suara Kelven terdengar panik dan bahkan menjadi sedikit serak, “Aku bisa memenuhi semua keinginanmu, kecuali bercerai.”“Atau mungkin kamu bisa berikan aku sedikit waktu. Kalau dalam beberapa waktu ini aku nggak bisa membuatmu jatuh cinta padaku lagi, barulah kamu pergi meninggalkanku, ya?”Kelven sedang memohon padanya.Ketidakberdayaan yang terlihat begitu jelas, jelas ini sesuatu yang belum pernah Kelven rasakan seumur hidupnya.Delis melihatnya benar-benar tulus, dia agak ragu.Matanya Kelven membara seperti api menyala, hatinya terasa sangat sakit.“Delis, aku sudah kehilangan kamu dua kali. Aku nggak mau kehilangan kamu lagi.”“Tolong jangan tinggalkan aku. Dulu semuanya salahku,
Herli datang?Siapa yang membawanya ke pulau ini?Kenapa wanita ini begitu keras kepala?Dengan marah, Kelven berteriak ke ponsel, “Aku sudah cukup jelas mengatakannya padamu sebelumnya. Cepat pulang sekarang juga, jangan sampai aku marah besar.”Usai bicara, Kelven langsung menutup teleponnya.Seketika, suasana hatinya sangat buruk.Dia baru saja mendapat kesempatan dari Delis dan Herli malah muncul lagi.Bukankah ini mencari masalah?Kali ini, dia pasti tidak akan membiarkan Herli mengganggu hubungannya dengan Delis lagi.“Kelven.”Saat ini, terdengar Angel mamanggilnya dari dalam.Kelven menyimpan ponselnya dan wajahnya kembali tenang. Dia menjawab dengan suara lembut, “Ya? Kalian sudah makan? Mau pergi main sekarang?” Angel tersenyum. “Delis bilang mau pergi keluar sebentar untuk cari angin segar. Ayo kita keluar sama-sama.”“Iya.”Sebelum pergi bersama dua wanita itu, Kelven mengirim pesan kepada orang yang bertanggung jawab di pulau itu, meminta mereka untuk menemukan Herli da
Aku mencintaimu … Tiga kata yang sederhana, tetapi bisa mengguncangkan hati Delis.Delis merasa jantung berdetak cepat, tubuhnya merasa sedikit panas dan seluruh tubuhnya menjadi agak tidak nyaman.“Apa bagusnya diriku, mengapa kamu mencintaiku?”“Di mataku, kamu sangat baik dalam segala hal.”Kelven mengatakan semua isi hatinya.Delis lebih daripada wanita manapun.Hanya saja, sebelumnya dia tidak tahu cara menghargainya.Dia tidak akan mengulanginya lagi.Kelven akan perlahan-lahan membuktikan padanya bahwa dirinya mencintainya dan bersedia melakukan apapun untuknya.Kata-kata dari Kelven membuat Delis merasa agak malu.Delis terus berjalan.Sambil berjalan, dia berkata, “Jadi, kalau kamu begitu mencintaiku, apakah kamu akan melakukan apa saja yang aku minta?”“Tentu saja.”Jawab Kelven dengan tegas.Delis mengerucutkan bibirnya, dia tidak percaya dengan omong kosong pria.Apalagi pria tua seperti dirinya.Konon katanya pria tua paling licik.Berhenti sejenak, Delis menunjuk ke laut
Delis benar-benar tidak menyangka, seorang bos besar dan anak yang lahir di keluarga kaya raya.Benar-benar pergi memancing di laut pada malam yang sangat larut, hanya karena satu kalimatnya.Ini sama sekali tidak seusai dengan citra dan kedudukan yang dimilikinya.Berdiri tidak jauh, Delis berpikir apakah orang yang dia sukai sebenarnya adalah Kelven?Mengapa dia bisa menyukai pria yang sepuluh tahun lebih tua darinya?Tiba-tiba perutnya terasa sakit, membuatnya merasa tidak nyaman dan ingin langsung pergi ke kamar mandi.Delis langsung memegang perutnya dan berteriak pada pria di laut,“Kelven, Kelven … “Kelven langsung melihat ke arah Delis yang tidak jauh. “Ada apa?”“Kamu main sendiri dulu, aku pergi ke kamar mandi sebentar.”Kelven mengangguk. “Pergi saja, jangan lari ke mana-mana.”“Iya.”Delis memegang perutnya dan pergi.Setelah mencari sebentar, dia baru menemukan kamar mandi di sudut taman.Karena terlalu buru-buru, saat masuk ke kamar mandi, dia tak sengaja menabrak seseor
Delis mengambil embernya dan melihat dua ikan di dalamnya, dia sangat terkejut.Tentu saja, sulit untuk memercayainya.“Kamu curang, ‘kan?” Pasti saat aku pergi ke toilet, kamu kembali dan minta orang lain menyiapkannya untukmu, benar kan?”Wajah Kelven terlihat tenang. “Ada kamera CCTV, seharusnya bisa terlihat jelas aku menangkap ikannya. Besok aku akan membawamu melihat rekaman CCTVnya.”Suhu malam hari di pantai sedikit berbeda, Kelven menyentuh punggung gadis itu, lalu berkata,“Ayo, pulang ke kamar, besok aku meminta mereka memasaknya untukmu.”Delis hanya bisa percaya padanya untuk sementara.Teringat sesuatu, Delis berkata, “Sekretarismu datang mencarimu, dia bilang ada dokumen yang perlu kamu tanda tangani.”Mendengar itu, langkah Kelven berhenti sejenak. Dia menatap Delis dan bertanya, “Apa yang kamu katakan?”Delis juga menatapnya, mengernyit. “Sekretarismu loh, ehm … sepertinya namanya Herli. Dia bukan sekretarismu?”Her … li …Ternyata dia belum pergi.Mengapa penanggung j
Kelven sengaja membawa Herli keluar dari hotel.Dia tidak ingin mengucapkan sepatah katapun padanya.Kemudian, dia menghubungi penanggung jawab pulau melalui telepon, meminta mereka untuk mengusir wanita ini.Namun!Herli tidak setuju.Dia langsung berteriak pada Kelven yang masih bertelepon, “Kamu nggak boleh memperlakukan aku seperti ini. Kalau kamu mengusirku sekarang, aku akan memberitahu Delis bahwa aku adalah tunanganmu dulu dan kamu nggak menepati janjimu karena dia. Dia adalah orang ketiga!”Kelven meletakkan ponselnya, wajahnya menunjukkan kemarahanya, tatapannya sangat tajam.Kata-kata yang keluar dari bibirnya sangat menusuk, “Kamu cari mati?”Herli melanjutkan, “Biarkan aku di sini menjadi sekretarismu atau aku akan beritahu Delis tentang fakta ini.”Tiba-tiba, Kelven tertawa.Namun suara tawanya sangat keji dan jahat. “Aku belum pernah diancam oleh siapapun.”Dia berdiri di sana dengan aura kekejaman yang menakutkan.Herli melihat ekspresinya dan tanpa sadar memundurkan l
Delis terdiam.Dia menatap wanita di depannya dan mendengarkan semua kata-kata yang diucapkannya. Dirinya seolah-olah mati rasa. Dia tidak bisa menerima kenyataan.Tiba-tiba, seseorang mengetuk pintu.“Delis, kamu sudah tidur?”Itu suara Kelven.Seketika, Delis merasa kepalanya kosong.Delis kembali ke tempat tidurnya.Herli tahu bahwa dirinya sudah tidak bisa melarikan diri, tetapi tujuannya sudah tercapai.Jadi, Herli berinisiatif membuka pintu kamarnya sendiri.Kelven berdiri di depan pintu. Saat melihat Herli, wajahnya sangat dingin dan muram. Begitu mengerikan dan menakutkan.“Bawa dia pergi.”Perintah Kelven.Pengawal langsung mendekat dan menatik Herli pergi.Kali ini, Herli tidak memberontak, bahkan, dia tersenyum saat ditarik.Suara tawaannya terdengar sangat menusuk telinga.Kelven melangkah masuk ke dalam kamar.Melihat gadis itu duduk di tempat tidur, menatap kosong keluar jendela. Kelven mendekatinya dan bertanya, “Apa yang sudah Herli lakukan padamu?”Delis tidak menjawa
Bercerai?Mendengar kata-kata ini, Kelven merasa detak jantungnya berdegup kencang.Dia menatap wanita yang duduk di atas tempat tidur, dengan suara rendah dia berkata, “Delis, tak peduli apapun yang dikatakan Herli padamu, aku nggak akan bercerai denganmu. Kalau kamu nggak percaya padamu, aku bisa membuktikannya dengan waktu.”“Waktuku sangat berharga, aku nggak mau membuangnya untukmu.”Jawaban Delis sangat dingin.Jika Tuhan memberikan kesempatan untuk melupakan rasa sakit masa lalu, dirinya juga tidak akan berhubungan lagi dengan pria ini.Selama belum memiliki perasaan untuknya, Delis akan memutuskannya sekarang juga.“Delis … ”Ujar Kelven, masih ingin membela diri.Namun, Delis berbaring di tempat tidur dan berkata dengan dingin, “Pergilah, aku mau tidur.”Kelven tidak punya pilihan, jadi hanya bisa pergi.Delis menutup matanya di bawah selimut dan berusaha mengingat segalanya tentang Kelven.Dia mencoba mengingat anak mereka sebelumnya.Namun, dia tidak bisa mengingatnya.Saat
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b