Kelven sengaja membawa Herli keluar dari hotel.Dia tidak ingin mengucapkan sepatah katapun padanya.Kemudian, dia menghubungi penanggung jawab pulau melalui telepon, meminta mereka untuk mengusir wanita ini.Namun!Herli tidak setuju.Dia langsung berteriak pada Kelven yang masih bertelepon, “Kamu nggak boleh memperlakukan aku seperti ini. Kalau kamu mengusirku sekarang, aku akan memberitahu Delis bahwa aku adalah tunanganmu dulu dan kamu nggak menepati janjimu karena dia. Dia adalah orang ketiga!”Kelven meletakkan ponselnya, wajahnya menunjukkan kemarahanya, tatapannya sangat tajam.Kata-kata yang keluar dari bibirnya sangat menusuk, “Kamu cari mati?”Herli melanjutkan, “Biarkan aku di sini menjadi sekretarismu atau aku akan beritahu Delis tentang fakta ini.”Tiba-tiba, Kelven tertawa.Namun suara tawanya sangat keji dan jahat. “Aku belum pernah diancam oleh siapapun.”Dia berdiri di sana dengan aura kekejaman yang menakutkan.Herli melihat ekspresinya dan tanpa sadar memundurkan l
Delis terdiam.Dia menatap wanita di depannya dan mendengarkan semua kata-kata yang diucapkannya. Dirinya seolah-olah mati rasa. Dia tidak bisa menerima kenyataan.Tiba-tiba, seseorang mengetuk pintu.“Delis, kamu sudah tidur?”Itu suara Kelven.Seketika, Delis merasa kepalanya kosong.Delis kembali ke tempat tidurnya.Herli tahu bahwa dirinya sudah tidak bisa melarikan diri, tetapi tujuannya sudah tercapai.Jadi, Herli berinisiatif membuka pintu kamarnya sendiri.Kelven berdiri di depan pintu. Saat melihat Herli, wajahnya sangat dingin dan muram. Begitu mengerikan dan menakutkan.“Bawa dia pergi.”Perintah Kelven.Pengawal langsung mendekat dan menatik Herli pergi.Kali ini, Herli tidak memberontak, bahkan, dia tersenyum saat ditarik.Suara tawaannya terdengar sangat menusuk telinga.Kelven melangkah masuk ke dalam kamar.Melihat gadis itu duduk di tempat tidur, menatap kosong keluar jendela. Kelven mendekatinya dan bertanya, “Apa yang sudah Herli lakukan padamu?”Delis tidak menjawa
Bercerai?Mendengar kata-kata ini, Kelven merasa detak jantungnya berdegup kencang.Dia menatap wanita yang duduk di atas tempat tidur, dengan suara rendah dia berkata, “Delis, tak peduli apapun yang dikatakan Herli padamu, aku nggak akan bercerai denganmu. Kalau kamu nggak percaya padamu, aku bisa membuktikannya dengan waktu.”“Waktuku sangat berharga, aku nggak mau membuangnya untukmu.”Jawaban Delis sangat dingin.Jika Tuhan memberikan kesempatan untuk melupakan rasa sakit masa lalu, dirinya juga tidak akan berhubungan lagi dengan pria ini.Selama belum memiliki perasaan untuknya, Delis akan memutuskannya sekarang juga.“Delis … ”Ujar Kelven, masih ingin membela diri.Namun, Delis berbaring di tempat tidur dan berkata dengan dingin, “Pergilah, aku mau tidur.”Kelven tidak punya pilihan, jadi hanya bisa pergi.Delis menutup matanya di bawah selimut dan berusaha mengingat segalanya tentang Kelven.Dia mencoba mengingat anak mereka sebelumnya.Namun, dia tidak bisa mengingatnya.Saat
“Tadi Herli datang dan mengatakan padaku bahwa aku pernah hamil, tapi Kelven nggak percaya anak itu adalah anaknya, jadi dia menyuruh orang untuk menggugurkannya.”“Herli juga mengatakan bahwa aku mencoba bunuh diri dengan melompat ke sungai karena Kelven terus memaksaku.”Delis tak bisa menahan emosinya dan mulai menangis.“Owen, aku mau memberinya kesempatan untuk membuktikan dirinya, tapi aku nggak bisa menerima kenyataan bahwa aku keguguran.”“Dan mengapa aku bisa mengingat semua orang kecuali dirinya dan Herli, mungkin saja alam bawah sadarku memang ingin melupakannya.”“Kenangan itu mungkin terlalu menyakitkan. Kalau aku sudah melupakannya, aku juga nggak mau mengingatnya lagi. Aku nggak mau mengulangi kesalahan yang sama.”Delis sudah tak ingin meneteskan air mata untuk pria itu sekarang.Dia harus mengatasi situasi ini selagi hatinya masih tidak sakit, dia harus segera memutuskannya.Setelah mendengar ucapan Delis, Owen juga tak lagi menghiburnya.Dia juga meragukan bahwa perco
Kelven tidak tahu apa yang dikatakan Herli pada Delis.Yang membuat Delis mengira bahwa anak itu hilang karena dirinya.Kelven berusaha menjelaskan, “Sudah kubilang, aku bahkan nggak tahu kalau kamu hamil, aku baru tahu setelah kamu keguguran dan dirawat di rumah sakit.”“Sudah berapa lama aku keguguran?”Delis tak ingin berdebat dengannya dan bertanya dengan dingin.Kelven merenung beberapa detik dan menjawab, “Sebulan lebih yang lalu.”“Sebulan lebih? Sejak kejadian itu, diriku bahkan sudah sadar selama setengah bulan, ‘kan? Jadi, setelah aku keguguran, kamu langsung membawaku ke desa untuk bekerja bersamamu?”Kelven menjawab, “Saat itu aku … ““Kelven, aku nggak peduli apa yang kamu lakukan padaku sebelumnya dan aku nggak peduli kenapa diriku menikah denganmu.”“Tapi, aku nggak bisa hidup bersamamu lagi. Aku harap setelah liburan ini, kita bisa bercerai dengan damai, ya?”Owen mengatakan bahwa jika dirinya mengajukan gugatan, dirinya pasti tak akan bisa mengalahkan pria ini.Jadi, d
Akhirnya liburan yang tak menyenangkan berlalu, hal pertama yang dilakukan oleh Delis saat kembali ke rumah adalah mencari Kelven untuk bercerai.Delis duduk di ruang tamu dan melihat surat nikah yang dibawa oleh Bibi Siti. Dia melihat tanggalnya, ternyata dirinya menikah dengan Kelven baru selama delapan bulan.Delapan bulan, tapi begitu banyak hal yang terjadi.Setelah melihat jam, sudah pukul tujuh malam.Delis bertanya pada Bibi Siti, “Kapan Kelven akan pulang?”Bibi Siti baru saja menyiapkan makan malam, menoleh ke arah Delis dan menjawab, “Aku nggak begitu jelas. Sejak kamu pergi, Pak Kelven nggak pernah pulang.”“Aku nggak tahu apakah dia akan pulang malam ini.”Delis mengangguk dan berkata, “Kalau begitu, kamu telepon dia dan bilang ada sesuatu yang mau aku bicarakan.”Bibi Siti menjawab, “Iya.”Sebelum Kelven pulang, Delis pergi ke kamarnya untuk merapikan barang-barang.Sisa beberapa hari lagi, liburannya sudah berakhir dan dia harus kembali ke asrama kampus.Jika sudah berc
Delis tak percaya dengan tipu daya pria ini.Jika bisa membahagiakan dirinya, dia tak akan mencurigai bahwa anak dalam kandungannya adalah anak orang lain dan menggugurkannya.Jika bisa membahagiakan dirinya, bagaimana mungkin dirinya bisa putus asa hingga bunuh diri dengan melompat ke sungai?Pepatah mengatakan bahwa anjing tak akan pernah sadar akan kesalahannya.Menurut Delis, pria ini juga demikian.Jadi, kata-kata yang mereka ucapkan, cukup dengarkan saja, tak perlu dianggap serius.“Bagaimanapun, aku sudah memutuskan, jadi kamu segera buatkan surat perjanjian perceraian untuk aku tandatangani, kita berpisah dengan baik.”“Kalau kamu nggak bercerai denganku, aku pasti akan membuatmu menyesal.”Sikap Delis cukup tegas.Kelven menatapnya dengan pasrah, suaranya rendah, “Kalau begitu, biarkan aku melihat seberapa menyesalnya aku.”Tidak ingin membahas perceraian dengannya, Kelven hanya berkata, “Makan malam sudah disiapkan, makanlah.”Dan kemudian pergi.Saat Delis berbalik lagi, sos
Jadi, Delis keluar untuk menusuk ban mobilnya tadi?Sungguh kreatif sekali.Benar-benar tidak tahu harus bagaimana menghadapinya, Kelven mengeluarkan ponselnya dan menelepon Mudi.“Bawa mobil ke sini dan antar Delis ke kampus.”Tak mau dirinya ikut, yasudah, dirinya tak akan pergi dengannya.…Delis memesan taksi online sendiri. Sementara Mudi masih belum sampai, dia naik taksi dan pergi ke kampus.Namun, saat dia menarik koper menuju asrama, Delis menemukan tempat tidurnya sudah diambil oleh orang lain.Dia marah dan berdebat dengan orang baru itu, “Kamu nggak lihat ini tempat tidurku? Mengapa kamu memindahkan semua barangku?”Gadis itu sedikit bingung. “Tapi guru sudah mengaturku untuk tinggal di sini.”“Tapi ini jelas tempat tidurku.”Saat kedua orang itu terus berdebat, mantan teman sekamarnya Delis datang.Novi menjelaskan,“Delis, guru sudah memberikan tempat ini padanya. Dia bilang kamu sudah nggak tinggal di asrama lagi, apa yang terjadi?”“Siapa bilang aku nggak tinggal di asr
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b