Share

Bab 9

Author: Lalita
Tangisan Stella langsung terhenti. Dia berkata dengan sorot mata sedih, "Pak Jerico, perasaanku padamu sangat tulus."

Mengingat dirinya telah jatuh ke dalam perangkap wanita itu, perasaan jijik dan benci langsung menyelimuti hati Jerico.

"Memangnya berapa nilai ketulusanmu itu?"

Dia mengeluarkan selembar kartu bank, melemparkannya ke atas meja, lalu menatap wanita itu tanpa ekspresi dan berkata, "Di dalam kartu bank itu ada empat miliar. Bawa uang itu ke rumah sakit, lalu gugurkan anak itu sendiri. Kalau nggak, aku akan meminta pengawalku untuk membawamu ke rumah sakit secara paksa. Seharusnya kamu sudah tahu pilihan seperti apa yang harus kamu ambil, bukan?"

Setelah ragu sejenak, Stella mengambil kartu bank itu, lalu berlari keluar dari restoran sambil menutupi wajahnya.

Setelah menghubungi pengawalnya untuk mengawasi Stella ke rumah sakit, Jerico memutuskan panggilan telepon dengan kesal.

Melihat foto Rhea di layar ponselnya, ekspresinya sedikit melembut.

Hampir tidak ragu sama sekal
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Erna Susilawati
bugs seru bgt
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 10

    Jerico tertegun sejenak, lalu berkata secara naluriah, "Tapi, setiap kali kamu mengunjungi toko bunga, kamu selalu membeli bunga ini."Rhea mengalihkan pandangannya. Mungkin pria itu sudah lama lupa bahwa bunga yang diberikan oleh pria itu saat mengungkapkan perasaan padanya adalah bunga mawar juliet itu.Namun, sekarang hal itu sudah tidak penting lagi baginya. Pria itu bahkan tidak ragu mengkhianati cinta mereka. Wajar saja pria itu tidak mengingat hal sepele seperti ini."Oh, itu dulu."Rhea berjalan melewati Jerico, langsung kembali ke kamar. Dia bisa merasakan sorot mata pria itu terpaku padanya. Namun, dia sudah tidak peduli lagi apakah pria itu akan merasa kecewa dan sedih atau tidak.Setelah berganti pakaian dan menuruni tangga, pelayan sudah menyajikan makan malam di atas meja makan."Tuan, Nyonya, makan malam sudah selesai."Rhea menganggukkan kepalanya. Dia langsung berjalan ke arah meja makan, lalu duduk dan makan tanpa melirik Jerico sama sekali.Jerico mengerutkan keningn

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 11

    Nada bicara memerintah pria itu membuat Rhea mengerutkan keningnya."Terlepas dari kamu setuju atau nggak, aku tetap akan pindah keluar."Nada bicara acuh tak acuh Rhea membuat amarah Jerico makin menggebu-gebu, volume suaranya juga mulai meninggi. "Jangan lupa, biaya pengobatan ayahmu ...."Sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, Rhea menyelanya dengan dingin, "Jerico, kalau aku nggak salah ingat, seharusnya putra paman keduamu yang bersekolah di luar negeri nggak lama lagi akan pulang, 'kan? Kamu juga nggak ingin perselingkuhanmu diketahui oleh orang-orang kediaman Keluarga Thamnin di saat seperti ini, bukan?"Karena paman keduanya tidak berguna, jadi Tuan Besar Thamnin "berinvestasi" besar pada diri adik sepupunya itu.Bagaimanapun juga, Grup Thamnin sangat besar, tidak mungkin semuanya diserahkan pada Jerico.Selama beberapa tahun ini, penampilan Jerico di hadapan Tuan Besar Thamnin sangat bagus. Sekarang adalah saat-saat krisis. Dia tidak bisa membiarkan Rhea mengatakan tentang pers

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 12

    Pada Hari Senin, Rhea tiba di gedung Perusahaan Farmasi Yagin tepat pada pukul delapan pagi.Setelah membantu mengurus prosedur masuk kerjanya, HRD membawanya mengelilingi gedung perusahaan, agar dia bisa mengetahui lokasi-lokasi dari setiap departemen. Kemudian, HRD membawanya ke ruangan manajer Departemen Penelitian sebelum pergi.Manajer Departemen Penelitian bernama Ruisa Janopo, seorang wanita berusia empat puluhan tahun, berambut pendek, irit senyum dan kelihatan tegas sekaligus serius."Duduklah."Setelah Rhea duduk, Ruisa berkata dengan ekspresi acuh tak acuh, "Sebelumnya aku sudah melihat CV-mu. Saat kamu masih kuliah, kamu sudah meraih banyak pencapaian. Tapi, selama beberapa tahun ini, kamu sudah nggak pernah menginjakkan kakimu ke laboratorium lagi. Jadi, kamu mulai bekerja sebagai asisten.""Baik."Melihat ekspresi senang tanpa ada tanda-tanda tidak puas, kilatan puas melintas di mata Ruisa.Dia menyukai bawahan yang patuh dan giat bekerja. Kalau dilihat sejauh ini, boleh

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 13

    Ruisa mengalihkan pandangannya ke arah Rhea dan berkata, "Apa hasil yang kamu peroleh setelah berada di laboratorium beberapa hari ini?""Aku sudah melakukan pengamatan. Saat ini, penelitian yang sedang dilakukan oleh laboratorium adalah mengembangkan obat-obatan untuk mengobati penyakit kardiovaskular. Hingga saat ini, penelitian dan pengembangan obat-obatan ini sekitar lima puluh persen. Persiapan sedang dilakukan untuk melakukan pengujian terhadap tikus putih."Setelah mendengar ucapan Rhea, raut wajah Ruisa tampak sedikit membaik. Dia juga menatap Rhea dengan sorot mata pengakuan."Bagus. Bagaimana dengan penggunaan peralatan laboratorium? Kamu sudah mempelajarinya sejauh mana?""Aku sudah lumayan memahaminya."Sambil mengerutkan keningnya, Janice mengalihkan pandangannya ke arah Rhea dan berkata, "Rhea, aku tahu kamu ingin segera melakukan penelitian sendiri. Tapi, perlu kamu ketahui, penelitian adalah suatu hal yang sangat serius. Belakangan ini, masih ada banyak peralatan yang b

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 14

    Ekspresi Rhea langsung berubah drastis, dia segera merampas ponselnya kembali dari genggaman Jerico."Aku akan segera ke sana!"Jerico segera menarik pergelangan tangannya dan berkata, "Aku ikut denganmu."Tanpa memberi kesempatan bagi Rhea untuk menolak, dia langsung menarik Rhea keluar dari apartemen.Rhea ingin menepis tangan pria itu, tetapi usahanya tidak membuahkan hasil. Dia pun mengerutkan keningnya."Lepaskan aku. Aku bisa jalan sendiri."Jerico menoleh, menatapnya dengan ekspresi sedikit tidak berdaya. "Rhea, sekarang kondisi kesehatan Ayah yang paling penting. Nanti kita baru menangani masalah pertengkaran kita, ya?"Awalnya Rhea ingin mengatakan bahwa masalah antara mereka saat ini bukan hanya sekadar pertengkaran biasa. Namun, sekarang Bagas yang paling penting. Dia juga malas berdebat dengan Jerico lagi.Tak lama kemudian, mereka berdua sudah tiba di depan pintu ruang gawat darurat. Melihat Vani Winata yang sedang duduk di bangku panjang koridor sambil menunggunya dengan

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 15

    Jerico buru-buru melangkah maju dan berjongkok di samping Bagas. "Ayah, jangan khawatir, aku akan memperlakukan Rhea dengan baik seumur hidupku.""Hmm, selama kamu memperlakukannya dengan baik, aku sudah cukup puas."Melihat mata Bagas terpejam perlahan-lahan, Rhea buru-buru memanggilnya, "Ayah, sekarang pengaruh obat bius masih belum hilang sepenuhnya, Ayah nggak boleh tidur."Sepanjang malam, Rhea dan Jerico bergiliran memanggil Bagas. Hingga fajar sudah mulai menyingsing dan obat bius sudah memudar, mereka baru membiarkan Bagas tidur.Tak lama setelah fajar menyingsing, Vani datang dengan membawa sop masakannya."Rhea, Jerico, terima kasih sudah jaga malam semalam. Kalian pulanglah, aku yang akan berjaga di sini."Setelah bergadang semalaman, kedua mata Rhea sudah nyaris tidak bisa dibuka lagi. Dia menganggukkan kepalanya dan berkata, "Oke, Bibi Vani. Kalau ada apa-apa, telepon aku saja. Akhir pekan, aku hanya beristirahat di rumah."Mungkin orang yang berbicara hanya berbicara seca

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 16

    Aura dingin seolah mulai menjalar di sekujur tubuh Rhea, membuat tubuhnya bergetar tanpa henti.Melihat gundukan indah yang samar-samar tampak di hadapannya, sorot mata Jerico langsung berubah menjadi gelap. Dia menundukkan kepalanya dan mencium tulang selangka Rhea."Jangan menyentuhku!"Rhea meronta dengan sekuat tenaganya, tetapi tubuhnya sudah ditimpa oleh Jerico. Kesenjangan kekuatan antara pria dan wanita, membuatnya sama sekali tidak punya peluang untuk melepaskan diri dari pria itu.Ekspresi jijik dan marah tampak jelas di wajahnya. Biarpun hanya disentuh sedikit saja oleh pria itu, dia sudah merasa sangat jijik."Rhea, kali ini nggak ada gunanya lagi kamu menolak."Selama wanita itu hamil anaknya, wanita itu baru akan tetap berada di sisinya.Berusaha menahan diri untuk mengabaikan sorot mata penuh kebencian Rhea, Jerico menundukkan kepalanya dan mencium bibir Rhea.Detik berikutnya, bibirnya digigit oleh Rhea dengan keras, sampai-sampai aroma amis darah menguar di udara.Jeri

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 17

    Kalau dari awal dia tahu Stella akan membawa begitu banyak masalah untuknya, saat itu dia juga tidak akan meniduri wanita itu hanya karena nafsu sesaat.Setelah memutuskan panggilan telepon, dia menoleh, melirik lantas atas sejenak. Setelah menarik napas dalam-dalam, dia berjalan menuju ke garasi dengan langkah tergesa-gesa.Di pintu masuk vila.Begitu Arieson berjalan ke arah mobil, dia melihat Tio sedang berdiri di samping mobil dengan memasang ekspresi agak aneh."Ada apa?"Tio memasang ekspresi ragu. "Pak Arieson, Bapak lihat saja sendiri ...."Arieson mengerutkan keningnya, lalu langsung membuka pintu mobil.Saat itu juga, dia melihat Rhea yang pakaiannya tampak robek itu sedang menatapnya dengan ekspresi ketakutan, bahkan tubuh wanita itu masih sedikit gemetaran.Bagi orang yang tidak tahu, setelah menyaksikan pemandangan seperti itu, mungkin akan mengira dia telah melakukan sesuatu kejahatan yang tak bisa diampuni terhadap wanita itu."Bam!"Arieson langsung menutup pintu mobil

Latest chapter

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 139

    Maudi mengeluarkan teriakan dengan suara melengking. Dia menggenggam gaunnya dengan kuat, sorot mata penuh ketakutan tampak jelas di matanya."Ah! Jangan mendekat ... jangan mendekat! Aku bersedia untuk berlutut meminta maaf!"Awalnya dia mengira Arieson hanya menggertaknya saja. Siapa sangka pria itu benar-benar memerintahkan para pengawalnya untuk melakukan hal tersebut. Pria itu benar-benar gila.Kalau pakaiannya sampai dilepas di sini, dia benar-benar tidak perlu hidup lagi.Berlutut meminta maaf adalah pilihan yang lebih baik dibandingkan pakaiannya dilepas di sini.Dengan ekspresi sedingin es, Arieson mencibir dan berkata, "Oke, kalian semua, mundur."Begitu mendengar perintah dari sang majikan, orang-orang berpakaian hitam itu pun segera mundur. Maudi terjatuh terduduk di lantai. Gaunnya yang digenggamnya dengan erat itu, masih belum dilepaskan. Namun, rambut dan pakaiannya tampak sangat berantakan. Dia terlihat menyedihkan.Dengan ekspresi ketakutan menghiasi wajahnya, dia berg

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 138

    "Atau, apa Pak Andre merasa permintaan maafmu sangat bernilai?"Semua orang mengalihkan pandangan ke arah pintu. Mereka melihat Arieson berjalan memasuki ruangan bersama Vino Lugan, tuan rumah sekaligus penyelenggara perjamuan malam kali ini.Vino tampak tersenyum, sedangkan Arieson memasang ekspresi sedingin es. Aura dingin seperti menyelimuti dirinya.Sorot mata Andre berubah menjadi gelap. Kalau orang itu adalah Jerico, pasti masih akan mempertimbangkannya.Namun, kalau orang itu adalah Arieson, mungkin masalah malam ini akan sulit untuk ditangani.Ekspresi Jerico juga berubah menjadi sangat masam. Awalnya tadi Rhea sudah hendak menyetujui sarannya. Sekarang Arieson datang melakukan intervensi lagi, pasti akan memengaruhi kerja sama Grup Thamnin dengan Perusahaan Farmasi Haion."Pak Arieson, kejadian kali ini memang salah Maudi. Aku juga sudah bilang, Maudi bisa meminta maaf. Bahkan, kalau ada kompensasi apa pun yang diinginkan oleh Nona Rhea, selama bisa kupenuhi, pasti akan kusetu

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 137

    "Rhea, apa uang yang kuberikan padamu nggak cukup?! Mengapa kamu sampai melakukan hal seperti ini?!"Rhea melirik pria itu sekilas. Sorot mata ganas dan penuh amarah pria itu membuatnya merasa pria itu sangat asing baginya.Dia bahkan mencurigai kalau bukan karena ada begitu banyak orang, mungkin saja Jerico akan mempertanyakannya sambil mencekiknya.Dia tertawa pelan dan berkata, "Jerico, ternyata kamu memang sudah berubah."Dulu, Jerico tidak akan pernah mencurigainya, tetapi sekarang pria itu bahkan merasa dia adalah orang yang akan mencuri barang orang lain.Benar saja, setelah hati seseorang berubah, mata orang tersebut juga bisa berubah menjadi buta.Dia mengeluarkan kalung berlian dalam tasnya, lalu berkata pada Maudi dengan penuh penekanan, "Nona Maudi, tolong lihat dengan jelas, apa ini adalah kalungmu? Kalau aku nggak salah ingat, sepertinya tadi Nona Jeni bilang kalungmu itu berbentuk angsa yang berhiaskan berlian."Di bawah pencahayaan, kalung berlian dalam genggaman Rhea i

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 136

    Setelah mendengar ucapan Rhea, orang-orang lainnya langsung bereaksi kembali. Mereka menatap Jeni dan Maudi dengan ekspresi sedikit tidak puas.Ya, benar. Maudi sendiri yang menghilangkan kalungnya, apa hubungannya dengan mereka? Atas dasar apa tas mereka harus diperiksa?Hanya seuntai kalung bernilai ratusan miliar saja, di rumah mereka masing-masing, bahkan bisa mengeluarkan tujuh hingga delapan untai kalung seperti itu. Untuk apa mereka merendahkan diri mereka untuk mencuri?Melihat sorot mata tidak bersahabat orang-orang itu, kilatan dingin melintasi mata Jeni.Dia tidak menyangka Rhea begitu pandai bersilat lidah, cukup sulit dihadapi.Akan tetapi, sebentar lagi dia pasti tidak akan bisa bersikap keras kepala seperti itu lagi.Jeni menghela napas, lalu berkata dengan sedikit tidak berdaya, "Yah, aku mengajukan cara ini juga demi membuktikan kita semua nggak bersalah, juga demi membantu Maudi menemukan kembali kalungnya. Bagaimanapun juga, kalung itu memiliki makna yang berbeda bag

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 135

    Jerico mengerutkan keningnya. Saat dia hendak berbicara, tiba-tiba terdengar suara seorang wanita yang seperti naik beberapa oktaf itu menggema di seluruh aula perjamuan."Ah! Kalungku hilang!"Suaranya sangat keras. Dalam sekejap, langsung menarik perhatian semua orang.Tak lama kemudian, ada staf yang menanyakan padanya apa yang terjadi. Mengetahui kalungnya hilang, staf tersebut segera meminta orang untuk menyalakan lampu dalam aula perjamuan.Dalam sekejap, aula perjamuan kembali terang benderang."Nona Maudi, jangan khawatir. Kami akan segera mengatur orang untuk melakukan pencarian. Kalau terjatuh di dalam aula perjamuan, seharusnya bisa ditemukan sesegera mungkin."Maudi menunjukkan ekspresi panik. "Bagaimana kalau kalian mengambil rekaman kamera pengawas? Seharusnya bisa ditemukan dengan cepat. Hilangnya pasti di sini."Staf tersebut berkata dengan ekspresi meminta maaf, "Maaf, Nona Maudi, untuk memastikan kerahasiaan dan keamanan perjamuan malam amal, nggak ada kamera pengawas

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 134

    Jeni menoleh, melirik Maudi sekilas. "Kamu mengenalnya?"Kalau dia tidak salah ingat, Maudi juga baru kembali ke tanah air belum lama ini.Maudi mencibir dan berkata, "Tentu saja aku kenal. Dia dan wanita jalang yang mengganggu Andre itu adalah teman baik."Mengingat Weni si wanita jalang itu, ekspresi penuh kebencian pun menghiasi wajah Maudi.Kalau bukan karena dia pergi ke luar negeri, bagaimana mungkin Weni bisa punya kesempatan untuk bersama Andre?Awalnya hari ini dia berencana untuk menargetkan Weni, tetapi Weni tidak datang. Jadi, menargetkan Rhea juga sama saja.Kilatan terkejut melintasi mata Jeni. Dia mengerutkan keningnya dan berkata, "Apa rencanamu? Apa yang ingin kamu lakukan?"Maudi menundukkan kepalanya dan berpikir sejenak. Kemudian, dia melepaskan kalung berlian yang menghiasi lehernya."Dengar-dengar kondisi finansial keluarganya nggak baik. Kalau begitu, masuk akal saja dia mencuri."Mata Jeni berkedip, tetapi dia tidak buka suara untuk menghentikan Maudi.Dengan ke

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 133

    Rhea menuangkan larutan ke dalam labu, larutan mulai bereaksi. Sementara itu, dia sendiri duduk di samping untuk mencatat data-data penelitian tersebut.Sambil mencatat, dia sedikit melamun.Hingga ponselnya berdering, dia baru tersadar kembali.Melihat itu adalah panggilan telepon dari Jerico, Rhea langsung menekan tombol jawab."Ada apa?""Rhea, malam ini ada sebuah perjamuan malam amal, kamu ikut menghadirinya bersamaku, ya."Rhea mengalihkan pandangannya ke bawah, kilatan hanyut dalam pemikiran sendiri melintas di matanya. Beberapa detik kemudian, dia berkata, "Oke, pakaian seperti apa yang perlu kusiapkan?""Kamu nggak perlu memikirkan hal-hal ini, aku akan meminta sekretarisku menyiapkannya untukmu."Karena Jerico bersedia untuk mengatur segala sesuatu untuknya, Rhea juga tidak peduli lagi. Setelah menyepakati jam berangkat, dia pun memutus panggilan telepon itu.Waktu berlalu dengan cepat. Tak lama kemudian, sudah sore menjelang malam, sudah waktunya pulang kerja.Rhea mencatat

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 132

    Ekspresi Arieson berubah menjadi sangat muram dan dingin. "Nona Jeni, aku harap kamu tahu apa yang sedang kamu katakan."Jeni tertawa pelan, lalu menatap lawan bicaranya itu tanpa rasa takut dan berkata, "Tentu saja aku tahu apa yang sedang kukatakan, hanya saja Pak Arieson, apa kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan? Kamu mengincar istri keponakanmu sendiri. Kalau sampai hal seperti ini tersebar, seharusnya kamu juga tahu jelas apa yang akan dihadapi oleh Nona Rhea."Arieson menyipitkan matanya dan berkata, "Kamu sedang mengancamku?""Tentu saja nggak, aku hanya berencana untuk membantumu.""Oh? Nona Jeni, bagaimana rencanamu membantuku?"Merasakan aura dingin yang terpancar dari tubuh Arieson, Jeni melangkah maju dua langkah dan berkata, "Pak Arieson, seharusnya kamu tahu jelas biarpun Nona Rhea bercerai dengan Pak Jerico, kalian berdua juga nggak mungkin bisa bersama. Bagaimana kalau kamu bersamaku saja? Aku akan membantumu menyembunyikan rahasia ini."Arieson mencibir, setiap kata

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 131

    Namun, kalau dia tidak mengatakannya, hatinya malah diliputi dengan kekesalan.Tepat pada saat dirinya tengah diselimuti perasaan kesal, Rhea sudah selesai sarapan, lalu beranjak dari kursi dan pergi.Melihat punggung istrinya yang kian menjauh itu, Jerico membanting alat makannya di meja, membuat Ijan terkejut bukan main."Tuan Muda, apa sarapan hari ini nggak sesuai selera?"Jerico tidak berbicara. Dengan memasang ekspresi muram, dia bangkit, lalu pergi.Begitu dia berjalan keluar dari vila dan masuk ke dalam mobilnya, ponselnya berdering.Melihat itu adalah panggilan telepon dari Siska, Jerico menjawab panggilan telepon itu sambil mengerutkan keningnya. "Ibu, untuk apa pagi-pagi buta begini Ibu meneleponku ....""Jerico, apa kamu tahu mengenai Rhea mandul?!"Ekspresi Jerico langsung berubah menjadi sedingin es. "Stella yang memberi tahu Ibu?""Kamu nggak perlu memedulikan siapa yang memberitahuku. Kalau dia benar-benar mandul, segera ceraikan dia!"Mendengar nada bicara memerintah S

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status