Arieson mengalihkan pandangannya ke arah bawahannya itu dan berkata dengan ekspresi dingin, "Hmm."Melihat ekspresi dingin atasannya, Tio merasa tidak ada gunanya dia sengaja memberi tahu Arieson hal ini.Setelah mengingatkan Arieson jam sepuluh ada rapat, Tio langsung berbalik dan keluar dari ruangan.Siang harinya, Rhea pergi ke kantin dengan membawa kartu makannya.Begitu memasuki kantin, dia benar-benar dibuat tercengang oleh kemewahan kantin Perusahaan Teknologi Hongdam. Tempat ini tidak layak disebut sebagai kantin, sudah tidak ada bedanya dengan restoran mewah.Sejauh mata memandang, makanan di setiap loket terlihat sangat menggugah selera.Terlebih lagi, harga makanan di sini sangat murah, seperti harga makanan di kantin mahasiswa.Kantin ini terdiri dari tiga lantai, ada berbagai macam makanan, termasuk makanan Barat dan makanan Nusantara, serta makanan-makanan dari negara-negara lainnya.Rhea berbaris di loket makanan Thainam, memesan satu porsi Nasi Goreng Nanas dan satu por
Langkah kaki Rhea terhenti sejenak. Dia mengerutkan keningnya dan mengalihkan pandangannya ke arah Jerico. Sorot mata penuh amarah tampak jelas di matanya."Apa yang telah kamu katakan pada ayahku?!"Sebelum Jerico sempat berbicara, Bagas sudah berkata dengan marah, "Bisa-bisanya kamu menanyakan hal seperti itu pada Jerico! Kamu sendiri menjalin hubungan yang nggak jelas dengan pamannya, apa kamu nggak merasa bersalah padanya?"Raut wajah Rhea mulai memutih saking kesalnya, ujung-ujung jarinya juga gemetaran.Dia tidak menyangka Jerico begitu tidak tahu malu dengan membalikkan fakta di hadapan Bagas.Hal yang lebih tak disangka-sangka olehnya adalah, Bagas memercayai ucapan pria bajingan itu!"Ayah, apa di mata Ayah aku adalah orang seperti itu?! Ayah bahkan belum bertanya padaku apa yang telah terjadi, tapi Ayah malah memercayai ucapannya dan merasa aku telah mengkhianatinya?!"Rhea menarik napas dalam-dalam, dia tidak berencana menyembunyikan masalah perselingkuhan Jerico lagi."Tahu
Saat itu juga, sebuah bekas tamparan tampak jelas di wajah Jerico. Sorot matanya terhadap Rhea langsung berubah menjadi sedingin es."Berani-beraninya kamu memukulku!"Rhea mengangkat kepalanya, menatap sorot mata penuh amarah pria itu dan berkata dengan penuh penekanan, "Mengapa aku nggak berani memukulmu? Jelas-jelas orang yang berselingkuh adalah kamu, berani-beraninya kamu menuduhku di hadapan ayahku! Bukankah kamu memang pantas dipukul?"Begitu Rhea selesai berbicara, Jerico langsung mencubit dagunya dan menekannya ke dinding. Sorot mata pria itu tampak tajam."Rhea, kamu sendiri yang nggak menuruti ucapanku. Kalau kamu menuruti ucapanku dengan patuh, aku juga nggak akan datang menemui ayah mertuaku."Rhea tertawa dingin dan berkata, "Kalau kamu berani datang menemui ayahku lagi, aku akan mengungkapkan masalah perselingkuhanmu.""Kalau kamu nggak takut kondisi Ayah makin parah karena terangsang, kamu boleh memberitahunya sekarang juga."Mendengar nada bicara acuh tak acuh Jerico,
Sudah ada orang yang bersembunyi di dalam kamar dan di depan pintu, sepertinya orang yang menargetkannya memang sudah membuat perencanaan matang.Dia segera merangkak bangkit, dan berjalan menuju ke dapur. Namun, saat dia baru melangkah dua langkah, lengannya sudah ditarik oleh seseorang, lalu dia didorong ke dinding."Siapa kamu? Mengapa kamu ... hhhmmphhhh ...."Tanpa memberi Rhea kesempatan untuk berbicara, orang itu menekan tubuh Rhea dengan satu lengan dan menutupi hidung Rhea dengan handuk kecil dengan lengan yang lainnya.Begitu menghirup aroma yang menusuk itu, perlahan-lahan pandangan Rhea mulai kabur.Tak lama kemudian, dua orang pria yang mengenakan masker menarik sebuah koper keluar dari apartemen Rhea.Karena sekarang sudah jam delapan lewat malam, kebanyakan orang sudah pulang kerja dan berada di rumah masing-masing, hanya ada segelintir orang di kompleks. Jadi, dua orang itu tidak menarik perhatian.Tak lama kemudian, kedua orang itu sudah sampai di pintu belakang komple
"Biarpun kamu membocorkan semuanya, sekarang aku juga nggak punya uang! Lagi pula, kalau kamu membocorkan hal ini, kamu juga akan masuk penjara!"Pertengkaran antara dua orang itu kian memanas. Akhirnya, Rhea sudah tahu orang yang menculiknya adalah Gozeus, ayah Rani.Namun, dia baru pernah bertemu sekali dengan pria itu. Bagaimana pria itu bisa tahu tempat tinggalnya, bahkan menyelinap masuk ke dalam rumahnya ....Dia sangat yakin cara seperti ini bukanlah cara yang bisa terpikirkan oleh seorang pekerja rantau biasa, pasti ada orang yang memberinya instruksi.Orang itu sangat jelas adalah Janice.Perlahan-lahan, suara pertengkaran di luar pun berhenti. Dengan iringan suara deru mesin mobil, tak lama kemudian, suasana di sekitar tempat itu berubah menjadi hening.Rhea memperlambat napasnya, tidak berani bernapas dengan kuat.Tiba-tiba, dia merasakan koper bergerak, lalu terdengar suara perputaran roda.Merasakan orang itu sedang menarik dirinya ke arah suatu tempat, Rhea diliputi peras
Saat memasuki bulan ketiga mempersiapkan kehamilan, Rhea melihat pesan yang dikirimkan oleh seorang wanita bernama Stella, seorang sekretaris, di obrolan sosial media Jerico, suaminya."Sepertinya piama yang baru kubeli sedikit kekecilan. Bagaimana kalau kamu datang dan membantuku untuk melihat apakah memang kekecilan atau nggak?"Selain mengirimkan beberapa patah kata itu, wanita tersebut juga mengirimkan sebuah foto dirinya yang sedang mengenakan piama berwarna merah dengan memperlihatkan belahan dadanya. Ya, sebuah foto yang sangat menggoda.Tanpa Rhea sadari, cengkeramannya pada ponsel menjadi bertambah erat. Saat dia melihat isi obrolan mereka sebelumnya, dia mendapati mereka hanya mendiskusikan tentang pekerjaan seperti biasa. Dia pun mengerutkan keningnya.'Apa mungkin dia salah kirim, atau ....'Saat itu juga, tangan seseorang melingkari pinggangnya dari belakang, membuat pemikirannya terputus.Saat menempelkan tubuhnya pada wanitanya, Jerico menggigit daun telinga Rhea dengan
Selesai mengucapkan satu kalimat itu, dia kembali mengangkat gelasnya dan meneguk minuman di dalam gelas itu hingga habis tak bersisa.Selama bertahun-tahun ini, dia tidak pernah memikirkan adanya kemungkinan Jerico akan mengkhianatinya.Saat melihat pria itu bersama wanita lain di atas ranjang, hatinya seperti tercabik-cabik dan teriris-iris."Aku merasa dia sangat mencintaimu, nggak kelihatan seperti orang yang akan berselingkuh. Mungkin ada kesalahpahaman."Rhea mendengus dingin dan berkata, "Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, apa mungkin bisa disebut dengan kesalahpahaman?"Suasana di dalam ruang pribadi langsung hening seketika. Melihat Rhea meneguk segelas demi segelas minuman itu seperti orang yang sudah tidak bersemangat hidup lagi, Weni tidak bisa menahan dirinya lagi dan segera merampas gelas dalam genggaman temannya itu. "Biarpun dia benar-benar berselingkuh, seharusnya kamu juga bukan mabuk-mabukan seperti ini untuk menghukum dirimu sendiri. Apa ... rencanamu selanju
Saat dalam perjalanan pulang, setelah ragu cukup lama, Rhea mengirimkan pesan kepada Arieson yang sudah ada dalam kontak pertemanannya selama tiga tahun, tetapi tidak pernah saling bertukar pesan dengannya itu."Paman ... bisakah Paman memegang kejadian malam ini nggak pernah terjadi? Saat itu, aku benar-benar sudah mabuk dan salah masuk kamar."Setelah menunggu sangat lama, dia tidak memperoleh pesan balasan dari Arieson.Rhea mengerutkan keningnya dan mengirimkan sebuah pesan lagi.Kali ini, dia hanya mengirimkan sebuah tanda tanya.Namun, begitu pesan dikirim, muncul sebuah tanda seru berwarna merah, disertai sebuah pesan elektronik."Dibutuhkan persetujuan dari pengguna ini terlebih dahulu sebelum Anda bisa mengirim pesan padanya. Saat ini, Anda masih bukan temannya ...."Rhea mengatupkan bibirnya dengan rapat. 'Dia bahkan sudah menghapus kontak pertemananku. Seharusnya dia nggak ingin mengungkit hal itu lagi, 'kan?'Setelah berpikir demikian, akhirnya Rhea bisa menghela napas lega