Share

Bab 211

Penulis: Lalita
Mungkinkah dia benar-benar ingin membiarkan Jerico mengendalikannya terus seperti ini?

Sepertinya satu-satunya cara untuk menjauhi pria ini hanyalah bercerai.

Namun, sebelum bercerai, operasi ayahnya harus diselesaikan terlebih dulu. Kalau tidak, Jerico akan memanfaatkan hal ini untuk mengancamnya lagi dan lagi.

Selain itu, kalau mengandalkan dirinya sendiri, hanya bisa menunggu antrean untuk mendapatkan donor ginjal, tidak tahu harus menunggu sampai kapan.

Rhea mendongak menatap Jerico, lalu berkata dengan dingin, "Kamu ingin aku pindah kembali, bisa saja."

Jerico tampak senang. Akan tetapi, kalimat yang diucapkan oleh Rhea selanjutnya membuat senyuman di wajahnya membeku.

"Setelah operasi penggantian ginjal ayahku selesai, aku akan pindah kembali."

Seiring dengan Rhea selesai berbicara, koridor tersebut berubah menjadi sangat hening.

Tanpa Jerico sadari, tangan di kedua sisi tubuhnya terkepal dengan erat. Kalau kala itu dia yang tengah diliputi emosi tidak langsung memberikan donor g
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 212

    Sepertinya ada orang yang sudah mulai tidak sabar.Rhea melemparkan gaun itu ke samping. Kemudian, dia mengeluarkan sebuah gaun belah paha berwarna putih dengan leher berbentuk V, lalu melepaskan karet yang mengikat rambutnya. Rambut hitam indahnya langsung tergerai.Setelah menyisir rambutnya, dia menghabiskan waktu lima menit untuk merias wajahnya dengan riasan tipis. Selesai bersiap-siap, dia baru berbalik dan pergi.Begitu dia masuk ke dalam mobil dan hendak memasang sabuk pengamannya, tiba-tiba terdengar suara rendah dan dalam Jerico. "Kenapa kamu nggak pakai gaun yang aku instruksikan orang untuk siapkan untukmu?"Sambil mengangkat alisnya, Rhea mengalihkan pandangannya ke arah pria itu, lalu berkata dengan ekspresi dingin, "Gaun itu bukan ukuranku."Jerico adalah orang yang cerdas. Dia langsung mengerti maksud istrinya. Ekspresinya langsung berubah menjadi muram."Aku akan menyelidiki hal ini dengan jelas."Rhea tersenyum dan berkata, "Kita pergi menghadiri pesta saja dulu."Ben

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 213

    Selama ini dia bersabar dan bersabar lagi, tetapi orang-orang Keluarga Thamnin malah makin menjadi-jadi dan tidak menganggap serius dirinya.Hanya saja, dulu dia bersabar karena dia masih menaruh pengharapan pada Jerico. Kini, dia sudah tidak mencintai Jerico lagi, jadi dia juga tidak perlu bersabar lagi.Dia menyunggingkan seulas senyum, lalu berkata dengan nada bicara yang santai. "Bercerai juga lebih baik daripada nggak kunjung ada yang nikahi. Benar begitu, Bibi?"Ekspresi Susana langsung berubah menjadi sangat masam, wanita itu menatapnya dengan tatapan tajam seolah-olah ingin memakan orang."Coba kamu ulangi sekali lagi?!"Dulu dia pernah berpacaran dengan seorang pria. Setelah hubungan asmara mereka berakhir, dia terus menunggu pria tersebut. Alhasil, kini usianya sudah menginjak kepala empat, tetapi dia tak kunjung menikah. Hal ini sudah menjadi sesuatu hal yang sangat mengganggunya, tetapi tidak ada orang yang berani menyebutkan hal ini di hadapannya.Raut wajah Nyonya Besar T

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 214

    "Pak Arieson, lama nggak bertemu. Dengar-dengar belakangan ini Perusahaan Teknologi Hongdam berinvestasi pada proyek pemerintahan pinggiran timur itu?""Aku juga berminat pada proyek pinggiran timur itu, bisakah Pak Arieson memberiku peluang untuk mendapatkan sedikit bagian?"Arieson malas untuk menanggapinya. Namun, mengingat malam ini adalah ulang tahun Nyonya Besar Thamnin, dia tetap menghentikan langkah kakinya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah pria itu dan berkata dengan ekspresi datar, "Halo, Pak Handi."Saat dia "ditahan" oleh beberapa orang mitra tersebut, Rhea sudah "menyingkirkan" pria yang berbicara dengannya. Dia hendak mencari sebuah tempat yang tenang untuk beristirahat.Tiba-tiba saja, seorang pelayan Keluarga Thamnin berjalan menghampirinya dengan tergesa-gesa."Nyonya Rhea, Nyonya Siska mengatakan ada urusan mencarimu, dia menunggumu di paviliun taman bunga."Rhea melirik ke arah Nyonya Besar Thamnin sekilas. Mendapati Siska memang tidak berada di sana, dia pun me

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 215

    Tepat pada saat ini, seorang pelayan berjalan menghampirinya dengan tergesa-gesa."Tuan Arieson, tadi Nyonya Rhea tiba-tiba pingsan, aku nggak bisa menemukan Tuan Muda Jerico."Mendengar ucapannya, Arieson langsung mengalihkan pandangannya ke arah pelayan tersebut dan berkata dengan dingin, "Di mana dia?""Sekarang dia sedang berada di lantai atas. Nyonya Besar dan yang lainnya sedang sibuk menjamu tamu. Tuan Arieson, sebaiknya kamu pergi melihatnya terlebih dulu."Kalau biasanya, Arieson pasti bisa merasakan ada yang aneh.Rhea jatuh pingsan. Akan tetapi, alih-alih memanggil dokter, mengapa pelayan itu malah memanggilnya untuk melihat Rhea?Namun, tadi dia sudah minum segelas anggur yang telah dibubuhi obat oleh Sizur. Saat ini, kepalanya terasa sangat pusing. Kemampuan berpikirnya juga jauh lebih lambat dibandingkan biasanya. Jadi, dia tidak langsung menyadari ada yang tidak beres.Saat dia menyadari ada yang tidak beres, dia sudah sampai di depan pintu kamar Jerico."Tuan Arieson, N

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 216

    "Paman, kamu sadarlah sedikit."Rhea mendorongnya, lalu turun dari ranjang dengan cepat dan menatapnya dengan ekspresi waspada.Dia menggenggam lampu meja di kepala tempat tidur dengan erat. Kalau Arieson menerjang ke arahnya, dia akan menggunakan lampu meja untuk menghantam pria itu agar pria itu pingsan.Didorong oleh Rhea, Arieson hampir terjatuh dari tempat tidur.Beberapa detik kemudian, dia baru menatap wanita itu dengan tatapan kebingungan. Wajah tampannya yang dingin itu tampak sedikit memerah, sorot matanya seperti tersulut api, yang bisa membuat jantung berdebar kencang."Kemarilah."Dia menatap Rhea, nada bicaranya terkesan seperti sedang memerintah.Rhea mengerutkan keningnya. Dia menatap pria tampan itu dengan lekat, tetap bergeming.Sekarang Arieson sangat berbahaya. Pria itu menatapnya dengan tatapan penuh nafsu, seolah-olah detik berikutnya akan melahapnya.Otaknya berputar dengan cepat, memikirkan tujuan Sizur.Malam ini adalah pesta Nyonya Besar Thamnin. Dia memilih s

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 217

    Mendengar itu adalah suara Stella, pergerakan Rhea pun terhenti."Stella, aku sudah memperingatkanmu sejak awal. Aku nggak mungkin menikahimu. Lagi pula, kamu datang memberi hadiah kepada nenekku dengan identitas apa? Dengan identitas kamu adalah wanita simpananku?"Suasana hening selama beberapa detik sebelum terdengar suara isak tangis Stella. "Jerico ... aku nggak bermimpi kamu akan menikahiku. Hari ini aku datang memberi hadiah kepada Nyonya Besar untuk berterima kasih padaku atas donor ginjal yang sebelumnya kamu carikan untuk ayahku ....""Diam!"Jerico menyelanya dengan dingin, "Stella, kalau kamu berani menyebutkan hal ini lagi, aku nggak akan melepaskanmu!""Jerico ....""Cepat enyah sana!"Suara penuh amarah Jerico seolah-olah sudah membuat Stella terkejut sekaligus ketakutan. Setelah beberapa saat, dia baru berkata dengan suara rendah, "Jerico ... jangan marah, aku akan segera pergi ...."Seiring dengan terdengarnya suara sepatu hak tinggi yang makin jauh, seharusnya Stella

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 218

    Begitu melihat Sizur, ekspresi Jerico berubah menjadi agak masam. Dia berkata dengan suara dalam, "Oke, aku akan segera ke sana."Setelah Jerico pergi, Sizur menatap Rhea, lalu berkata dengan seulas senyum palsu menghiasi wajahnya, "Bagaimana kamu bisa melarikan diri?"Rhea menatap pria itu dengan ekspresi kebingungan, seolah-olah benar-benar tidak mengerti. "Ayah, apa yang sedang kamu bicarakan? Mengapa aku nggak mengerti?"Sizur mencibir, sorot matanya berubah menjadi makin dingin. "Sebaiknya kamu benar-benar nggak mengerti."Hingga pria itu berbalik dan pergi, tangan Rhea yang terkepal erat baru dilepaskannya. Samar-samar telapak tangannya berdenyut sakit, tetapi tidak ada ekspresi apa pun yang terlihat di wajahnya.Saat perjamuan malam hampir usai, Arieson baru keluar.Dia sudah berganti pakaian. Rambutnya agak basah, raut wajahnya sedikit pucat. Wajah tirus nan tampannya itu tampak sangat dingin seperti es yang tidak bisa dicairkan lagi. Dia juga memancarkan sedikit dingin aura di

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 219

    Sebelum pergi, Arieson meminta anak buahnya untuk menangkap beberapa orang pelayan yang mendengarkan perintah Sizur itu, lalu langsung melemparkan mereka ke hadapan Nyonya Besar Thamnin dan Tuan Besar Thamnin."Pelayan-pelayan yang suka berkhianat seperti mereka, sebaiknya lebih cepat ditangani."Ekspresi Tuan Besar Thamnin langsung berubah menjadi muram. "Ada apa ini? Apa yang terjadi?""Seharusnya Ayah menanyakan hal ini pada kakakku yang baik itu."Tuan Besar Thamnin melemparkan sorot mata dingin ke arah Sizur, lalu berkata, "Cepat katakan!"Ekspresi Sizur tampak sangat masam, dia tidak menyangka Arieson akan mengekspos hal ini secara langsung di depan umum.Suasana di dalam ruang tamu langsung berubah menjadi hening, pandangan semua orang tertuju pada Sizur. Akan tetapi, orang yang bersangkutan tetap diam saja, sangat jelas tidak berencana untuk berbicara."Kalau kamu nggak bilang, aku akan menyelidikinya sendiri!"Tuan Besar Thamnin memukul meja dengan keras, dia menatap Sizur den

Bab terbaru

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 310

    Ekspresi Arieson langsung membeku. "Kapan kamu mengetahuinya?"Rhea berkata dengan ekspresi acuh tak acuh, "Saat kamu pergi ke restoran pasangan dengannya."Keduanya terdiam. Saking heningnya, mereka bisa mendengar napas satu sama lain.Belasan detik kemudian, melihat pria itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan bicara, Rhea langsung berbalik, membuka pintu mobilnya, berencana untuk masuk ke dalam mobil dan pergi begitu saja.Tiba-tiba, Arieson menggenggam pergelangan tangannya."Rhea, salahku karena nggak memberitahumu hal ini. Maaf."Rhea menoleh menatapnya. Di bawah kegelapan malam, dia tidak bisa melihat ekspresi pria itu dengan jelas.Dia langsung menarik tangannya dan berkata, "Kalau kamu ingin balikan dengannya, aku bisa pindah malam ini juga."Arieson mengerutkan keningnya. "Aku nggak berencana untuk balikan dengannya. Aku nggak memberitahumu hal ini karena takut kamu salah paham. Aku tahu jelas orang yang kusukai sekarang adalah kamu."Rhea merasa ucapan Arieson agak konyol, di

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 309

    Saat ini, Arieson sedang berjalan menghampirinya dengan perlahan sambil tersenyum.Namun, indranya yang tajam bisa merasakan saat ini suasana hati Arieson sangat buruk.Gerald menoleh, mengikuti arah pandang Rhea. Saat tatapannya bertemu dengan tatapan Arieson, secara naluriah dia menyipitkan matanya.Sepertinya pria ini memancarkan aura permusuhan yang sangat besar terhadap dirinya.Arieson langsung duduk di samping Rhea, lalu berkata sambil tersenyum, "Rhea, kamu makan bersama kakakmu, mengapa kamu nggak memberitahuku? Aku bisa datang bersamamu."Gerald juga mengalihkan pandangannya ke arah Rhea, lalu berkata dengan sorot mata kebingungan, "Ini adalah?"Ditatap oleh dua orang pria pada saat bersamaan, Rhea mengerutkan keningnya. Saat dia hendak memperkenalkan mereka pada satu sama lain, Arieson sudah mengalihkan pandangannya ke arah Gerald sambil tersenyum."Halo, Tuan Gerald, aku adalah Arieson, pacar Rhea, juga presdir Perusahaan Teknologi Hongdam."Sorot mata Gerald berkedip, dia

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 308

    "Lama nggak bertemu."Gerald berjalan menghampiri Rhea, menundukkan kepalanya untuk menatap wanita itu. Dengan seulas senyum menghiasi wajahnya, dia berkata, "Hmm, lama nggak bertemu."Kalau dihitung-hitung, mereka berdua sudah tidak bertemu sekitar lima atau enam tahun, juga sangat jarang menghubungi satu sama lain, jadi Rhea merasa agak canggung."Ayo masuk dulu."Setelah duduk di dalam restoran dan memesan makanan, Rhea baru menatap pria itu dan berkata, "Mengapa kamu tiba-tiba berencana untuk mengembangkan kariermu di dalam negeri. Aku dengar dari Bibi Vani, gajimu di luar negeri cukup tinggi. Kalau kamu bekerja di sana beberapa tahun lagi, seharusnya kamu sudah bisa menetap di luar negeri, bukan?"Melihat sosok wanita yang sangat dirindukannya kini berada tepat di hadapannya, Gerald hampir melamun.Dia mengalihkan pandangannya dengan tenang, lalu berkata dengan suara rendah, "Aku nggak terbiasa dengan makanan di luar negeri."Rhea agak terkejut, sangat jelas tidak terlalu percaya.

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 307

    "Tuan Besar Thamnin, ada urusan apa kamu datang mencariku?"Melihat sikap Rhea yang tidak merendah, juga tidak arogan itu, Tuan Besar Thamnin mengerutkan keningnya, berkata dengan nada bicara arogan, "Sebut saja harganya, selama kamu bersedia melepaskan Sizur."Rhea menatap pria itu dengan ekspresi acuh tak acuh. "Kamu berencana memberi berapa?""Itu tergantung berapa yang ingin kamu minta. Kejadian itu sudah berlalu selama bertahun-tahun. Biarpun kamu benar-benar memasukkan Sizur ke penjara, aku juga punya cara untuk mengeluarkannya. Keras kepala nggak ada untungnya untukmu."Rhea bangkit, lalu berkata dengan nada bicara tanpa gejolak emosi, "Karena kamu sudah berbicara demikian, kita juga nggak perlu membicarakan hal ini lagi."Raut wajah Tuan Besar Thamnin langsung berubah menjadi sedingin es. "Apa maksudmu?""Nggak bermaksud apa-apa. Aku hanya merasa kita nggak akan bisa mencapai kesepakatan. Aku masih ada kerjaan, pergi dulu."Selesai berbicara, Rhea langsung berbalik dan pergi.M

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 306

    Arieson menatap wanita itu tanpa ekspresi dan berkata, "Erika, kamu bukanlah tipe orang yang akan memainkan trik-trik seperti ini."Tangan Erika yang terulur terhenti sejenak. Kemudian, dia menarik kembali tangannya, lalu berkata dengan ekspresi acuh tak acuh, "Dulu kamu juga nggak akan menolakku.""Sudah kubilang, aku sudah punya pacar."Erika menatap pria itu, berkata dengan penuh penekanan, "Apa kamu mencintainya?"Melihat Arieson terdiam, tidak mengucapkan sepatah kata pun, akhirnya Erika merasakan sedikit kepercayaan diri."Lihatlah, kalau kamu mencintainya, kamu pasti akan mengakuinya tanpa ragu."Arieson mengerutkan keningnya dan berkata, "Erika, aku nggak mengakuinya hanya karena nggak ingin menyakitimu."Senyuman di wajah Erika langsung membeku. Beberapa saat kemudian, dia berkata dengan suara rendah, "Walau kamu mencintainya, juga nggak masalah. Kamu pasti akan jatuh cinta kembali padaku."Awalnya Arieson ingin mengatakan dia tidak akan jatuh cinta kembali pada wanita itu, ka

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 305

    Ucapan ini adalah bentuk isyarat yang sudah sangat jelas antara pria dan wanita dewasa.Arieson berkata dengan ekspresi acuh tak acuh, "Sudah larut, nggak perlu lagi. Kamu istirahatlah lebih awal."Erika agak kecewa, tetapi dia tetap memaksakan seulas senyum, mengangguk dan berkata, "Oke, kalau begitu, hati-hati di jalan, ya."Saat Arieson kembali ke vila, sudah jam sepuluh lewat malam.Dia baru saja berganti sepatu dan berjalan memasuki ruang tamu, pelayan sudah menghampirinya dan berkata, "Tuan Muda, malam ini Nona Rhea menunggumu pulang makan malam sangat lama. Pada akhirnya, dia langsung naik ke atas tanpa makan malam.""Oke, aku mengerti, kamu istirahat saja dulu.""Baiklah."Arieson menggulung lengan jasnya, lalu pergi ke dapur untuk membuat semangkuk mi dan membawakannya ke lantai atas.Mendengar suara ketukan pintu, Rhea mengira itu adalah pelayan vila. Dia segera bangkit untuk membuka pintu.Begitu melihat sosok bayangan yang tinggi di hadapannya itu, dia tertegun sejenak. Kem

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 304

    Kalau mereka bukan mengunjungi restoran pasangan, kalau mereka bukan duduk di sisi yang sama di meja makan, kalau Arieson tidak mengambilkan sayuran untuk wanita itu, mungkin ... dia masih bisa membohongi dirinya sendiri bahwa wanita itu adalah mitra Perusahaan Teknologi Hongdam.Dia mematikan layar ponselnya, menundukkan kepalanya, ekspresinya tampak muram.Saat dia melihat foto tersebut, dia sempat terdorong untuk menelepon Arieson, mempertanyakan pria itu. Namun, pada akhirnya dia tetap tenang kembali.Dia juga hanya memanfaatkan Arieson. Biarpun pria itu benar-benar menjalin hubungan tidak jelas dengan wanita lain, apa haknya untuk mempertanyakan pria itu?Lagi pula, bukankah dia juga tidak berencana untuk bersama pria itu selamanya?Ponselnya kembali berbunyi, Weni mengirimkan beberapa pesan untuknya.[Aku sudah meminta orang untuk menyelidiki wanita itu. Nama wanita itu adalah Erika Kilbis, cinta pertama Arieson. Setelah dia mendapatkan beasiswa penuh, dia pergi ke luar negeri un

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 303

    Rhea mengalihkan pandangannya ke bawah, lalu berkata dengan perlahan, "Nggak apa-apa. Kamu semalaman nggak pulang ke vila, aku hanya ingin menanyakan apa urusanmu sudah selesai ditangani."Orang di ujung telepon hening sejenak sebelum terdengar suara rendah Arieson. "Sudah hampir selesai ditangani, malam ini aku akan pulang."Tanpa Rhea sadari, cengkeramannya pada ponselnya makin erat. "Oke, kalau begitu nanti malam kita makan malam bersama.""Hmm, tunggu aku pulang."Setelah mengakhiri panggilan telepon, Arieson mengalihkan pandangannya ke arah wanita yang tengah duduk di seberangnya sambil menangis. Dia berkata dengan dingin, "Erika, hubungan kita sudah berakhir, nanti aku akan memesan tiket pesawat untukmu."Pergerakan menyeka air mata Erika terhenti. Dengan berlinang air mata, dia menatap Arieson dan berkata, "Aku nggak mau! Kali ini aku sudah pulang, aku nggak berencana untuk pergi lagi."Arieson mengerutkan keningnya, hawa di sekelilingnya berubah menjadi sedingin es."Terserah k

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 302

    Arieson mengusap-usap kepalanya, berkata dengan suara rendah, "Nggak bisa membuatmu memercayaiku sepenuhnya, itu artinya aku masih kurang baik."Rhea mendongak, menatap pria itu. Saat dia hendak berbicara, tiba-tiba ponsel Arieson berdering."Kamu sudah mengubah nada deringmu?"Dulu Rhea sudah pernah mendengar nada dering ponsel Arieson, sepertinya berbeda dengan nada dering hari ini.Arieson tidak berbicara, dia mengambil ponselnya dan berjalan ke samping sebelum menjawab panggilan telepon tersebut.Tidak tahu mengapa, hati Rhea diliputi oleh kegelisahan, keningnya juga berkerut.Tak lama kemudian, Arieson sudah mengakhiri panggilan telepon itu, lalu berbalik dan berjalan menghampirinya."Aku ada sedikit urusan, perlu keluar sebentar, kamu tidur saja dulu."Selesai berbicara, dia berbalik, hendak pergi. Secara naluriah, Rhea menarik tangannya."Apa urusan itu sangat penting? Bisakah kamu tetap di sini untuk menemaniku ... aku ...."Rhea juga tidak tahu harus menggunakan alasan seperti

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status