“David keluar kamuuuuuuuuu!” Teriakan suara seorang wanita membuat penjaga di rumah itu bergegas menghampirinya.“Di mana David? Cepat suruh keluar,” ucapnya lagi penuh emosi.Hari ini genap satu minggu sudah berlalu sejak lamaran itu dilakukan oleh David.Keluarga Aditama sedang mempersiapkan acara pertunangan sekaligus pernikahan mewah keduanya.Termasuk nanti David akan melakukan jumpa pers untuk bisa menjelaskan status hubungannya dengan Linda, dan Monica akan ikut mempertanggungjawabkan soal itu demi nama David dan Laura.Mereka juga akan berjuang agar kehadiran si kembar sebelum pernikahan terjadi tidak dijadikan alat untuk menghancurkan David oleh para musuhnya.“Jangan membuat keributan di sini Nona, sebaiknya anda pergi sebelum Tuan David mengetahui anda membuat kekacauan di depan rumah beliau.”“Tutup mulutmu! Sekarang buka pintunya, apa kamu lupa siapa aku huh?” “Tidak akan Nona, kami tahu anda datang hanya untuk membuat kekacauan saja jadi sekarang saya minta anda pergi!
“Mulai ya main rahasia-rahasiaan?” tanya Laura merajuk.Si kembar terkekeh, “kami hanya mau makan pizza Mama tidak mau makan malam lagi,” jawab Dita jujur.“Tapi hanya hari ini saja ya, besok-besok tidak boleh lagi memanfaatkan keadaan, Mama lebih baik batal makan malam diluar daripada anak Mama tidak mau makan malam,” sahut Laura tegas.Setelah mendapatkan izin dari kedua anaknya kini David dan Laura pun segera bersiap untuk melakukan makan malam bersama.Tiga puluh menit berikutnya, David pun mengajak Laura berangkat. Kali ini mereka minta diantar sopir, karena Laura tak ingin calon suaminya kelelahan.Makan malam kali ini terlihat sangat santai, karena David memakai celana jeans dan kemeja berwarna hitam berbahan sutra. Sedangkan Laura mengenakan mini dress berwarna senada dengan David.Tak ada yang berubah dari Laura di mata David, begitu pun dengan David. Di mata Laura calon suaminya ini masih tetap tampan dan mempesona meski tubuhnya semakin kurus.Setelah tiba di dalam restor
“Jadi Edward sedang mempersiapkan cara untuk membunuhku?”David tersentak kaget saat mendapatkan informasi ini dari Joe.Saat pertemuan Edward dan dengan Nando, saat itu juga ada Joe di sana. Dari awal dia sudah menaruh curiga sampai akhirnya Joe membayar mahal pelayan di sana untuk menaruh alat penyadap di meja Edward dan Nando.“Iya dan yang lebih luar biasanya lagi adalah Nando ternyata menaruh dendam padamu akibat pembatalan promosi jabatan untuknya,” sahut Joe.Saat ini Joe, Ryan dan Pak Hotman sedang berada di dalam ruangan mewah milik David di dalam kantor Aditama Group.David meminta saran dari pak Hotman mengenai kasus ini apa boleh dilaporkan atau tidak, setelah mendapat jawaban dan penjelasan dari Pak Hotman David pun segera mengambil sikap tegas.“Aku berusaha menutupi kejahatannya dulu dan hanya membatalkan promosi jabatannya, ternyata dia tak menyadari kalau kita sudah mengetahui belangnya. Baiklah kalau begitu kumpulkan semua karyawan di Aula ya Ryan,” titah David tegas
Tak ada lagi kesempatan untuk Nando mengelak apalagi menyangkal semua perbuatannya, dan yang paling tidak David maafkan adalah ketika sang karyawan tega bekerjasama dengan Edward untuk merencanakan kejahatan mereka.David mengabaikan segala teriakan dan tangisan pengampunan Nando agar dia tak sampai dibawa ke kantor polisi.Bahkan David memberikan bonus fantastis pada Joe karena sudah berhasil menggagalkan rencana pembunuhan untuk David.Saat jam pulang kantor tiba, Joe menghampiri david yang hendak berjalan menuju lift.Hari ini mereka terpaksa lembur gara-gara meeting dadakan tadi. Joe merangkul bahu David berjalan mendekati lift, Ryan mengekor di belakangnya.Mereka akan menuju ke kediaman David untuk membahas pernikahan David dan Laura.Meski sudah menunjuk EO paling nomor satu di Kota New Capital, tetap saja segala urusannya David memberi tanggung jawab penuh pada Ryan dan Joe dan mereka sering meeting kecil di kediaman David.“Thank's ya Bro transferannya sudah masuk," ucap Joe
“Siapa itu?” gumam Angel, “cepat kamu loncat lagi lewat jendela,” usirnya pada pria asing itu saat gedoran di luar kamarnya semakin kencang.Alex pun segera membuka pintu kamar itu, dan Tuan William yang kini berdiri di depan pintu sambil menatap nyalang ke arah Angel.Dua kali tamparan berhasil dilakukan hingga membuat anak semata wayangnya kesakitan.PlakPlak“Dasar wanita murahan! Segitunya kamu dipermalukan oleh lelaki itu, kamu masih mau menjalin hubungan dengannya?” sentaknya penuh emosi.Tuan William tak pernah menyangka lelaki brengsek yang sudah mempermalukannya dan keluarga besarnya masih berani datang ke rumah ini atas permintaan sang anak.“Dasar jalang!” hinanya sekali lagi.“Tega ya Papa menampar Angel.”Sang anak terima dengan perlakuan Papanya. Harusnya dia diperlakukan bak putri oleh Papa kandungnya setelah dirinya dipaksa untuk tinggal bersama sang papa yang sudah berpisah dengan Mama kandungnya Angel.“Buka matamu, kamu mau menyerahkan dirimu pada pria yang sudah m
Sore harinya David dan Laura terpaksa pergi ke salah satu Mall yang ada di Kota New Capitol.Hal ini terpaksa dijalani karena tadi siang dirinya tak sempat pulang sesuai rencana, sebab pihak kepolisian meminta David datang untuk mengurus laporannya terhadap Nando."Jadi gimana urusannya dengan Nando? Aku tak menyangka Edward sejahat itu," ucap Laura sendu.Hatinya sakit sekali saat sang suami berkata jujur mengenai kejahatan yang hampir berhasil dilakukan oleh Edward dan Nando."Semua sudah beres sayang, kamu tak perlu mengkhawatirkan itu. Tapi janji ya jangan pernah memberi tahu Mama soal ini," pinta David.Dirinya hanya takut sang mama berbuat nekat menemui Edward, karen apria tidak tahu malu itu sudah lancang mau mencelakakan David."Iya sayang, janji," sahut Laura.David menggenggam erat tangan calon istrinya, saat ini mereka diantar oleh sopir pribadi David. Harusnya sih mereka bisa datang besok siang, hanya saja David sedikit sibuk di kantor sebelum nanti akan mengambil cuti pa
“Daviiiiiiiiiid, aku sangat membencimu. Arrrrrrrrrgggggggggg!” Teriaknya kencang seperti orang gila.“Kamu yang mengkhianati aku dengan menjadi pe**c*r hingga membuatku jijik dan menyesal mengenalmu, tapi kamu sendiri yang mati-matian berjuang seolah kamu adalah korbannya.”Saat David hendak menampar Linda, Laura menghentikannya.“Jangan lakukan itu sayang, kita punya anak perempuan,” ucap Laura berbisik dengan mata berkaca-kaca.Malu sudah pasti dirinya sangat malu dengan kejadian ini, tapi sebagai sesama wanita Laura mengerti betul bagaimana rasanya dibalas dan dibongkar aibnya di depan umum.“Kamu punya aib yang lebih besar lengkap dengan kejahatan yang melanggar hukum, sekali lagi kamu berani menyentuh kehidupan kami lagi maka aku bersumpah tidak akan pernah mengampunimu!”David berlalu dari tempat itu, karena dia yakin betul kalau tak ada gunanya meladeni perdebatan dengan manusia tak punya hati seperti Linda.Saat David sudah pergi seorang wanita mendekati Linda dan memilih leb
"Gawat Tuan, di lapangan sedang kehabisan bahan baku! Stok perusahaan menipis dan hampir habis," ucap Ryan saat bosnya baru saja memasuki ruangan megah tersebut."Maksud kamu apa sih Ryan? Di mana kekurangan bahan baku? Dan kenapa bisa terjadi? Bukankah kita punya stok bahan baku yang melimpah?" tanya David.Semua yang terjadi benar-benar di luar kendali mereka, dan selama ini belum pernah David sampai kehabisan stok bahan baku seperti ini.Ryan pun menceritakan semua yang dia ketahui dari bagian produksi, bahkan tadinya mereka hendak menemui David tapi dilarang oleh Ryan.Sebab Ryan belum berani memastikan apakah David dalam keadaan keadaan sehat ataupun tidak.Jujur saja semenjak atasannya menderita penyakit mematikan, Ryan sama sekali tidak ingin membebankan David dengan berbagai macam masalah yang ada di kantor.Dia dan Joe sebisa mungkin membereskan semuanya tanpa melibatkan David, tapi untuk kali ini dirinya tidak bisa tinggal diam ketika mencurigai Sesuatu terjadi di luar sana.
“Alex,” sapa Laura.Laura dan si kembar terkejut melihat Alex di rumahnya tanpa memberitahu kalau pria itu akan datang.“Papa Alex.”Si kembar berlari dan memeluk Alex yang sudah berjongkok sambil merentangkan tangannya. “Kangen Papa tauuuk,” Dita mulai memanyunkan bibirnya.Sudah lama rasanya Alex tak pernah mengunjungi keduanya membuat Dita dan Dika sangat merindukan pria tersebut.Mereka bercengkrama sebentar sembari menunggu Laura berganti pakaian. Setelah sang mama kembali dengan pakaian rumahan Laura meminta Dita dan Dika untuk tidur siang.“Janji ya Papa Alex jangan pulang dulu,” pinta Dika.“Iya janji. Papa Alex mau nginep kok di sini,” sahut Alex.“Benarkah Papa?”Dita sangat bahagia, mereka benar-benar merindukan pria tersebut.“Benar dong sayang.”Laura pun meminta kedua anaknya naik ke lantai atas, karena jam tidur siang sudah lewat.Laura mengajak Alex menuju ruang keluarga setelah meminta pelayan untuk menyiapkan minuman untuk mereka.“Kamu kenapa Lex?” tanya Laura.Ale
“Bi, saya titip mereka berdua ya.”Laura berujar pada sang kepala pelayan, dia memutuskan untuk menjemput kedua anaknya dan membawa mereka makan di restoran bersama sang papa seperti yang barusan David bilang melalui pesan singkat.David sudah membatalkan semua kegiatannya hari ini karena biar bagaimanapun dia kepikiran atas masalah Joe, pria yang selama ini selalu pasang badan untuk David.David merasa sangat bersalah karena secara tidak langsung kembali melukai perasaan Joe dengan mengingat pria itu tentang anak tak berdosa yang ada di rahim Riana.“Baik Nyonya. Anda membawa mobil sendiri?” tanya sang pelayan.“Tidak Bi, nanti dijemput sopirnya anak-anak. Oh iya kami makan siang di luar ya Bi.”Laura tidak ingin pelayan di rumahnya sibuk menyiapkan makanan sedang dirinya akan memilih untuk makan di restoran langganan Dita dan Dika.“Baik Nyonya,” jawabnya Lagi.Laura pun berpamitan untuk segera bersiap-siap. hatinya lelah dengan masalah yang ada belum lagi dia harus bicara banyak de
Laura mendekati Riana dan duduk di sampingnya. Dia memeluk Riana sambil ikut menangis mengabaikan Joe yang darahnya masih bercucuran.Mental Riana lebih penting dari pada luka di dahi Joe terlebih Riana dalam keadaan hamil yang moodnya sudah pasti naik turun.Laura tahu Riana sangat terkejut mengetahui rahasia besar ini tapi sekali lagi Laura sangat mendukung pola pikir Joe yang tak peduli anak siapa dalam rahim Riana karena dia tulus mencintai wanita ini sejak mereka masih kuliah dulu.“Maafkan Papanya anak-anak sudah melukaimu,” ucap Laura tulus setelah mengurai pelukannya.Riana masih menangis karena tak tahu aibnya ternyata sudah diketahui oleh Joe dan David, tapi tetap saja dia tak rela berbagi suami dengan wanita lain.Lalu pelayan masuk ke dalam kamar itu untuk meminta Joe ke ruang tamu karena dokter sudah datang. Sebagian pelayan datang membersihkan pecahan kaca, laura memberikan susu ibu hamil untuk Riana yang barusan kembali dibawakan sang kepala pelayan.Setelah ruangan it
“Sayang, di mana Natali dan Riana?” tanya David.Saat ini waktu sudah menunjukan pukul 07.00 waktu setempat David bersama kedua anak kembarnya sedang bersiap untuk sarapan.“Natali sudah pulang sayang, dia ada interview di kampusnya kalau Riana masih di kamar nanti biar aku bawakan sarapan ke kamarnya sambil mau ngobrol sebentar dengan dia.”Laura sangat mengerti situasi saat ini, siapapun di posisi Riana pasti sangat terpukul terlebih dia dalam keadaan hamil. Berbeda halnya dengan Margareth yang sudah melewati rasa sakit itu dan mulai berdamai dengan keadaan.“Jadi si kembar diantar siapa ke sekolah?” tanya Dita.Kemarin sebelum sang mama pergi sempat berjanji kalau hari ini mengantarkan kedua anak menggemaskan versi Dita dan Dika itu ke sekolah.Laura yang menyadarinya pun tersenyum, “kalian berangkat sama sopir dulu ya. Nanti Mama usahain jemput sepulang sekolah,” jawab Laura.“Hmmmmmm.” Dita hanya berdehem sambil mencebik. Sudah diduga pasti akan begini jadinya.“Nanti Papa yang
“Kamu tanggung jawab sayang aku takut lihat Joe marah.”David berbisik sembari memilih berdiri di belakang tubuh istrinya. Bernia untuk sembunyi tapi tingginya menjulang akan tampak jelas saat berdiri di belakang tubuh Laura yang mungil.“Ih, kamu apaan sih sayang aku juga takutlah kalau begini. Mereka mode galak. Ya ampun mimpi apa aku semalam harus terbongkar cepat seperti ini?”David enggan menimpali ucapan istrinya, ketika Laura yang memilih berdiri di belakangnya, David pun mengulang hal yang sama sampai membuat Joe makin kesal.“Berhentiiiiiii!” teriak Joe.Wajahnya memerah ditambah pengaruh minuman keras membuatnya kehilangan setengah kesadarannya.“Dan kamu!” Riana membentak suaminya dan berjalan mendekati suaminya.Plak PlakDua kali tamparan mendarat di wajah tampan Joe. Cukup keras hingga David yang mendengar tamparan itu sampai meringis.“Sejak kapan kamu mulai menyimpan rahasia dariku huh? Apa kamu bisa bayangkan hancurnya perasaanku hu, aaaarrrrggggggh!”Riana menjambak
“Jangan pernah menyebar berita yang tidak benar!” seru Natali kesal.Menyesal rasanya mengajak Riana pergi ke salon yang berujung bertemu dengan wanita sialan ini. Sejak dulu Ryan sempat meminta atali untuk akrab dengan Angel demi menghormati Laura, tapi kata hatinya tak pernah salah jika wanita ini tak layak disebut teman.Angel tertawa kecil, “coba saja minta klarifikasi dari Pak Joe. Saya sih dapat infonya begitu, pasalnya dulu sebelum Nona datang si kembar gencar menjodohkan Margareth dengan Pa Joe dan keduanya sangat dekat.”Tangan Riana mengepal di kedua sisi tubuhnya dia tak terima mendengar cerita yang bahkan Joe tak pernah menceritakan padanya soal hubungannya dulu dengan Margareth. Akan tetapi tak baik bila dia membuat kegaduhan dan meluapkan emosinya di tempat umum seperti ini. Natali yang menyadari itu pun berusaha untuk membuat Angel terlihat membual.“Kamu ada masalah apa ya dengan kami? Kami tak sekalipun pernah mengusik hidupmu apalagi sebenarnya kami tahu niatmu bek
“Permisiiiiiiiiiii.” teriak Joe.Setelah mendapat informasi dari sang kepala pelayan kalau Laura dan David pergi Joe berniat bertemu dengan si kembar yang katanya sedang belajar di perpustakaan mini yang baru dibuatkan sang papa.Dita berlari kecil untuk membukakan pintu perpustakaan agar rasa penasarannya hilang terhadap suara di depan ruang perpustakaannya.Ceklek“Papa di mana?” tanya Joe saat menyadari si cantik yang super aktif membukakan pintu.“Masa tidak tahu?”Bukannya menjawab pertanyaan Joe, Dita justru memberikan pertanyaan lain pada sang paman.“Tahu sih katanya lagi keluar,” jawab Joe datar.Dika mendekati ambang pintu setelah mendapatkan izin dari guru lesnya.“Papa sama Mama katanya nganterin suster Margareth ke rumah kami yang lama. Katanya Mama Angel ganggu suster.”PlakDita memukul kencang bibir sang adik kembar yang ternyata sangat ember. Bisa kacau kalau sampai Mama dan Papanya tahu kalau keduanya sempat menguping pembicaraan sang mama dengan sang kepala pelayan
Satu minggu berikut Dita dan Dika sudah mulai mengikuti les privat di rumahnya sendiri.Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan kecil yang berada di lantai 2 dekat dengan ruang bermain keduanya.Tetapi meskipun mereka kembar nyatanya Dita jauh lebih malas untuk belajar ketimbang adik kembarnya sendiri.Bahkan setiap kali mengikuti pelajaran maka rasa kantuk menyerang hebat padanya.Gadis kecil itu berbanding terbalik dengan sang adik kembar yang setiap kali belajar maka dia memiliki semangat berkali-kali lipat lebih banyak dari sebelumnya.Seperti saat ini tepat pukul 16.00 waktu setempat guru privat khusus untuk matematika akan datang ke rumah mereka. Ini pertama kali si kembar melakukan privat dengan guru muda yang sengaja dicarikan oleh Laura agar mampu membuat gadis kecilnya memiliki semangat yang sama seperti jagoannya.Dika sudah mandi dan rapi sejak 1 jam yang lalu, bahkan dia sangat siap untuk menerima pelajaran hari ini.Namun berbeda dengan Dita yang masih be
“Anda bicara apa Nona? Memangnya saya pernah ada hubungan apa dengan Pak Joe?” tanya Margareth tanpa menoleh ke arah Angel.Angel tertawa kecil, “semua orang juga sudah tahu kalian dekat tanpa hubungan jelas. Makanya nanti dia berencana akan mencari tahu fakta sebenarnya. Yang penting aku sudah kasih info ke kamu ya kalau Joe akan mengejarmu sampai ke ujung dunia untuk melakukan tes DNA.”Angel tak peduli apakah wanita di depannya ini terluka dengan ucapannya atau tidak. Yang jelas dia harus menemukan cara agar bisa mengambil keuntungan dari masalah yang ada.Tanpa meladeni ucapan Angel mantan pengasuh si kembar itu memilih pergi dari Mall itu dan membatalkan niatnya untuk berbelanja. Tanpa dia sadari di dalam saku Cardigan yang digunakan sudah ada alat penyadap. Angel pun bergegas pergi dan membuntuti Margareth, sebab alat itu akan bekerja di jarak tertentu saja.Wanita itu akan menghalalkan segala cara demi bisa mencari celah untuk dekat dengan David. Terlebih kehadiran Bonita meng