Laura menatap tubuhnya di pantulan cermin di salon Merry langganan almarhum sang mama mertua.Awalnya Laura ingin Merry yang ke rumah tapi nyatanya setelah dihubungi sang ahli kecantikan mengatakan banyak customer dan meminta Laura yang ke salon.“Say, sopir mu sudah datang tuh,” ucap Merry dengan ciri khasnya seperti seorang wanita.“Terima kasih,” jawab Laura. “Kamu sangat cantik, dan eke yakin kamu akan menjadi pusat perhatian dalam acara itu.”Dia tak memuji Laura hanya karena Laura bermake up di salonnya, tapi Nyonya muda Aditama memang secantik itu.Gaun malam berwarna biru dongker menjadi pilihan David agar matching dengan warna tuxedo yang dia pakai. Gaun berbentuk sabrina membuat belahan dada sang mama muda tampak jelas menyembul membuat penampilannya semakin seksi dan mempesona. Gaun yang menutupi mata kaki dan pres di badan, memperlihatkan lekuk tubuh sang wanita yang sudah pasti membuat David akan menjadi pusat perhatian karena mereka pasangan serasi. Belum lagi belaha
“Kalian pasangan serasi, wanitanya cantik dan prianya sangat tampan. Bahkan di saat usiamu sudah masuk kepala empat justru tak terlihat seperti usia matang. Kamu justru seakan seumuran dengan Laura. Bagi resep dong.”Kalimat berlebihan menurut Laura itu datang dari salah satu teman lelaki sang suami. Sedangkan Maira dan teman wanita lainnya tampak biasa saja bahkan ikut tersenyum mendengar pujian itu.Sikap Maira dan temannya tak menunjukan sikap sinis seperti sebelumnya.“Rahasianya, asal memiliki pasangan yang yang membuat kita bahagia maka wajah pun tampak awet muda,” sahut David.“Nah itu yang sulit untuk kami. Bahkan wanita yang mendekati kami macam Maira, selain bawel dan dia juga sangat materialistis.”Mereka tergelak bersama, Maira mendelik manja ke arah temannya sedangkan Laura hanya tersenyum kecil. “Sayang aku mau ke toilet sebentar ya,” pamit Laura.“Biar aku anterin sayang,” jawab David. Laura menghela nafas panjang, “jangan berlebihan deh, aku tahu di mana arah toilet
“Ini tidak mungkin terjadi, David orang terkaya di Kota ini mustahil istrinya mengambil barang yang bukan miliknya.”Bagai malaikat tak bersayap Maira dengan lantang membela Laura di hadapan para tamu undangan. Laura menangis dalam dekapan David.“Lalu, perhiasanku berjalan sendiri berjalan menuju ke dalam tasnya? Kamu pikir kami bodoh?” Sang pemilik perhiasan membentak Maira dengan suara lantang setelah tangisnya menyurut. “Katakan padaku, siapa yang mengambilnya ke toilet? Kamu atau kamu?”Gadis itu kembali menunjuk Maira dan temannya karena dianggap membela Laura.“Penjarakan saja dia Pa. Mama yakin dia ada kelainan, terbiasa mengambil barang yang bukan miliknya.”Suara sang nyonya kembali mengoyak relung hati Laura, tak sekalipun dia pernah berpikir untuk mengambil barang yang bukan miliknya.“Iya benar, laporkan saja biar kapok. Dasar pencuri!” Yang lain menimpali. Kegaduhan kembali terjadi dan semakin banyak orang yang datang mengerumuni Laura dan mengambil gambar Laura dan v
Esok harinya berita tentang Laura semakin menyebar luas, bahkan kini karyawan David sebagian besar percaya kalau Laura memang sengaja mengambil perhiasan tersebut.Sebab ada postingan salah satu tamu undangan yang kebetulan hadir malam itu mengatakan kalau Laura memiliki kelainan yang sering mengambil barang bukan miliknya meskipun dia berasal dari kalangan konglomerat.Tentu saja hal itu melukai perasaan David.Setelah David mengetahui semua kekejaman dunia maya dan media massa, pria itu segera menghubungi sang kepala pelayan untuk mematikan aliran televisi di rumahnya dan tidak membiarkan Laura untuk melihat ponselnya ataupun ponsel kedua anaknya.Tidak cukup sampai di situ klien bisnis David yang baru akan bekerja sama dengannya bahkan ada yang baru beberapa hari yang lalu tanda tangan kontrak langsung membatalkan kontrak kerjasama mereka.Mereka mengatakan lebih baik rugi daripada harus bekerja sama dengan seorang pimpinan perusahaan yang tidak bisa mendidik istrinya dengan sangat
Laura tersungkur di atas lantai kamarnya, David merengkuh tubuh sang istri yang tampak pucat, saat David hendak membawanya ke rumah sakit, Laura yang masih setengah sadar menolaknya dengan cara menggeleng.“Bi tolong panggilkan dokter,” ujar David memberi perintah pada sang kepala pelayan yang masih ada di dalam kamar majikannya.“Sudah Tuan. Saat saya tahu Nyonya demam saya sudah panggilkan dokter. Sebentar lagi beliau sampai,” jawab wanita paruh baya itu yang mengkhawatirkan kondisi Laura.Semua sudah tahu berita menggemparkan itu, bahkan Laura mendapat hujatan dari banyak pengguna sosial media.Namun tak satupun pelayan dan bawahannya yang bekerja di rumah percaya soal itu. Mereka tahu kalau Laura adalah wanita yang baik dan tidak pernah membedakan status sosial, apapun alasannya mereka tidak akan pernah mempercayainya. Si kembar naik ke atas ranjang, memijat kaki Mamanya. Keduanya menangis karena paling tak bisa melihat sang mama menangis atau bersedih.Si kembar sering kali dulu
Setelah dokter pulang, David memilih untuk membersihkan diri. Dia harus segera menyelesaikan masalah ini, harga diri sang istri yang menjadi taruhannya.David mandi hanya sebentar saja, lalu kembali ke dalam kamarnya. Dia melihat Dita dan Dika sudah tidak ada di dalam kamarnya, kemungkinan mereka juga sedang mandi.“Suster istirahat dulu di bawah ya, biar saya yang nungguin istri saya,” ucap David.“Baik Tuan, kalau ada apa-apa tolong segera panggil saya.”Setelah David mengangguk, suster pun keluar dari dalam kamarnya. David menyisir rambutnya yang masih sedikit basah, setelah rapi dengan pakaian rumahan, pria itu duduk di samping ranjang sang istri.Cacingnya terus meronta karena dia belum sempat menyentuh makanan, Setelah memastikan sang istri terlelap, David turun ke lantai bawah dan meminta sang kepala pelayan membawakan makanan untuknya ke dalam kamar.“Pa,” panggil Dita dari lantai dua.David menaruh telunjuknya di depan bibir, meminta kedua anaknya untuk tidak ribut. David men
“Papaaaa, Mama bangun tapi tidur,” ucap Dita.Gadis kecil itu bersama kembarannya sedang menunggu sang mama yang sedang terlelap, sedang David minta izin keluar sebentar untuk memanggil suster agar menjaga Laura.Baru hanya kaki kanannya yang menyentuh anak tangga pertama Dita sudah kembali berteriak.Meski bingung dengan kalimat yang diucapkan sang anak, David tetap kembali menuju ke dalam kamar.Ternyata sang istri sedang mengigau. David membuang nafas kasar lalu duduk di kursi kecil di samping ranjang.Dia menyentuh tangan sang istri yang terbebas dari jarum infus, tangan satunya mengusap lembut puncak kepala Laura.“Aku tidak bersalah, aku tidak pernah melakukannya. Aku tidak punya penyakit terkutuk itu,” rancau Laura.Kembali satu bulir bening menetes dari sudut mata David, seterluka inikah sang istri atas kejadian kemarin. Pelakunya harus membayar mahal atas tragedi ini.“Sayang,” panggil David lembut.Laura mulai mengerjap pelan, kelopak matanya mulai terbuka untuk melihat siap
Setelah 3 jam berlalu akhirnya kedua gadis muda itu pun mulai sadar dari pingsannya.Obat bius yang diberikan padanya ternyata sudah tidak berfungsi lagi, mereka meringis dan mengerjap berkali-kali merasakan sakit yang luar biasa di kepala.Ditambah keduanya seperti sulit untuk bergerak. Mereka pun mulai mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi, dan ternyata saat ini mereka duduk di lantai bangunan kosong dan sangat menjijikan dalam keadaan terikat.“Sudah bangun nona manis?”5eorang laki-laki yang tadi sempat mau ditolongnya hanya untuk bisa keluar dari kerumunan ternyata sedang duduk di sebuah kursi sambil menatap tajam ke arah keduanya.Asap mengepul terus keluar dari mulut pria tersebut karena dia sedang menghisap rokok.“Siapa namamu?” tanyanya lagi pada anak dari sang kepala pemerintahan di kota New Capitol.Kedua gadis itu masih meringis dan enggan untuk menjawab pertanyaan pria tersebut.Lalu terdengar pintu kembali terbuka dan masuklah 3 orang pria berbadan kekar dan salah sa
“Alex,” sapa Laura.Laura dan si kembar terkejut melihat Alex di rumahnya tanpa memberitahu kalau pria itu akan datang.“Papa Alex.”Si kembar berlari dan memeluk Alex yang sudah berjongkok sambil merentangkan tangannya. “Kangen Papa tauuuk,” Dita mulai memanyunkan bibirnya.Sudah lama rasanya Alex tak pernah mengunjungi keduanya membuat Dita dan Dika sangat merindukan pria tersebut.Mereka bercengkrama sebentar sembari menunggu Laura berganti pakaian. Setelah sang mama kembali dengan pakaian rumahan Laura meminta Dita dan Dika untuk tidur siang.“Janji ya Papa Alex jangan pulang dulu,” pinta Dika.“Iya janji. Papa Alex mau nginep kok di sini,” sahut Alex.“Benarkah Papa?”Dita sangat bahagia, mereka benar-benar merindukan pria tersebut.“Benar dong sayang.”Laura pun meminta kedua anaknya naik ke lantai atas, karena jam tidur siang sudah lewat.Laura mengajak Alex menuju ruang keluarga setelah meminta pelayan untuk menyiapkan minuman untuk mereka.“Kamu kenapa Lex?” tanya Laura.Ale
“Bi, saya titip mereka berdua ya.”Laura berujar pada sang kepala pelayan, dia memutuskan untuk menjemput kedua anaknya dan membawa mereka makan di restoran bersama sang papa seperti yang barusan David bilang melalui pesan singkat.David sudah membatalkan semua kegiatannya hari ini karena biar bagaimanapun dia kepikiran atas masalah Joe, pria yang selama ini selalu pasang badan untuk David.David merasa sangat bersalah karena secara tidak langsung kembali melukai perasaan Joe dengan mengingat pria itu tentang anak tak berdosa yang ada di rahim Riana.“Baik Nyonya. Anda membawa mobil sendiri?” tanya sang pelayan.“Tidak Bi, nanti dijemput sopirnya anak-anak. Oh iya kami makan siang di luar ya Bi.”Laura tidak ingin pelayan di rumahnya sibuk menyiapkan makanan sedang dirinya akan memilih untuk makan di restoran langganan Dita dan Dika.“Baik Nyonya,” jawabnya Lagi.Laura pun berpamitan untuk segera bersiap-siap. hatinya lelah dengan masalah yang ada belum lagi dia harus bicara banyak de
Laura mendekati Riana dan duduk di sampingnya. Dia memeluk Riana sambil ikut menangis mengabaikan Joe yang darahnya masih bercucuran.Mental Riana lebih penting dari pada luka di dahi Joe terlebih Riana dalam keadaan hamil yang moodnya sudah pasti naik turun.Laura tahu Riana sangat terkejut mengetahui rahasia besar ini tapi sekali lagi Laura sangat mendukung pola pikir Joe yang tak peduli anak siapa dalam rahim Riana karena dia tulus mencintai wanita ini sejak mereka masih kuliah dulu.“Maafkan Papanya anak-anak sudah melukaimu,” ucap Laura tulus setelah mengurai pelukannya.Riana masih menangis karena tak tahu aibnya ternyata sudah diketahui oleh Joe dan David, tapi tetap saja dia tak rela berbagi suami dengan wanita lain.Lalu pelayan masuk ke dalam kamar itu untuk meminta Joe ke ruang tamu karena dokter sudah datang. Sebagian pelayan datang membersihkan pecahan kaca, laura memberikan susu ibu hamil untuk Riana yang barusan kembali dibawakan sang kepala pelayan.Setelah ruangan it
“Sayang, di mana Natali dan Riana?” tanya David.Saat ini waktu sudah menunjukan pukul 07.00 waktu setempat David bersama kedua anak kembarnya sedang bersiap untuk sarapan.“Natali sudah pulang sayang, dia ada interview di kampusnya kalau Riana masih di kamar nanti biar aku bawakan sarapan ke kamarnya sambil mau ngobrol sebentar dengan dia.”Laura sangat mengerti situasi saat ini, siapapun di posisi Riana pasti sangat terpukul terlebih dia dalam keadaan hamil. Berbeda halnya dengan Margareth yang sudah melewati rasa sakit itu dan mulai berdamai dengan keadaan.“Jadi si kembar diantar siapa ke sekolah?” tanya Dita.Kemarin sebelum sang mama pergi sempat berjanji kalau hari ini mengantarkan kedua anak menggemaskan versi Dita dan Dika itu ke sekolah.Laura yang menyadarinya pun tersenyum, “kalian berangkat sama sopir dulu ya. Nanti Mama usahain jemput sepulang sekolah,” jawab Laura.“Hmmmmmm.” Dita hanya berdehem sambil mencebik. Sudah diduga pasti akan begini jadinya.“Nanti Papa yang
“Kamu tanggung jawab sayang aku takut lihat Joe marah.”David berbisik sembari memilih berdiri di belakang tubuh istrinya. Bernia untuk sembunyi tapi tingginya menjulang akan tampak jelas saat berdiri di belakang tubuh Laura yang mungil.“Ih, kamu apaan sih sayang aku juga takutlah kalau begini. Mereka mode galak. Ya ampun mimpi apa aku semalam harus terbongkar cepat seperti ini?”David enggan menimpali ucapan istrinya, ketika Laura yang memilih berdiri di belakangnya, David pun mengulang hal yang sama sampai membuat Joe makin kesal.“Berhentiiiiiii!” teriak Joe.Wajahnya memerah ditambah pengaruh minuman keras membuatnya kehilangan setengah kesadarannya.“Dan kamu!” Riana membentak suaminya dan berjalan mendekati suaminya.Plak PlakDua kali tamparan mendarat di wajah tampan Joe. Cukup keras hingga David yang mendengar tamparan itu sampai meringis.“Sejak kapan kamu mulai menyimpan rahasia dariku huh? Apa kamu bisa bayangkan hancurnya perasaanku hu, aaaarrrrggggggh!”Riana menjambak
“Jangan pernah menyebar berita yang tidak benar!” seru Natali kesal.Menyesal rasanya mengajak Riana pergi ke salon yang berujung bertemu dengan wanita sialan ini. Sejak dulu Ryan sempat meminta atali untuk akrab dengan Angel demi menghormati Laura, tapi kata hatinya tak pernah salah jika wanita ini tak layak disebut teman.Angel tertawa kecil, “coba saja minta klarifikasi dari Pak Joe. Saya sih dapat infonya begitu, pasalnya dulu sebelum Nona datang si kembar gencar menjodohkan Margareth dengan Pa Joe dan keduanya sangat dekat.”Tangan Riana mengepal di kedua sisi tubuhnya dia tak terima mendengar cerita yang bahkan Joe tak pernah menceritakan padanya soal hubungannya dulu dengan Margareth. Akan tetapi tak baik bila dia membuat kegaduhan dan meluapkan emosinya di tempat umum seperti ini. Natali yang menyadari itu pun berusaha untuk membuat Angel terlihat membual.“Kamu ada masalah apa ya dengan kami? Kami tak sekalipun pernah mengusik hidupmu apalagi sebenarnya kami tahu niatmu bek
“Permisiiiiiiiiiii.” teriak Joe.Setelah mendapat informasi dari sang kepala pelayan kalau Laura dan David pergi Joe berniat bertemu dengan si kembar yang katanya sedang belajar di perpustakaan mini yang baru dibuatkan sang papa.Dita berlari kecil untuk membukakan pintu perpustakaan agar rasa penasarannya hilang terhadap suara di depan ruang perpustakaannya.Ceklek“Papa di mana?” tanya Joe saat menyadari si cantik yang super aktif membukakan pintu.“Masa tidak tahu?”Bukannya menjawab pertanyaan Joe, Dita justru memberikan pertanyaan lain pada sang paman.“Tahu sih katanya lagi keluar,” jawab Joe datar.Dika mendekati ambang pintu setelah mendapatkan izin dari guru lesnya.“Papa sama Mama katanya nganterin suster Margareth ke rumah kami yang lama. Katanya Mama Angel ganggu suster.”PlakDita memukul kencang bibir sang adik kembar yang ternyata sangat ember. Bisa kacau kalau sampai Mama dan Papanya tahu kalau keduanya sempat menguping pembicaraan sang mama dengan sang kepala pelayan
Satu minggu berikut Dita dan Dika sudah mulai mengikuti les privat di rumahnya sendiri.Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan kecil yang berada di lantai 2 dekat dengan ruang bermain keduanya.Tetapi meskipun mereka kembar nyatanya Dita jauh lebih malas untuk belajar ketimbang adik kembarnya sendiri.Bahkan setiap kali mengikuti pelajaran maka rasa kantuk menyerang hebat padanya.Gadis kecil itu berbanding terbalik dengan sang adik kembar yang setiap kali belajar maka dia memiliki semangat berkali-kali lipat lebih banyak dari sebelumnya.Seperti saat ini tepat pukul 16.00 waktu setempat guru privat khusus untuk matematika akan datang ke rumah mereka. Ini pertama kali si kembar melakukan privat dengan guru muda yang sengaja dicarikan oleh Laura agar mampu membuat gadis kecilnya memiliki semangat yang sama seperti jagoannya.Dika sudah mandi dan rapi sejak 1 jam yang lalu, bahkan dia sangat siap untuk menerima pelajaran hari ini.Namun berbeda dengan Dita yang masih be
“Anda bicara apa Nona? Memangnya saya pernah ada hubungan apa dengan Pak Joe?” tanya Margareth tanpa menoleh ke arah Angel.Angel tertawa kecil, “semua orang juga sudah tahu kalian dekat tanpa hubungan jelas. Makanya nanti dia berencana akan mencari tahu fakta sebenarnya. Yang penting aku sudah kasih info ke kamu ya kalau Joe akan mengejarmu sampai ke ujung dunia untuk melakukan tes DNA.”Angel tak peduli apakah wanita di depannya ini terluka dengan ucapannya atau tidak. Yang jelas dia harus menemukan cara agar bisa mengambil keuntungan dari masalah yang ada.Tanpa meladeni ucapan Angel mantan pengasuh si kembar itu memilih pergi dari Mall itu dan membatalkan niatnya untuk berbelanja. Tanpa dia sadari di dalam saku Cardigan yang digunakan sudah ada alat penyadap. Angel pun bergegas pergi dan membuntuti Margareth, sebab alat itu akan bekerja di jarak tertentu saja.Wanita itu akan menghalalkan segala cara demi bisa mencari celah untuk dekat dengan David. Terlebih kehadiran Bonita meng