Ingatan Willa seperti di tarik pada sebuah waktu yang jauh. Di kehidupan lalunya, laboratorium adalah tempat terlarang. Hanya beberapa orang yang memiliki akses masuk ke sana. Willa yang kala itu terobsesi pada pamannya berhasil mencuri kartu akses milik saudara laki-lakinya dan menyelinap ke dalam.”Baginya dulu itu tidak lebih sebagai permainan belaka. Dia bersenang-senang dengan menyaksikan wajah serius orang-orang yang menatapi tabung atau alat pengukur. Pamannya tidak selalu di laboratorium. Tapi jika Willa tidak menemukannya di tempat lain, pastilah dia bisa menemukannya di sana.Konon gadis itu adalah seorang peneliti. Ahli racun. Tapi kenapa dia bisa sampai lolos dari pengawasan Willa?”Ayah, apa yang kau lakukan di sana? Bukankah itu laboratorium?” Olivia yang menanyakannya.“Kami sedang mengembangkan beberapa macam obat. Aku baru membeli sebuah perusahaan farmasi di sini.” Aaron memberi penjelasan singkat.“Wow! Itu keren!” ujar Olivia lagi. Dia menyenggol Willa yang mendada
“Bibi, siapa kau ini sebenarnya? Apa kau seorang sepupu jauh keluarga Harris?” Willa tidak menyembunyikan rasa penasarannya.Hannah tertawa kecil. “Bukan. Aku tidak memiliki hubungan kekerabatan apa pun dengan tuan Harris atau isterinya. Tapi aku berteman dengan Isabella, isteri tuan Harris.”Dua gadis muda tertegun. Dua kepala memiliki prasangka yang serupa. Sama buruknya.“Apa kau sudah menikah?” Olivia tiba-tiba bertanya dengan senyum yang menghilang dari bibirnya.“Ah, aku belum menikah—““Kenapa? Bukankah usiamu sudah cukup untuk berumah tangga? Apa kau sedang menunggu seseorang? Apa kau naksir ayahku?” Pertanyaan yang dilontarkan Olivia seperti peluru yang berdesingan. Tak ada yang bisa menghindar tanpa terluka.Hannah merasakan hawa permusuhan dari gadis kecil yang berjarak ribuan mil dari tempatnya kini. Tapi wajahnya masih membayangkan senyum. “Nona Harris, bukankah tidak sopan berkata seperti itu pada orang yang baru kau temui?”“Katakan, apa kau menyukai ayahku?” ujar Olivi
Willa sedang terburu-buru. Dia akan pergi ke mall hari ini untuk berbelanja. Sebelumnya dia akan menjemput Olivia lebih dulu di sekolah, baru mereka akan pergi bersama-sama. Saat berjalan cepat melewati para pejalan kaki, Willa merasa dia diawasi. Karena tidak ingin membuat cemas Olivia, Willa mengambil ponsel dari tas dan melakukan sebuah panggilan sambil berjalan.“Ada yang harus kulakukan sebentar. Tunggulah di tempat biasa.” Willa membuat alasan sederhana, lalu mematikan sambungan.Dia terus berjalan melewati gerbang sekolah dan berbelok di jalan yang sempit dan lebih sepi. Dari layar ponselnya, dia melihat ke arah belakang. Di ujung jalan, tiga mobil berhenti. Pintu-pintu terbuka dan beberapa pria ke luar dari mobil. Willa bisa melihat masing-masing dari pria membawa alat pemukul. Sebelah tangan mereka memakai sarung tangan kulit berwarna hitam. Black Hand!Willa mencibir dalam hati. “Konyol sekali,” ujarnya.Pada satu titik, gadis itu membalikkan badan dan menunggu orang-orang
Gerakan tangan Matthew tidak terlalu cepat. Siapa saja bisa melihat maksudnya yang jurang ajar. Tapi mana rela Willa membiarkan wajahnya disentuh sembarangan oleh orang asing. Dia menggerakkan tangan segera menangkap pergelangan tangan Matthew yang besar.Untuk sesaat keduanya saling tatap dalam diam. Seketika Willa teringat sesuatu. Dia segera mengalihkan arah pandangannya. Kejadian dengan Mia memberinya sebuah pelajaran. Dia tidak ingin masuk dalam kenangan lelaki yang tampak sinting ini.Matthew merasakan kuatnya tenaga dari lengan kecil yang menahannya. Itu mungkin mampu meremukkan tangan orang biasa. Untungnya dia telah cukup berlatih. Ini masih dalam tingkatan yang bisa dia atasi. Tapi tetap saja dia merasa kagum. “Ah, akhirnya kelinci kecil bersedia juga menyambut uluran tangan dari harimau,” ujarnya girang.Willa mengibaskan lengannya, melepaskan tangan Matthew dari genggamannya. “Siapa yang kelinci kecil belum dipastikan.” Pada sudut bibirnya membayang senyum mengejek. “Jang
Matthew yang semula layu, kini menegakkan punggungnya lagi. “Kau bisa mengatakannya. Aku pasti akan lakukan. Meskipun aku harus membuat tangga untuk mendaki ke langit dan memetik sebuah bintang—“ Willa mengangkat sebelah tangannya sebagai isyarat agar Matthew berhenti bicara. “Aku ingin kau mematahkan kaki anak itu agar dia tidak bisa kemana-mana untuk mengacau.” Willa mengarahkan dagunya pada Richard yang segera menjadi sepucat kertas. Remaja itu segera menggelengkan kepalanya, merasa putus asa dan ketakutan. Kengerian akan hukuman langsung membuatnya gemetar. Matthew menyukai kekejaman. Tentu saja dia tidak menolak keinginan Willa. “Tidak masalah. Kupastikan dia tidak akan bisa kemana-mana selamanya. Willa tidak peduli. Dia hanya mendecakkan lidah lantas berbalik arah. Pergi. Dia hanya ingin pergi. Samar-samar di belakangnya, suara meminta ampun disertai tangisan terdengar makin menjauh. “Kakak Matthew, sepupu, ampuni aku. Bagaimana kau bisa mendengarkan seorang gadis yang bar
Olivia telah terbiasa diperlakukan tidak adil di sekolah. Itu karena dia tidak ingin menonjol di antara teman-temannya dan diperlakukan istimewa. Lagi pula dia dan Ethan sudah sepakat jika mereka akan menyembunyikan identitas mereka sebagai anak-anak dari keluarga Harris yang terkenal. Tapi kali ini tentu saja berbeda. Dia sedang bersenang-senang, hal yang langka baginya. Untuk pertama kalinya dia memiliki teman dan pergi berbelanja. Dan harinya yang indah dicemari oleh ocehan seorang pelayan yang memiliki penglihatan buruk. Olivia tidak senang. Dia sedang bersemangat sekarang. Mana mungkin dia membiarkan dirinya direndahkan di depan teman dan calon ibu barunya.Dia saat ini sedang mengenakan kaos yang ditutupi jaket dan celana jeans. Sepatu dan tasnya adalah hadiah dari ayahnya saat bepergian ke luar negeri. Jika ditotal, sedikitnya jumlah keseluruhan dari outfit yang dia pakai tidak kurang dari lima ribu dollar. Itu adalah yang paling murah dari semua koleksi di lemarinya. Bagaima
Black Card adalah kartu yang sangat eksklusif. Ini hanya bisa didapatkan melalui undangan. Apalagi kartu ini berada di tangan seorang gadis kecil yang usianya tidak lebih dari dua belas tahun. Beberapa bank memberi batasan usia lebih tinggi untuk pengguna kartu tambahan. Orangtua gadis ini tentunya mendapatkan perlakuan istimewa dari bank yang mengeluarkan kartu ini hingga bisa mendaftarkan puterinya yang masih kecil sebagai pengguna tambahan.Willa sendiri sangat terkejut dengan adanya kartu itu di tangan Olivia. Dia pikir gadis kecil ini hanya memiliki kartu kredit yang umum dengan limit yang cukup besar mengingat statusnya sebagai anggota keluarga Harris.Dua pelayan awalnya juga terkejut saat melihat kartu itu. Tapi setelah memikirkannya, itu terlihat tidak masuk akal. Anak ini pasti sedang bermain-main sebagai nona muda kaya. Dan parahnya, imajinasinya terlalu tinggi. Dia terlalu muda untuk memiliki barang seperti itu.“Tidak mungkin!” Pelayan pertama berseru tidak percaya. “Dia
“Gadis-gadis, mari ikut kami keluar.” Salah seorang dari petugas yang mendekat lebih dulu berkata.Willa segera maju berdiri di depan Olivia, menjadi pelindung bagi gadis kecil itu. “Kenapa kami harus mengikuti kalian?”Petugas yang tubuhnya lebih tinggi berkata, “Kami mendapat laporan kalau kalian sudah membuat kekacauan di tempat ini. Jadi, silakan mengikuti kami. Kalau tidak, kami terpaksa harus menyeret kalian berdua keluar.”“Aku tidak yakin kalian akan mampu menyeret kami.” Willa menggosok kedua belah telapak tangan satu sama lain. Dia sedikit senang karena bisa memukuli orang lagi hari ini.Ethan yang menyaksikan dari kejauhan hanya bisa menghela napas dengan berat. Rasanya hidup mereka kini tidak sedamai dulu lagi. Setiap saat, ada saja yang terjadi dengan mereka. Tentu saja ini semua salah satunya karena andil besar dari nona Anderson.Si petugas sedikit bingung. Dia melihat gadis di depannya seperti menantang mereka. “Nona, sebaiknya tidak perlu membuat keributan lagi.”Apa
“Tuan Turner, aku tidak tahu apa yang ingin kau katakan lagi. Tapi aku akan memberimu kesempatan. Waktumu cuma lima menit. Aku sedang terburu-buru.” Willa berkata dengan nada dingin. “Nona Anderson, bukankah akan lebih leluasa bila kita berbicara di sebuah tempat yang lebih nyaman. Aku tahu sebuah kafe yang tidak terlalu jauh dari sini—““Tinggal empat setengah menit lagi.” Willa melihat ke layar ponsel di tangannya.Pria di depan sana langsung menjadi lebih serius.“Baiklah. Karena hanya ada kita berdua di sini, kau bisa bicara terus terang. Tak ada yang perlu kau khawatirkan. Katakan saja masalahnya, aku akan dengan senang hati membantumu mengatasinya.” Matthew langsung mengatakan maksudnya.Alis halus Willa mengernyit. “Aku tidak mengerti apa yang kau katakan.”“Aaron Harris. Dia pasti telah menekanmu dan memaksamu berada di sisinya. Bukankah saat ini perusahaan keluargamu sedang bermasalah? Apa kau memiliki kesepakatan dengannya?” Matthew telah menyelidiki. Perusahaan yang
Bagaimana pun, Willa masih punya sedikit perasaan segan yang tersisa. Dia melihat jika sang paman yang disukainya merasa tertekan karenanya. Jadi dia tidak mengatakan apa-apa lagi dan segera pergi dari kamar Aaron. Dia tidak pergi ke kamarnya, tapi mendatangi Olivia. Gadis itu sudah menunggu dengan sangat penasaran dan ingin mendengar cerita lengkap makan malam dengan Matthew. Apa lagi wajah ayahnya saat pulang tidak terlalu bagus. Sesuatu pasti terjadi. “Tidak ada yang luar biasa. Tentu saja tuan Turner terkejut saat aku datang dengan ayahmu.” Terlepas dari kejadian tidak mengenakkan di antara dua pria, peran sebagai pacar Aaron Harris membuat jantung Willa melompat-lompat senang. Dia berharap suatu hari ini bukan lagi sebuah drama. Dia sudah memintanya, meminta Aaron Harris menjadi kekasihnya. “Apa mereka bertengkar?” Olivia tidak percaya jika makan malamnya sangat damai. “Apa yang bisa terjadi antara dua pria beradab yang saling benci? Mereka hanya bertukar kata-kata sal
“Jadi, gadis ini sedang mencoba merayu tuan Harris?” Joseph terkekeh sendiri. “Rupanya gadis ini mengenal target gemuk. Sayangnya, gadis yang semula kukira polos ternyata tak lebih dari jalang kecil.”Pria itu masih kesal soal jebakannya yang berbalik mengenainya. Belum lagi kerepotan setelahnya karena harus menghadapi pasangan suami isteri Anderson. Setidaknya dia harus memberikan kompensasi untuk dirinya sendiri. “Gadis itu memang setan kecil yang licik. Dia berusaha menarik perhatian Aaron Harris dengan mendekati putera-puteri keluarga Harris. Olivia kecil bahkan seperti telah dicuci otaknya oleh gadis itu. Entah sihir apa yang sudah dia gunakan.” Si wanita menggoyangkan gelas di tangannya sambil melamun.Joseph Morgan tertawa keras. “Nona Russel, ini jaman modern. Tidak ada sihir semacam itu. Yang ada hanya sedikit trik licik. Tuan Harris terkenal dingin saat menghadapi wanita. Kurasa nona Anderson ini cukup pintar. Tapi menurutmu, apakah tuan Harris benar-benar tidak tertarik pa
Dua pria saling tatap dalam mode terbakar. Matthew dengan pemikiran gilanya bahwa Aaron mungkin sedang memanfaatkan gadis yang menjadi buruannya. Sementara Aaron tengah berpikir bagaimana bisa lepas dari drama menjengkelkan ini. Willa Anderson akan terus merengek soal menjadikannya pacar palsu untuk menghadapi Matthew. Belum lagi puterinya, Olivia yang harus dihadapi saat pulang nanti. Pria di depannya sungguh sangat merepotkan sejak dulu.Sudut mulut Matthew terangkat membentuk senyum sinis. “Tidak perlu bersandiwara di depanku, Tuan Harris. Aku mengenalmu sudah cukup lama. Isabella mungkin bisa tertipu dengan penampilanmu, tapi aku tahu betapa menjijikkannya dirimu. Sayang, nyonya Harris sudah terlanjur masuk perangkapmu. Dia bahkan terus terjebak hingga kematiannya. Aku bahkan sangat yakin, kaulah yang sudah mengambil sendiri nyawa isterimu.”“Tuan Turner, jangan mengada-ada!” Willa tidak menyangka otak pria yang duduk di seberang meja bisa begitu sinting. Tuduhannya sangat tidak m
“Tuan Turner, maaf sudah membuatmu menunggu.” Willa Anderson menyapa Matthew Turner begitu pandangan mereka bertemu. Ada perasaan puas saat menemukan perubahan di wajah pria itu.“Tidak masalah. Aku juga baru tiba.” Matthew membuat wajahnya kembali normal dengan sebuah senyum tipis.Tapi yang terkejut di sini bukan hanya Matthew. Aaron Harris pun tidak menyangka jika pria sinting yang dimaksud Willa adalah orang ini. Mereka pernah berseteru beberapa tahun yang lalu saat isterinya masih hidup. Matthew Turner terang-terangan mengejar Isabella. Tidak berlebihan jika Willa menyebutnya pria tidak waras.Tentu saja Willa juga menyadari keterkejutan Aaron. Dia tidak bermaksud ingin mengadu domba dua pria ini. Hanya kebetulan saja dia menginginkan Aaron menjadi ‘pacarnya’. “Tuan Turner, kenalkan. Ini pacarku, Aaron.” Willa langsung mengenalkan Aaron Harris pada Matthew meski tahu bahwa keduanya sudah saling kenal. Dia berpaling pada Aaron dan berkata juga, “Sayang, ini tuan Turner yang kucer
“Ethan, bagaimana penampilanku? Apa kau menyukainya?” Willa tiba-tiba teringat dengan anak remaja itu. Ethan, seperti biasa, tidak begitu menyukai kegaduhan. Dia sedang menatap pada halaman sebuah buku tebal di pangkuannya, duduk di sebuah sofa tunggal di balkon. Willa berputar di depannya, membuat ujung gaun selututnya melambai. Ethan hanya melirik sedikit, lalu kembali pada baris-baris huruf di depannya.Gadis itu memang jadi lebih cantik hari ini. Dia tampak seperti peri yang mengambang di udara saat membuat gerakan berputar. Ethan jadi mengkhawatirkan ayahnya.Dia sudah mendengar tentang rencana makan malam itu. Entah siapa pria yang telah mengundang Willa Anderson. Tampaknya dia tidak cukup waras karena begitu percaya diri telah mengundang gadis itu dengan ‘pacarnya’ sekaligus. Apa yang akan terjadi nanti di tempat makan? Apakah akan ada sebuah keributan? Seandainya mungkin, Olivia pasti sangat ingin ikut pergi. Dia pasti akan penasaran setengah mati karena harus menunggu di rum
Alis William sedikit mengernyit. Itu bukan pertanyaan yang dia harapkan dari seorang Willa Anderson. Dan mata gadis itu, hanya ada perasaan acuh di sana. Tak ada lagi pemujaan yang ditujukan padanya. Entah kenapa, William sedikit tidak nyaman.“Kami hanya kebetulan bertemu.” William menjawab dengan nada datar. Dia sedang memikirkan kata-kata Emily sebelumnya, bahwa Willa telah pergi dengan beberapa pria berumur. Sebenarnya dia tidak mempercayainya. Tapi melihat pengabaian yang kentara oleh gadis di depannya, mau tidak mau dia jadi memikirkannya lagi.“Kami sekeluarga baik-baik saja. Willa, kuharap kau juga baik. Ini sudah beberapa hari sejak kepergian mu. Sebaiknya kau cepat pulang. Minta maaf pada ayah dan ibu. Aku yakin, mereka akan memaafkanmu. Keluarga adalah tempat pulang terbaik. Terlihat sangat buruk jika orang-orang tahu kalau kau tinggal di tempat seorang pria dewasa tanpa status hubungan yang jelas. Selain menjatuhkan harga dirimu, kau juga akan membuat malu nama keluarga An
“Willa Anderson.” Suara Aaron meninggi. “Hentikan!”Bahkan tanpa melihat wajahnya, Willa bisa merasakan kemarahan pria dalam pelukannya. Dia jadi sedikit gentar. Tapi dia cukup keras kepala untuk semakin mempererat pelukannya. Seandainya dia harus mati saat ini pun, dia merasa tidak rugi.Dulu dia begitu menjaga harga dirinya. Bahkan menyentuh tangan Michael saja, dia tidak pernah. Di kehidupan kali ini, Willa tidak ingin menahan diri lagi.“Paman, kau bunuh saja aku kalau kau tidak mau memenuhi permintaanku. Aku sudah katakan pada pria sinting itu kalau aku punya pacar. Apa yang akan terjadi kalau aku tidak dapat menunjukkan seorang pacar padanya. Aku juga tidak mungkin membawa pria lain. Orang itu sepertinya bukan pria biasa. Aku ingin memberinya pelajaran. Hanya Paman pria paling hebat di kota ini. Kurasa kau bisa membuatnya menutup mulut besarnya.” Willa menenggelamkan wajahnya pada kemeja bagian belakang Aaron. Wanginya sangat enak. Dia bahkan tidak peduli apakah Aaron akan menga
Setelah memastikan Aaron Harris sedang berada di ruang kerjanya, Willa meninggalkan kamar Olivia dan pergi ke sana. Dia mengetuk pintu tanpa ragu-ragu. Sebuah suara menyilakannya masuk.Gadis itu mendorong pintu dan melangkah masuk. Aaron Harris tidak sedang duduk di kursi kerjanya. Dia tengah memasukkan sesuatu ke sebuah laci di lemari sudut ruangan. Setelah itu dia berbalik dan menemukan Willa yang tengah memandangnya dengan terpesona. “Apa kau datang ke sini hanya untuk menontonku?” Aaron bersandar pada meja kerjanya.Gadis itu bahkan lupa menutup mulutnya. Benar-benar sangat mudah dimanfaatkan. Aaron sedikit mengkhawatirkannya.Willa segera tersadar dengan teguran itu. Tapi dia tidak tersipu. Malah berkata dengan serius. “Kalau Paman tidak keberatan, aku bersedia duduk di sini menonton sepanjang malam.”Aaron Harris seperti lukisan yang memukau. Tidak peduli apa yang dikenakan dan sedang berada di mana saja, dia adalah tokoh utamanya. Dia terlihat menonjol dibandingkan apa pun da