Rachel dan Emily memperhatikan bagaimana Joseph Morgan makan es krim yang dibelikan Willa. dengan gembira. Keduanya saling lirik sebentar dengan perasaan jijik, lalu mulai mencicipi es krim mereka sendiri pelan-pelan. Ternyata rasanya lumayan!
Saat ketiganya keluar dari toko es krim, itu sudah menjelang makan malam. Joseph Morgan berkata pada semua orang bahwa dia akan mentraktir mereka makan malam sebelum pulang.“Aku sudah kenyang.” Willa berjalan mendahului mereka. Jelas sekali dia tidak tertarik dengan ide itu.“Willa, kurasa tidak ada salahnya kalau kita menerima kebaikan Tuan Morgan. Aku tahu sebuah restoran yang baru buka. Kau pasti akan menyukainya.” Emily buru-buru mencegah Willa pergi.“Emily benar. Ayo pergi makan malam dulu.” Rachel setuju untuk menerima ajakan makan malam itu.“Nona Anderson, ini tidak akan lama. Aku tahu restoran yang dimaksud. Itu tidak jauh dari sini.” Joseph menambahkan dengan bersemangat.WillaWilla dibawa ke apartemen Joseph. Kali ini dengan bantuan pria itu, Emily memapah tubuh Willa yang selemas kain. Mereka membaringkannya di atas ranjang besar milik Joseph dan merasa lega setelahnya. Ternyata rencana ini tidak terlalu sulit untuk dijalankan. Sekarang saatnya pergi dan membiarkan Joseph Morgan menyelesaikan bagiannya.Sebelum meninggalkan kamar itu, Emily menatap sekeliling kamar tidur yang mewah. Udara di ruangan itu terasa lembap, bercampur aroma parfum mahal yang menyengat hidungnya. Tiba-tiba Emily merasa pusing. Adakah ini karena dia terlalu lelah? Ataukah bau parfum ini telah membuat perasaannya tidak nyaman? Dasar pria tua yang norak! Emily menggerutu sendiri dalam hati. Dia melihat sebentar pada tuan Morgan yang sedang melepas kancing-kancing kemejanya dengan tidak sabar. Gadis itu mendengus jijik dan berniat segera pergi dari tempat itu.“Tuan, aku pergi dulu. Selamat bersenang-senang.” Emily merasa pu
Aaron Harris tidak mengira akan melihat kembali gadis ini di rumahnya. Hanya dalam hitungan hari Willa Anderson sudah menemukan alasan untuk menginjakkan kakinya lagi di sini. Gadis itu sama sekali tidak memberi kesan bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi padanya. Tapi seseorang yang telah disuruh untuk menyelidiki kejadian seperti yang dikatakan Willa segera mengkonfirmasi bahwa semua itu benar adanya. Nona Anderson tidak berdusta. Dia memang terlihat dipapah keluar dari sebuah restoran oleh ibu dan adiknya. Sementara di belakangnya, si tua Morgan mengikuti. Mereka telah memberi kesan pada para pengunjung dan pelayan restoran bahwa gadis itu sedang mabuk dan dia membutuhkan bantuan untuk pergi ke mobil.Jadi, bagaimana gadis ini bisa lolos dari perangkap yang dibuat ibu dan adiknya? Mereka bahkan sudah berhasil membawa Willa Anderson ke apartemen Joseph. Apa yang sesungguhnya telah terjadi?Dalam benak Aaron berputar banyak pertanyaan. Dia tidak pernah merasa terganggu seperti ini.
Daniel Anderson juga mendengar keributan itu. Dia bergegas ke ruang tamu dan melihat beberapa pelayan berusaha melepaskannya dari tubuh Lucas. Tubuh kepala pelayan itu ditekan ke lantai yang dingin dan wajahnya telah menjadi merah.“Rachel, apa yang terjadi denganmu?!” Daniel segera memburu ke arah isterinya dan ikut menarik tubuh isterinya.Dengan bantuan semua orang, Rachel akhirnya berhasil dilumpuhkan. Daniel terpaksa mengikat lengan isterinya dan membopongnya ke kamar utama.Para pelayan yang ikut membantu segera pergi setelah menutupkan pintu kamar dii belakang mereka.Mata Rachel merah saat dirinya diletakkan di tempat tidur. Wajahnya penuh keringat. Panas yang membakar itu terasa menyiksanya.“Daniel. Daniel, ini sangat panas. Tolong aku—“ Rachel melolong sambil berusaha melepaskan diri dari ikatan yang membelitnya.Sejenak Daniel kebingungan. “Aku akan memanggil dokter.”“Tidak. Jangan! Kau bisa menolongku. Dani
Saat itu sedang jam-jam sibuk di jalanan Lakeside. Orang-orang berlalu-lalang dalam perjalanan ke tempat kerja masing-masing. Mobil pribadi dan angkutan umum melintas gesit dalam tujuan yang berbeda. Semua memiliki tekad yang sama, tidak ingin terlambat di tempat kerja. Daniel mengendarai sendiri mobilnya atas keinginan sang isteri. Dengan susah payah menembus kemacetan hingga akhirnya berhasil juga tiba di apartemen Joseph Morgan. Dia tidak mengerti kenapa Rachel begitu percaya diri mendatangi kediaman tuan Morgan. Sempat terbesit kecurigaan akan hubungan yang tidak semestinya di antara mereka.Namun saat sambil lalu Rachel memberitahu mungkin telah terjadi sesuatu pada Emily, puteri mereka, Daniel mulai menduga-duga. Jantungnya berdebar lebih kencang dari biasanya. Dia tidak memiliki pemikiran bagaimana bisa tuan Morgan terhubung dengan Emily. Bukankah pria itu menyukai Willa?Pintunya bahkan tidak terkunci. Rachel dengan gemetar mendorong pintu hingga
“Bagaimana kau bisa mempercayai gadis itu?” David diberitahu bahwa Willa Andersonlah yang memberitahu adiknya tentang Tony. “Bukankah kita tidak pernah mempublikasikannya? Tapi dia mengetahuinya. Aku juga tidak mengerti bagaimana caranya. Dia bilang dia bisa melihat masa lalu. Terdengar bercanda. Tapi kurasa dia serius.” Mia bicara sambil menatap lurus ke arah para pekerja. Melihat lagi ke belakang, ini memang terasa aneh. Willa Anderson dulu tidak memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Dia juga terlihat lemah dan gampang ditindas. Saat ini, Willa Anderson menjadi sangat berani. Dia bahkan tidak takut untuk meminta uang dari Mia. “Gadis itu sepertinya istimewa.” David teringat Willa Anderson yang bergelayutan di lengan Aaron Harris. Kata-kata gadis itu sangat tajam. Sementara tuan Aaron sepertinya juga tidak keberatan. Mia tidak menanggapi komentar saudaranya tentang Willa. Berbagai pikiran membuatnya tenggelam dalam lamunan. Saat itu salah seorang dari pekerja berseru, “Kami
“Wah, ide yang bagus! Aku juga belum pernah ke sana.” Olivia rasanya ingin berjingkrak mendengar ide yang diusulkan Willa. “Aku akan menelepon ayah dan memberitahunya kalau aku sedang bosan dan ingin bepergian. Liburan kemarin, kami hanya di rumah. Ethan si pemalas ini menghabiskan liburannya di kamar dengan membaca sepanjang hari.”“Itu bagus!” Willa berseru senang. “Aku juga sedang tidak ingin bertemu keluarga Anderson. Pasti saat ini mereka sedang berusaha mencariku.” Dia akan punya kesempatan untuk mencari informasi tentang wanita yang disebutkan Olivia. Willa tidak ingin sejarah di kehidupan pertamanya berulang. Tak seorang pun di pulau yang mengetahui bahwa Michael ternyata telah memiliki kekasih.Ethan yang mendengar kegembiraan dua orang di kursi belakang hanya bisa menarik napas panjang. Dia tidak tahu bagaimana tanggapan ayah mereka. Dua orang ini hanya beralasan ingin bepergian untuk bersenang-senang. Nyatanya semua yang barusan mendengar percakapan mer
“Tentu saja tidak! Bagaimana mungkin aku bisa lupa dengan orang yang sudah membuat tanganku patah?” Richard langsung membantah. “Kakak jangan tertipu dengan penampilannya.”Richard tahu, Andrew memandang rendah pada gadis bernama Willa Anderson. Mereka sudah menyelidiki tentang gadis ini. Hanya seorang nona muda dari keluarga yang tidak terkenal. Awalnya mereka cukup kaya. Kini perusahaan milik keluarga itu hampir bangkrut. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan soal memberi pelajaran padanya.Sekali lagi Edward melihat targetnya. Willa Anderson tidak terlihat gentar sama sekali dengan kedatangan mereka. Gadis itu malah melangkah maju mempersempit jarak di antara dia dan kelompok pria yang dibawa Andrew dan Richard.“Apa kalian sedang membicarakanku?” Dia melirik Richard yang tadi menunjuk-nunjuk ke arahnya. “Ah, kau rupanya, Adik kecil. Kakakmu yang cantik ini sudah memberimu pelajaran. Apa tanganmu sudah menjadi lebih baik? Aku lihat, kau bahkan masih belum
Dua pria yang maju memiliki ekspresi wajah yang berbeda. Yang satu terlihat selalu murung dan tidak mudah tersenyum. Sementara yang lainnya terlihat sangar dan tampak selalu marah. Tinggi keduanya nyaris sama. Tapi si murung bertubuh kurus ceking, sedangkan yang satunya berbadan besar. Saat mereka sama-sama menyeringai melihat target yang cantik molek, tidak ada ekspresi senang yang terpancar, malah menambah kesan sedih di wajah si murung dan seram pada si pemarah.Bersamaan keduanya memburu ke arah Willa, mengulurkan tangan panjang dan besar. Satu di kiri, yang lain di sebelah kanan. Willa hanya berkelit sedikit. Entah bagaimana, serangan dari dua arah itu berhasil dihindari. Dua orang memandang lengan mereka yang kosong. Hanya kurang seinci lagi, mereka akan bisa menyentuh kulit putih halus itu. “Jangan memperlihatkan wajah seperti itu. Kalian makin kelihatan bodoh.” Willa mencela sambil mundur tiga langkah. Bibirnya yang semerah cheri mengembangkan senyum mencela Si murung dan si
“Tuan Turner, aku tidak tahu apa yang ingin kau katakan lagi. Tapi aku akan memberimu kesempatan. Waktumu cuma lima menit. Aku sedang terburu-buru.” Willa berkata dengan nada dingin. “Nona Anderson, bukankah akan lebih leluasa bila kita berbicara di sebuah tempat yang lebih nyaman. Aku tahu sebuah kafe yang tidak terlalu jauh dari sini—““Tinggal empat setengah menit lagi.” Willa melihat ke layar ponsel di tangannya.Pria di depan sana langsung menjadi lebih serius.“Baiklah. Karena hanya ada kita berdua di sini, kau bisa bicara terus terang. Tak ada yang perlu kau khawatirkan. Katakan saja masalahnya, aku akan dengan senang hati membantumu mengatasinya.” Matthew langsung mengatakan maksudnya.Alis halus Willa mengernyit. “Aku tidak mengerti apa yang kau katakan.”“Aaron Harris. Dia pasti telah menekanmu dan memaksamu berada di sisinya. Bukankah saat ini perusahaan keluargamu sedang bermasalah? Apa kau memiliki kesepakatan dengannya?” Matthew telah menyelidiki. Perusahaan yang
Bagaimana pun, Willa masih punya sedikit perasaan segan yang tersisa. Dia melihat jika sang paman yang disukainya merasa tertekan karenanya. Jadi dia tidak mengatakan apa-apa lagi dan segera pergi dari kamar Aaron. Dia tidak pergi ke kamarnya, tapi mendatangi Olivia. Gadis itu sudah menunggu dengan sangat penasaran dan ingin mendengar cerita lengkap makan malam dengan Matthew. Apa lagi wajah ayahnya saat pulang tidak terlalu bagus. Sesuatu pasti terjadi. “Tidak ada yang luar biasa. Tentu saja tuan Turner terkejut saat aku datang dengan ayahmu.” Terlepas dari kejadian tidak mengenakkan di antara dua pria, peran sebagai pacar Aaron Harris membuat jantung Willa melompat-lompat senang. Dia berharap suatu hari ini bukan lagi sebuah drama. Dia sudah memintanya, meminta Aaron Harris menjadi kekasihnya. “Apa mereka bertengkar?” Olivia tidak percaya jika makan malamnya sangat damai. “Apa yang bisa terjadi antara dua pria beradab yang saling benci? Mereka hanya bertukar kata-kata sal
“Jadi, gadis ini sedang mencoba merayu tuan Harris?” Joseph terkekeh sendiri. “Rupanya gadis ini mengenal target gemuk. Sayangnya, gadis yang semula kukira polos ternyata tak lebih dari jalang kecil.”Pria itu masih kesal soal jebakannya yang berbalik mengenainya. Belum lagi kerepotan setelahnya karena harus menghadapi pasangan suami isteri Anderson. Setidaknya dia harus memberikan kompensasi untuk dirinya sendiri. “Gadis itu memang setan kecil yang licik. Dia berusaha menarik perhatian Aaron Harris dengan mendekati putera-puteri keluarga Harris. Olivia kecil bahkan seperti telah dicuci otaknya oleh gadis itu. Entah sihir apa yang sudah dia gunakan.” Si wanita menggoyangkan gelas di tangannya sambil melamun.Joseph Morgan tertawa keras. “Nona Russel, ini jaman modern. Tidak ada sihir semacam itu. Yang ada hanya sedikit trik licik. Tuan Harris terkenal dingin saat menghadapi wanita. Kurasa nona Anderson ini cukup pintar. Tapi menurutmu, apakah tuan Harris benar-benar tidak tertarik pa
Dua pria saling tatap dalam mode terbakar. Matthew dengan pemikiran gilanya bahwa Aaron mungkin sedang memanfaatkan gadis yang menjadi buruannya. Sementara Aaron tengah berpikir bagaimana bisa lepas dari drama menjengkelkan ini. Willa Anderson akan terus merengek soal menjadikannya pacar palsu untuk menghadapi Matthew. Belum lagi puterinya, Olivia yang harus dihadapi saat pulang nanti. Pria di depannya sungguh sangat merepotkan sejak dulu.Sudut mulut Matthew terangkat membentuk senyum sinis. “Tidak perlu bersandiwara di depanku, Tuan Harris. Aku mengenalmu sudah cukup lama. Isabella mungkin bisa tertipu dengan penampilanmu, tapi aku tahu betapa menjijikkannya dirimu. Sayang, nyonya Harris sudah terlanjur masuk perangkapmu. Dia bahkan terus terjebak hingga kematiannya. Aku bahkan sangat yakin, kaulah yang sudah mengambil sendiri nyawa isterimu.”“Tuan Turner, jangan mengada-ada!” Willa tidak menyangka otak pria yang duduk di seberang meja bisa begitu sinting. Tuduhannya sangat tidak m
“Tuan Turner, maaf sudah membuatmu menunggu.” Willa Anderson menyapa Matthew Turner begitu pandangan mereka bertemu. Ada perasaan puas saat menemukan perubahan di wajah pria itu.“Tidak masalah. Aku juga baru tiba.” Matthew membuat wajahnya kembali normal dengan sebuah senyum tipis.Tapi yang terkejut di sini bukan hanya Matthew. Aaron Harris pun tidak menyangka jika pria sinting yang dimaksud Willa adalah orang ini. Mereka pernah berseteru beberapa tahun yang lalu saat isterinya masih hidup. Matthew Turner terang-terangan mengejar Isabella. Tidak berlebihan jika Willa menyebutnya pria tidak waras.Tentu saja Willa juga menyadari keterkejutan Aaron. Dia tidak bermaksud ingin mengadu domba dua pria ini. Hanya kebetulan saja dia menginginkan Aaron menjadi ‘pacarnya’. “Tuan Turner, kenalkan. Ini pacarku, Aaron.” Willa langsung mengenalkan Aaron Harris pada Matthew meski tahu bahwa keduanya sudah saling kenal. Dia berpaling pada Aaron dan berkata juga, “Sayang, ini tuan Turner yang kucer
“Ethan, bagaimana penampilanku? Apa kau menyukainya?” Willa tiba-tiba teringat dengan anak remaja itu. Ethan, seperti biasa, tidak begitu menyukai kegaduhan. Dia sedang menatap pada halaman sebuah buku tebal di pangkuannya, duduk di sebuah sofa tunggal di balkon. Willa berputar di depannya, membuat ujung gaun selututnya melambai. Ethan hanya melirik sedikit, lalu kembali pada baris-baris huruf di depannya.Gadis itu memang jadi lebih cantik hari ini. Dia tampak seperti peri yang mengambang di udara saat membuat gerakan berputar. Ethan jadi mengkhawatirkan ayahnya.Dia sudah mendengar tentang rencana makan malam itu. Entah siapa pria yang telah mengundang Willa Anderson. Tampaknya dia tidak cukup waras karena begitu percaya diri telah mengundang gadis itu dengan ‘pacarnya’ sekaligus. Apa yang akan terjadi nanti di tempat makan? Apakah akan ada sebuah keributan? Seandainya mungkin, Olivia pasti sangat ingin ikut pergi. Dia pasti akan penasaran setengah mati karena harus menunggu di rum
Alis William sedikit mengernyit. Itu bukan pertanyaan yang dia harapkan dari seorang Willa Anderson. Dan mata gadis itu, hanya ada perasaan acuh di sana. Tak ada lagi pemujaan yang ditujukan padanya. Entah kenapa, William sedikit tidak nyaman.“Kami hanya kebetulan bertemu.” William menjawab dengan nada datar. Dia sedang memikirkan kata-kata Emily sebelumnya, bahwa Willa telah pergi dengan beberapa pria berumur. Sebenarnya dia tidak mempercayainya. Tapi melihat pengabaian yang kentara oleh gadis di depannya, mau tidak mau dia jadi memikirkannya lagi.“Kami sekeluarga baik-baik saja. Willa, kuharap kau juga baik. Ini sudah beberapa hari sejak kepergian mu. Sebaiknya kau cepat pulang. Minta maaf pada ayah dan ibu. Aku yakin, mereka akan memaafkanmu. Keluarga adalah tempat pulang terbaik. Terlihat sangat buruk jika orang-orang tahu kalau kau tinggal di tempat seorang pria dewasa tanpa status hubungan yang jelas. Selain menjatuhkan harga dirimu, kau juga akan membuat malu nama keluarga An
“Willa Anderson.” Suara Aaron meninggi. “Hentikan!”Bahkan tanpa melihat wajahnya, Willa bisa merasakan kemarahan pria dalam pelukannya. Dia jadi sedikit gentar. Tapi dia cukup keras kepala untuk semakin mempererat pelukannya. Seandainya dia harus mati saat ini pun, dia merasa tidak rugi.Dulu dia begitu menjaga harga dirinya. Bahkan menyentuh tangan Michael saja, dia tidak pernah. Di kehidupan kali ini, Willa tidak ingin menahan diri lagi.“Paman, kau bunuh saja aku kalau kau tidak mau memenuhi permintaanku. Aku sudah katakan pada pria sinting itu kalau aku punya pacar. Apa yang akan terjadi kalau aku tidak dapat menunjukkan seorang pacar padanya. Aku juga tidak mungkin membawa pria lain. Orang itu sepertinya bukan pria biasa. Aku ingin memberinya pelajaran. Hanya Paman pria paling hebat di kota ini. Kurasa kau bisa membuatnya menutup mulut besarnya.” Willa menenggelamkan wajahnya pada kemeja bagian belakang Aaron. Wanginya sangat enak. Dia bahkan tidak peduli apakah Aaron akan menga
Setelah memastikan Aaron Harris sedang berada di ruang kerjanya, Willa meninggalkan kamar Olivia dan pergi ke sana. Dia mengetuk pintu tanpa ragu-ragu. Sebuah suara menyilakannya masuk.Gadis itu mendorong pintu dan melangkah masuk. Aaron Harris tidak sedang duduk di kursi kerjanya. Dia tengah memasukkan sesuatu ke sebuah laci di lemari sudut ruangan. Setelah itu dia berbalik dan menemukan Willa yang tengah memandangnya dengan terpesona. “Apa kau datang ke sini hanya untuk menontonku?” Aaron bersandar pada meja kerjanya.Gadis itu bahkan lupa menutup mulutnya. Benar-benar sangat mudah dimanfaatkan. Aaron sedikit mengkhawatirkannya.Willa segera tersadar dengan teguran itu. Tapi dia tidak tersipu. Malah berkata dengan serius. “Kalau Paman tidak keberatan, aku bersedia duduk di sini menonton sepanjang malam.”Aaron Harris seperti lukisan yang memukau. Tidak peduli apa yang dikenakan dan sedang berada di mana saja, dia adalah tokoh utamanya. Dia terlihat menonjol dibandingkan apa pun da