Malam harinya, Migy mendapat pesan dari Kalvi.
“Migy…..”
“Besok kan kita libur, mau jalan bareng aku, nggak?”
Migy yang membaca pesan teks itu mulai terlihat bingung. Dari awal ia telah diwanti-wanti oleh Nenek untuk menjauhi Kalvi. Namun, sekarang ia
tidak mempunyai keberanian untuk memutuskan Kalvi, karena bagaimana pun merekabaru saja jadian, dan alasan untuk mengakhiri hubungan pun masih belum pasti.Mendadak Migy dilema berat. Dalam hati, ia memikirkan cara untuk mencari alasan yang tepat untuk membuat Kalvi mengerti.
“Mau kemana?” balas Migy.
“Kita jalan ke taman hiburan, mau nggak?”
“Oke, besok kita ketemuan di rumah kamu saja.” Migy mengakhiri pesannya dan mematikan ponselnya.
Sambil merebahkan badannya di ranjang, Migy kembali menimang mengenai pertemuannya besok dengan Kalvi. Karena bagaimana pun, saat ini
dirinya akan selalu mendapat p“Tapi, Nenek berpesan bahwa Nona tidak boleh….”“Eh, bukan apa-apa kok!” kata Migy dengan cepat membekap mulut Nathan dengan tangannya.Kalvi terkejut melihat respon Migy yang seperti itu.“Nathan, ayo. Kamu ikut kita, oke?” kata Migy sambil mengedipkan mata sebagai kode.Nathan mengernyit, ia merasa bingung harus menuruti ucapan Migy atau melaporkan apa yang terjadi saat ini kepada Nenek Umaya. Karena, dari awal perjanjian ia telah diberitahu untuk menjaga Migy dari pacarnya.“Ayo, Migy. Jika terlalu lama, takut tidak keburuan,” ajak Kalvi.“Iya,” Migy tersenyum gugup, namun matanya tetap menatap Nathan yang sudah terlihat muram.“Aku ambil mobil dulu,” kata Kalvi.“Hmm. Kalvi, aku mau bilang, aku bareng Nathan saja, ya?” kata Migy takut-takut.“Hah? Terus aku sendirian?” ucap Kalvi tidak percaya.Mi
Setelah berhasil memindahkan Kalvi ke rumah sakit kota, Migy dan semua keluarga Kalvi menunggu di depan UGD.Waktu telah menunjukkan pukul 4 sore. Sementara Kalvi telah hampir satu jam di dalam ruangan tersebut. Dan semua keluarganya terlihat sedih menunggu kabar dari dokter.Migy berjalan mendekat dan duduk di sebelah Ibu Kalvi, pupil-pupilnya menatap ke pintu tuang gawat darurat.Ketika Ibu Kalvi menatap Migy, air mata mulai membasahi wajahnya.“Tante, Kalvi jatuh di saat kita beriringan pergi ke puncak. Dan tiba-tiba ia melajukan motornya dengan cepat sehingga kejadian itu begitu sangat terjadi. Apa yang harus aku lakukan?”Ibu Kalvi terkejut sehingga setiap saraf di tubuhnya menegang. Ia bahkan tergagap saat berbicara, “Kenapa ….dia bisa sampai…seperti itu?”Ibu kalvi jelas sangat terkejut.Migy mengatakan, “Awalnya kami semua menaiki motor masing-masing. Migy dan Nathan menaiki mo
Sepasang remaja tengah bergumul mesra di dalam kamar. Mereka melakukan hal yang tidak senonoh, dan belum layak bagi umur mereka. Keduanya masih duduk di bangku sekolah menengah atas dan mereka adalah Kalvi dan Lony.“Cepat Kalvi!” seru Lony dengan posisi kaki terbuka lebar.Mereka berdua sama-sama dalam keadaan polos tanpa sehelai kainpun yang melekat pada tubuh. Keringat terus membanjiri keduanya, tanpa ada rasa takut, mereka melakukan aksi bejat itu di rumah Kalvi. Tepatnya di dalam kamar sang cowok.Lony menjerit nikmat, tapi mulutnya segera dibungkat kuat oleh Kalvi. Merasa kesal dengan suara sang cewek, Kalvi membentaknya dengan nada marah.“Gila! Kamu mau buat orang satu rumah ini tahu dan mergokin kita di sini?”Lany menggeleng. Setelah Kalvi melepaskan bungkaman tangannya, ia segera berbisik.“Bukannya orang tua kamu nggak ada di rumah?” tanya Lony pelan.Kalvi menjawab sambil tetap melakukan aksinya liarnya, “A…ayah kerj
Pada jam berikutnya. Migy mengelap keringatnya yang bercucuran di dahinya. Sambil menghela napas ia menggerutu kesal karena harus menjalani hukumannya. Ia diberi hukuman untuk membersihkan gudang sekolah.Karena masalah Lony yang memergokinya menarik tangan Kalvi. Lony marah dan menuduh Migy mencari perhatian kepada cowoknya dan itu yang membuat Migy tak terima, lalu dia melabrak Lony.Ketika Lony menampar Migy, Migy mencoba menghindar tetapi ia mendapat jambakan pada rambutnya. Karena terlalu sakit, Migy mencoba untuk membalas namun ketika ia mengangkat tangan, guru BK datang. Dengan licik Lony berpura-pura jatuh dan berteriak kesakitan. Karena kesan itulah guru BK menyalahkan Migy.Ceklek!Migy menoleh ketika ada yang membuka pintu gudang, dia mendecih ketika melihat Kalvi masuk dengan raut wajah yang menyebalkan. Setelah ceweknya yang mencari masalah, sekarang cowoknya menambah masalah.“Wah ada yang jadi jongos nih..” ledek Kalvi.Migy h
Malam harinya, Migy sangat gelisah. Entah apa yang membuatnya mendadak gelisah, tapi pikirannya kembali kepada Kalvi yang sempat teraniaya oleh tendangan supernya."Jangan-jangan Kalvi berniat balas dendam? Aduh, kalau ia bagaimana ini?" Migy mondar-mandir sambil menggigit jari kukunya.Padahal Migy tidak sengaja melakukan kekerasan itu kepada Kalvi, itu hanya perlindungan diri baginya. Setelah mengetahui Kalvi yang notabenya adalah badboy mesum, tiba-tiba Migy teringat ucapan Lony ketika bertengkar di sekolah.Lony mengatakan jika Kalvi selama ini berusaha keras mengincar perhatian Migy dan Kalvi juga menginginkan Migy untuk menjadi pacarnya yang kesekian. Maklum, lelaki mesum itu sudah menganut paham seribu istri, jadi otomatis otaknya rada-rada gesrek.Tak ingin berlarut memikirkan Kalvi, tiba-tiba Migy menoleh ke arah jam dinding. Dan kebetulan waktunya sudah pas. Saatnya mengacau kesenangan sang nenek.Sambil bersenandung kecil, Migy me
Setelah jam pelajaran sekolah usai, Kalvi menemui Migy di kelasnya. Dengan berjalan pincang, Kalvi menjadi pusat perhatian teman-teman sekolahnya.Bagaimana tidak, cowok badboy nan mesum itu terkenal dengan kesempuranaannya, kecuali otaknya yang rada-rada gersek. Kalvi merasa jengah menjadi pusat perhatian orang-orang."Apa lihat-lihat? Mau gue cabut bulu mata kalian itu agar berhenti lihatin gue!" bentak Kalvi garang.Teman-temannya itu tampak ngeri melihat gaya Kalvi yang mulai meradang. Sambil berbisik-bisik mereka meninggalkan Kalvi.Di meja Migy, terlihat cewek cantik itu sedang berkemas untuk memasukkan semua peratan belajarnya. Tanpa memperhatikan sekeliling, tiba-tiba Kalvi sudah berdiri di depannya."Woi!" suara Kalvi mengejutkan Migy."Astaga! huuuft... Kalvi, kamu ngagetin aku tau!" Migy menepuk tangan Kalvi."Eh, lo kaget? gue kira kagak... " Kalvi menyeringai licik.Setelah selesai membereskan peratannya, Migy mulai mengaj
Kalvi berusaha menahan tawanya melihat wajah Migy yang berubah merah. Entah kenapa melihat Migy tersipu membuat Kalvi senang. Tanpa sadar tangan Kalvi mendarat di pipi mulus Migy, ia mengikuti nalurinya sebagai lelaki, mencoba untuk mengusapnya.Sementara Migy, ia merasa jantungnya nyaris melompat karena berdetak sangat kencang. Merasakan sapuan lembut jemari Kalvi di pipinya membuat Migy tak kuasa menahan perasaannya. Semacam sensasi aneh muncul dari dalam dirinya, ia merasa ini tidak normal.“Maaf, Kalvi. Ayo kita berangkat,” kata Migy memutus rasa canggung antara dirinya.“Hmmm,” jawab Kalvi.Migy berusaha mati-matian untuk menyembunyikan perasaannya. Ia tidak ingin Kalvi berpikiran bahwa ia menyukai perlakuan lelaki tersebut.“Lo kok tegang gini sih. Udah kaya patung bawa motor aja,” Kalvi memperhatikan wajah Migy dari kaca spion depan.“Nggak kok. Aku lagi sedang fokus aja, takut jatuh.”Setelah tiba di parkiran sekolah,
Migy sudah tidak tahan lagi menjadi tukang ojek kalvi. Setiap hari ia harus mengantar ke sekolah dan menjemput ke rumahnya. Tak hanya menjadi tukang ojek, bahkan ia mencakup sebagai asisten pribadi Kalvi.Seperti saat ini, Migy dengan berat hati menjinjing tas sekolah Kalvi, yang beratnya luar biasa. Bagaimana tidak, isi dalam tas Kalvi meliputi sepatu futsal dan seragam olah raganya.“Kalvi, kamu bantuin aku dong. Ini kan, lumayan berat.” Migy berusaha menyamakan langkah kakinya menyamai Kalvi.“Aaahh. Cuma tas segitu aja, lo udah ngeluh. Gimana kalau gue kasih anak selusin?” Kalvi berhenti di tempatnya untuk menunggu langkah Migy mendekatinya.Migy hanya cemberut mendengar ucapan Kalvi. Siapa juga yang mau dikasih anak selusin, emang aku kucing? Migy berusaha agar terlihat tenang menghadapi sikap Kalvi yang seperti Tirani.“Kamu mau punya anak selusin? Emang kamu punya gen kucing?” kata Migy terkekeh geli.“Gue sih siap aja. Yang paling enak pas
Setelah berhasil memindahkan Kalvi ke rumah sakit kota, Migy dan semua keluarga Kalvi menunggu di depan UGD.Waktu telah menunjukkan pukul 4 sore. Sementara Kalvi telah hampir satu jam di dalam ruangan tersebut. Dan semua keluarganya terlihat sedih menunggu kabar dari dokter.Migy berjalan mendekat dan duduk di sebelah Ibu Kalvi, pupil-pupilnya menatap ke pintu tuang gawat darurat.Ketika Ibu Kalvi menatap Migy, air mata mulai membasahi wajahnya.“Tante, Kalvi jatuh di saat kita beriringan pergi ke puncak. Dan tiba-tiba ia melajukan motornya dengan cepat sehingga kejadian itu begitu sangat terjadi. Apa yang harus aku lakukan?”Ibu Kalvi terkejut sehingga setiap saraf di tubuhnya menegang. Ia bahkan tergagap saat berbicara, “Kenapa ….dia bisa sampai…seperti itu?”Ibu kalvi jelas sangat terkejut.Migy mengatakan, “Awalnya kami semua menaiki motor masing-masing. Migy dan Nathan menaiki mo
“Tapi, Nenek berpesan bahwa Nona tidak boleh….”“Eh, bukan apa-apa kok!” kata Migy dengan cepat membekap mulut Nathan dengan tangannya.Kalvi terkejut melihat respon Migy yang seperti itu.“Nathan, ayo. Kamu ikut kita, oke?” kata Migy sambil mengedipkan mata sebagai kode.Nathan mengernyit, ia merasa bingung harus menuruti ucapan Migy atau melaporkan apa yang terjadi saat ini kepada Nenek Umaya. Karena, dari awal perjanjian ia telah diberitahu untuk menjaga Migy dari pacarnya.“Ayo, Migy. Jika terlalu lama, takut tidak keburuan,” ajak Kalvi.“Iya,” Migy tersenyum gugup, namun matanya tetap menatap Nathan yang sudah terlihat muram.“Aku ambil mobil dulu,” kata Kalvi.“Hmm. Kalvi, aku mau bilang, aku bareng Nathan saja, ya?” kata Migy takut-takut.“Hah? Terus aku sendirian?” ucap Kalvi tidak percaya.Mi
Malam harinya, Migy mendapat pesan dari Kalvi.“Migy…..”“Besok kan kita libur, mau jalan bareng aku, nggak?”Migy yang membaca pesan teks itu mulai terlihat bingung. Dari awal ia telah diwanti-wanti oleh Nenek untuk menjauhi Kalvi. Namun, sekarang iatidak mempunyai keberanian untuk memutuskan Kalvi, karena bagaimana pun merekabaru saja jadian, dan alasan untuk mengakhiri hubungan pun masih belum pasti.Mendadak Migy dilema berat. Dalam hati, ia memikirkan cara untuk mencari alasan yang tepat untuk membuat Kalvi mengerti.“Mau kemana?” balas Migy.“Kita jalan ke taman hiburan, mau nggak?”“Oke, besok kita ketemuan di rumah kamu saja.” Migy mengakhiri pesannya dan mematikan ponselnya.Sambil merebahkan badannya di ranjang, Migy kembali menimang mengenai pertemuannya besok dengan Kalvi. Karena bagaimana pun, saat inidirinya akan selalu mendapat p
Di rumah, Kalvi selalu memikirkan kedekatan Migy dan Andre. Ia merasa sangat tidak nyaman dengan keadaan saat ini, di satu sisi mereka baru menjalani hubungan romantis. Memikirkan hal itu, Kalvi ingin sekali mengatakan kepada Andre bahwa saat ini dia cemburu!“Ahhh. Kenapa sih sulit sekali mendapatkan seluruh hati Migy?” kata Kalvi bergumam kesal.Sambil mondar-mandir, Kalvi memikirkan rencana dan liburan romantis untuk Migy. Sekaligus ini adalah tahap pertama untuk mendekatkan perasaan mereka.Dengan tidak sabar Kalvi menghubungi Peter untuk menanyakan rekomendasi tempat kencan favorit yang cocok untuk dikunjungi.“Halo,” jawab Peter di seberang telepon.“Peter, lo di mana?” tanya Kalvi.“Gue di rumah, kenapa bro?”Kalvi duduk di samping balkon kamarnya, “Gini, gue mau nanya. Lo punya tempat rekomendasi buat tempat kencan, gak?”“Wuiih, mau kencan nih?” go
Setelah mengikuti kepergian Kalvi dan Megan dari belakang. Lois akhirnya tiba di sebuah Mall, di sana ia memarkirkan motornya. Lalu diam-diam mengikuti Kalvi.Sementara itu, Kalvi dan Megan telah memasuki area khusus penjual buku dan alat tulis.“Kak, aku mau cari buku ekonomi sama akuntansi,” kata Megan berbicara pada Kalvi.“Ya sudah, kamu cari saja dulu. Aku tunggu di sana,” tunjuk Kalvi pada tempat penjual minuman.Megan menggeleng pelan, “Jangan, Kakak harus temani aku mencari buku, oke?” rengek Megan sambil menarik lengan Kalvi mendekat padanya.Hal tersebut membuat Kalvi menghela napas lelah. Mau tidak mau harus menuruti kemauan Megan, sedangkan ia telah merasa gelisah memikirkan Migy yang pulang sendirian di sekolah.“Ya kak? Ayo kita cari bersama,” ajak Megan sambil menggandeng tangan Kalvi.Rupanya, kejadian itu tidak luput dari pantauan Lois yang mengikuti mereka berdua sejak
Sepulang sekolah, Migy diminta oleh kepala sekolah untuk mengumpulkan seluruh anggota osis. Rencananya, mereka akan mengadakan perlombaan akhir tahun ajaran di sekolah.Sementara itu, Kalvi yang sedang menunggu Migy di depan kelas diberitahu Migy untuk pulang lebih duhu.“Kalvi, aku ada rapat osis dulu. Kamu pulang saja duluan,” kata Migy memberi tahu.“Kamu nanti pulang bareng siapa? Apa aku tunggu di sini aja, sampai kamu selesai rapat?” kata Kalvi memastikan.Migy merasa tidak enak hati membiarkan Kalvi harus menunggu dirinya sendirian. Sementara, rapat osis biasanya akan berlangsung satu hingga dua jam.“Mmm. Kamu pulang aja duluan. Nanti aku bisa pulang sendiri kok.”“Kamu gak apa-apa? benaran?” tanya Kalvi sambil meyakinkan Migy.Migy mengangguk yakin. “Iya, sudah sana pulang. Aku mau kumpulin anggota osis yang lain,” kata Migy tersenyum.Kalvi pun membiarkan Mig
Di dalam kelas, Migy langsung ditarik oleh Lia ke temat duduknya.“Migy, sini sebentar deh. Aku mau bertanya sesuatu,” kata Lia sambil menduduki kursi di samping.“Tanya apa?”Lia melihat ke sekeliling, lalu berbicara pelan pada Migy.“Jadi gini, kemarin aku keluar sama Adik aku. Gak sengaja, lihat Kalvi sama seorang cewek.” Lia memandang Migy dengan serius.“Terus?” kata Migy yang sempat heran.Sebenarnya, Lia tidak ingin mengatakan ini kepada Migy, tetapi ia juga tidak bisa menutupi apa yang dilihatnya kemarin bersama adiknya di Mall.“Aku lihat Kalvi barengan sama seorang cewek di Mall. Terus, pas aku mencoba untuk mengikuti dari belakang, dia pergi ke sebuah toko perhiasan.”“Kamu, tahu gak? Dia memilihkan sepasang gelang pasangan sama cewek itu,” jelas Lia antusias.Migy yang mendengar penjelasan Lia hanya tersenyum. Walau sempat merasa curiga d
Keesokan harinya, Migy telah bersiap untuk berangkat ke sekolah. Ia juga sudah sarapan dan mulai bersiap untuk mengambil kunci motornya.Namun, tiba-tiba Bibi datang memberitahukan jika ada seseorang yang sedang menunggu Migy di depan rumah.“Migy, di depan ada temannya yang sedang menunggu,” kata Bibi mendekati Migy di ruang tamu.Migy mengernyit bingung.“Siapa Bi?” tanya Migy penasaran.“Bibi gak tahu namanya. Katanya sih, dia teman sekolah Migy,” jelas Bibi memberitahu.Migy merasa penasaran. Ia berjalan ke depan rumah untuk melihat siapa yang sedang menunggunya. Padahal, sebelumnya tidak ada janjian dengan siapa pun untuk bertemu pagi ini.Rupanya, sosok tinggi gagah berdiri dengan tegapnya di samping motornya. Dia adalah Kalvi, dengan memakai helm di kepala, sambil melambaikan tangan kepadanya.“Hai, pagi,” sapa Kalvi dengan senyuman ceria.Migy mendadak tersipu. Rasa
Rupanya, Kalvi tidak langsung mengantar Migy pulang ke rumah. Ia sengaja membawa Migy ke rumahnya, dan tidak berniat mengatakan terlebih dahulu.“Kalvi, ini bukannya jalan ke rumah kamu?” kata Migy menepuk punggung Kalvi dari belakang.“Iya. Kita mampir sebentar, kan nenek kamu juga gak ada di rumah. Ngapain sendirian, mendingan bareng aku.”“Tapi… kan. Ah Kalvi. Tahu gini, aku harus kasih kabar ke rumah dulu.”“Sudah, gak usah dipikirin. Bentar lagi aku anterin pulang, oke?” kata Kalvi sambil memberhentikan motornya di depan rumah.Migy turun perlahan, merasa tidak nyaman. Rasanya saat ini ia akan kembali terjebak dalam kondisi yang sama seperti terakhir kali ke sini.“Ayo, masuk. Kok kamu selalu melamun gini sih?” ajak Kalvi sambil menarik tangan Migy mengikuti langkahnya.Migy hanya mengikuti Kalvi dari belakang, sambil berharap akan cepat kembali pulang. Entah kenapa jika sudah berduaan dengan Kalvi, tingkat kewaspadaan Migy meningkat. I