Setelah mengantar Sandy ke rumah sakit, Sara langsung melapor polisi tanpa rasa takut.Saat Jefri kembali ke vilanya di Kota Ostia, polisi pun menangkapnya dan menggiringnya ke kantor polisi.Jefri takut pihak kepolisian Kota Ostia akan memberi tahu Keluarga Lionel, jadi dia masuk ke mobil polisi dengan patuh untuk pertama kalinya.Begitu memasuki kantor polisi, Jefri melihat Sara sedang menempelkan sekantong es batu ke wajah Sandy.Dia mendengus marah dan menoleh ke samping, tetapi polisi mendorongnya menuju ruang interogasi.Lama sekali Jefri diinterogasi oleh polisi terkait kenapa Jefri memukuli Sandy. Jefri hanya menjawab dia ingin menelepon pengacaranya.Tengah malam, pihak kepolisian pun membangunkan Artha. Dia bahkan tidak sempat berganti pakaian. Dia langsung datang ke kantor polisi sambil mengenakan sandal.Setelahnya, dia menghabiskan beberapa saat bernegosiasi langsung dengan pihak kepolisian."Kalau Nona Sara menuntut Tuan Jefri atas pelecehan seksual, Tuan Jefri mungkin ha
"Nona Sara, Tuan Sandy."Artha menghampiri mereka berdua dan menyapa dengan sopan, lalu langsung menjelaskan tujuannya."Sebagai pengacara Tuan Muda Jefri, aku ke sini untuk mengajak kalian berdamai."Begitu mendengar bahwa Artha adalah pengacara Jefri, Sara dan Sandy pun saling berpandangan dan menjawab dengan serempak."Kami nggak mau berdamai."Setelah melapor polisi, mereka menggugat Jefri dengan pasal sengaja melukai orang dan ... pelecehan seksual.Ekspresi Artha tetap terlihat tenang, dia sudah sering sekali mendengar korban menolak berdamai."Aku paham perasaan kalian, tapi dalam kasus kali ini, Tuan Sandy duluan yang memprovokasi Tuan Muda Jefri secara lisan. Itu sebabnya Tuan Muda Jefri merespons secara impulsif.""Jelas-jelas dia dulu yang melecehkan pacarku. Aku menemuinya cuma demi memberikannya peringatan, tapi kenapa dia malah memukuliku? Punya hak apa dia memukuliku?"Sandy bangkit berdiri dengan marah, jadi Artha segera meletakkan tangannya di atas kedua bahu Sandy sam
Setelah Artha pergi, Sandy pun menggenggam tangan Sara sambil berkata, "Jangan termakan omongannya, Sara, dia cuma menakutimu."Sara hanya balas tersenyum dengan paksa tanpa mengatakan apa-apa. Dia justru paling khawatir menyakiti orang yang tidak bersalah.Artha segera mengantar Jefri pulang, jadi pada akhirnya Sara dan Sandy duduk di kantor polisi sambil menunggu taksi online yang mereka pesan datang.Sekembalinya di hotel, Sara membantu Sandy minum obat, lalu kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Namun, dia tidak bisa tidur meskipun sudah berguling ke sana dan kemari di atas tempat tidur.Pada akhirnya, Sara duduk di atas kasurnya sambil menekuk lututnya. Dia menatap selimutnya sebentar, lalu mengangkat teleponnya.Sara ingin menelepon Wina, tetapi dia tidak ingin mengusik bulan madu Wina dan Jihan.Setelah beberapa saat berdebat dengan dirinya sendiri, akhirnya Sara memutuskan untuk tidak menelepon Wina. Dia menyibakkan selimutnya, lalu turun dari tempat tidurnya untuk menemui Sa
Setelah beberapa saat, suasana hati Sandy pun berangsur-angsur menjadi tenang. Dia mengangkat ponselnya sambil melirik Sara."Aku akan menelepon kakak sepupuku. Dia juga seorang pengacara. Keahliannya memang di bidang tuntutan properti, tapi aku yakin dia tetap bisa membantu."Sandy pun langsung menelepon kakak sepupunya. Kakak sepupunya itu juga segera mengangkat telepon Sandy.Sandy menjelaskan duduk perkaranya secara mendetail, lalu diam menunggu respons dari kakak sepupunya. Namun, orang yang berada di ujung telepon sana malah menghela napas dengan berat."Sandy, aku bukannya nggak mau membantumu, tapi masalah ini terlalu sepele untuk dibawa ke meja hijau.""Lagian, kenapa juga kamu malah mendekati mantan pacar Tuan Muda Jefri? Kamu pikir keluarga kita kebanyakan uang atau kekuasaan?""Kamu sudah nggak muda lagi. Harusnya kamu lebih memikirkan orang tuamu daripada ....""Ya, oke."Sebelum sepupunya selesai mengomel, Sandy langsung menutup telepon.Setelah itu, Sandy tersenyum menat
Sementara itu, Aulia juga sedang dalam perjalanan bisnis di Kota Ostia. Salah seorang temannya memberitahunya bahwa Jefri habis memukuli seseorang di sebuah klub.Malam itu juga, Aulia bergegas pergi ke vilanya Jefri. Begitu masuk, Jefri tampak mabuk dan tidak sadarkan diri sambil memegang botol anggur.Dia berjalan naik ke bar dan mendorong pria yang berbaring di sana. "Kak, Kakak kenapa, sih? Kenapa Kakak main memukul pacarnya Nona Sara?"Sorot tatapan Jefri yang mabuk pun perlahan-lahan fokus ke sosok Aulia. Dia mendorong tangan adiknya dengan tidak sabar. "Ngapain juga kamu peduli."Aulia meletakkan tas tangannya, lalu merebut botol anggur yang Jefri pegang. "Berhenti minum. Kalau Kakak minum terus, bisa-bisa perut Kakak bermasalah."Setiap harinya, Jefri hanya makan, minum dan bersenang-senang. Sepertinya sosok Jefri yang saat ini harus dipotret dan dikirimkan ke Jihan agar Jihan bisa memberi Jefri pelajaran!Tentu saja Jefri tidak akan membiarkan botol anggurnya direbut. "Berhent
Mendengar kata-kata "suka" dari mulut Jefri itu ibarat matahari terbit dari barat.Ekspresi Jefri yang terlihat begitu pilu dan sedih membuat Leona jadi bersimpati. Dia pun berjalan menghampiri dan mengelus kepala Jefri."Jefri, silakan saja kalau kamu memang suka pada Nona Sara. Tapi, kamu juga harus mikirin dia suka balik padamu atau nggak.""Kalau Nona Sara nggak suka padamu, kamu bikin keributan seperti ini hanya akan membuatnya makin membencimu."Benarkah?Memangnya Jefri hanya membuat keributan semata?Kenapa semua orang mengira dia sedang bermain-main?Jelas-jelas Sara duluan yang menyulut amarah Jefri, Jefri hanya ...."Kak, Sara memperlakukanku seperti ini karena dia nggak menyukaiku, 'kan?"Leona sontak tertegun. Aduh, adik bodohnya satu ini. Masa Jefri tidak bisa membedakan mana yang suka dan mana yang tidak.Sepertinya kekasih Jefri selama ini terlalu tidak pedulian sehingga Jefri akhirnya berubah pikiran dan bahkan menjadi sekeras kepala ini.Leona tidak bisa menjawab pert
Sara memahami apa yang hendak Leona tanyakan. Dia terdiam sesaat sebelum menjawab pertanyaan Leona secara jujur."Aku pernah menyukainya."Karena pernah menyimpan rasa suka, jadi Sara bahkan tidak mengembalikan barang-barang pemberian Jefri sekalipun mereka sudah putus. Mungkin waktu itu inilah pemikiran yang Sara miliki.Pernah menyukainya berarti perasaan Sara itu sudah menjadi masa lalu karena Jefri gagal memahami isi hati Sara.Namun, jawaban ini membuat Leona tidak tahu harus bagaimana. Dia ingin membujuk Sara, tetapi perasaan Sara untuk Jefri sudah tiada. Jika dia tidak membujuk Sara, itu namanya dia menyia-nyiakan kesempatan."Kalau gitu, sekarang ....""Aku sudah punya pacar."Sara menyela Leona dengan tegas."Kalau memungkinkan, tolong Nona Leona membantuku membujuk Jefri agar berhenti mengganggu Sandy dan aku."Sara sudah membuat keputusan, jadi dia akan berpegang teguh pada hal itu. Kecuali Sandy sendiri yang tidak menginginkannya, maka keputusan Sara tidak akan berubah, tid
Sara dan Sandy baru saja keluar dari kamar dan berencana untuk kembali ke Kota Aster ketika mereka melihat Jefri berlari di depan mereka dengan tergesa-gesa.Rambutnya yang tebal terlihat berantakan tertiup angin. Dasi yang dia gunakan juga tampak agak miring. Penampilannya tampak tidak karuan.Sandy mengira dia akan melakukan sesuatu pada Sara lagi, jadi dia langsung maju dan berdiri melindungi Sara dengan tubuhnya yang tinggi. Sandy pun memperingatkan Jefri,"Kalau kamu berani macam-macam lagi, aku nggak akan segan-segan lapor polisi."Ancaman semacam ini tidak akan berpengaruh pada Jefri.Matanya menatap tajam ke arah Sara yang terhalang di belakang Sandy."Aku mendengar apa yang kamu katakan kepada kakakku. Akan kuanggap kata-katamu itu sebagai pengakuan cintamu yang terlambat.""Karena kamu sudah menyatakan perasaanmu, jadi aku juga harus melakukan hal yang sama. Sara, aku menyukaimu atau yah bisa dianggap aku cinta padamu. Tapi, aku terlambat menyadarinya."Jefri berbicara dengan