Farrel sontak tertegun dan bertanya, "Mau diubah kayak gimana?"Jihan melihat sekilas cip di atas meja dan berkata kepada Farrel, "Kali ini saja pengecualian, aku yang jadi bandarnya."Farrel langsung bereaksi. "Maksudmu, kamu ingin memenangkan semua uang para pemain dengan jadi bandar?"Jihan berdiri dan memasukkan satu tangan ke dalam saku celananya, lalu berjalan menuju Farrel dan berkata dengan suara dingin, "Pinjam tempatmu, menang kalah aku yang tanggung."Ya ampun, kenapa Jihan sombong sekali? Dia secara terang-terangan sekali mengatakan ingin menempati posisi si pemilik kasino dan memenangkan uangnya.Farrel menolak, tetapi Jihan merebut kail dari tangannya.Jihan pun berkata dengan tegas, "Selain cip di atas meja untuk berjudi, aku juga butuh beberapa barang lainnya."Beberapa pemuda lainnya menjadi tertarik saat melihat Jihan melanggar aturan main dan menambah taruhan."Kamu butuh apa saja?"Jihan meletakkan kailnya, lalu menopangkan kedua tangannya di atas meja. Dia sedikit
Josh pun mengedikkan dagunya kepada Jihan yang tampak berkelas dan bermartabat itu."Ke mana lagi? Pasti ada di dia."Benar saja, kartu tertutup Jihan adalah angka 8!Jihan memiliki kartu K, 3 dan 8. Total poinnya 21.Dia tentu saja memilih untuk tidak mengambil kartu keempat.Kenneth, Josh dan Jeff langsung menyadari bahwa total poin Jihan cukup besar."Sial, aku nggak mau main lagi!""Dua ronde saja aku sudah rugi bandar!""Kita sih cuma kehilangan sejumlah uang, tapi Bos Farrel ...."Jeff berujar dengan bahasa Kameria sambil memandang Farrel yang terbaring di atas meja judi seperti orang mati."Masih mau main lagi? Kasinomu saja sudah lenyap!"Jika mereka lanjut bermain, mereka juga ingin menggantikan posisi Farrel dan menjadi bandar satu kali saja. Jika itu terjadi, bisa-bisa Farrel bangkrut besar-besaran!Farrel mengibaskan tangannya dan berkata, "Nggak, aku nggak mau main lagi. Aku menyerah!"Setelah itu, Farrel pun menatap Jihan dengan sedih. "Apa kamu benar-benar menginginkan k
Kesombongan Jordan membuat Jihan menghentikan langkahnya.Jihan berbalik badan perlahan, lalu menatap Jordan dengan dingin dan tajam.Semua orang bisa merasakan aura Jihan yang sarat akan hasrat membunuh, tetapi Jordan malah berjalan menghampiri Jihan dengan berani."Kalau kamu menang, akan kuminta rekan wanitaku tidur denganmu selama satu malam. Gimana?"Jordan memasukkan satu tangan ke dalam sakunya dan memprovokasi Jihan dengan arogan.Rekan wanita yang mengikuti Jordan diam-diam menatap Jihan.Pria di depannya memiliki rambut abu-abu keperakan yang disisir rapi ke belakang.Meskipun warna rambutnya tidak sesuai dengan pembawaan Jihan yang elegan dan berkelas, tetap saja pria itu terlihat sangat tampan dan menawan.Memiliki ketampanan yang di atas rata-rata saja sudah merupakan poin plus, tetapi bukan wajah Jihan saja yang membuat orang lain menjadi terpesona. Bahunya yang lebar dan pinggangnya yang ramping juga menambah daya tarik Jihan.Aura maskulin dan mendominasi yang terpancar
Membayangkan hal ini membuat Jordan jadi merasa agak bersemangat. Dia pun menunjuk peraturan yang tergantung di dinding."Gimana kalau kita mengikuti aturan kasino dan menarik undian untuk menentukan syarat siapa yang berlaku?"Jihan melemparkan pistolnya ke pengawalnya, lalu menatap Jordan dengan dingin."Aku yang buat ketentuannya!"Itu berarti Jihan adalah aturan yang berlaku dan aturan lain tidak berarti apa-apa!Ini pertama kalinya Jordan melihat orang yang semena-mena seperti ini. Jordan pun mencibir,"Sudah kuduga, pemimpin Keluarga Lionel memang cukup tangguh. Tapi, ini bukan di Grup Lionel, melainkan di Laminos!""Karena ada di Laminos, itu berarti harus mengikuti aturan kasino yang berlaku. Kalau nggak, buat apa juga kita bertaruh?"Sementara itu, Jordan sama sekali tidak mau mengalah. Walaupun pertaruhan belum dimulai, aura perselisihan kepada lawannya sudah terpancar dengan kuat dari tubuh Jordan.Wina melirik Jihan dan menghela napas dalam hati saat melihat tatapan Jihan y
Jordan sama sekali tidak peduli dengan tatapan tajam Wina. Dia hanya balas mengangkat alisnya ke arah Wina, lalu berbalik badan dan berjalan menuju ruang VIP.Jordan mengulurkan tangannya dan mempersilakan Jihan dengan sangat sopan."Silakan masuk, Pak Jihan, kita judi satu ronde.""Jangan mau, Tuan Muda Jihan!"Tepat pada saat itu, Farrel, Kenneth, Josh dan Jeff keluar dari ruang VVIP dan melangkah maju untuk menghentikan Jihan."Jordan dikenal sebagai raja judi di Laminos. Kalau soal perjudian, nggak ada yang bisa mengalahkannya."Farrel menghampiri Jihan terlebih dahulu, lalu melindungi Jihan di belakangnya dan mengadang Jordan."Tuan Muda Jordan, Tuan Muda pengunjung tetap di sini, tapi Tuan Muda Jihan baru pertama kali ke sini. Bukankah ini sama saja dengan penindasan kalau Tuan Muda Jordan mengajaknya berjudi?"Jordan langsung balas mencibir Farrel,"Kenapa? Bos Farrel ingin mengandalkan status sebagai bos kasino untuk ikut campur dalam judi para pemain?""Bukan begitu maksudku."
Jordan tidak pernah melakukan bisnis yang merugi. Karena Jihan ingin mengganti taruhan mereka, itu berarti dia juga harus mengubah syaratnya."Nggak masalah, tapi kalau kayak gitu, biarkan istrimu duduk di belakangku selama balapan."Jordan menepuk kursi belakang motornya sambil menatap Jihan dengan provokatif."Jangan keterlaluan kamu, Jordan!"Urat di punggung tangan Jihan yang terkepal tampak menonjol. Rasanya dia ingin langsung menghajar Jordan."Kalau gitu jangan diubah!"Untuk apa diubah? Pokoknya, Jordan akan menang dan akan mendapatkan taruhannya.Wina tahu bahwa taruhan yang Jordan ajukan, mau menang atau kalah, sama-sama membuat Jihan jijik.Strategi paling aman adalah seperti yang disarankan oleh Jihan, yaitu mengubah taruhan apabila dia menang terlebih dahulu.Dengan begitu, nanti setelah Jihan menang, Wina tidak perlu mencium Jordan dan Jihan juga tidak usah meniduri orang lain.Jihan pasti yakin akan menang, itu sebabnya dia mengusulkan seperti itu. Tidak disangka Jordan
Dor!Begitu suara tembakan terdengar, kedua motor itu langsung melesat ....Sebuah pamflet terbang keluar dari motor yang dikemudikan oleh Jihan. Farrel melangkah maju untuk mengambil pamflet tersebut.Begitu membuka dan melihat isinya ...."Wah, sialan! Ini 'kan panduan mengemudikan motor!"Saat melihat Jihan bisa mengendarai motor barusan, Farrel pikir pria itu selama ini memang diam-diam suka mengendarai motor. Ternyata Jihan baru mempelajari caranya!Jihan memang berbakat sekali!Sementara itu, Wina awalnya mencengkeram ujung pakaian Jordan. Namun, begitu menyadari tubuhnya nyaris terlempar, dia akhirnya mencengkeram kerah belakang Jordan.Motor itu melaju dengan sangat cepat. Wina menarik kerah Jordan ke belakang dengan begitu keras sampai-sampai Jordan tidak bisa mengendarai motor dengan baik dan bola matanya berputar ke atas ...."Sialan ... bisa lepas nggak! Kalau begini yang ada aku mati dicekik olehmu!"Wina takut tubuhnya terlempar, jadi dia tetap menarik kerah belakang Jord
Jordan menatap Jihan yang berjalan ke arahnya tanpa ekspresi, lalu berpikir sejenak dan segera memutar motornya kembali ke jalan pegunungan.Putar balik yang mendadak ini membuat Wina nyaris terlempar dari atas motor. Wina baru bisa duduk tegak lagi dengan mencengkeram erat pakaian Jordan."Hei, ini curang, Jordan!"Deru angin mengantarkan suara Wina yang marah ke telinga Jordan."Siapa suruh kamu curang duluan!"Jordan bahkan lebih marah daripada Wina, dia menoleh dan menatap wanita itu dengan tajam."Aku pasti bakal menang kalau bukan karena kamu mencekik dan menggelitiku!""..."Wina menelan air ludahnya dengan kikuk, lalu menggertakkan giginya dan berbalik menantang."Siapa suruh kamu memintaku duduk di belakang!""..."Jordan marah sekali, tetapi dia tidak bisa membantah ucapan Wina.Harus dia akui, Wina memang benar. Tidak seharusnya Jordan meminta wanita itu duduk di belakangnya!Meskipun begitu, tetap saja Jihan tidak menang balapan dengan adil. Pria itu 'kan memanfaatkan andil