Share

Bab 21

Penulis: Coklat Panas
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Wajah Jihan berangsur-angsur menjadi lebih masam dan sorot matanya tajam seakan-akan bisa menembus tulang.

Setelah meletakkan gelas anggur ke meja, Jihan menoleh ke Jefri dan berkata, "Menurutmu?"

Jefri dengan berani berspekulasi, "Menurutku, kamu suka dia. Kalau nggak, kenapa kamu begitu marah hingga menyiramnya anggur setelah mendengar Emil bilang sudah tidur dengannya?"

Jihan tersenyum sinis dan berkata, "Baru pisah denganku, dia sudah tidur dengan Emil. Aku hanya nggak terbiasa untuk sementara waktu. Aku hanya memberinya pelajaran, kenapa kamu merasa aku suka padanya?"

Ketika mengatakan itu, sorot mata Jihan sudah kembali normal. Sikapnya seakan-akan tidak peduli dengan orang yang dia beri pelajaran itu.

Jefri merasa sedikit lega ketika melihat Jihan seperti itu.

Jefri tahu Jihan mengidap gangguan mental kebersihan. Oleh karena itu, sangat normal jika Jihan tidak bisa menerima wanita yang pernah bersamanya langsung tidur dengan pria lain.

Selain itu, Jihan langsung memutuskan hubun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
kamal martyas
cerita yang menarik dilanjutkan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 22

    Wina melirik Jefri yang duduk di kursi penumpang depan.Perasaan canggung Wina sedikit mereda ketika melihat Jefri menoleh ke luar jendela.Wina menundukkan kepala, menyeka air hujan di tubuhnya dengan tisu.Ketika pandangan Jefri tertuju pada kaca spion, dia melihat pantulan sosok kurus yang duduk di belakang itu.Wina yang tidak mengenakan mantel dan hendak naik taksi di tengah hujan membuat Jefri sedikit penasaran."Nona Wina, kenapa Tuan Muda Emil nggak antar kamu pulang?"Wina mengernyit kebingungan ketika mendengar "Tuan Muda Emil". Setelah beberapa saat, dia teringat bahwa dirinya sekarang adalah pacar Emil.Wina mengepalkan tisu di tangannya itu dan berbohong, "Aku bertengkar dengannya, lalu diusir dari mobilnya.""Ternyata begitu," jawab Jefri sambil mengangguk.Melihat Wina menggigil kedinginan, Jefri pun menyalakan pemanas dan tidak bertanya lagi.Suhu mobil yang perlahan-lahan naik itu mulai menghangatkan tubuh Wina yang sedingin es.Wina menatap Jefri dengan penuh rasa ter

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 23

    Wina tiba di rumah dengan basah kuyup. Kemudian, dia segera melepaskan gaun dan kalung berlian, lalu memasukan kedua barang itu ke dalam kotak.Wina akan mengirimkan barang-barang itu ke Emil besok. Dia tidak merasa barang pemberian Emil terlalu menjijikan, jadi tidak akan pernah menginginkannya.Setelah menutup kotak itu, Wina masuk ke kamar mandi, menyalakan keran bak mandi dan berbaring di dalamnya.Wina mengambil sabun mandi dan menggosok wajah dan punggungnya dengan sekuat tenaga. Setelah kulitnya memerah, dia baru melihat dirinya di cermin.Setelah menghapus riasan di wajah, Wina terlihat pucat pasi. Sama sekali tidak berseri. Matanya juga begitu kusam seperti tidak bernyawa.Dia merasa dirinya berada di dalam kegelapan yang tidak ada kehangatan sedikit pun.Bagaikan semut kecil dan kotor, siapa pun bisa menginjaknya.Namun, dia adalah manusia yang memiliki harga diri."Harga diri."Ketika mengucapkan dua kata itu, Wina pun mentertawakan dirinya sendiri. Dia sadar sejak dia menju

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 24

    Mendengar Wina tidak berhenti berteriak, Sara terkejut dan segera membangunkan Wina."Wina, kamu kenapa?"Kesadaran Wina berangsur-angsur kembali dan dia perlahan membuka matanya. Wajah Jihan dan Ivan menghilang dari hadapannya dan digantikan Sara yang terlihat khawatir.Tepat saat ini, Wina menyadari dia baru saja mengalami mimpi buruk. Memimpikan masa lalunya. Memimpikan orang-orang yang tidak ingin dia temui.Dia berusaha melupakan mimpi yang melekat di benaknya. Merasa tenggorokannya kering, dia mencoba untuk mengambil air minum, tetapi mendapati lengannya sedang dipasang jarum infus."Kamu demam tinggi, jadi aku membawamu ke rumah sakit."Melihat Wina yang kebingungan, Sara pun menjelaskan sambil mengambil air minum untuknya, lalu membantunya bangkit untuk minum air.Setelah minum beberapa teguk air, Wina mulai bisa mengeluarkan suara."Sara ....""Ya?" Sara menjawab dengan lembut. Sambil menyelipkan rambut yang menempel di dahi karena keringat ke belakang telinga, Sara bertanya,

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 25

    Wina mendorong tiang infus dan berjalan menuju kamar rawatnya. Kebetulan, Sara juga baru kembali dari membeli bubur. Ketika melihat Wina, Sara langsung menghampirinya."Demammu baru turun, tapi sudah jalan sana sini. Apa kamu sudah bosan hidup?"Sara membantu Wina duduk di ranjang, lalu mengomel, "Punya penyakit jantung kenapa masih nggak bisa jaga diri?"Mendengar omelan itu, hati Wina terasa hangat. Dia tersenyum dan berkata, "Aku tadi pergi ambil hasil laporan."Sambil membuka kotak bubur, Sara berkata, "Aku kan bisa bantu kamu ambil, ngapain kamu repot-repot ke sana?"Setelah mengatakan itu, Sara mengulurkan tangannya dengan prihatin dan bertanya, "Mana laporannya? Aku mau lihat."Wina tidak ingin membohongi Sara, tetapi dia tidak punya pilihan lain, "Aku tadi ke ruangan dokter untuk tanya-tanya, laporannya ketinggalan di sana."Sara tidak mencurigai perkataan Wina. Dia hanya khawatir kondisi fisik Wina dan bertanya, "Apa hasil laporan itu?""Hanya tes darah biasa, nggak ada yang s

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 26

    Setelah dirawat semalaman di rumah sakit, Wina sudah tidak demam lagi. Meskipun masih sedikit lemas, dia sudah tidak perlu dirawat di rumah sakit lagi.Setelah Sara dan Wina menyelesaikan prosedur keluar dari rumah sakit, mereka pun pulang ke rumah.Sara langsung sibuk di dapur begitu kembali. Wina ingin membantunya, tetapi ditolak Sara."Kamu istirahat dulu di kamar, biar aku yang urus di sini."Sara melambaikan tangan, mengusir Wina keluar dari dapur.Meskipun sudah tidak demam, kondisi gagal jantung Wina semakin parah.Wina merasa jantungnya sakit, kepalanya terasa pusing. Karena kekurangan pasokan darah dan oksigen, sekujur tubuhnya terasa lemas sampai tidak bisa berdiri tegak.Dengan kondisi seperti itu dia memang tidak bisa membantu Sara. Wina tidak punya pilihan selain menuruti Sara dan pergi ke kamar tidur.Wina yang baru berbaring dan hendak tidur mendengar ada bunyi notifikasi dari ponsel di meja samping kasur. Notifikasi pesan itu dari berita hiburan yang dia ikuti.Karena s

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 27

    Getaran ponsel membuat Wina terbangun dari tidurnya.Wina memaksakan diri untuk membuka matanya, mengambil ponsel dan mengangkat panggilan tersebut."Sayang." Suara Emil terdengar dari ujung ponsel, "Aku dengar semalam kamu demam tinggi, gimana kondisimu sekarang?"Ketika mendengar suara itu, Wina seketika terbangun sepenuhnya.Wina bepikir Emil sangat aneh. Mengapa pria yang hanya ingin bercinta dengannya tiba-tiba peduli dengan kesehatannya?'Nggak hanya kirim pesan, tapi juga meneleponku. Apa dia tahu hidupku nggak akan lama lagi terus berencana melepaskanku?'Pikiran Wina melayang ke mana-mana, tetapi dia tetap bersikap tenang dan berkata, "Sudah sembuh.""Baguslah kalau sudah sembuh."Setelah basa-basi menanyakan kabar Wina, Emil bertanya dengan tergesa-gesa, "Tadi kamu telepon aku, apa karena urusan itu sudah selesai?"Wina tahu Emil tidak mungkin peduli dengan kesehatannya, jadi itulah tujuan Emil sebenarnya.Wina bangkit dari kasur dan duduk tegak. Sambil menopang dahinya karen

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 28

    Waktu yang tersisa masih ada sekitar sepuluh hari sebelum tanggal 9 bulan depan.Wina pergi ke rumah sakit yang berbeda setiap hari untuk mendapatkan resep obat yang mengandung bahan obat tidur.Setelah memasukan obat-obat itu ke dalam botol, Wina menoleh ke kotak yang ada di atas meja.Teringat dia belum mengembalikan gaun dan kalung itu pada Emil, Wina segera mengangkat ponselnya dan membuat janji dengan kurir.Meskipun masih harus berurusan dengan Emil, dia tetap akan mengembalikan barang-barang yang bukan miliknya.Tidak lama kemudian, Wina merasa lega dan senang setelah kurir datang dan mengambil kotak yang berisikan gaun dan kalung pemberian Emil itu.Wina berbeda dengan wanita lain, yang akan menukarkan barang-barang mewah itu dengan uang. Dia lebih memilih mengembalikan semuanya.Emil kali ini bertemu dengan wanita yang cukup rumit. Namun, dia merasa bisa menunggu sampai mendapatkan proyek itu baru menaklukkan Wina.Wina yang sedang beristirahat di rumah menerima telepon dari S

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 29

    Wina takut Sara akan khawatir, jadi segera mencari alasan, "Aku 'kan diet demi ke pernikahanmu."Sara mengernyit dan mengomel, "Kamu sudah seperti batang bambu tahu, jadi nggak perlu diet lagi. Dengarin aku, mulai sekarang porsi makanmu setiap hari harus bertambah tiga kali!"Mendengar itu, Denis terkekeh-kekeh dan berkata, "Dengan porsi sebanyak itu apa dia nggak akan langsung jadi sangat gemuk?""Wina tetap akan cantik nggak peduli seberapa gemuknya dia," ujar Sara dengan senang.Denis mengangguk dan berkata, "Ya, deh, apa yang kamu bilang selalu benar. Sekarang sudah bisa ikut aku untuk mencoba riasan?"Setelah disela Denis, Sara tidak lagi ingat mengomel Wina. Dia ditarik Denis menuju ruang rias.Setelah mencoba beberapa riasan di butik itu, mereka pergi ke hotel untuk mengetahui prosedur acara pernikahan.Setelah semuanya selesai, Denis mengajak Sara dan Wina ke restoran untuk makan. Setelah itu, mengantar mereka berdua pulang.Sesampai di rumah, Sara beristirahat sebentar, lalu m

Bab terbaru

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1543

    Jihan mengernyit sebagai isyarat untuk Jefri agar tidak mengatakan apa-apa, lalu mencengkeram pundak Jefri dengan kuat.Selama puluhan tahun bersama, Jihan dan Jefri jadi memiliki ikatan batin yang kuat. Jefri tahu Jihan takut Wina akan ketakutan dengan rupanya saat ini, jadi dia menuruti perintah Jihan.Jefri bangkit berdiri tanpa mengucapkan sepatah kata pun, lalu memapah Jihan yang matanya sudah berdarah itu berjalan keluar."Biar kupanggilkan dokter sekarang, Kak Jihan."Setelah keluar dari vila, Jefri langsung ingin berlari menuruni Gunung Kiron. Ada sebuah rumah kayu tidak jauh dari sana tempat dokter tinggal. Jefri sengaja mengaturnya untuk berjaga-jaga seandainya sesuatu terjadi kepada Jihan."Jefri."Namun, Jihan menghentikan adiknya. Karena sekarang ajalnya benar-benar sudah di depan mata, sikap Jihan menjadi jauh lebih tenang. Nada bicaranya bahkan terdengar seperti lega. "Cip itu menembus pembuluh darah sehingga darah keluar dari semua lubang pada tubuhku dan ini berarti ak

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1542

    "Apa sekarang kamu sudah tahu bedanya garam dan gula?"Jihan menatap Wina yang bertanya seperti itu kepadanya, lalu menggelengkan kepalanya.Alis Delwyn sontak mengernyit. Kenapa ... firasatnya mendadak jadi buruk?Firasat buruknya akhirnya terbukti setelah Delwyn mencicipi steik buatan ayahnya. Sekeras apa pun dia mengunyah, steik itu tetap tidak bisa dikunyah.Delwyn sontak merasa tertipu, terlebih setelah melihat Daris dan Alta menutup mulut masing-masing untuk menahan tawa. Kedua pria itu ternyata jahil sekali.Delwyn menahan rasa mualnya, lalu melirik ke arah Ethel dan Edna yang mengenakan seragam SMA. "Kalian mau cobain nggak?"Ethel dan Edna yang sedang menatap makanan di piring mereka dengan bersemangat pun langsung menggelengkan kepala masing-masing. "Nggak mau. Ayah bilang anjing saja nggak bisa makan masakan Paman Jihan ...."Delwyn sontak terdiam.Ethel dan Edna diam-diam merasa begitu senang karena jarang sekali bisa melihat ekspresi Delwyn setertekan ini. Mereka langsung

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1541

    Jihan bukanlah orang baik, tetapi dia juga bukan orang yang sangat jahat. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa dia tega melakukan apa pun demi kekuasaan. Tangannya bahkan sudah berlumuran darah banyak orang. Bagi orang-orang seperti ini, umur mereka memang biasanya hanya beberapa puluh tahun.Jihan juga bukannya mengeluh, hanya saja .... Dia pun menoleh memandang ke arah vila, lebih tepatnya ke arah Wina yang berdiri di depan jendela yang terbentang dari langit-langit. Sorot tatapan Jihan tampak berbinar sekaligus tidak rela. "Ayah terpaksa ingkar janji, jadi kamu harus gantikan Ayah untuk menjaga ibumu baik-baik selamanya."Delwyn tahu betapa dalamnya perasaan kedua orang tuanya terhadap satu sama lain, tidak ada yang bisa menggantikan mereka. Mana mungkin Delwyn akan menyanggupi permintaan ayahnya? "Ayah, harusnya Ayah tepati janji Ayah dan bukannya memintaku menggantikan Ayah."Jihan tahu bahwa putranya sebenarnya berhati lembut. Jika Jihan benar-benar pergi, bukan tanggung jawab putr

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1540

    Pohon mati yang tumbang dan malang-melintang di Gunung Kiron membuat suasana sendu di daratan pegunungan. Jihan ingin terus melangkah, tetapi entah kenapa dia perlahan duduk di sepanjang pohon mati itu.Delwyn yang mengikuti di belakang pun berjalan menghampiri ayahnya sambil membawa payung.Beberapa butir salju menempel di tepi payung. Bulu mata lentik Jihan bergetar sesaat, tetapi dia tidak menoleh ke belakang."Duduklah."Delwyn takut ayahnya basah karena salju yang berjatuhan. Dia pun duduk di sebelahnya, menekuk lutut dan menyandarkan siku di pahanya, ujung payungnya dimiringkan ke sisi ayahnya.Ayahnya kini berbeda dengan dulu. Saat ini ayahnya mengenakan jas hitam, lehernya dibalut syal putih. Meski gayanya masih seperti dulu, ekspresinya terkesan menyiapkan perpisahan."Ayah."Delwyn memanggilnya, tetapi tidak tahu harus berkata apa. Rasanya seperti ada yang harus dikatakan, tetapi entah apa yang harus dikatakan. Intinya, rasanya selalu ada rasa penyesalan yang akan datang ....

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1539

    Di Gunung Kiron, hujan salju turun dengan lebat di hari pesta ulang tahun Delwyn, mirip seperti hujan deras di mana Wina bangun dari komanya. Wina yang masih setengah sadar hanya berdiri diam, melamun di depan jendela bahkan sampai lupa turun ke lantai bawah.Setelah Jihan ganti baju, dia keluar dari kamar ganti dan melihat Wina yang berdiri diam di depan jendela. Jihan pun ikut berdiri bersama Wina.Jihan menatap punggung Wina, sosok wanita yang sudah mendarah daging dalam jiwanya. Jihan teringat ke masa mereka masih muda, saat Wina yang disinari cahaya berlari menghampirinya, dengan rambut panjang berkibar dan mata cerah. Sosok Wina saat itu membuat gelora membara dalam hati Jihan.Dalam hidup ini, hal yang paling tak terlupakan, hal yang paling menakutkan bagi Jihan jika sampai terlupakan adalah sosok Wina. Kenapa semua orang di dunia ini bisa berumur panjang, hanya dirinya yang akan kehilangan segalanya sebelum menyentuh usia 50 tahun ....Jihan tidak menyalahkan takdir karena tida

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1538

    Tentu saja Jihan tidak bisa menyembunyikan perkembangan robotnya dari Jefri. Sebelum Jihan datang, Jefri sudah berdiri di depan mesin sambil berusaha memperbaiki fungsinya.Dari balik kaca, Jihan bisa melihat gerakan tangan Jefri yang mengetikkan kode dengan cepat. Lalu, Jihan melihat bagaimana robot yang berada di samping mengikuti kendali Jefri dan berbicara seperti orang sungguhan. Jihan pun tersenyum kecil."Jefri ...."Jefri langsung berhenti bekerja dan menoleh menatap Jihan. Selama beberapa tahun terakhir, Jihan terus bekerja keras siang dan malam demi mengembangkan robot ini walaupun harus melawan rasa sakit.Jefri tidak bisa tinggal diam, jadi dia berinisiatif untuk membantu Jihan. Walaupun dia tidak sehebat Jihan, berkat usahanya yang pantang menyerah, akhirnya robot itu selesai."Kak Jihan, kapan Kak Jihan berencana menunjukkan robot ini kepada Kak Wina?"Jihan mendorong tangan Daris yang memapahnya menjauh, lalu berdiri tegak dan berjalan perlahan menuju robot itu. Dia pun

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1537

    Delwyn mematikan lampu dan berbaring miring di atas kasur sambil meringkukkan tubuhnya menyerupai bola. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa semenjak kelahirannya, ayahnya sudah menahan rasa sakit dan menemaninya seolah-olah tidak terjadi apa-apa hingga Delwyn akhirnya perlahan tumbuh dewasa ....Delwyn jadi teringat betapa cuek dan tidak acuhnya dia terhadap ayahnya sewaktu masih kecil. Saat mengingat kembali semua hal kurang ajar yang dia lakukan semasa kecil, Delwyn menampar wajahnya sendiri dengan keras ....Setelah itu, Delwyn yang selama ini belum pernah menangis pun menutupi wajahnya dan membenamkan dirinya di tempat tidur sambil menangis hingga sekujur tubuhnya gemetar. Dia terlihat seperti seorang anak kecil yang akan ditelantarkan ....Sebelum ini Delwyn tidak tahu arti kematian, tetapi sekarang kematian itu mendadak begitu dekat di hadapannya. Delwyn akhirnya menyadari betapa dia sebenarnya sangat menyayangi kedua orang tuanya. Setiap malam, Delwyn mengorbankan tidurnya dem

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1536

    Berlin yang baru berusia 18 tahun itu refleks mengepalkan tangannya mendengar ucapan Delwyn. Akan tetapi, dia tidak tahu harus membalas apa. Dia akhirnya hanya bisa menggertakkan gigi dan menahan helaan napasnya saat Delwyn berjalan melewatinya.Berlin bersumpah tidak akan pernah menyukai Delwyn atau akan dia buat pemuda itu menyesal selamanya. Delwyn yang saat itu tidak tahu apa itu rasa cinta juga tidak ambil pusing dengan rencana balas dendam Berlin ....Delwyn menggendong Gisel ke bawah sambil terus mengeluhkan betapa beratnya tubuh Gisel. Gisel marah sekali sampai-sampai dia menjambak rambut adik sepupunya. Mereka berdua nyaris saja berkelahi sepanjang perjalanan menuju mobil pengantin ....Jihan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya menyaksikan tingkah kedua anak itu, lalu menggenggam tangan Wina dan mengikuti rombongan mobil pengantin menuju hotel ....Gisel tidak memiliki ayah, jadi Jihan-lah yang mengambil peran sebagai ayahnya. Dia yang akan menggandeng tangan Gisel berjalan m

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1535

    Liam yang sedang berdiri di tengah terpaan hawa dingin pun menstabilkan suaranya yang gemetar seraya berkata, "Veraya, menolehlah. Lihat aku ...."Gisel menoleh sambil menahan amarahnya. Dia bisa melihat Liam sedang menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca, tubuhnya hanya mengenakan sehelai kemeja tipis di tengah udara sedingin ini.Gisel tertegun sesaat, lalu segera memalingkan pandangannya dan menjawab dengan nada datar, "Liam, sekarang aku sudah nggak menyukaimu lagi. Berhentilah mengusikku dan pacarku."Setelah itu, Gisel langsung menutup telepon dan berjalan kembali ke asrama sambil berpegangan tangan dengan pacarnya. Akan tetapi, pacarnya itu malah menanyakan hal yang membuat Gisel merasa tertohok, "Kalau kamu merasa sangat terganggu olehnya, kenapa kamu nggak blokir saja nomornya?"Jika Gisel memblokir nomor Liam, pemuda itu tidak akan pernah bisa meneleponnya lagi. Gisel menurunkan pandangannya dan berpikir sejenak, lalu akhirnya memblokir nomor Liam tepat di hadapan pacar pert

DMCA.com Protection Status