Share

Bab 16

Author: Coklat Panas
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
"Kak Jihan ...."

Tersadar dari keterkejutan, Jefri segera memanggil Jihan, tetapi Jihan sama sekali tidak menoleh.

Sambil melihat Jihan yang berjalan pergi itu, Emil bertanya terheran-heran pada Jefri, "Ada apa dengan sepupumu?"

Jefri hanya tersenyum dan berkata, "Dia adalah satu-satunya pewaris Keluarga Lionel. Karena beban yang dipikulnya besar, kadang-kadang temperamennya sedikit aneh. Jadi, kamu dan Nona Wina jangan memasukkan perbuatannya ke dalam hati."

Setelah menjelaskan, Jefri mengambil gelas anggur sambil minta maaf kepada Emil dan Wina, "Sebagai hukuman, aku menggantikannya minum sampai habis."

Setelah menghabiskan dalam sekali teguk, Jefri meletakkan gelas ke meja dan berkata dengan ramah, "Kalian lanjut main dulu, aku pergi cek Jihan."

Kesopanan Jefri membuat Emil tidak punya alasan untuk tidak melepaskannya, "Kalau begitu, kita buat janji lagi lain waktu."

Jefri mengangguk, lalu mengenakan kemeja, mengambil jas dan bergegas pergi.

Yeni masih ingin bermain, tetapi melihat akan Jefri pergi, dia tidak punya pilihan selain mengikuti Jefri.

Begitu orang-orang itu pergi, ruangan itu menjadi sepi. Emil merasa sedikit tidak senang sambil mengusap keningnya.

Awalnya, dia ingin Jihan bersenang-senang, lalu membicarakan masalah proyek bisnis. Namun, sebelum bisa membahas masalah proyek, orangnya sudah pergi. Sungguh tidak beruntung.

Emil yang sudah tidak tertarik untuk bermain, melambaikan tangannya untuk mengusir yang lain keluar dari ruangan.

Setelah semua orang pergi, dia menoleh ke Wina. Matanya penuh dengan kecurigaan, "Kamu dan Jihan saling kenal?"

Emil menyadari Jihan dari awal sudah mempersulit Wina. Terutama setelah mendengar bahwa dia sudah tidur dengan Wina, Jihan semakin mempersulit Wina.

Hal tersebut cukup menunjukkan bahwa mereka berdua saling kenal dan hubungan mereka tidak dangkal.

Wina masih berlutut, wajah berlumuran anggur merah, tetapi tetap masih terlihat cantik.

Wina dengan perlahan menyeka anggur merah di wajahnya sambil menjawab dengan pelan, "Iya, kenal."

Seperti yang diduga. Emil sedikit membungkuk dan menatap Wina dengan dalam-dalam, "Gimana kalian bisa saling kenal?"

Wina tahu apa yang Emil curigai dan menjawabnya dengan tenang, "Aku tahu aku mirip Nona Winata, jadi waktu mengantarkan dokumen kepada Pak Jihan, aku memasukkan sesuatu ke dalam minumannya. Aku pikir setelah tidur dengannya, aku bisa mengubah statusku ini. Tapi, nggak kusangka dia menyadari trikku dan mengusirku. Mungkin karena ini dia menghinaku murahan."

Penjelasan itu menghilangkan setengah kecurigaan Emil.

Emil awalnya mengira Jihan dan Wina memiliki semacam hubungan kekasih.

Lagi pula, jika seorang pria mempersulit seorang wanita pasti karena cinta.

Namun, Emil tidak menyangka Wina pernah mencoba merayu Jihan, tetapi gagal. Kemudian, Jihan yang merasa tersinggung itu mengambil kesempatan ini untuk balas dendam kepada Wina.

Ada satu hal lagi yang membuat Emil terkejut. 'Apa Wina benaran ingin tidur dengan Jihan? Bukannya dia nggak tertarik pada uang?'

Wina sepertinya menyadari keraguan Emil dan berkata dengan datar, "Aku dulu menyukainya."

Sorot mata Wina yang memancarkan perasaan pernah mencintai itu membuat Emil percaya dengan ucapan tersebut.

"Ternyata begitu."

Setelah semua keraguannya hilang, Emil menarik Wina duduk di pangkuannya.

Jari-jari dingin menyeka anggur merah di wajah dan lehernya, membelai anggur merah sambil menyekanya.

"Sayang, aku nggak sangka kamu akan begitu agresif sampai menaruh obat kepada Jihan."

Sayang sekali Jihan bukan tipe pria seperti itu. Jika Emil berada di posisi itu, Emil pasti sudah langsung menikmati Wina.

Wina tidak berani bergerak karena takut membangkitkan salah satu orang Emil.

Wina hanya bisa menahan rasa jijik dan berpura-pura tenang, lalu berkata, "Pak Emil, kalau nanti aku jatuh cinta padamu, aku juga akan bertindak sangat agresif."

Emil mendekatkan wajahnya ke punggung seksi Wina yang basah karena anggur merah. Sambil mencium punggung itu, Emil berkata, "Aku nggak bisa tunggu lebih lama lagi. Sayang, biarkan aku bercinta denganmu."

Setelah mengatakan itu, Emil melepaskan gaun Wina dan hendak melepaskan celananya.

Raut wajah Wina menjadi pucat karena kaget. Dia berjuang mati-matian untuk melepaskan diri.

Namun tak disangka, hal itu malah membuat Emil lebih terangsang. Emil memeluk dan menciumnya dengan liar.

"Pak Emil!"

Wina yang dipeluk dari belakang hanya bisa menahan dada Emil dengan punggung tangannya.

Dia melirik tas yang terletak di sofa seberang. Sama sekali di luar jangkauannya.

Wina sangat cemas hingga tangannya dipenuhi keringat dingin, tetapi dia harus memaksakan dirinya untuk tenang.

"Pak Emil, kamu ingin mendapatkan proyek bisnis dari Pak Jihan, 'kan? Aku punya cara yang bisa membantumu mendapatkannya, selama kamu melepaskanku!"

Ketika mendengar kata proyek, Emil yang sedang memainkan gaun Wina pun berhenti dan bertanya, "Kamu bantu aku mendapatkan proyek itu?"

Emil merasa ragu karena Wina sudah menyinggung Jihan, jadi bagaimana mungkin Wina masih mendapatkan proyek itu.

Wina berkata dengan yakin, "Meskipun aku gagal menjebak Jihan waktu itu, dia tetap sempat mengira aku adalah Nona Winata. Aku bahkan ada rekaman video. Kalau aku menggunakan video ini untuk mengancamnya, aku bisa bantu kamu mendapatkan proyek bisnis itu. Dia pasti akan memberikannya padaku."

Related chapters

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 17

    Emil tiba-tiba menjadi tertarik ketika mendengar Wina berkata bisa membantu mendapatkan proyek tersebut.Penawaran harga untuk proyek di Kota Sinoa akan dimulai bulan depan. Emil dijanjikan bisa mendapatkan posisi alih waris jika bisa mendapatkan proyek tersebut.Namun, kali ini pesaingnya adalah Grup Gerad dari Kota Ostia yang merupakan salah satu perusahaan terkemuka di dalam negeri. Sangat sulit bagi Emil mengalahkan Grup Gerad secara profesional, jadi dia ingin memenangkan proyek ini dengan berusaha menyenangkan Jihan.Namun, sangat sulit untuk menyanjung Jihan.Kali ini, kalau bukan karena bantuan Jefri, Emil bahkan tidak akan bisa bertemu Jihan.Oleh karena itu, Emil mulai berpikir sepertinya mustahil mendapatkan proyek itu dengan berusaha menyenangkan Jihan.Merupakan hal bagus jika Wina bisa membantunya mendapat proyek itu. Namun, Emil masih sedikit ragu pada Wina dan bertanya, "Kalau kamu bisa mengancam Jihan, kenapa nggak kamu gunakan untuk mendapatkan posisi?"Wina langsung

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 18

    Aroma Jihan bercampur aroma anggur mengacaukan hati Wina untuk sesaat.Jihan yang semakin mendekat membuat Wina merasa sedikit kewalahan dan mundur ke pintu mobil.Namun, karena ruangan di mobil terlalu sempit, punggung Wina dengan cepat menempel ke pintu.Jihan meletakkan satu tangannya di jendela mobil, lalu memeluk Wina dengan erat.Mata yang dingin itu menatap wajah Wina sejenak, lalu berpindah ke kalung berlian di lehernya.Setelah beberapa saat, terdengar suara tawa kecil dan cibiran, "Sepertinya 'sponsor' barumu memperlakukanmu dengan baik."Jihan jarang tersenyum dan lebih sering memasang wajah dingin.Namun, senyumannya bahkan lebih menakutkan dari ekspresi dinginnya.Wina hendak menjelaskan, tetapi kata 'sponsor' membuat dia terdiam.Sejak Emil memperkenalkannya sebagai pacar, penjelasan apa pun tidak akan ada artinya.Ketika melihat Wina tidak mengelak, ekspresi Jihan tiba-tiba menjadi masam.Jihan mengulurkan tangan indahnya dan menyentuh dari pipi hingga belakang telinga W

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 19

    Tubuh Jihan yang tinggi dan gagah tiba-tiba menegang.Sorot matanya yang dingin dan tak mendasar itu seolah-olah bisa membekukan orang sampai mati dalam sekali tatapan.Setelah menatap Wina beberapa saat, Jihan segera mengeluarkan tangannya dan mengambil belasan tisu basah, lalu menyeka jari-jarinya dengan panik.Melihat tingkah laku Jihan, Wina hanya bisa mencibir, "Pak Emil sudah bilang padamu dia sudah bercinta denganku, tapi kamu masih bersikeras untuk memeriksanya. Untuk apa repot-repot?"Mata dan bibir Wina penuh dengan senyuman. Tidak ada sedikit pun rasa marah atau malu yang terlihat, malahan terlihat penuh semangat.Wina yang bersikap tidak peduli dan berulang kali memprovokasi itu membuat Jihan tiba-tiba menjadi marah.Setelah membuang tisu basah kotor dari tangannya, Jihan meraih dagu Wina dengan kuat.Karena sangat kuat, dagu Wina yang kecil itu langsung membiru.Raut wajah Wina memucat karena kesakitan. Namun, Jihan tidak peduli hal tersebut dan langsung mendekatkan wajah

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 20

    Wajah Wina yang tergores cek itu terasa sakit.Setelah terpaku beberapa detik, Wina dengan tenang membungkuk dan mengambil cek tersebut.Saat melihat nominal yang tertera, perasaan pilu langsung menjalar ke seluruh hatinya.Bayaran 1 triliun untuk lima tahun itu, sungguh sepadan.Jika kembali ke lima tahun lalu, Wina sangat membutuhkan uang ini.Namun, sekarang Wina tidak membutuhkannya lagi karena dia tidak akan bisa dibawa mati.Dengan tenang, Wina mengembalikan cek itu ke dalam mobil."Pak Jihan sungguh murah hati, tapi kalau aku ambil uang ini, aku nggak akan bisa menjadi menantu Keluarga Rinos."Maksud dari perkataan Wina adalah dibandingkan dengan posisi menantu di Keluarga Rinos, uang satu triliun itu bukanlah apa-apa.Selain itu, menerima uang itu malah akan memengaruhi dia untuk menjadi bagian dari keluarga kaya raya.Setelah mendengar perkataan itu, Jihan baru mengerti alasan Wina tidak menginginkan sepeser pun darinya. Ternyata dia berencana menikah dengan pria dari keluarga

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 21

    Wajah Jihan berangsur-angsur menjadi lebih masam dan sorot matanya tajam seakan-akan bisa menembus tulang.Setelah meletakkan gelas anggur ke meja, Jihan menoleh ke Jefri dan berkata, "Menurutmu?"Jefri dengan berani berspekulasi, "Menurutku, kamu suka dia. Kalau nggak, kenapa kamu begitu marah hingga menyiramnya anggur setelah mendengar Emil bilang sudah tidur dengannya?"Jihan tersenyum sinis dan berkata, "Baru pisah denganku, dia sudah tidur dengan Emil. Aku hanya nggak terbiasa untuk sementara waktu. Aku hanya memberinya pelajaran, kenapa kamu merasa aku suka padanya?"Ketika mengatakan itu, sorot mata Jihan sudah kembali normal. Sikapnya seakan-akan tidak peduli dengan orang yang dia beri pelajaran itu.Jefri merasa sedikit lega ketika melihat Jihan seperti itu.Jefri tahu Jihan mengidap gangguan mental kebersihan. Oleh karena itu, sangat normal jika Jihan tidak bisa menerima wanita yang pernah bersamanya langsung tidur dengan pria lain.Selain itu, Jihan langsung memutuskan hubun

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 22

    Wina melirik Jefri yang duduk di kursi penumpang depan.Perasaan canggung Wina sedikit mereda ketika melihat Jefri menoleh ke luar jendela.Wina menundukkan kepala, menyeka air hujan di tubuhnya dengan tisu.Ketika pandangan Jefri tertuju pada kaca spion, dia melihat pantulan sosok kurus yang duduk di belakang itu.Wina yang tidak mengenakan mantel dan hendak naik taksi di tengah hujan membuat Jefri sedikit penasaran."Nona Wina, kenapa Tuan Muda Emil nggak antar kamu pulang?"Wina mengernyit kebingungan ketika mendengar "Tuan Muda Emil". Setelah beberapa saat, dia teringat bahwa dirinya sekarang adalah pacar Emil.Wina mengepalkan tisu di tangannya itu dan berbohong, "Aku bertengkar dengannya, lalu diusir dari mobilnya.""Ternyata begitu," jawab Jefri sambil mengangguk.Melihat Wina menggigil kedinginan, Jefri pun menyalakan pemanas dan tidak bertanya lagi.Suhu mobil yang perlahan-lahan naik itu mulai menghangatkan tubuh Wina yang sedingin es.Wina menatap Jefri dengan penuh rasa ter

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 23

    Wina tiba di rumah dengan basah kuyup. Kemudian, dia segera melepaskan gaun dan kalung berlian, lalu memasukan kedua barang itu ke dalam kotak.Wina akan mengirimkan barang-barang itu ke Emil besok. Dia tidak merasa barang pemberian Emil terlalu menjijikan, jadi tidak akan pernah menginginkannya.Setelah menutup kotak itu, Wina masuk ke kamar mandi, menyalakan keran bak mandi dan berbaring di dalamnya.Wina mengambil sabun mandi dan menggosok wajah dan punggungnya dengan sekuat tenaga. Setelah kulitnya memerah, dia baru melihat dirinya di cermin.Setelah menghapus riasan di wajah, Wina terlihat pucat pasi. Sama sekali tidak berseri. Matanya juga begitu kusam seperti tidak bernyawa.Dia merasa dirinya berada di dalam kegelapan yang tidak ada kehangatan sedikit pun.Bagaikan semut kecil dan kotor, siapa pun bisa menginjaknya.Namun, dia adalah manusia yang memiliki harga diri."Harga diri."Ketika mengucapkan dua kata itu, Wina pun mentertawakan dirinya sendiri. Dia sadar sejak dia menju

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 24

    Mendengar Wina tidak berhenti berteriak, Sara terkejut dan segera membangunkan Wina."Wina, kamu kenapa?"Kesadaran Wina berangsur-angsur kembali dan dia perlahan membuka matanya. Wajah Jihan dan Ivan menghilang dari hadapannya dan digantikan Sara yang terlihat khawatir.Tepat saat ini, Wina menyadari dia baru saja mengalami mimpi buruk. Memimpikan masa lalunya. Memimpikan orang-orang yang tidak ingin dia temui.Dia berusaha melupakan mimpi yang melekat di benaknya. Merasa tenggorokannya kering, dia mencoba untuk mengambil air minum, tetapi mendapati lengannya sedang dipasang jarum infus."Kamu demam tinggi, jadi aku membawamu ke rumah sakit."Melihat Wina yang kebingungan, Sara pun menjelaskan sambil mengambil air minum untuknya, lalu membantunya bangkit untuk minum air.Setelah minum beberapa teguk air, Wina mulai bisa mengeluarkan suara."Sara ....""Ya?" Sara menjawab dengan lembut. Sambil menyelipkan rambut yang menempel di dahi karena keringat ke belakang telinga, Sara bertanya,

Latest chapter

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1543

    Jihan mengernyit sebagai isyarat untuk Jefri agar tidak mengatakan apa-apa, lalu mencengkeram pundak Jefri dengan kuat.Selama puluhan tahun bersama, Jihan dan Jefri jadi memiliki ikatan batin yang kuat. Jefri tahu Jihan takut Wina akan ketakutan dengan rupanya saat ini, jadi dia menuruti perintah Jihan.Jefri bangkit berdiri tanpa mengucapkan sepatah kata pun, lalu memapah Jihan yang matanya sudah berdarah itu berjalan keluar."Biar kupanggilkan dokter sekarang, Kak Jihan."Setelah keluar dari vila, Jefri langsung ingin berlari menuruni Gunung Kiron. Ada sebuah rumah kayu tidak jauh dari sana tempat dokter tinggal. Jefri sengaja mengaturnya untuk berjaga-jaga seandainya sesuatu terjadi kepada Jihan."Jefri."Namun, Jihan menghentikan adiknya. Karena sekarang ajalnya benar-benar sudah di depan mata, sikap Jihan menjadi jauh lebih tenang. Nada bicaranya bahkan terdengar seperti lega. "Cip itu menembus pembuluh darah sehingga darah keluar dari semua lubang pada tubuhku dan ini berarti ak

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1542

    "Apa sekarang kamu sudah tahu bedanya garam dan gula?"Jihan menatap Wina yang bertanya seperti itu kepadanya, lalu menggelengkan kepalanya.Alis Delwyn sontak mengernyit. Kenapa ... firasatnya mendadak jadi buruk?Firasat buruknya akhirnya terbukti setelah Delwyn mencicipi steik buatan ayahnya. Sekeras apa pun dia mengunyah, steik itu tetap tidak bisa dikunyah.Delwyn sontak merasa tertipu, terlebih setelah melihat Daris dan Alta menutup mulut masing-masing untuk menahan tawa. Kedua pria itu ternyata jahil sekali.Delwyn menahan rasa mualnya, lalu melirik ke arah Ethel dan Edna yang mengenakan seragam SMA. "Kalian mau cobain nggak?"Ethel dan Edna yang sedang menatap makanan di piring mereka dengan bersemangat pun langsung menggelengkan kepala masing-masing. "Nggak mau. Ayah bilang anjing saja nggak bisa makan masakan Paman Jihan ...."Delwyn sontak terdiam.Ethel dan Edna diam-diam merasa begitu senang karena jarang sekali bisa melihat ekspresi Delwyn setertekan ini. Mereka langsung

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1541

    Jihan bukanlah orang baik, tetapi dia juga bukan orang yang sangat jahat. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa dia tega melakukan apa pun demi kekuasaan. Tangannya bahkan sudah berlumuran darah banyak orang. Bagi orang-orang seperti ini, umur mereka memang biasanya hanya beberapa puluh tahun.Jihan juga bukannya mengeluh, hanya saja .... Dia pun menoleh memandang ke arah vila, lebih tepatnya ke arah Wina yang berdiri di depan jendela yang terbentang dari langit-langit. Sorot tatapan Jihan tampak berbinar sekaligus tidak rela. "Ayah terpaksa ingkar janji, jadi kamu harus gantikan Ayah untuk menjaga ibumu baik-baik selamanya."Delwyn tahu betapa dalamnya perasaan kedua orang tuanya terhadap satu sama lain, tidak ada yang bisa menggantikan mereka. Mana mungkin Delwyn akan menyanggupi permintaan ayahnya? "Ayah, harusnya Ayah tepati janji Ayah dan bukannya memintaku menggantikan Ayah."Jihan tahu bahwa putranya sebenarnya berhati lembut. Jika Jihan benar-benar pergi, bukan tanggung jawab putr

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1540

    Pohon mati yang tumbang dan malang-melintang di Gunung Kiron membuat suasana sendu di daratan pegunungan. Jihan ingin terus melangkah, tetapi entah kenapa dia perlahan duduk di sepanjang pohon mati itu.Delwyn yang mengikuti di belakang pun berjalan menghampiri ayahnya sambil membawa payung.Beberapa butir salju menempel di tepi payung. Bulu mata lentik Jihan bergetar sesaat, tetapi dia tidak menoleh ke belakang."Duduklah."Delwyn takut ayahnya basah karena salju yang berjatuhan. Dia pun duduk di sebelahnya, menekuk lutut dan menyandarkan siku di pahanya, ujung payungnya dimiringkan ke sisi ayahnya.Ayahnya kini berbeda dengan dulu. Saat ini ayahnya mengenakan jas hitam, lehernya dibalut syal putih. Meski gayanya masih seperti dulu, ekspresinya terkesan menyiapkan perpisahan."Ayah."Delwyn memanggilnya, tetapi tidak tahu harus berkata apa. Rasanya seperti ada yang harus dikatakan, tetapi entah apa yang harus dikatakan. Intinya, rasanya selalu ada rasa penyesalan yang akan datang ....

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1539

    Di Gunung Kiron, hujan salju turun dengan lebat di hari pesta ulang tahun Delwyn, mirip seperti hujan deras di mana Wina bangun dari komanya. Wina yang masih setengah sadar hanya berdiri diam, melamun di depan jendela bahkan sampai lupa turun ke lantai bawah.Setelah Jihan ganti baju, dia keluar dari kamar ganti dan melihat Wina yang berdiri diam di depan jendela. Jihan pun ikut berdiri bersama Wina.Jihan menatap punggung Wina, sosok wanita yang sudah mendarah daging dalam jiwanya. Jihan teringat ke masa mereka masih muda, saat Wina yang disinari cahaya berlari menghampirinya, dengan rambut panjang berkibar dan mata cerah. Sosok Wina saat itu membuat gelora membara dalam hati Jihan.Dalam hidup ini, hal yang paling tak terlupakan, hal yang paling menakutkan bagi Jihan jika sampai terlupakan adalah sosok Wina. Kenapa semua orang di dunia ini bisa berumur panjang, hanya dirinya yang akan kehilangan segalanya sebelum menyentuh usia 50 tahun ....Jihan tidak menyalahkan takdir karena tida

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1538

    Tentu saja Jihan tidak bisa menyembunyikan perkembangan robotnya dari Jefri. Sebelum Jihan datang, Jefri sudah berdiri di depan mesin sambil berusaha memperbaiki fungsinya.Dari balik kaca, Jihan bisa melihat gerakan tangan Jefri yang mengetikkan kode dengan cepat. Lalu, Jihan melihat bagaimana robot yang berada di samping mengikuti kendali Jefri dan berbicara seperti orang sungguhan. Jihan pun tersenyum kecil."Jefri ...."Jefri langsung berhenti bekerja dan menoleh menatap Jihan. Selama beberapa tahun terakhir, Jihan terus bekerja keras siang dan malam demi mengembangkan robot ini walaupun harus melawan rasa sakit.Jefri tidak bisa tinggal diam, jadi dia berinisiatif untuk membantu Jihan. Walaupun dia tidak sehebat Jihan, berkat usahanya yang pantang menyerah, akhirnya robot itu selesai."Kak Jihan, kapan Kak Jihan berencana menunjukkan robot ini kepada Kak Wina?"Jihan mendorong tangan Daris yang memapahnya menjauh, lalu berdiri tegak dan berjalan perlahan menuju robot itu. Dia pun

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1537

    Delwyn mematikan lampu dan berbaring miring di atas kasur sambil meringkukkan tubuhnya menyerupai bola. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa semenjak kelahirannya, ayahnya sudah menahan rasa sakit dan menemaninya seolah-olah tidak terjadi apa-apa hingga Delwyn akhirnya perlahan tumbuh dewasa ....Delwyn jadi teringat betapa cuek dan tidak acuhnya dia terhadap ayahnya sewaktu masih kecil. Saat mengingat kembali semua hal kurang ajar yang dia lakukan semasa kecil, Delwyn menampar wajahnya sendiri dengan keras ....Setelah itu, Delwyn yang selama ini belum pernah menangis pun menutupi wajahnya dan membenamkan dirinya di tempat tidur sambil menangis hingga sekujur tubuhnya gemetar. Dia terlihat seperti seorang anak kecil yang akan ditelantarkan ....Sebelum ini Delwyn tidak tahu arti kematian, tetapi sekarang kematian itu mendadak begitu dekat di hadapannya. Delwyn akhirnya menyadari betapa dia sebenarnya sangat menyayangi kedua orang tuanya. Setiap malam, Delwyn mengorbankan tidurnya dem

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1536

    Berlin yang baru berusia 18 tahun itu refleks mengepalkan tangannya mendengar ucapan Delwyn. Akan tetapi, dia tidak tahu harus membalas apa. Dia akhirnya hanya bisa menggertakkan gigi dan menahan helaan napasnya saat Delwyn berjalan melewatinya.Berlin bersumpah tidak akan pernah menyukai Delwyn atau akan dia buat pemuda itu menyesal selamanya. Delwyn yang saat itu tidak tahu apa itu rasa cinta juga tidak ambil pusing dengan rencana balas dendam Berlin ....Delwyn menggendong Gisel ke bawah sambil terus mengeluhkan betapa beratnya tubuh Gisel. Gisel marah sekali sampai-sampai dia menjambak rambut adik sepupunya. Mereka berdua nyaris saja berkelahi sepanjang perjalanan menuju mobil pengantin ....Jihan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya menyaksikan tingkah kedua anak itu, lalu menggenggam tangan Wina dan mengikuti rombongan mobil pengantin menuju hotel ....Gisel tidak memiliki ayah, jadi Jihan-lah yang mengambil peran sebagai ayahnya. Dia yang akan menggandeng tangan Gisel berjalan m

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1535

    Liam yang sedang berdiri di tengah terpaan hawa dingin pun menstabilkan suaranya yang gemetar seraya berkata, "Veraya, menolehlah. Lihat aku ...."Gisel menoleh sambil menahan amarahnya. Dia bisa melihat Liam sedang menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca, tubuhnya hanya mengenakan sehelai kemeja tipis di tengah udara sedingin ini.Gisel tertegun sesaat, lalu segera memalingkan pandangannya dan menjawab dengan nada datar, "Liam, sekarang aku sudah nggak menyukaimu lagi. Berhentilah mengusikku dan pacarku."Setelah itu, Gisel langsung menutup telepon dan berjalan kembali ke asrama sambil berpegangan tangan dengan pacarnya. Akan tetapi, pacarnya itu malah menanyakan hal yang membuat Gisel merasa tertohok, "Kalau kamu merasa sangat terganggu olehnya, kenapa kamu nggak blokir saja nomornya?"Jika Gisel memblokir nomor Liam, pemuda itu tidak akan pernah bisa meneleponnya lagi. Gisel menurunkan pandangannya dan berpikir sejenak, lalu akhirnya memblokir nomor Liam tepat di hadapan pacar pert

DMCA.com Protection Status