Jefri menatap Sara yang tertidur, lalu memeluk istrinya itu dari belakang.Jefri tahu betapa payahnya dia, kata-kata yang dia ucapkan itu juga seperti tong kosong nyaring bunyinya. Bukan hanya Jefri tidak pernah melakukannya sekali pun, dia juga akan segera menyesalinya.Namun, hanya Jefri yang tahu soal ini. Begitu memeluk Sara, semua amarah, rasa panik dan cemas yang memenuhi benak Jefri langsung reda.Jefri tahu karena rasa cintanya untuk Sara lebih besar, jadi dia ditakdirkan untuk lebih menderita daripada Sara.Namun, sebagai seorang laki-laki, penderitaan itu bukanlah masalah besar. Bagi Jefri, dia sudah merasa cukup asalkan bisa memeluk Sara seperti ini selamanya ....Jefri memeluk Sara dengan erat dan tidur dengan sangat nyenyak. Bahkan dia memimpikan menjalani hidup bertiga bersama keluarganya dengan bahagia.Akan tetapi, pelukan Jefri justru membuat Sara terbangun. Jefri memiliki gaya tidur yang tidak begitu bagus. Tangan dan kaki Jefri mengimpit Sara seperti ular besar.Sara
Sara mengeluarkan ponselnya dan berencana memberi tahu Wina bahwa dia sudah kembali ke Alvinna ketika dia mendengar suara mobil di luar pintu.Sara menoleh dan mendapati Jefri sedang membukakan pintu penumpang dan menarik Yolanda keluar dari mobilnya.Melihat Jefri membawa pulang Yolanda, hati Sara pun tercekat. Semua momen manis pagi ini seketika sirna sudah.Sara merasa sekarang hatinya sedang mengucurkan darah, tapi dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dan hanya berdiri diam.Setelah Jefri menyeret Yolanda masuk, dia langsung menghempas Yolanda ke hadapan Sara.Sara mengernyit bingung dan menatap Jefri yang terlihat acuh tak acuh.Begitu tatapan Jefri bertemu dengan tatapan Sara, dia langsung menatap Sara dengan lembut dan menenangkan. Setelah itu dia menatap Yolanda dengan dingin dan tajam."Dorong dia ke meja!"Pengawal di belakang Jefri pun langsung melangkah maju.Mereka mendorong wajah Yolanda ke meja kaca sambil menahan kedua sisi bahunya di atas meja.Setelah Yolanda terke
Ternyata Jefri bahkan tahu soal itu. Karena sekarang kartu truf terakhirnya gagal, tubuh Yolanda yang tegang langsung ambruk. Rasanya dia mendadak menjadi lemas.Akan tetapi, Yolanda menolak mengaku kalah. Dia hanya lemas sesaat sebelum menegakkan punggungnya dan berusaha meronta untuk meraih celana Jefri. Akan tetapi, para pengawal di belakangnya menahan Yolanda dengan kuat.Meskipun begitu, Yolanda tetap mengulurkan tangannya ke arah Jefri dengan tidak rela ...."Jefri, bisakah kamu memberiku kesempatan satu kali lagi? Demi cintaku padamu!"Jefri memutar bola matanya."Kamu itu nggak tulus mencintaiku, yang kamu cintai itu latar belakang keluargaku. Kamu berniat memanfaatkanku untuk mewujudkan impianmu menjadi menantu keluarga kaya."Sedari dulu, cinta pertama Jefri tidak pernah memperlakukannya dengan tulus. Yang Yolanda inginkan hanyalah menikah anak orang kaya!Meskipun Jefri sudah membongkar niat Yolanda secara terang-terangan, dia tetap menolak mengaku kalah. Yolanda pun menunju
Begitu Jefri selesai bicara, bunyi sirene pun terdengar dari luar.Jefri segera melihat ke luar jendela. Pas sekali, satpam sedang membuka pintu dan mempersilakan polisi masuk ....Jefri segera mengedipkan matanya ke arah si pengawal. Pengawal itu langsung mengerti dan melepaskan Yolanda.Yolanda masih terjebak dalam rencana Jefri, dia tidak menyadari apa-apa. Ketika akal sehatnya akhirnya kembali, beberapa polisi sudah menghampirinya dan menangkapnya.Yolanda tidak menyangka akan menjadi seperti ini. Dia sontak menjerit dengan histeris dan marah, "Aku cuma berbuat salah satu kali! Punya hak apa kalian menangkapku!""Tuan Muda Jefri melaporkan bahwa kamu memerkosanya. Ayo ikut dengan kami ke kantor polisi untuk penyelidikan," jawab si polisi dengan dingin.Yolanda pikir Jefri akan menuduhnya menipu, ternyata Jefri malah menuduhnya melakukan tindakan yang tidak senonoh. Yolanda sontak menjerit dengan tidak percaya, "Aku nggak pernah menyentuhmu!"Jefri hanya balas mendengus dengan dingi
Jihan hanya melirik Jefri dengan acuh tak acuh. Dia berjalan masuk ke dalam perusahaan sambil berkata dengan dingin, "Aku nggak berminat tahu kabar baik darimu."Jefri sudah terbiasa dengan sifat Jihan yang dingin. Dia bergegas menghampiri Jihan tanpa ambil pusing. "Kak Jihan, coba tebak apa yang kulakukan kemarin.""Nggak tahu, yang kutahu kamu sampai mengabaikan perusahaan demi mengejar Nona Sara," jawab Jihan dengan dingin sambil berjalan menaiki tangga.Jefri memang terlalu sibuk mengurusi hubungannya dengan Sara selama beberapa waktu terakhir sehingga dia mengabaikan urusan perusahaan. Jefri yang merasa tersindir pun berkata, "Kak Jihan, aku janji mulai sekarang akan selalu datang ke perusahaan tepat waktu dan nggak akan pernah bolos."Setelah itu, Jefri mendekat ke telinga Jihan dan bergumam, "Kakak tahu nggak kenapa?""Karena Nona Sara sudah kembali padamu?" tanya Jihan dengan dingin, adiknya yang satu ini cerewet sekali.Jefri memuji kecerdasan Jihan, lalu berkata dengan ekspre
Lift pun tiba di lantai paling atas. Pintu lift terbuka dan Jihan langsung berjalan menuju kantor presdir.Jefri yang masih tertegun itu pun mendengar suara dingin Jihan dari luar ...."Jangan ganti namanya!"Hei, itu nama yang biasa saja, tetapi tidak boleh diganti?Jefri langsung merasa sangat menyesal. Seandainya saja dia tahu akan menjadi seperti ini, dia tidak akan meminta Jihan menamai calon anaknya.Jefri takut dia akan dihajar habis-habisan oleh Sara saat pulang nanti, jadi Jefri bergegas mengejar Jihan."Kak Jihan, nama itu terkesan nggak spesial! Tolong ganti, ya?"Jihan hanya menjawab Jefri dengan berbalik pergi tanpa menoleh ke belakang ....Gawat sudah. Jangan bilang anaknya yang akan lahir nanti benar-benar dinamai Ethel atau Edna?...Jihan memanggil semua saudaranya untuk kembali ke perusahaan dan mengadakan rapat dengan mereka karena ada satu hal penting yang ingin Jihan sampaikan kepada mereka.Bahwa dia sudah mendapatkan kembali seluruh sahamnya dan sekarang akan mem
"Kak Jihan aneh banget hari ini. Kenapa Kak Jihan memberikan tugas seperti itu kepada kami? Kenapa Kak Jihan berniat melatihku untuk menggantikan posisi Kak Jihan? Kenapa Kakak meminta kami untuk melindungi Kak Wina?"Berbeda dengan keempat kakak laki-laki lainnya yang penurut, Jefri yang terbiasa dimanja sejak kecil adalah yang paling tukang bangkang.Jefri adalah tipe orang yang tidak akan berhenti bertanya sebelum mendapatkan jawaban yang dia inginkan.Jihan berjalan melintasi meja dan duduk di kursi direkturnya yang terbuat dari kulit, lalu menatap Jefri yang tampak kebingungan."Aku akan pergi ke suatu tempat bulan depan. Aku mungkin nggak bisa menghubungi kalian dalam waktu dekat, jadi aku harus membuat pengaturan seperti ini. Itu termasuk kenapa aku hendak melatihmu untuk menggantikan posisiku."Jihan berhenti bicara sejenak, bulu matanya yang lentik dan tebal tampak bergerak-gerak.Sebenarnya masih ada waktu dua bulan lagi, tetapi pagi tadi Jihan menerima pesan ....Pesan itu m
Begitu mendengar langkah kaki Jihan yang khas, Sam yang sedang berbaring di sofa langsung duduk tegak. "Muridku, eh itu .... Aku pulang dulu, ya. Kepalaku pusing."Karena pendukungnya sudah pulang, tentu saja Wina tidak akan melepaskan Sam begitu saja. "Bukannya tadi Pak sam bilang bakal nginap di sini kalau aku nggak bisa menyelesaikan semua desainku hari ini?"Sam bangkit berdiri sambil mengibas-ngibaskan tangannya. "Ya ampun, ngapain juga aku nginap di sini kalau aku punya rumah sendiri? Aku ke sini lagi saja besok. Sudah, ya, dah ...."Namun, begitu Sam berdiri, tangan ramping dan putih tiba-tiba menekan bahunya dengan lembut sehingga dia kembali ke posisi semula."Pak Sam, tadi kaki siapa yang mau kamu patahkan?"Sam melirik Jihan yang wajahnya datar tanpa ekspresi itu, lalu segera menyunggingkan seulas senyuman kaku."Tentu saja kakiku!"Mata Jihan yang dingin menyorotkan kesan seperti sedang tersenyum geli."Kayaknya tadi kudengar kamu mau mematahkan kakiku.""Ehehe ...."Sam ha