Share

Bab 56

Penulis: Elenor
Nama Nian Cipto sudah sangat terkenal di seantero dunia, tetapi kenyataannya dia masih sangat muda, mungkin baru di awal empat puluhan.

Dia tinggi dan kurus, mengenakan kacamata tanpa bingkai. Setelah pembawa acara selesai bicara, dia perlahan melangkah ke panggung di tengah gemuruh tepuk tangan.

Berjalan ke tengah podium, dia menatap dengan tenang ke arah peserta konferensi, suasana pun menjadi tenang seketika.

Dia berkata lembut, "Terima kasih banyak atas undangan tulus dari penyelenggara..."

Setelah sambutan singkat yang sopan, beliau membuat kurasi sederhana dan tajam tentang teknologi yang ditampilkan pada pameran ini, dan kemudian menjawab pertanyaan yang diajukan oleh beberapa perwakilan perusahaan.

Banyak orang ingin bertanya, tetapi karena waktunya terbatas, setelah lebih dari setengah jam, Nian pun turun dari panggung.

Setelah turun dari panggung, dia berjalan ke kursi tengah di barisan depan yang telah disiapkan oleh penyelenggara.

Melihatnya hendak melewati mereka, para pem
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 57

    Setelah menerima kabar itu, banyak orang segera bergegas ke barisan depan.Akan tetapi, saat orang-orang yang duduk di barisan belakang bergegas ke depan, Nian sudah dikerumuni oleh orang-orang yang duduk di barisan depan.Vanessa juga berada di barisan depan, tetapi dia tidak berbicara dengan Nian. Lily yang melihat ini pun menjadi cemas, dan melambaikan tangan ke arahnya.Vanessa melihatnya dan berjalan menghampiri. "Tante."Dia tahu apa yang dimaksud Lily, jadi sebelum tantenya bicara, dia berkata lebih dulu, "Prof Nian sekarang masih dikelilingi orang-orang penting. Bahkan kalau aku berhasil bicara dengannya, aku tetap tidak bisa bicara banyak. Edward bilang mending cari kesempatan lain di masa datang untuk bicara dengannya secara pribadi.""Benar juga."Lily kemudian menyadari bahwa dia terlalu cemas.Ada banyak orang penting yang sedang berbicara dengan Edward. Lily tentu berharap Vanessa dapat mengenal lebih banyak orang-orang penting, jadi dia mendorongnya untuk segera kembali

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 58

    Dylan dan Clara langsung merasakan sakit di kepala mereka.Dylan segera menjawab, "Kami sudah siapkan produk baru, sampelnya bakal tersedia tahun depan.""Oke." Nian menjawab dengan dingin, lalu berkata, "Jangan datang cari aku lagi sebelum semuanya selesai."Mereka berdua menjawab serentak, "Baik, Prof."Nian menambahkan, "Kirimkan aku ulasannya malam ini."Clara dan Dylan langsung menyadari bahwa ulasan yang dibicarakan guru mereka mengacu pada ringkasan teknis tentang karya yang dipamerkan hari ini.Lagi, mereka berdua menjawab serentak, "Baik, Prof."Setelah mengatakan itu, Dylan buru-buru berkata, "Prof, kalau malam ini mungkin akan agak sulit."Sebenarnya ini bukan hanya agak sulit, tetapi sangat sulit.Lanjutnya, "Satu bulan. Oke, Prof?"Dengan begitu banyak pameran dan berbagai ringkasan teknis, dia merasa harus menulis setidaknya puluhan ribu kata, atau bahkan ratusan ribu kata.Gimana mungkin itu bisa diringkas semua dalam satu malam?Nian tidak mengatakan apapun, hanya menat

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 59

    Vanessa bahkan mungkin akan dihina oleh semua orang.Dari sini, dapat dilihat bahwa rasa sayang Ervan terhadap Vanessa begitu jelas.Ervan tidak ingin berhubungan dengan Clara dalam acara ini, tetapi dia sangat ingin mengenal Dylan.Tepat saat Clara pergi ke kamar mandi, dia, Vanessa dan Lily berjalan mendekati Dylan.Dia memperkenalkan dirinya, "Halo, Pak Dylan. Saya Ervan Gori, ayahnya Vanessa... dan Clara, senang bertemu dengan Anda."Dylan menjabat tangannya dengan sopan dan berkata, "Ternyata Anda Pak Gori. Senang bertemu dengan Anda."Ervan menatap Dylan dan berkata, "Sifat Clara memang agak unik, apalagi ada kesalahpahaman antara dia dan Vanessa. Sebagai seorang ayah, saya selalu berharap mereka bisa rukun, tapi Clara nggak mau dengar."Dylan tiba-tiba menyadari. "Oh, begitu.""Iya." Ervan menghela napas dan tersenyum lagi. "Tapi sebagai ayahnya, saya sangat senang Clara bisa kenal dengan seorang talenta muda seperti Anda. Saya dengar Clara bekerja di perusahaan Anda. Mohon bimb

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 60

    Vanessa juga melihat Clara, lalu berkata kepada Dylan dengan tenang, "Kami masih ada urusan lain, jadi kami pergi dulu. Kita bicara lagi lain kali ya."Dylan berjabat tangan dengan mereka. "Oke, lain kali kita bicara."Tanpa menoleh ke arah Clara, Vanessa berbalik dan pergi bersama ayah dan tantenya.…Karena status dan jabatan Dylan yang tinggi, menjelang tengah hari, banyak petinggi datang mengundangnya makan siang bersama.Dari apa yang mereka katakan, mereka juga tahu bahwa Edward pun akan ikut pergi bersama mereka.Banyak pemimpin industri berkumpul di sekitar Edward, kemungkinan mereka semua akan ikut makan malam bersama juga.Gimanapun, arah masa depan industri kecerdasan buatan pada dasarnya bergantung pada bagaimana para petinggi ini beroperasi.Jadi saat ini merupakan saat yang sangat tepat untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang arah pasar di masa mendatang.Selain itu, biasanya setelah mengobrol, jika pembicaraan berjalan lancar, kerja sama juga bisa terjadi.Dylan bena

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 61

    Jika Clara berani buat keributan, Edward pasti akan marah besar.Berdasarkan pemahamannya tentang status pernikahan Clara dan Edward, Clara tidak akan berani membuat Edward marah.Lagi pula, jika dia membuat Edward kesal lagi, dia pasti akan makin membencinya.Lily merasa lega setelah mendengar hal itu.Tetapi dia khawatir Clara akan terbakar cemburu jika melihat Edward bersikap terlalu baik pada Vanessa.Clara tidak peduli pada apa yang mereka pikirkan, dia bahkan mengabaikan mereka, karena orang yang duduk di sampingnya adalah Profesor Raka.Profesor Raka sudah lama tahu bahwa Clara juga akan datang ke pameran, dan dia pernah menyapanya di perjamuan sebelumnya.Obrolan mereka cukup menyenangkan pada jamuan makan terakhir, jadi dia sudah lama ingin bicara lagi dengan Clara, tetapi mereka berdua terlalu sibuk dan tidak punya waktu.Oleh karena itu, begitu dia dapat kesempatan hari ini, dia tentu tidak mau melewatkannya.Jadi, tidak lama setelah duduk, dia mulai mengobrol dengan Clara.

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 62

    Semua orang telah duduk untuk makan siang begitu lama, tetapi Edward dan Dylan belum berbicara satu sama lain.Mendengar pertanyaan itu, Edward mengambil serbet di sampingnya dan menyeka sudut bibirnya, lalu menatap Dylan dan berkata sambil tersenyum, "Saya memang ada pemikiran gitu. Tapi gimana menurut Pak Dylan?"Dylan tentu saja tidak akan melewatkan bisnis yang datang kepadanya.“Morti Group tentu merasa terhormat bisa bekerja sama dengan Pak Edward.”Vanessa juga senang jika Edward dan Dylan bisa bekerja sama.Apalagi, jika hubungan mereka semakin baik, dia bakal memiliki lebih banyak kesempatan berkomunikasi dengan Dylan.Pada saat itu, dia bisa dengan mudah memenangkan hati Dylan.Memikirkan hal itu, dia menatap Clara dengan dingin.Clara masih mengobrol dengan Profesor Raka.Meskipun begitu, dia tetap memperhatikan pergerakan orang lain, hanya saja dia tidak menganggapnya terlalu serius.Jika Dylan benar-benar ingin kerja sama dengan Edward, dia tentu tidak akan keberatan.Dia

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 63

    Setelah Dylan menyadari situasi di sana, dia segera berhenti berbicara dengan Pak Irawan Sentosa dan berjalan menuju Clara."Apa kamu baik-baik saja?"Clara menggelengkan kepalanya."Apa pergelangan kakimu terkilir?""Sepertinya iya."Pergelangan kakinya agak sakit, mungkin karena terkilir.Melihat Dylan peduli padanya, hatinya merasa hangat, tetapi juga sedikit sedih.Dia juga sudah menyadari cara orang-orang di sekelilingnya memandangnya.Dia tahu semua orang mengira dia sengaja melemparkan dirinya ke pelukan Edward.Bahkan jika dia terkilir sekarang, mereka mungkin akan berpikir dia pantas mendapatkannya.Sedangkan, Edward...Dia bahkan tidak mau membantunya berdiri, ketika dia melihatnya terjatuh, dia bahkan tidak bertanya apakah dia baik-baik saja.Satu-satunya orang yang benar-benar peduli padanya di sini adalah Dylan."Coba aku lihat.""Nggak apa-apa."Ada begitu banyak orang di sini.Tetapi Dylan mengabaikannya, dia tetap menggendongnya dan mendudukkannya menjauh dari kerumunan

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 64

    Clara tanpa sadar langsung menolaknya. "Nggak usah repot-repot, aku bisa pergi ambil sendiri."Dia menolak dengan tegas, membuat Dani langsung terdiam.Clara berkata memastikan, "Halo?""Oke, nanti aku kirimkan alamat bengkelnya.""Oke, terima kasih bantuanmu."Dani pun menutup telepon tanpa mengatakan apa pun.Kaki Clara sedang terkilir, jadi tentu saja dia tidak bisa menyetir.Setelah berpikir sejenak, dia akhirnya memutuskan untuk minta bantuan Dylan.Dylan pun setuju untuk membawakan mobilnya kembali setelah urusannya selesai.Malam hari, Clara memesan makanan secara online. Setelah selesai makan, dering telepon terdengar. Itu telepon dari Elsa, dia menanyakan kapan Clara akan pulang.Clara tentu saja berkata terus terang, "Kaki Mama terkilir, jadi kalau berjalan, agak sakit. Sekarang masih berobat jadi nggak bisa pulang. Kamu tidur lebih awal ya."Setelah mendengar kabar itu, Elsa langsung bertanya dengan perhatian, "Hah? Kaki Mama terluka? Apa parah? Apa sakit?""Sakit, tapi ngga

Bab terbaru

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 224

    Ponsel Richard berdering.Setelah beberapa saat, dia meletakkan ponselnya dan berkata, "Aku masih ada urusan lain, jadi aku pulang dulu. Kamu mau ikut?"Doni tersadar kembali, tatapan matanya menjadi gelap, dan dia berkata, "Nggak, aku masih harus tunggu seseorang. Kamu pulang duluan saja, kita ketemu lagi lain kali.""Oke."Richard berjalan pergi.Setelah sosoknya menghilang, Doni berjalan menuju kafe.Begitu dia mendorong pintu kafe, dia bertemu dengan Vanessa yang hendak membawa Elsa ke toilet.Mereka berdua berhenti.Vanessa melihatnya dan berkata, "Pak Doni? Kebetulan sekali.""Iya." Doni menutup pintu, melihat sekeliling kafe, dan kemudian melihat Edward yang sedang memesan makanan dari pelayan.Dia menarik pandangannya dan menatap Elsa.Hanya dengan satu pandangan, dia hampir bisa yakin Elsa adalah putrinya Edward.Karena wajah Elsa sekitar lima puluh persen mirip dengan Edward.Meskipun dia berpikir begitu, dia masih bertanya, "Siapa ini?"Vanessa menunduk dan berkata, "Putriny

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 223

    "Clara, apa kamu mau manisan buah?"Clara berbalik.Manisan buah yang gemuk dan berwarna-warni itu menarik perhatiannya dan hatinya tergerak.Dia sudah lama tidak makan itu.Memikirkan hal itu, dia melihat ke arah Elsa.Seperti dugaannya, Elsa terlihat memegang sebuah manisan buah di tangannya, melahapnya dengan gembira.Selain itu, Vanessa juga memegang sebuket mawar merah di tangannya.Dia merapat ke arah Edward dan berbicara kepadanya, sementara Elsa menyodorkan manisan buah yang telah digigitnya.Vanessa menerimanya sambil tersenyum dan menggigitnya dari tangan Elsa. Elsa menggigitnya lagi dan menyodorkannya kepada Edward.Edward hanya menggelengkan kepalanya dan mengatakan sesuatu, tetapi dia tidak makan.Clara mengalihkan pandangannya dan berkata kepada gadis penjual manisan itu, "Saya mau sebungkus stroberi."Setelah itu, dia hendak bertanya pada Richard apakah dia juga mau. Ketika dia menawarinya, Richard berkata, "Biar aku saja."Richard lalu mengeluarkan ponselnya untuk memba

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 222

    Memikirkan hal itu, dia tersenyum dan berkata, "Oke."Mereka mengikuti kerumunan yang lewat.Begitu sampai di batas pagar, cahaya kembang api yang meledak di seberang sana, menimbulkan seruan dan tawa dari sekeliling, namun segera tenggelam oleh suara keras kembang api itu.Banyak orang di sana mengambil foto dan menyampaikan harapan.Melihat Clara hanya menonton dalam diam tanpa melakukan apapun, dia bertanya, "Apa kamu mau aku ambilkan video?"Clara menggelengkan kepalanya, "Nggak usah, aku hanya mau menonton."Richard tidak bertanya lagi.Saat itu, Vanessa melihat ke arah mereka.Mereka berjarak beberapa meter, tetapi Richard yang bertubuh tinggi dan memiliki penampilan yang menonjol, jadi dia dapat melihatnya sekilas.Setelah bertemu Richard beberapa kali, mereka bisa dianggap kenalan.Vanessa baru saja berpikir apakah akan memberitahu Edward yang sedang menggendong Elsa. Ketika dia hendak bicara, dia melihat Clara yang sosoknya tadi tertutup tubuh Richard.Ketika dia melihat Clara

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 221

    Elsa sangat menyukai Natal.Dia biasa menghias pohon Natal di rumah bersamanya setiap tahun.Mereka juga pergi berbelanja pada Hari Natal dan merasakan suasana Natal yang meriah di jalan-jalan bersama orang-orang di sekitar mereka.Tetapi sejak Elsa pindah ke luar negeri bersama Edward, dia tidak pernah menghabiskan Natal bersamanya lagi.Tidak, yang benar adalah dia tidak pernah lagi merayakan Natal.Meskipun Clara sudah bersedia melepaskannya.Tetapi bagaimanapun juga, Elsa tetaplah putrinya yang sudah dia kandung selama sepuluh bulan dan dia besarkan sendiri selama bertahun-tahun.Kini, dia berada di jalanan yang ramai, memandang segala yang ada di sekelilingnya, dan setiap serpihan masa lalu terlintas dalam pikirannya, mengganggu kedamaiannya."Clara?"Clara menoleh.Itu Richard Listanto.Dia mengangguk dengan sopan, "Pak Richard.""Kenapa kamu sendirian di sini?"Clara menahan emosi di matanya dan tersenyum, "Aku keluar mau beli beberapa tanaman."Ketika Richard memandang sekelili

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 220

    Ini bukan pertanda baik.Jadi mereka ingin datang dan bicara dengannya.Ervan berkata, "Clara..."Sebelum Clara sempat bicara, Dylan tersenyum dan berkata, “Pak Ervan, apa Anda di sini untuk beri tahu semua orang tentang hubungan antara Anda dan Clara?”Senyum Ervan membeku, lalu dia berkata sambil tersenyum masam, "Pak Dylan, ada sesuatu yang ingin saya katakan pada Clara, apa Anda bisa..."Dylan bahkan tidak perlu menunggu Clara bicara. Dia berkata, "Kalau Pak Ervan mau semua orang tahu tentang hubungan kalian, silakan saja."Ervan tidak ingin menyinggung perasaan Dylan.Mendengar hal itu, dia tidak punya pilihan selain pergi bersama Lily.Namun, sebelum pergi, dia berkata pada Clara, "Nanti aku telepon kamu, ingat itu."Clara tidak mengatakan apa pun.Dia terlalu malas untuk memedulikannya.Sedangkan untuk panggilan telepon, dia tentu tidak akan angkat.Dylan merasa kesal, "Aku pengen banget terang-terangan lawan mereka."Clara juga ingin.Akan tetapi, ketika menyangkut dirinya dan

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 219

    Mereka menatap Edward, lalu Clara, lalu mengalihkan pandangan mereka ke Vanessa dan perlahan mengerutkan kening.Dalam keheningan, Edward tiba-tiba bertanya, "Kamu sudah lama nggak main catur?"Clara sedang membongkar taktiknya. Mendengarnya, Clara bahkan tidak mendongak dan hanya berkata, "Iya".Sejak menikah dengannya, Clara pada dasarnya tidak pernah bermain catur lagi.Edward berkata, "Pantas kelihatan agak kaku."Clara tidak menanggapinya dan fokus pada permainan catur.Situasinya tidak menguntungkan baginya sekarang.Tampaknya ada jalan keluar yang bagus di sisi Edward, tetapi faktanya, bidak catur tersembunyi yang telah diletakkannya mengintai di mana-mana, menunggu dia memakan umpan dan kemudian menjebaknya.Setelah berpikir sejenak, Clara menghindari jebakan yang telah dipasangnya dan melancarkan gerakan ke tempat lain.Situasinya akhirnya menjadi jelas lagi.Sekarang giliran Edward yang dirugikan.Edward mengangkat alisnya dan tersenyum. Setelah sekian lama, dia membuat langk

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 218

    Selanjutnya, dia mulai lebih memperhatikan Clara.Melihat Clara menghadang perangkap yang disebabkan oleh Edward dengan cara yang tidak dapat dibayangkannya, dia terkejut.Saat dia mendengar komentar Kakek Sony, hatinya merasa tidak senang.Clara sangat serius dan tidak memperhatikan hal lain. Satu-satunya hal yang ada dalam pikirannya adalah permainan catur di depannya.Dia telah menstabilkan situasi saat itu, tetapi dia tahu jika ingin menang, dia harus...Dia berhenti sejenak dan menatap Edward.Edward membuat gerakan lain.Clara menghentikan gerakannya.Ketika Kakek Leo melihat itu, dia tersenyum dan berkata, "Sungguh menakjubkan. Aku nggak sangka akan melihat permainan catur yang begitu menakjubkan di sini, dan yang bermain bahkan dua anak muda. Bagus, Bagus."Kakek Sony merasa dia berisik dan menyelanya, "Jangan bersuara!"Kakek Leo langsung terdiam.Setelah beberapa menit, Clara akhirnya mengembalikan keadaan, dia mulai bisa membalikkan situasi yang tidak menguntungkan.Dua meni

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 217

    Pada saat itu, Edward menjawabnya dan berkata, "Oke."Clara duduk di hadapannya.Setelah sempat terkejut, Vanessa segera tersadar dan ekspresinya segera kembali tenang.Setelah mengucapkan salam kepada Kakek Leo dan yang lainnya, dia beranjak dan berdiri di samping Edward.Faktanya, bukan hanya Dani, Keluarga Gori dan Sanjaya yang terkejut, Richard dan Kakek Leo juga cukup terkejut.Meskipun, Henry baru saja perkenalkan Clara kepada semua orang di ruang pameran.Akan tetapi, baik Richard maupun Kakek Leo tidak tahu banyak tentang Clara.Mereka hanya mendapat kesan Clara memiliki sifat lembut dan pendiam, dan tidak terlihat seperti orang yang suka pamer.Sekalipun dia tahu cara main catur, dia tidak terlihat seperti seseorang yang akan mengajukan diri dalam kesempatan seperti itu.Kakek Sony juga tidak mengenal Clara.Tetapi dia menyadari keberadaannya.Clara memiliki penampilan yang luar biasa dan karakter yang lembut dan baik, dia tampak seperti gadis berperilaku baik yang dibesarkan

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 216

    Kakek Sony tersenyum dan berkata, "Ini memang lumayan."Setelah berkata demikian, Kakek Sony bertanya, "Kenapa kamu ada di sini? Bukannya sedang melukis?""Apa karena khawatir kalau aku akan bilang kamu nggak memperlakukanmu dengan baik, jadi kamu datang ke sini untuk menemuiku?""Sudah sana, pergi lakukan urusanmu, jangan ganggu aku nonton catur."Namun, Kakek Leo tidak pergi.Ketika anggota Keluarga Gori dan Sanjaya mendengar Kakek Leo dan Kakek Sony memuji Vanessa, senyum mengembang di wajah mereka.Banyak orang di sana mengenal Vanessa.Banyak orang yang kagum sekaligus cemburu padanya.Itu karena Vanessa selain memiliki kecantikan dan kualifikasi akademis, dan sekarang dia telah menarik perhatian Kakek Leo dan Kakek Sony karena keterampilan caturnya.Terlebih lagi, Vanessa sangat dicintai oleh Edward karena pesonanya tersendiri, yang membuat Keluarga Sanjaya dan Keluarga Gori mudah naik ke tingkat sosial yang lebih tinggi.Siapa yang tidak menginginkan putri seperti dia?Seseorang

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status