Home / Romansa / Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku! / Bab 9. Akting yang Berbahaya

Share

Bab 9. Akting yang Berbahaya

Author: Nychinta
last update Last Updated: 2025-03-15 05:48:32
‘Astaga, Alisha! Kamu benar-benar gila!!!’ Alisha berteriak panik dalam hati. ‘Harusnya Pak Bos gak marah, kan?!’ tambahnya lagi. ‘Ini demi akting agar sukses, kan?!!’

Alisha kemudian melihat ke dalam mata Zayden yang saat ini tubuhnya sedikit menegang. Namun, Zayden masih tidak bereaksi lebih. Hanya tatapan matanya yang semakin dalam, menyapu wajah Alisha yang kini bersemu merah.

Alisha yang sadar kalau dia sudah kelewatan, berniat menarik dirinya mundur.

Namun, tangan kanan Zayden tiba-tiba menahan tengkuknya, membuat Alisha tidak bisa bergerak. Lalu, pria itu memiringkan kepalanya sedikit, dan mulai membalas, bahkan memperdalam ciuman mereka!

‘Apa yang–!’

Protesnya hanya tersangkut di tenggorokan ketika kehangatan yang menguar dari bibir pria itu mulai melumpuhkan kewarasannya. Sensasi itu mengalir deras, merampas akal sehatnya. Ia ingin berontak. Harusnya berontak. Tapi sial! Tubuhnya justru berkhianat. Ia larut dalam ciuman yang menuntut, seolah dunia hanya milik mereka berdua.
Nychinta

Hai semua! terima kasih kepada kalian yang sudah membaca cerita ini! sayang kalian banyak-banyak! Nanti Chinta akan mengusahakan update rutin. Dan untuk yang menjalankan ibadah puasa semoga puasanya lancar, ya!

| 17
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
SnN
seneng banget bacanya
goodnovel comment avatar
Nurliana Ali
sukaaa.... lanjut chinta
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 10. Bukan Sebuah Kontrak

    Pertanyaan Zayden yang tiba-tiba terlontar membuat Alisha membeku. Wanita itu menoleh cepat dengan bingung.“Hah?” Alisha tak bisa menyembunyikan sedikit rasa tersinggungnya.Zayden meliriknya sekilas, lalu berkata, “Apa aku salah?” Pria itu mendengus dingin dan menambahkan, “Berani menciumku di depan banyak orang seperti itu, kentara sekali kamu sangat profesional dan berpengalaman dalam hal ini, bukan begitu?” tanyanya. “Berapa banyak pria yang sudah kamu cium?”Mendengar kalimat Zayden dan juga nada bicara pria itu yang seakan merendahkan, membuat Alisha merasa emosinya membumbung tinggi.Kalau bukan karena dirinya terikat perjanjian untuk membantu Zayden, dan juga merasa kasihan dengan betapa pria itu disalahpahami, apa pria itu pikir Alisha akan nekat menciumnya!?Namun, Alisha tahu marah tidak ada gunanya, terutama karena bosnya ini adalah kulkas berjalan. Alhasil, dia hanya menjawab singkat, “Itu ciuman pertama saya.”CIIIT!“Aduh!”Rem yang diinjak kencang secara mendadak memb

    Last Updated : 2025-03-16
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 11. Seorang Adik

    “Ugh … aku kayaknya bisa mati muda deh …” gumam Alisha setengah menggeram selagi membaringkan kepalanya di atas meja kantor.Walau pagi ini dia mendapatkan tugas kantor yang lebih banyak dari biasanya, tapi Alisha tidak bisa fokus mengerjakan apa pun. Semua itu karena benaknya terus kembali ke percakapannya dengan Zayden di malam yang lalu.“Apa maksud Bapak pernikahan sesungguhnya? Bapak nggak berniat bercerai dengan saya setelah menikah?!” tanya Alisha malam itu.“Pernikahan bukan permainan. Orang waras mana yang akan menikah dan cerai semudah itu?” balas Zayden dengan wajah datarnya. Padahal, dia sendiri menawarkan pernikahan kepada orang tak dikenal hanya karena terpojok situasi!“Tapi–”“Pokoknya, saya nggak berniat menceraikan kamu setelah menikah. Kalau kamu keberatan, bisa saja kita batalkan semuanya, tapi kamu tetap saya pecat dan …” sebuah seringai terlukis di wajah Zayden, “...nanti kamu akan bermasalah dengan keluarga Wicaksana.”Mengingat pernyataan Zayden membuat Alisha m

    Last Updated : 2025-03-17
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 12. Fakta Tentang Alisha

    “Pengidap HIV?” Zayden tampak menautkan alis usai mendapatkan laporan lengkap dari asisten pribadinya. Setelah rapat panjang dengan beberapa petinggi perusahaan, Zayden ingin bicara langsung dengan Alisha mengenai rencana mereka selanjutnya. Akan tetapi, wanita itu malah meninggalkan perusahaan begitu saja dan pergi ke rumah sakit. Awalnya, Zayden ingin marah. Akan tetapi, begitu mendengar informasi yang Arsel dapatkan dari beberapa rekan kerja Alisha, pria itu mendapatkan kenyataan bahwa Alisha memiliki adik yang dirawat di rumah sakit. Kebetulan, rumah sakit tersebut milik keluarga Zayden dan dikelola oleh kakak tertuanya, Raka Wicaksana, jadi Arsel bisa melakukan investigasi dengan mudah mengenai adik Alisha ini. Dan yang mengejutkan adalah … adik Alisha, Nariza, yang baru menginjak umur 22 tahun, ternyata adalah salah satu pasien HIV. Zayden merasakan sesuatu yang aneh merayap di dadanya. Tidak nyaman. Namun, alih-alih memikirkan rasa itu lebih jauh, dia malah mengajukan per

    Last Updated : 2025-03-18
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 13. Berkah Berwujud Kutukan

    Di depan ICU, dari balik dinding kaca, mata Alisha sedang tertuju pada sosok yang terbaring di atas tempat tidur. Nariza. Dengan rambut panjang hitamnya yang terurai dan tubuh kurus yang tampak lunglai, Nariza tertidur di bawah efek sedasi. Wajahnya tenang, tapi terlalu pucat, membuat sesuatu dalam dada Alisha tersayat perih. Sejak kecil, Alisha tidak pernah tahu siapa orang tuanya. Dia dibuang di panti asuhan, tumbuh besar di sana tanpa kasih sayang ayah maupun ibu. Hanya ada ibu panti yang menjadi satu-satunya penyokongnya. Di tempat itu, banyak anak terbuang seperti dirinya—dititipkan karena ketidakmampuan ekonomi orang tua, lahir dari keluarga yang tidak utuh, atau korban kekerasan rumah tangga. Dan Nariza… Dialah satu-satunya yang benar-benar serupa dengan Alisha. Tidak ada yang tahu siapa orang tua kandungnya. Tidak ada nama. Tidak ada asal-usul. Nariza ditemukan begitu saja di teras panti, hanya dibungkus kain lusuh, dengan tali pusar yang masih belum lepas dar

    Last Updated : 2025-03-19
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 14. Calon Kakak Ipar

    Mendengar omongan Zayden, Alisha langsung panik. Selama ini, Nariza memang lebih sering menghabiskan waktu di rumah sakit karena penyakitnya, tapi … bukan berarti dirinya tidak pernah tahu sama sekali mengenai kehidupan sang kakak. Lagi pula, hampir setiap hari mereka meluangkan waktu berbagi cerita tentang hari-hari mereka. Oleh karena itu, kalau Zayden mendadak datang dan memperkenalkan diri sebagai calon suami Alisha, Nariza pasti sadar ada yang salah, terlebih ketika tahu betapa anti dirinya terhadap pernikahan! Di sisi lain, kalau Zayden tahu mengenai Nariza, juga penyakit yang diderita gadis itu, bukankah ada kemungkinan bahwa masa lalu mereka yang kelam akan terbongkar. Dan kalau masa lalu itu terbongkar … apakah Zayden tetap akan menerima Alisha di kantor? Bukankah pria itu akan merasa telah melibatkan diri dengan seseorang yang merepotkan dan ada potensi membatalkan perjanjian mereka? Itu berarti Alisha akan kehilangan penghasilan dan tidak lagi bisa menyokong pengobatan

    Last Updated : 2025-03-20
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 15. Orang untuk Mengunci Pergerakan

    Berjalan berdampingan dengan Zayden menuju ruang ICU, Alisha hanya terdiam dengan kepala menunduk. Sesekali, dia mencuri lihat terhadap Zayden, memerhatikan apakah pria itu marah karena sudah dibohongi olehnya.Akan tetapi, Zayden hanya bersikap tenang dan tidak berbicara, seakan Alisha tidak pernah sedikit pun berdosa padanya.Menepis situasi Zayden yang jelas tahu dirinya sudah berbohong, dalam hati sejujurnya Alisha sedikit bingung karena satu hal lain. Kenapa suster tadi semudah itu memberikan informasi Nariza kepada Zayden? Berdasarkan aturan, bukannya seharusnya sang suster memastikan dulu identitas Zayden sebelum memberikan informasi apa pun? Kalau sembarangan memberikan seperti tadi, bukankah itu pelanggaran privasi?! Apa keamanan rumah sakit besar ini benar-benar tidak bisa dipercaya?!Namun, belum sempat mendapatkan jawaban atas pertanyaan dirinya sendiri itu, Alisha dikejutkan oleh suara rendah yang tiba-tiba berkata, “Wicare Medika adalah salah satu usaha keluarga Wicaksa

    Last Updated : 2025-03-21
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 16. Sekutu dalam Rencana

    “Aku gak nyangka ternyata perjuangan Kak Zayden untuk mendapatkan Kak Al benar-benar luar biasa,” ucap Nariza dengan mata yang berkaca-kaca, dan suara yang masih terdengar lemah.Saat itu, Zayden baru saja selesai menceritakan tentang perjalanan ‘kisah cintanya’ dengan Alisha kepada Nariza, di mana memang Alisha mengatakan untuk tidak mengungkapkan hubungan mereka dulu dengan banyak orang, termasuk orang-orang terdekat.Hal ini tentu membuat Nariza terharu, apalagi Zayden menceritakan bagaimana dirinya tak peduli dianggap menyimpang oleh banyak orang, termasuk keluarganya sendiri.Duduk di kursi yang disediakan pihak rumah sakit, Zayden memasang wajah memelas dan berdongeng dengan suara lembut untuk Nariza, sesuatu yang membuat Alisha nyaris pingsan karena mengira bosnya kemasukan arwah orang lain.“Perjuanganku sama sekali bukan apa-apa. Tidak sebanding sedikit pun dengan perjuangan kakakmu mencapai titik karirnya yang cemerlang seperti sekarang,” balas Zayden dengan senyuman yang men

    Last Updated : 2025-03-22
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 17. Perasaan Ini ...?

    Namun, bila dipikir-pikir, Zayden memang sudah bertekad akan menikahi Alisha. Terlepas dari mereka saling mencintai atau tidak, selama Alisha bisa bekerja sama dengannya, tentu dia akan menjaga dan menjadikan wanita itu tanggung jawabnya. Demikian, untuk menenangkan hati Nariza, yang bisa Zayden lihat tidak berada dalam kondisi baik, pria itu tersenyum dan menjawab, “Tentu.” Setelah pergi meninggalkan Nariza dan berjalan menjauhi ruang perawatan itu, Zayden berjalan berdampingan dengan Alisha yang tampak memasang wajah keruh. Menyadari itu, Zayden pun bertanya, “Apa lagi masalahmu kali ini?” Alisha tersenyum agak mengejek. “Oh, nggak. Lagi berpikir aja tentang bagaimana luar biasanya talenta Pak Bos.” Alis kanan Zayden terangkat, mempertanyakan maksud Alisha. “Yaa, bukan cuma mahir bisnis, tapi ternyata pintar bersandiwara, sudah seperti aktor berbakat!” Alisha menatap Zayden lurus dan lanjut berujar dengan nada sarkas, “Ah … jangan-jangan selama ini yang punya pekerjaan

    Last Updated : 2025-03-23

Latest chapter

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 47. Apa Berubah Selera?

    Di dalam kendaraan yang membawanya pulang kembali ke kantor Zayden mengirimkan pesan singkat itu pada Alisha, dan tidak berselang lama, wanita itu membalasnya.[“Baiklah! Sore nanti pulang kantor aku akan pergi ke rumah sakit dulu untuk menjenguk Nariza.”]Hanya saja Zayden membacanya dengan wajah datar dan tanpa ekspresi berarti.“Tuan, untuk pengerjaan interior apartemen Anda bisa diselesaikan seluruhnya dalam waktu dua hari lagi dan paling lama bisa tiga hari lagi.” Ucapan Arsel barusan membuat Zayden mengalihkan perhatiannya dari ponsel itu dan segera memasukkan benda pipih itu ke dalam sakunya.“Tidak masalah, yang jelas kamar untuk Nariza selesaikan lebih cepat, karena dokter yang merawatnya mengatakan padaku kalau anak itu sudah bisa pulang besok.” Zayden berkata dengan tenang.“Untuk kamar, sudah saya katakan pada pemborong untuk mempercepatnya, kemungkinan hari ini semuanya sudah rampung.” Arsel langsung memberikan keterangannya.Zayden mengangguk singkat. “Alisha … apa dia a

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 46. Laporan ...?

    “Apa kamu bilang?!”Zayden mengembuskan napas dalam sambil menggeleng pelan, seolah menertawakan sesuatu yang hanya bisa ia mengerti. Senyumnya mengembang tipis, nyaris mengejek, namun tak sepenuhnya dingin. Ia menatap Alisha dengan ekspresi geli. Lagipula, apa yang dalam pikiran Zayden tentu saja berbeda dengan Alisha.“Alisha, sudah kukatakan ini tidak sesederhana itu,” ujarnya tenang, matanya menelusuri wajah polos Alisha yang masih penuh rasa penasaran.‘Tentu saja tidak sederhana… karena kamu tidak suka wanita!’ seru Alisha dalam hati. Tapi dia menahan diri untuk tidak mengatakannya. Ia tidak ingin menyakiti Zayden atau membuatnya merasa tersudut dengan ‘kelainannya’.“Aku hanya mengatakan hal yang paling mungkin saja, lagi pula alasan nenekmu tidak suka denganku sangat logis, karena aku ini bukan siapa-siapa. Seharusnya yang menjadi pendampingmu setidaknya orang yang satu level dan satu lingkungan dengan keluargamu.” Alisha mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya kepada Zayde

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 45. Bukti yang Tak Terbantahkan

    Sudah hampir pukul setengah satu malam, tetapi Alisha masih betah berlama-lama di lantai bawah. Tangannya sibuk merapikan barang bawaan dan menata belanjaannya, meski sebenarnya pekerjaan itu bisa selesai jauh lebih cepat. Namun, dia sengaja memperlambat gerakannya—berpura-pura sibuk demi menghindari satu hal: menatap mata Zayden. Sejak insiden tadi, tubuhnya terasa panas dingin, dan jantungnya tak berhenti berdebar.“A-apa yang kamu lakukan barusan?” Suara Zayden terdengar datar saat itu, namun cukup untuk memecah keheningan yang sempat tercipta karena ulahnya itu. Nada terkejutnya begitu jelas, sama bingungnya dengan apa yang dirasakan Alisha.Alisha jelas panik. “Itu tadi … cuma ungkapan terima kasih! Iya, terima kasih aja!” jawabnya tergagap, tak berani menatap wajah pria itu. Wajahnya sudah memerah karena malu. Tanpa berpikir panjang, dia segera berbalik dan menjauhi Zayden, sibuk dengan barang-barang miliknya yang diletakkan oleh Zayden di ruang tengah.‘Alisha kamu benar-benar g

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 44. Terima Kasih

    Alisha berkedip pelan, matanya masih berat oleh kantuk. Tapi ada sorot aneh di matanya—bukan sepenuhnya sadar, tapi cukup membuat Zayden menahan napas. Tatapan itu ... seperti menggambarkan sesuatu yang seharusnya tak tertangkap. Seperti mendengar bisikan yang tak ditujukan untuknya. “Kamu …,” gumam Alisha, suaranya serak dan pelan, seolah hendak mengulang potongan kalimat yang baru saja melayang di telinganya. Zayden membeku. Mata Alisha menatap lurus ke arah Zayden. “Kamu bilang aku pasti melin—” Tok! Panik singkat membuat Zayden tanpa pikir panjang menyentil kening Alisha dengan sedikit keras. “Aw!” Alisha meringis pelan, tangannya spontan menutup keningnya yang memerah. “Apa-apaan sih?!” protesnya dengan wajah kesal, matanya kini terbuka lebar karena rasa nyeri di keningnya akibat sentilan yang dibuat oleh zayden barusan. Zayden pura-pura bersikap santai, padahal jelas gugup. Ia mengangkat bahu, acuh. “Kamu mengigau, jadi aku bantu bangunin. Daripada kamu mimpi bica

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 43. Melindungimu

    Begitu duduk di dalam mobil, Alisha memejamkan mata sejenak, menarik napas dalam, lalu mengembuskannya perlahan lewat mulut. “Hmm... lumayan lega,” gumamnya pelan, mencoba menenangkan diri akibat dari tekanan yang dia terima dari nenek Zayden tadi. Tapi ketenangannya hanya bertahan sekejap. Saat membuka mata dan melihat ke arah Zayden—pria itu melihatnya dengan sorot mata gelap penuh tekanan—tubuhnya spontan berlonjak karena terkejut. “Ya ampun! Kaget tahu! Muka kamu serem banget kayak ib ….” sadar kalau mulutnya nyaris melakukan kesalahan Alisha langsung merapatkan bibirnya dan tidak meneruskan kalimatnya. “Apa?” Zayden berkata dengan nada dingin. “Mau mengatakan aku ini seperti iblis?” lanjut pria itu lagi. “Itu ….” Alisha langsung menunduk dan memainkan ujung-ujung jarinya, karena merasa bersalah sudah keterlaluan bicara dengan bahasa yang tidak pantas pada atasanya dan juga ‘suami’-nya itu. “Atau … mau mengatakan kalau kamu tidak suka wajah dinginku karena terlihat sepe

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 42. Istri yang Tahu Cara Bermain

    Suasana mendadak hening sejenak sesaat setelah Helena mengatakan hal itu. Helena mengundang Alisha untuk makan malam di rumahnya? Hal ini jelas membuat Zayden menatap Helena dengan cukup dalam. “Mengenalnya lebih dalam?” pertanyaan yang keluar dari mulut Zayden ini terkesan sangat dingin sekali.Helena mengangguk memastikan. “Tidak perlu mengenalnya lebih dalam, lagipula bukankah Anda punya pekerjaan yang lebih penting daripada sekedar mengurusi masalah pernikahanku ini.” Zayden jelas menolak perintah Helena tersebut.Akan tetapi Helena tersenyum tipis dan melihat ke arah Alisha dengan tatapan yang cukup tajam.“Alisha kan namamu?” Helena berkata pada Alisha.Alisha mengangguk pelan, saat mata tajam Helena tertuju padanya.“Aku mengundangmu ke kediamanku besok. Seharusnya, kamu tidak menolak ajakan dari tetua keluarga besar suamimu, kan?” Pertanyaan itu terdengar sedikit menekan.Zayden kembali ingin menjawab, hanya saja Alisha mengeratkan genggaman tangan mereka untuk membuatnya dia

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 41. Ingin Tahu Lebih Banyak

    Helena Wijaya, satu-satunya pewaris tunggal keluarga Wijaya. Pernikahannya dengan Henry Wicaksana-kakek Zayden-putra dari keluarga Wicaksana membuat bisnis kedua keluarga ini kian membesar. Insting bisnisnya cukup kuat, dan keputusan yang dia buat nyaris tidak pernah meleset. Dia tidak kalah hebat dengan suaminya dalam membesarkan bisnis mereka, hanya saja sejak beberapa bulan yang lalu, kondisi kesehatan Henry mengalami penurunan hingga akhirnya membuat Helena harus menetap sementara di luar negeri demi memastikan semuanya tetap berjalan stabil—baik bisnis, maupun kesehatan sang suami. Kini, di ruang yang sama, Alisha saat ini sudah duduk di samping Zayden. Tangan pria itu masih menggenggam tangan Alisha erat, seolah tak ingin melepaskannya. Akan tetapi, perhatian Alisha teralih bukan pada genggaman itu, melainkan pada interaksi diam-diam yang terjadi antara Zayden dan Helena. Ada sesuatu yang terasa janggal. Apalagi ketika Zayden menyapa neneknya dengan sebutan formal—“Nyonya

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 40. Ternyata Dia ....

    Zayden mendadak terdiam. Rahangnya mengeras, dan seulas senyum masam terbit di wajahnya, lebih mirip seringai kecut daripada tawa. Sorot matanya meredup sejenak, seolah menahan sesuatu yang tidak ingin ia ungkap. Ada kilatan tidak suka di matanya, meski mencoba menutupinya dengan sikap acuh. “Jangan banyak tanya,” ujarnya akhirnya, nada suaranya datar namun mengandung tekanan. “Makan saja. Nanti kamu akan tahu sendiri.” Mendapatkan respons yang seperti itu dari Zayden mendadak Alisha tersadar akan sesuatu. ‘Mana mungkin juga Zayden punya pacar, kan? Bukannya dia ini menyimpang!’ Alisha lalu melanjutkan makannya dengan cukup santai sambil menertawai canggung kebodohannya yang berkata hal itu pada Zayden. Namun, jauh di dalam lubuk hati Alisha, ada perasaan tidak enak. Kalau bukan persoalan mantan pacar, maka … kiranya siapa yang mampu membuat Zayden mengeluarkan ekspresi seperti itu? *** Sepanjang perjalanan mereka tidak terlibat percakapan yang cukup serius, pun Alisha

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 39. Apa Dia Mantan?

    Daripada bertanya maksud Zayden, Alisha lebih tertarik untuk tahu tentang pria itu.“Kamu nggak apa-apa?” tanyanya hati-hati.Zayden kembali duduk tanpa menjawab, pandangannya kosong. Jemarinya menaut di atas meja. Alisha bisa melihat betapa pria itu sedang menahan sesuatu. Sesuatu yang besar.Setelah pelayan mengantarkan pesanan makanan mereka yang terakhir, akhirnya Zayden berkata, “Besok, aku akan pergi lebih pagi, aku akan ke rumah mama lebih dulu.” Rasa penasaran ini makin menjadi-jadi hingga akhirnya Alisha tidak tahan untuk bertanya tanpa basa-basi lagi. “Kuperhatikan sejak mendapatkan telepon tadi, kamu menjadi gelisah, apa aku boleh tahu siapa yang menghubungimu?” Zayden menghentikan gerakan tangannya yang akan menyuapkan makanannya ke dalam mulut. Terlihat seperti sedang berpikir. “Itu bukan apa-apa,” jawabnya singkat, tetapi jelas saja itu tidak membuat Alisha puas.Wanita itu terlihat mendesah berat dan meletakkan sendok dan garpunya. “Bukan apa-apa tapi wajahmu kentara s

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status