Share

Bab 11. Seorang Adik

Author: Nychinta
last update Last Updated: 2025-03-17 06:39:09
“Ugh … aku kayaknya bisa mati muda deh …” gumam Alisha setengah menggeram selagi membaringkan kepalanya di atas meja kantor.

Walau pagi ini dia mendapatkan tugas kantor yang lebih banyak dari biasanya, tapi Alisha tidak bisa fokus mengerjakan apa pun. Semua itu karena benaknya terus kembali ke percakapannya dengan Zayden di malam yang lalu.

“Apa maksud Bapak pernikahan sesungguhnya? Bapak nggak berniat bercerai dengan saya setelah menikah?!” tanya Alisha malam itu.

“Pernikahan bukan permainan. Orang waras mana yang akan menikah dan cerai semudah itu?” balas Zayden dengan wajah datarnya. Padahal, dia sendiri menawarkan pernikahan kepada orang tak dikenal hanya karena terpojok situasi!

“Tapi–”

“Pokoknya, saya nggak berniat menceraikan kamu setelah menikah. Kalau kamu keberatan, bisa saja kita batalkan semuanya, tapi kamu tetap saya pecat dan …” sebuah seringai terlukis di wajah Zayden, “...nanti kamu akan bermasalah dengan keluarga Wicaksana.”

Mengingat pernyataan Zayden membuat Alisha m
Nychinta

Hehm ... kira-kira gimana nih kelanjutannya 😂😂😂 Yuklah share dulu ceritanya, buat review di halaman depannya dong temen-temennya chinta tersayang... hehehe Sayang kalian banyak-banyak! Selamat menjalankan ibadah puasa, ya! Terima kasih untuk kalian yang terus membaca dan mendukung cerita Chinta ya!

| 17
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Nychinta
gimana hayoooo...
goodnovel comment avatar
Nychinta
mudah2an ya Kak... heheheh
goodnovel comment avatar
Nychinta
hayooo kejutannya apaaaaa yaaa... ditunggu ya updatenya.. heheh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 12. Fakta Tentang Alisha

    “Pengidap HIV?” Zayden tampak menautkan alis usai mendapatkan laporan lengkap dari asisten pribadinya. Setelah rapat panjang dengan beberapa petinggi perusahaan, Zayden ingin bicara langsung dengan Alisha mengenai rencana mereka selanjutnya. Akan tetapi, wanita itu malah meninggalkan perusahaan begitu saja dan pergi ke rumah sakit. Awalnya, Zayden ingin marah. Akan tetapi, begitu mendengar informasi yang Arsel dapatkan dari beberapa rekan kerja Alisha, pria itu mendapatkan kenyataan bahwa Alisha memiliki adik yang dirawat di rumah sakit. Kebetulan, rumah sakit tersebut milik keluarga Zayden dan dikelola oleh kakak tertuanya, Raka Wicaksana, jadi Arsel bisa melakukan investigasi dengan mudah mengenai adik Alisha ini. Dan yang mengejutkan adalah … adik Alisha, Nariza, yang baru menginjak umur 22 tahun, ternyata adalah salah satu pasien HIV. Zayden merasakan sesuatu yang aneh merayap di dadanya. Tidak nyaman. Namun, alih-alih memikirkan rasa itu lebih jauh, dia malah mengajukan per

    Last Updated : 2025-03-18
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 13. Berkah Berwujud Kutukan

    Di depan ICU, dari balik dinding kaca, mata Alisha sedang tertuju pada sosok yang terbaring di atas tempat tidur. Nariza. Dengan rambut panjang hitamnya yang terurai dan tubuh kurus yang tampak lunglai, Nariza tertidur di bawah efek sedasi. Wajahnya tenang, tapi terlalu pucat, membuat sesuatu dalam dada Alisha tersayat perih. Sejak kecil, Alisha tidak pernah tahu siapa orang tuanya. Dia dibuang di panti asuhan, tumbuh besar di sana tanpa kasih sayang ayah maupun ibu. Hanya ada ibu panti yang menjadi satu-satunya penyokongnya. Di tempat itu, banyak anak terbuang seperti dirinya—dititipkan karena ketidakmampuan ekonomi orang tua, lahir dari keluarga yang tidak utuh, atau korban kekerasan rumah tangga. Dan Nariza… Dialah satu-satunya yang benar-benar serupa dengan Alisha. Tidak ada yang tahu siapa orang tua kandungnya. Tidak ada nama. Tidak ada asal-usul. Nariza ditemukan begitu saja di teras panti, hanya dibungkus kain lusuh, dengan tali pusar yang masih belum lepas dar

    Last Updated : 2025-03-19
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 14. Calon Kakak Ipar

    Mendengar omongan Zayden, Alisha langsung panik. Selama ini, Nariza memang lebih sering menghabiskan waktu di rumah sakit karena penyakitnya, tapi … bukan berarti dirinya tidak pernah tahu sama sekali mengenai kehidupan sang kakak. Lagi pula, hampir setiap hari mereka meluangkan waktu berbagi cerita tentang hari-hari mereka. Oleh karena itu, kalau Zayden mendadak datang dan memperkenalkan diri sebagai calon suami Alisha, Nariza pasti sadar ada yang salah, terlebih ketika tahu betapa anti dirinya terhadap pernikahan! Di sisi lain, kalau Zayden tahu mengenai Nariza, juga penyakit yang diderita gadis itu, bukankah ada kemungkinan bahwa masa lalu mereka yang kelam akan terbongkar. Dan kalau masa lalu itu terbongkar … apakah Zayden tetap akan menerima Alisha di kantor? Bukankah pria itu akan merasa telah melibatkan diri dengan seseorang yang merepotkan dan ada potensi membatalkan perjanjian mereka? Itu berarti Alisha akan kehilangan penghasilan dan tidak lagi bisa menyokong pengobatan

    Last Updated : 2025-03-20
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 15. Orang untuk Mengunci Pergerakan

    Berjalan berdampingan dengan Zayden menuju ruang ICU, Alisha hanya terdiam dengan kepala menunduk. Sesekali, dia mencuri lihat terhadap Zayden, memerhatikan apakah pria itu marah karena sudah dibohongi olehnya.Akan tetapi, Zayden hanya bersikap tenang dan tidak berbicara, seakan Alisha tidak pernah sedikit pun berdosa padanya.Menepis situasi Zayden yang jelas tahu dirinya sudah berbohong, dalam hati sejujurnya Alisha sedikit bingung karena satu hal lain. Kenapa suster tadi semudah itu memberikan informasi Nariza kepada Zayden? Berdasarkan aturan, bukannya seharusnya sang suster memastikan dulu identitas Zayden sebelum memberikan informasi apa pun? Kalau sembarangan memberikan seperti tadi, bukankah itu pelanggaran privasi?! Apa keamanan rumah sakit besar ini benar-benar tidak bisa dipercaya?!Namun, belum sempat mendapatkan jawaban atas pertanyaan dirinya sendiri itu, Alisha dikejutkan oleh suara rendah yang tiba-tiba berkata, “Wicare Medika adalah salah satu usaha keluarga Wicaksa

    Last Updated : 2025-03-21
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 16. Sekutu dalam Rencana

    “Aku gak nyangka ternyata perjuangan Kak Zayden untuk mendapatkan Kak Al benar-benar luar biasa,” ucap Nariza dengan mata yang berkaca-kaca, dan suara yang masih terdengar lemah.Saat itu, Zayden baru saja selesai menceritakan tentang perjalanan ‘kisah cintanya’ dengan Alisha kepada Nariza, di mana memang Alisha mengatakan untuk tidak mengungkapkan hubungan mereka dulu dengan banyak orang, termasuk orang-orang terdekat.Hal ini tentu membuat Nariza terharu, apalagi Zayden menceritakan bagaimana dirinya tak peduli dianggap menyimpang oleh banyak orang, termasuk keluarganya sendiri.Duduk di kursi yang disediakan pihak rumah sakit, Zayden memasang wajah memelas dan berdongeng dengan suara lembut untuk Nariza, sesuatu yang membuat Alisha nyaris pingsan karena mengira bosnya kemasukan arwah orang lain.“Perjuanganku sama sekali bukan apa-apa. Tidak sebanding sedikit pun dengan perjuangan kakakmu mencapai titik karirnya yang cemerlang seperti sekarang,” balas Zayden dengan senyuman yang men

    Last Updated : 2025-03-22
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 17. Perasaan Ini ...?

    Namun, bila dipikir-pikir, Zayden memang sudah bertekad akan menikahi Alisha. Terlepas dari mereka saling mencintai atau tidak, selama Alisha bisa bekerja sama dengannya, tentu dia akan menjaga dan menjadikan wanita itu tanggung jawabnya. Demikian, untuk menenangkan hati Nariza, yang bisa Zayden lihat tidak berada dalam kondisi baik, pria itu tersenyum dan menjawab, “Tentu.” Setelah pergi meninggalkan Nariza dan berjalan menjauhi ruang perawatan itu, Zayden berjalan berdampingan dengan Alisha yang tampak memasang wajah keruh. Menyadari itu, Zayden pun bertanya, “Apa lagi masalahmu kali ini?” Alisha tersenyum agak mengejek. “Oh, nggak. Lagi berpikir aja tentang bagaimana luar biasanya talenta Pak Bos.” Alis kanan Zayden terangkat, mempertanyakan maksud Alisha. “Yaa, bukan cuma mahir bisnis, tapi ternyata pintar bersandiwara, sudah seperti aktor berbakat!” Alisha menatap Zayden lurus dan lanjut berujar dengan nada sarkas, “Ah … jangan-jangan selama ini yang punya pekerjaan

    Last Updated : 2025-03-23
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 18. Karena Kamu Menyukaiku

    Keesokan harinya di kantor. Alisha melipat tangannya di depan dada, memandang layar komputernya yang menyala dengan tatapan kosong. Pikirannya melayang-layang memikirkan hubungannya dengan Zayden yang terbilang cukup rumit dan kompleks. Tidak bisa berjalan maju, dan juga putar arah. “Al!” Tika menepuk pelan pundak Alisha, membuat seketika lamuannya buyar. Wajah Tika tampak memelas. “Kamu marah sama aku, ya?!” Matanya sedikit berkaca-kaca. “Hah?” Alisha bingung. “Kenapa aku harus marah?” Tika terisak sekali, menahan diri dari menangis dan memasang wajah tidak enak. “Soalnya … soalnya aku yang kasih tahu Pak Arsel tentang Nariza. Kudengar waktu itu, Pak Zayden langsung pergi dari kantor untuk menegurmu karena itu.” Mendengar pengakuan Tika, Alisha pun sekarang paham dari mana Zayden bisa mengetahui tentang Nariza. Ternyata, ini toh dalangnya. Tapi sepertinya Zayden tidak langsung menemuinya, ada jarak hari dari dia izin dan bertemu Zayden di rumah sakit. Apa mungkin pria itu me

    Last Updated : 2025-03-24
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 19. Kamu Malu Menjadi Istriku?

    Reaksi besar kedua wanita itu membuat beberapa rekan kerja yang sedari tadi sudah memerhatikan langsung menahan tawa, bahkan Arsel, si asisten dingin di samping Zayden, yang biasanya dingin sekalipun turut serta!Salah sendiri ribut-ribut di kantor, membicarakan bos besar pula!Di sisi lain, Zayden menautkan alis dan menatap tajam kedua karyawannya itu. “Ini jam kerja ‘kan? Siapa yang suruh kalian bercanda?” tegurnya.Cepat-cepat, Alisha dan Tika memisahkan diri dan menundukkan kepala. “Maaf, Pak ….”Dalam hati, Alisha memaki dirinya sendiri karena bisa ikut terpancing tempo Tika. Namun, dibandingkan takut dimarahi Zayden, dia lebih takut pria itu mendengar kalimat Tika mengenai bagaimana ada kemungkinan dia suka dengan Zayden!Mau ditaruh mana mukanya kalau si bos besar dengar omong kosong itu?!Namun, nasib sedang tidak berpihak pada Alisha, karena detik berikutnya Zayden berkata, “Kamu!” Dia menunjuk Alisha. “Karena kamu suka sekali sepertinya dengan saya, sini ikut ke ruangan!”Men

    Last Updated : 2025-03-25

Latest chapter

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   bab 53. Tekanan Terhadap Alisha

    “Kenapa menatapku begitu?” tanya Zayden.Alisha masih terpaku, pandangannya menjadi sangat rumit saat melihat Zayden. Kepalanya sangat berisik tentang banyak hal yang mungkin akan terjadi nanti.Ucapan Zayden sebelumnya memang membuatnya lega kalau Zayden akan ada di pihaknya, namun di sisi lain, keteledorannya itu bisa membawanya ke pusaran permasalahan yang pasti melibatkan reputasi Zayden.Ya, tentu saja itu pasti berpengaruh pada reputasi Zayden. Apalagi kalau hal ini sampai diketahui oleh keluarga besar Zayden yang notabe-nya adalah orang-orang terpandang dan memiliki kekuatan besar. Hanya karena dirinya, sudah barang tentu Zayden akan mendapatkan penghinaan.“Apalagi yang kamu khawatirkan saat ini?” tanya Zayden lagi, karena Alisha terlihat memikirkan sesuatu.“Nanti … apa … masalahku ini akan membuat reputasimu buruk?” tanya Alisha ragu.Zayden menanggapinya dengan datar. “Reputasiku tidak tergantung dengan apa yang kamu lakukan. Kamu tenang saja! Lagipula, kamu tidak mau kalau

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   bab 52. Aku Ada Di Belakangmu

    Tama Halim, CEO sebelumnya, tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Tanpa ada penunjukan pejabat sementara, posisi tertinggi di perusahaan langsung diserahkan kepada Zayden—lewat proses cepat dan tidak biasanya.Dengan mengesampingkan alasan penunjukan yang dikaitkan dengan Alisha, kenyataannya, papa Zayden seolah melihat kesempatan emas. Seperti mendapatkan jackpot, pria itu mendapatkan alasan kuat lain untuk menempatkan Zayden di perusahaan yang saat itu sudah berada di ambang kehancuran.“Tama Halim,” ulang Zayden datar. “Kenapa kamu bisa mengatakan demikian?” tanya Zayden lagi dengan tatapan menyelidik.“Dia memanggilku secara khusus ke ruangannya, dia tahu kalau aku punya pekerjaan lain sebagai pembuat video iklan. Dia menyuruhku untuk membuat video iklan perusahaan dengan tawaran yang menarik, dan sialnya setelah semuanya selesai dia membatalkannya secara sepihak!” Alisha berkata dengan memperlihatkan wajah kesalnya.Zayden mengangguk-anggukan kepalanya beberapa kali. “Tapi … bukannya

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 51. Bantu Karier Suamimu

    Mendengar kalimat yang keluar dari mulut Zayden barusan, jelas membuat tubuh Alisha membeku. CEMBURU?! MANA MUNGKIN!“Cemburu, kamu bilang?! Aduh yang bener aja!” Alisha mendengkus.“Lagian kamu bilang mau bertemu dengan ketua audit, terus kenapa kamu tiba-tiba bertemu dengan mama di sana?” lanjut Alisha lagi.Zayden membuka kelopak matanya lagi dan melihat tajam ke arah Alisha yang saat ini sedang bersungut dengan suara samar. Pria itu lalu menghela napas dalam. Dia kembali duduk hingga membuat posisi keduanya saling berhadapan saat ini.“Alisha, katakan padaku, apa mencampuri urusan masing-masing itu ada dalam poin perjanjian kita?” Pertanyaan dari Zayden tentu membuat Alisha terdiam.“Ingat, poin itu juga kamu yang menambahkannya.” Zayden kembali melanjutkan.Tiba-tiba tubuh Alisha mendadak beku. Benar, dia yang menambahkan poinnya, saat itu, isi perjanjian pernikahan dari Zayden sangat sederhana, hanya saja semua poin itu tampak abu-abu dan kurang jelas untuk Alisha, jadi dia mena

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 50. Apa Kamu Cemburu Alisha?

    Terdengar dengkuran halus tak lama setelah Alisha melontarkan kalimat manja itu. Tapi Zayden bukanlah pria yang bisa dibodohi semudah itu. Sebelah sudut bibirnya terangkat. Tangannya yang semula menahan tubuh agar tak sepenuhnya menindih Alisha, perlahan dilepaskannya, membuat tubuhnya kini benar-benar menghimpit wanita itu.Lalu, dengan suara rendah dan napas hangat yang menyapu helai rambut Alisha, ia berbisik pelan di telinganya, “Berhenti bermain dan bangunlah.”Tak ada respons. Kelopak mata Alisha tetap terpejam, napasnya tetap teratur seolah ia benar-benar masih tertidur.Zayden menarik napas panjang, berusaha menahan diri. Namun jemarinya mulai bergerak. Perlahan menyusuri garis wajah Alisha, turun ke dagu, mengarah ke leher, dan sempat bermain sejenak di sekitar tulang selangka. Sentuhannya tak menekan, tapi cukup membuat detak jantung siapa pun tak akan tenang.“Bangunlah, atau aku akan umumkan siapa sebenarnya istriku pada semua orang,” ucapnya dingin, namun dengan tekanan ya

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 49. Kamu Dengan Siapa?

    Sudah untuk yang keberapa kali, Alisha mondar-mandir di dalam kamar. Gelisah. Matanya melirik ke arah jam dinding. Sudah lewat pukul sepuluh malam.Bayangan video itu kembali melintas di benaknya, memutar ulang tanpa izin. Zayden yang tertawa pelan, senyumnya begitu lebar saat memotong makanan di piringnya lalu menukarnya dengan piring wanita lain di seberangnya. Gerakan yang lembut, penuh perhatian. Persis seperti adegan romansa di drama seri maupun cerita novel yang dia saksikan.“Lagi pula, apa peduliku?” gumamnya sambil mengerucutkan bibir, lebih untuk meyakinkan diri daripada menjawab pikirannya sendiri.Dengan cepat ia meraih ponselnya dari atas meja, mengecek layar yang masih sepi. Tidak ada notifikasi apa pun.“Dia ke mana, sih?” gumamnya pelan.Jarinya sempat melayang di atas layar, ragu-ragu mengetik pesan. Tapi akhirnya diurungkan.“Kalau aku hubungin sekarang... ganggu gak, ya?” tanyanya pada diri sendiri. Lalu buru-buru menggeleng. “Nggak, nggak. Nggak usah. Jangan berlebi

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 48. Interaksi Itu ....

    Setelah pulang bekerja, seperti yang dikatakan Alisha pada Zayden, kalau dia akan mengunjungi Nariza sore ini.Taksi yang membawanya ke rumah sakit sudah sampai.Dengan langkah cepat dia segera ke kamar perawatan Nariza, benar saja seperti perkiraannya, Dokter Hari yang merawat Nariza baru saja keluar dari kamar perawatan Nariza.“Alisha, apa kabar?” tanya dokter Hari berbasa-basi.“Sangat baik, Dok.” Alisha tersenyum lebar. “Nariza, bagaimana, Dok?” Tentu Alisha cukup bersemangat sekarang ini.“Tinggal menjalankan satu kali lagi pemeriksaan besok, kalau hasilnya bagus bisa langsung pulang.” Dokter Hari berkata dengan senyum lebar di wajahnya.“Beneran, Dok?” Alisha berkata dengan nada takjub.“Ya bener dong masa bohongan. Saya yakin hasilnya jauh lebih baik. Saya berharap Mudah-mudahan dia bisa terus mempertahankan keadaannya minimal seperti saat ini.” Dokter Hari berkata tenang, tetapi jelas memberikan kesan sangat bermakna dalam kalimatnya itu.“Aku percaya Nariza pasti bisa lebih b

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 47. Apa Berubah Selera?

    Di dalam kendaraan yang membawanya pulang kembali ke kantor Zayden mengirimkan pesan singkat itu pada Alisha, dan tidak berselang lama, wanita itu membalasnya.[“Baiklah! Sore nanti pulang kantor aku akan pergi ke rumah sakit dulu untuk menjenguk Nariza.”]Hanya saja Zayden membacanya dengan wajah datar dan tanpa ekspresi berarti.“Tuan, untuk pengerjaan interior apartemen Anda bisa diselesaikan seluruhnya dalam waktu dua hari lagi dan paling lama bisa tiga hari lagi.” Ucapan Arsel barusan membuat Zayden mengalihkan perhatiannya dari ponsel itu dan segera memasukkan benda pipih itu ke dalam sakunya.“Tidak masalah, yang jelas kamar untuk Nariza selesaikan lebih cepat, karena dokter yang merawatnya mengatakan padaku kalau anak itu sudah bisa pulang besok.” Zayden berkata dengan tenang.“Untuk kamar, sudah saya katakan pada pemborong untuk mempercepatnya, kemungkinan hari ini semuanya sudah rampung.” Arsel langsung memberikan keterangannya.Zayden mengangguk singkat. “Alisha … apa dia a

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 46. Laporan ...?

    “Apa kamu bilang?!”Zayden mengembuskan napas dalam sambil menggeleng pelan, seolah menertawakan sesuatu yang hanya bisa ia mengerti. Senyumnya mengembang tipis, nyaris mengejek, namun tak sepenuhnya dingin. Ia menatap Alisha dengan ekspresi geli. Lagipula, apa yang dalam pikiran Zayden tentu saja berbeda dengan Alisha.“Alisha, sudah kukatakan ini tidak sesederhana itu,” ujarnya tenang, matanya menelusuri wajah polos Alisha yang masih penuh rasa penasaran.‘Tentu saja tidak sederhana… karena kamu tidak suka wanita!’ seru Alisha dalam hati. Tapi dia menahan diri untuk tidak mengatakannya. Ia tidak ingin menyakiti Zayden atau membuatnya merasa tersudut dengan ‘kelainannya’.“Aku hanya mengatakan hal yang paling mungkin saja, lagi pula alasan nenekmu tidak suka denganku sangat logis, karena aku ini bukan siapa-siapa. Seharusnya yang menjadi pendampingmu setidaknya orang yang satu level dan satu lingkungan dengan keluargamu.” Alisha mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya kepada Zayde

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 45. Bukti yang Tak Terbantahkan

    Sudah hampir pukul setengah satu malam, tetapi Alisha masih betah berlama-lama di lantai bawah. Tangannya sibuk merapikan barang bawaan dan menata belanjaannya, meski sebenarnya pekerjaan itu bisa selesai jauh lebih cepat. Namun, dia sengaja memperlambat gerakannya—berpura-pura sibuk demi menghindari satu hal: menatap mata Zayden. Sejak insiden tadi, tubuhnya terasa panas dingin, dan jantungnya tak berhenti berdebar.“A-apa yang kamu lakukan barusan?” Suara Zayden terdengar datar saat itu, namun cukup untuk memecah keheningan yang sempat tercipta karena ulahnya itu. Nada terkejutnya begitu jelas, sama bingungnya dengan apa yang dirasakan Alisha.Alisha jelas panik. “Itu tadi … cuma ungkapan terima kasih! Iya, terima kasih aja!” jawabnya tergagap, tak berani menatap wajah pria itu. Wajahnya sudah memerah karena malu. Tanpa berpikir panjang, dia segera berbalik dan menjauhi Zayden, sibuk dengan barang-barang miliknya yang diletakkan oleh Zayden di ruang tengah.‘Alisha kamu benar-benar g

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status