Home / Romansa / Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku! / Bab 84. Pembalasan Kecil dari Alisha

Share

Bab 84. Pembalasan Kecil dari Alisha

Author: Nychinta
last update Last Updated: 2025-04-28 07:08:30
Zayden membuka matanya perlahan, merasakan sesuatu yang berat di dadanya.

Ia menunduk dan menemukan kepala Alisha masih bertumpu di sana, dengan tangan istrinya yang berada di atas perutnya, seolah enggan melepaskan dirinya.

Senyum kecil melintas di sudut bibirnya — refleks yang bahkan tidak sempat ia tahan.

Ia menatap jam di nakas. Dia cukup terkejut karena sudah nyaris pukul setengah delapan. Mengingat penerbangan mereka di jam 8.30, tentu hal ini tidak memungkinkan lagi mengejar penerbangan itu. Sekali lagi, Zayden bahkan tidur dengan sangat nyenyak!

Kalau biasanya ia langsung bangkit dan bersiap, kali ini Zayden memilih tetap diam.

Membiarkan waktu berhenti sejenak di antara mereka.

Ia mengangkat satu tangannya perlahan, mengusap punggung Alisha dengan gerakan kecil yang penuh kehati-hatian, seolah takut membangunkan istrinya itu.

"Tidur saja sedikit lagi," bisiknya nyaris tanpa suara, walau ia tahu Alisha mungkin tak mendengarnya.

Untuk sesaat, dunia di luar sana — pekerjaan, tang
Nychinta

Selamat pagi semuanya! Semalat beraktivitas, ya! Semoga Seninnya membahagiakan! Sayang kalian banyak-banyak!! 🥰🥰

| 7
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 85. Satu Poin Lagi!

    Sesampainya di bandara, proses check-in berlangsung cepat. Alisha menatap takjub ke sekeliling saat mereka melangkah masuk ke area VIP lounge. Ruangan itu mewah, sunyi, dan berbeda jauh dari yang biasa ia alami. Saat duduk di sofa empuk, ia masih mencuri-curi pandang, berusaha menyembunyikan rasa kagumnya.Mencoba mencairkan suasana, Alisha bersuara ringan, setengah bergurau, "Kupikir kita bakal naik jet pribadi ...." Ada senyum kecil yang menggantung di bibirnya.Zayden hanya menoleh sekilas, ekspresinya tetap datar seperti biasa. "Kamu baca itu dari novel lagi?" tanyanya santai, "Atau hasil dari nonton drama seri?"Alisha terkekeh pelan, menikmati percakapan ringan ini, karena sejak tadi pria itu terkesan seperti menghindarinya.Sejenak hening. Lalu, dengan nada lebih pelan, setengah berbisik, Alisha bertanya lagi, "Eh, orang kaya tuh, kenapa sih suka naik private jet? Emang biar apa?"Zayden meliriknya sebelum menjawab tenang, "Privasi. Lebih tenang. Tidak tercampur dengan orang

    Last Updated : 2025-04-28
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 86. Bertemu Seseorang

    Siang itu suasana terasa berbeda. Bahkan sikap Zayden ini membuat penilaian 180 derajat berbalik kepada Zayden. Sikap angkuh, sombong dan juga sok berkuasa langsung sirna begitu saja. Mereka melihat sisi lain yang dimiliki oleh Zayden.“Kebetulan calon klien kita yang akan kita temui ini ada halangan dan dia baru bisa bertemu di jam setengah delapan malam. Mereka juga sudah mengatur tempatnya, di hotel yang nanti kita tempati.” Zayden berkata dengan suara tegas dan penuh dengan wibawa.“Lalu, untuk masalah perusahaan dan penyelidikannya, juga bisa kita tunda untuk hari ini, karena saya mendapat informasi kalau tempat mereka tutup dan baru ada di hari Senin, jadi kemungkin untuk tim marketing, kita akan ada di sini sampai Senin malam.” Zayden berkata sambil melihat ke arah tim marketing yang duduk dekat Alisha.Mereka menganggukkan kepala pelan.“Selebihnya, siang ini, sebagai bentuk permintaan maaf saya, mari kita makan di restoran western yang katanya paling enak di kota ini.” Zayden

    Last Updated : 2025-04-28
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 87. Berbincang dengan Helena

    Helena menatap Alisha tanpa berkedip. Sorot matanya tajam, menusuk hingga membuat Alisha tak kuasa mengalihkan pandangan."Aku ingin mendengarnya darimu, Alisha," Helena mengulang, suaranya kali ini lebih dalam, lebih menekan. "Apa kamu... benar-benar mencintai Zayden?"Ruangan terasa semakin hening. Seolah udara mendadak lenyap dari sekitar mereka.Alisha meremas ujung rok yang menutupi pahanya, berusaha mencari kekuatan untuk membuka mulut, tapi suaranya justru menghilang.Helena mengangkat satu alisnya, seakan tidak sabar menunggu. "Kalau kau ragu..." bisiknya, nyaris seperti sebuah ancaman tersembunyi, "sebaiknya kau berhenti sekarang sebelum kau membuat cucuku lebih terluka dari sebelumnya."Alisha tertegun.Seketika wajah Zayden melintas di benaknya—tatapan dinginnya, sikap acuhnya, perhatian kecilnya ... dan semua luka yang mungkin disembunyikan pria itu dari dunia, entah kenapa itu semua nampak nyata. Apalagi, sikap Zayden padanya beberapa hari terakhir ini, seolah-olah dia ad

    Last Updated : 2025-04-28
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 88. Khawatir

    Suasana sedikit menjadi dingin, dan … baru saja Helena akan bicara, bunyi ponsel Alisha terdengar nyaring. Dia diam sejenak menatap layar ponselnya.Zayden.Namun, Alisha membuatnya menjadi senyap dan meletakkan kembali ponsel itu di atas meja. Helena melihatnya dengan tatapan menyelidik.“Zayden pasti menghubungimu, kan?” tanyanya dengan nada datar.Alisha mengangguk. “Benar, Nek.” “Kenapa kamu tidak menjawabnya? Dia pasti akan sangat khawatir padamu.” Helena berkata pelan namun penuh penekanan.Hal ini membuat minat Alisha makin tinggi terhadap apa yang terjadi pada keduanya. Dia menyipitkan matanya dan memandang ke arah Helena dan berkata, “Khawatir? Kenapa Zayden harus khawatir, Nek? Aku bersama neneknya, kan? Tidak mungkin juga neneknya melakukan sesuatu padaku.” Memancing!Akan tetapi Alisha lupa kalau yang berada di hadapannya ini bukan orang sembarangan yang bisa diberdayakan begitu saja.Helena tersenyum sekilas lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.“Itu pikiranmu, kan? Berbe

    Last Updated : 2025-04-29
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 89. Alasan

    Zayden masih diam. “Masih tidak mau cerita ya?” Alisha terkesan sedikit memaksa. Zayden menarik napas dalam dan berkata, “Bukankah kita sudah sepakat untuk tidak mencampuri urusan–” “Kalau kasusnya begini, jelas aku harus tahu, setidaknya ini melibatkanku sebagai istrimu. Kecuali kalau aku tidak ada di tengah-tengah kalian!” potong Alisha cepat dengan nada frustrasi. Entah kenapa susah sekali membuka mulut Zayden ini! SREET! Suara kursi tertarik mundur, Alisha berdiri dari tempat duduknya, berjalan mondar-mandir di sekitar kursinya dan kursi Zayden sambil menghela napas panjang. Sementara, Zayden masih di tempat yang sama, duduk membisu seperti patung, menatap lurus tanpa ekspresi. Alisha menghentikan langkahnya tepat di depan pria itu. Matanya menatap sebal, bibirnya manyun, dan kedua tangan dilipat di depan dada. “Ya sudah kalau kamu nggak mau cerita!” serunya dengan nada tinggi, bola matanya berputar malas. “Menyebalkan sekali! Nggak nenek, nggak cucu, sama-sama biki

    Last Updated : 2025-04-29
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 90. Fakta yang Diketahui

    Alisha masih berdiri terpaku, mencoba mencerna kata-kata pria itu.Membunuh?Siapa yang dibunuh? Maksudnya seseorang itu siapa?Atau jangan-jangan…Entahlah, dia tidak berani menebak-nebak, hanya saja, entah kenapa dia merasa kalau ada perasaan aneh mulai menyusup dalam hatinya. Ini sedikit berlebihan dan terasa seperti hal yang siap meledak.Hingga akhirnya, dia memutuskan untuk keluar dari tempat itu dan menyusul Zayden. Dia menghubungi Zayden, hanya saja tidak ada jawaban. Saat mendatangi kamar Zayden, juga sama, tidak ada sahutan.“Apa … dia gak balik ke kamar ya?” gumam Alisha.“Ya kalo gak ke kamar dia pergi kemana?” tanya Alisha sambil berpikir keras. Kakinya berjalan tak kenal lelah melewati koridor hotel ini, lalu berakhir di lobi hotel. Melihat jam di pergelangan tangannya sudah pukul 4 sore.“Duh! Apaan sih, kayak anak kecil aja! Padahal tinggal angkat aja teleponnya kok susah sekali sih!” gerutu Alisha.Akhirnya dia mempunyai ide.Dia menghubungi seseorang dengan harapan

    Last Updated : 2025-04-29
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 91. Pemikiran Alisha

    Alisha duduk diam, isi kepalanya terasa penuh dan sangat berisik, apalagi dia terngiang-ngiang kalimat sang nenek yang bertanya tentang masa lalu Zayden, ternyata itulah kenapa wanita itu terlihat skeptis saat Alisha mengatakan kalau semua orang memiliki masa lalu. Bukankah dia terlalu naif dan sombong dengan pernyataannya sendiri?Alisha kembali mengatur napasnya, agar bisa menjaga moodnya tetap baik, walau sebenarnya itu cukup sulit.“Al, apa kamu mendengarkanku?” tanya Yumi dengan suara pelannya.Yumi sudah yakin sejak awal, kalau Alisha pasti akan menyukai Zayden! Dia adalah Zayden, yang mana walaupun semua orang menghujatnya sebagai pria penyuka sesama jenis, tetap akan ada wanita yang berlomba berdiri paling depan untuk meraihnya, dan mengatakan kalau cinta bisa mengubah segalanya!“Alisha,” panggil Yumi lagi.“Ah, iya, Yum! Aku tidak apa-apa kok!” Lalu Alisha terkekeh ringan. “Kamu … yakin tidak apa-apa?” tanyanya Yumi dengan nada khawatir.“Tidak apa-apa kok!” Alisha masih te

    Last Updated : 2025-04-29
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 1. Salah Orang

    “Aku hamil anakmu, tapi kamu malah sibuk berpacaran dan akan menikah dengan wanita lain!? Tega kamu!” Seruan nyaring Alisha di restoran elit ibu kota itu menarik perhatian semua orang. Alisha berdiri di tengah ruang restoran, tepat di hadapan seorang pria yang tengah makan bersama wanita lain. Air mata mengalir deras menuruni wajahnya, tampak begitu menyedihkan hingga banyak orang merasa kasihan padanya dan memandang tajam pria di depannya. “Sudah menghamili anak orang, tapi masih bermain-main dengan wanita lain. Dasar pria nggak bertanggung jawab!” “Hah … padahal tampan, tapi kenapa sikapnya seperti seorang bajingan …,” sahut tamu yang lain. Mendengar makian-makian ini, pria yang tertuding itu menatap Alisha tajam. “Nona, kita bahkan tidak saling mengenal. Bagaimana mungkin kamu bisa hamil anakku?” tanyanya dingin. Kalimat sang pria membuat Alisha menangis semakin kencang. “Ya Tuhan, demi menutupi aibmu, sekarang kamu berpura-pura tidak mengenalku?! Padahal sebelumnya kamu

    Last Updated : 2025-02-07

Latest chapter

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 91. Pemikiran Alisha

    Alisha duduk diam, isi kepalanya terasa penuh dan sangat berisik, apalagi dia terngiang-ngiang kalimat sang nenek yang bertanya tentang masa lalu Zayden, ternyata itulah kenapa wanita itu terlihat skeptis saat Alisha mengatakan kalau semua orang memiliki masa lalu. Bukankah dia terlalu naif dan sombong dengan pernyataannya sendiri?Alisha kembali mengatur napasnya, agar bisa menjaga moodnya tetap baik, walau sebenarnya itu cukup sulit.“Al, apa kamu mendengarkanku?” tanya Yumi dengan suara pelannya.Yumi sudah yakin sejak awal, kalau Alisha pasti akan menyukai Zayden! Dia adalah Zayden, yang mana walaupun semua orang menghujatnya sebagai pria penyuka sesama jenis, tetap akan ada wanita yang berlomba berdiri paling depan untuk meraihnya, dan mengatakan kalau cinta bisa mengubah segalanya!“Alisha,” panggil Yumi lagi.“Ah, iya, Yum! Aku tidak apa-apa kok!” Lalu Alisha terkekeh ringan. “Kamu … yakin tidak apa-apa?” tanyanya Yumi dengan nada khawatir.“Tidak apa-apa kok!” Alisha masih te

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 90. Fakta yang Diketahui

    Alisha masih berdiri terpaku, mencoba mencerna kata-kata pria itu.Membunuh?Siapa yang dibunuh? Maksudnya seseorang itu siapa?Atau jangan-jangan…Entahlah, dia tidak berani menebak-nebak, hanya saja, entah kenapa dia merasa kalau ada perasaan aneh mulai menyusup dalam hatinya. Ini sedikit berlebihan dan terasa seperti hal yang siap meledak.Hingga akhirnya, dia memutuskan untuk keluar dari tempat itu dan menyusul Zayden. Dia menghubungi Zayden, hanya saja tidak ada jawaban. Saat mendatangi kamar Zayden, juga sama, tidak ada sahutan.“Apa … dia gak balik ke kamar ya?” gumam Alisha.“Ya kalo gak ke kamar dia pergi kemana?” tanya Alisha sambil berpikir keras. Kakinya berjalan tak kenal lelah melewati koridor hotel ini, lalu berakhir di lobi hotel. Melihat jam di pergelangan tangannya sudah pukul 4 sore.“Duh! Apaan sih, kayak anak kecil aja! Padahal tinggal angkat aja teleponnya kok susah sekali sih!” gerutu Alisha.Akhirnya dia mempunyai ide.Dia menghubungi seseorang dengan harapan

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 89. Alasan

    Zayden masih diam. “Masih tidak mau cerita ya?” Alisha terkesan sedikit memaksa. Zayden menarik napas dalam dan berkata, “Bukankah kita sudah sepakat untuk tidak mencampuri urusan–” “Kalau kasusnya begini, jelas aku harus tahu, setidaknya ini melibatkanku sebagai istrimu. Kecuali kalau aku tidak ada di tengah-tengah kalian!” potong Alisha cepat dengan nada frustrasi. Entah kenapa susah sekali membuka mulut Zayden ini! SREET! Suara kursi tertarik mundur, Alisha berdiri dari tempat duduknya, berjalan mondar-mandir di sekitar kursinya dan kursi Zayden sambil menghela napas panjang. Sementara, Zayden masih di tempat yang sama, duduk membisu seperti patung, menatap lurus tanpa ekspresi. Alisha menghentikan langkahnya tepat di depan pria itu. Matanya menatap sebal, bibirnya manyun, dan kedua tangan dilipat di depan dada. “Ya sudah kalau kamu nggak mau cerita!” serunya dengan nada tinggi, bola matanya berputar malas. “Menyebalkan sekali! Nggak nenek, nggak cucu, sama-sama biki

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 88. Khawatir

    Suasana sedikit menjadi dingin, dan … baru saja Helena akan bicara, bunyi ponsel Alisha terdengar nyaring. Dia diam sejenak menatap layar ponselnya.Zayden.Namun, Alisha membuatnya menjadi senyap dan meletakkan kembali ponsel itu di atas meja. Helena melihatnya dengan tatapan menyelidik.“Zayden pasti menghubungimu, kan?” tanyanya dengan nada datar.Alisha mengangguk. “Benar, Nek.” “Kenapa kamu tidak menjawabnya? Dia pasti akan sangat khawatir padamu.” Helena berkata pelan namun penuh penekanan.Hal ini membuat minat Alisha makin tinggi terhadap apa yang terjadi pada keduanya. Dia menyipitkan matanya dan memandang ke arah Helena dan berkata, “Khawatir? Kenapa Zayden harus khawatir, Nek? Aku bersama neneknya, kan? Tidak mungkin juga neneknya melakukan sesuatu padaku.” Memancing!Akan tetapi Alisha lupa kalau yang berada di hadapannya ini bukan orang sembarangan yang bisa diberdayakan begitu saja.Helena tersenyum sekilas lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.“Itu pikiranmu, kan? Berbe

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 87. Berbincang dengan Helena

    Helena menatap Alisha tanpa berkedip. Sorot matanya tajam, menusuk hingga membuat Alisha tak kuasa mengalihkan pandangan."Aku ingin mendengarnya darimu, Alisha," Helena mengulang, suaranya kali ini lebih dalam, lebih menekan. "Apa kamu... benar-benar mencintai Zayden?"Ruangan terasa semakin hening. Seolah udara mendadak lenyap dari sekitar mereka.Alisha meremas ujung rok yang menutupi pahanya, berusaha mencari kekuatan untuk membuka mulut, tapi suaranya justru menghilang.Helena mengangkat satu alisnya, seakan tidak sabar menunggu. "Kalau kau ragu..." bisiknya, nyaris seperti sebuah ancaman tersembunyi, "sebaiknya kau berhenti sekarang sebelum kau membuat cucuku lebih terluka dari sebelumnya."Alisha tertegun.Seketika wajah Zayden melintas di benaknya—tatapan dinginnya, sikap acuhnya, perhatian kecilnya ... dan semua luka yang mungkin disembunyikan pria itu dari dunia, entah kenapa itu semua nampak nyata. Apalagi, sikap Zayden padanya beberapa hari terakhir ini, seolah-olah dia ad

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 86. Bertemu Seseorang

    Siang itu suasana terasa berbeda. Bahkan sikap Zayden ini membuat penilaian 180 derajat berbalik kepada Zayden. Sikap angkuh, sombong dan juga sok berkuasa langsung sirna begitu saja. Mereka melihat sisi lain yang dimiliki oleh Zayden.“Kebetulan calon klien kita yang akan kita temui ini ada halangan dan dia baru bisa bertemu di jam setengah delapan malam. Mereka juga sudah mengatur tempatnya, di hotel yang nanti kita tempati.” Zayden berkata dengan suara tegas dan penuh dengan wibawa.“Lalu, untuk masalah perusahaan dan penyelidikannya, juga bisa kita tunda untuk hari ini, karena saya mendapat informasi kalau tempat mereka tutup dan baru ada di hari Senin, jadi kemungkin untuk tim marketing, kita akan ada di sini sampai Senin malam.” Zayden berkata sambil melihat ke arah tim marketing yang duduk dekat Alisha.Mereka menganggukkan kepala pelan.“Selebihnya, siang ini, sebagai bentuk permintaan maaf saya, mari kita makan di restoran western yang katanya paling enak di kota ini.” Zayden

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 85. Satu Poin Lagi!

    Sesampainya di bandara, proses check-in berlangsung cepat. Alisha menatap takjub ke sekeliling saat mereka melangkah masuk ke area VIP lounge. Ruangan itu mewah, sunyi, dan berbeda jauh dari yang biasa ia alami. Saat duduk di sofa empuk, ia masih mencuri-curi pandang, berusaha menyembunyikan rasa kagumnya.Mencoba mencairkan suasana, Alisha bersuara ringan, setengah bergurau, "Kupikir kita bakal naik jet pribadi ...." Ada senyum kecil yang menggantung di bibirnya.Zayden hanya menoleh sekilas, ekspresinya tetap datar seperti biasa. "Kamu baca itu dari novel lagi?" tanyanya santai, "Atau hasil dari nonton drama seri?"Alisha terkekeh pelan, menikmati percakapan ringan ini, karena sejak tadi pria itu terkesan seperti menghindarinya.Sejenak hening. Lalu, dengan nada lebih pelan, setengah berbisik, Alisha bertanya lagi, "Eh, orang kaya tuh, kenapa sih suka naik private jet? Emang biar apa?"Zayden meliriknya sebelum menjawab tenang, "Privasi. Lebih tenang. Tidak tercampur dengan orang

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 84. Pembalasan Kecil dari Alisha

    Zayden membuka matanya perlahan, merasakan sesuatu yang berat di dadanya.Ia menunduk dan menemukan kepala Alisha masih bertumpu di sana, dengan tangan istrinya yang berada di atas perutnya, seolah enggan melepaskan dirinya.Senyum kecil melintas di sudut bibirnya — refleks yang bahkan tidak sempat ia tahan.Ia menatap jam di nakas. Dia cukup terkejut karena sudah nyaris pukul setengah delapan. Mengingat penerbangan mereka di jam 8.30, tentu hal ini tidak memungkinkan lagi mengejar penerbangan itu. Sekali lagi, Zayden bahkan tidur dengan sangat nyenyak!Kalau biasanya ia langsung bangkit dan bersiap, kali ini Zayden memilih tetap diam.Membiarkan waktu berhenti sejenak di antara mereka.Ia mengangkat satu tangannya perlahan, mengusap punggung Alisha dengan gerakan kecil yang penuh kehati-hatian, seolah takut membangunkan istrinya itu."Tidur saja sedikit lagi," bisiknya nyaris tanpa suara, walau ia tahu Alisha mungkin tak mendengarnya.Untuk sesaat, dunia di luar sana — pekerjaan, tang

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 83. Zayden yang Tak Lagi Sama

    Malam itu, suasana kantor sudah lengang. Hanya suara detik jam dinding yang menemani Zayden yang masih duduk di belakang mejanya, menatap kosong ke arah layar laptop yang sebenarnya sudah lama ia abaikan.Pintu ruangannya diketuk perlahan, sebelum kemudian Arsel masuk dengan membawa beberapa berkas."Tuan," sapa Arsel, menundukkan kepala sedikit sambil menyerahkan map berisi laporan-laporan tambahan yang sudah ia lengkapi tadi.Zayden mengangguk singkat, menerima map itu tanpa banyak bicara.Namun, Arsel tak langsung pergi. Ada kerutan samar di dahinya. Ia melirik sekilas ke arah jendela gelap yang memperlihatkan bayangan lampu kota, sebelum memberanikan diri bertanya, "Kenapa Tuan belum pulang ke rumah?"Pertanyaan itu dibiarkan menggantung di udara.Zayden hanya menghela napas panjang sebagai jawaban, pandangannya tak beralih dari map di tangannya. Tak ada niat sedikit pun untuk membuka percakapan lebih jauh.Arsel tentu saja tahu batasannya. Jika tuannya sudah bersikap seperti itu,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status