Home / CEO / PUTRA sang PEWARIS / Bab 28 | Kegilaan Luis

Share

Bab 28 | Kegilaan Luis

Author: SenyaSSM
last update Last Updated: 2023-08-17 00:55:49

“Tak mungkin. Ini tak mungkin. Ba-bagaimana bisa?” Alice bermonolog dalam hati. Ia terus menyangkal pada apa yang yang ia lihat saat ini.

Deru napas Alice kian membuncah panas. Jemari tangan yang terbuka di sisi tubuh seketika bergerak mengepal kuat. Seakan bisa menghancur apa pun dalam sekali genggaman.

Anak kecil itu seperti Gerald? Apa Tuan Muda Kecil yang dimaksud oleh para karyawan ... adalah anaknya?

Dan dia sedang digendong Luis? Lelucon apa lagi ini?

“Alice, kenapa kau diam saja? Ayo katakan, apa yang ingin kau lapork—”

“Gerald!” Alice memanggil cepat sang putra dengan nada bergetar. Ia tak mempedulikan bagaimana dahi Luis yang tampak berkerut bingung.

“Gerald? Kenapa kau bisa tahu nama anak ini?” Luis menyambar cepat dengan bola mata bergerak linglung, memindai dari posisi sang mantan istri menuju ke bocah laki-laki yang seketika menggeliat dari gendongan Luis saat namanya dipanggil oleh suara yang begitu familiar di telinga.

Mata sayu Gerald seketika melebar berbinar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 29 | Permohonan Alice

    “Masih tidak mau bicara?” Suara Kakek Sam terdengar rendah menekan garang dengan tambahan geraman. Ia menatap tajam Kakek Levon yang terduduk lemas dengan wajah jatuh di depan meja salah satu anggota polisi.“Katakan saja, Tuan Levon. Jangan sampai Tuan Besar menginap di penjara.” Seorang polisi ikut menyahut. Kepalanya menggeleng lelah dengan punggung yang telah terhempas kasar di sandaran kursi.Dua kakek tua ini benar-benar telah membuat seluruh anggota polisi di ruangan pemeriksaan menghela napas frustrasi. Sudah lima jam, tetapi masalah mereka tak kelar-kelar.“Aku tak tahu apa yang kalian maksud, Pak Polisi. Anak kecil ... anak kecil siapa?” Wajah tua Tuan Levon sengaja bergerak naik, mengarahkan sorot mata polosnya pada semua orang yang ada di sana, agar kebohongan lelaki separuh baya itu tak terbongkar.“Tuan Sam dengar? Kami memang juga tidak menemukan bukti apa pun tentang keberadaan cicit Tuan Sam saat menggeledah rumah Tuan Levon. Jadi, apa kalian ingin berdamai saja?”

    Last Updated : 2023-08-18
  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 30 | Luis Penculik Anak

    Satu kata perintah dari Luis sudah pasti akan menjadi berita terheboh di kalangan para karyawan. Apalagi pendeklarasian mengenai sosok Gerald, yang sudah sejak pagi menjadi buah bibir di setiap lantai gedung MNK GROUP.Kini mantan pasangan suami istri itu bergegas masuk ke lift dengan wajah yang sama-sama tegang, memikirkan kakek mereka. Meski Kakek Levon selalu mengisi hari-hari Luis dengan omelan, tetapi tak bisa dipungkiri jika dirinya saat ini sedang dihujani rasa khawatir.Namun, tiba-tiba sebuah pertanyaan terlintas di kepala Luis. Sejak kapan kedua lelaki tua itu kembali berhubungan?“Kemarikan putraku!” Tubuh Gerald coba diambil alih oleh Alice dari gendongan Frans. Di sana juga ada Hugo yang tadi memaksa ikut. Dan mau tak mau Luis menyetujui, karena lelaki sialan itu mendapat izin dari Alice.“Kenapa? Kamu takut aku membawa putraku kabur dari tuanmu?”“... Tuan Frans, kamu tidak berpikir dangkal seperti tuanmu bukan?”Bahasa tubuh Frans jelas sekali jika tengah menola

    Last Updated : 2023-08-19
  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 31 | Tekad Bulat Luis

    “Ini memang salahku.”“Yang bilang itu bukan salahmu siapa?” dengkus kasar Kakek Levon sembari melirik kesal sang cucu, yang terduduk saling bersandar memunggungi satu sama lain di atas lantai penjara dengan wajah kusut Luis yang menunduk.“Kalian sudah mau makan belum?”“ ... kalau kalian tidak segera pergi menyusul untuk makan, jatah kalian akan diberikan pada yang lain.”Mendengar pertanyaan itu, cucu dan kakek itu kompak mengangkat wajah angkuh.Sejak kapan anggota keluarga Pietro harus mengantre, dan berdesak-desakan hanya demi satu piring makanan?Penghinaan. Ini sungguh penghinaan.“Apa yang kalian lihat? Berani kalian pada anggota polisi? Sudah salah, masih berani menatap begitu tak tahu diri.”“... hampir mencelakai anak di bawah umur, memukuli orang sampai sekarat. Pengadilan seharusnya mengadili kalian sampai dua puluh tahun.”Luis bangkit. Lelaki itu berdiri dengan tubuh jangkungnya menjulang tinggi. Ia melangkah panjang hingga salah satu lengan berotot lelaki tam

    Last Updated : 2023-08-20
  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 32 | Kesepakatan Bersama Kakek Sam

    Alice sudah kehilangan kata-kata untuk mengusir Luis. Semakin diusir, lelaki itu semakin menampakkan kegigihan untuk ada di sini.“Duduklah, untuk apa kau masih berdiri?” Sangat tak tahu malu. Lelaki itu bahkan bersikap tenang seperti tak memandang kejadian beberapa jam lalu.“Luis, menyingkir dari putraku.”“Putramu? Dia juga putraku. Aku daddy-nya. Bukan pria di rumah sakit itu. Ayo ikut Daddy pulang Gerald.” Kepala Luis sengaja dimiringkan pada sang putra. Ia melirik meledek ke arah Alice. Seakan tengah membuktikan omongannya tadi.Mata panas Alice semakin terbuka lebar, saat mendengar ajakan Luis. Langit gelap belum juga berganti, tetapi ia sudah akan dipisahkan lagi dengan sangat putra? Jangan harap.“Kamu masih punya muka setelan hampir menjatuhkan Gerald dari lantai gedungmu?”“Aku tidak benar-benar melakukan itu. Jika anak lain, mungkin aku tidak akan segan melempar tanpa berpikir dua kali. Tapi, Gerald putraku. Pewarisku..,apa kau tidak melihat banyak anak buahku mela

    Last Updated : 2023-08-21
  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 33 | Luis Menginap

    Curah hujan yang tak biasanya turun, entah kenapa hari ini turun begitu deras. Kota Berlin malam ini sedang basah kuyup, diguyur hujan menyeluruh. Daun-daun pepohonan tampak bergoyang seiring ritme keceriaan malam ini. Alice termenung di depan jendela dengan secangkir cokelat panas di tangan. Pandangan yang sudah lama melurus, kini ia jatuhkan pada uap kecil yang menari-nari di atas minuman hangat itu. Ia menghela napas dalam, lantas kembali membuang pandangan lelah ke depan. Menatap curah hujan yang bak tirai putih menutupi sepenjuru kota, ditemani suara gemuruh pelan yang justru sedikit menenangkan kegelisahan Alice. “Dia pasti sudah gila,” gumam berbisik Alice sembari menggeleng kecil, “jadi selama ini dia belum menikahi Devina? Kenapa bisa?” “Alice!” Suara melengking dari luar kamar membuat sang pemilik nama menoleh ke belakang, menatap tenang pada sumber suara yang sudah bisa dikenali. Walaupun Alice harus menutup mata, “aku membawa selimut tambahan! Diperintah kakekmu!” imbu

    Last Updated : 2023-08-22
  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 34 | Perintah Tuan Muda Kecil

    “A-aku bisa jelaskan ini semua .... Tadi, Gerald terbangun saat aku datang, lalu,-”“Lalu kalian menghancurkan kamar ini? Begitu? Ya Tuhan, Luis ... Gerald! CEPAT BERSIHKAN SEMUA INI, DAN KAMU GERLAD ... KELUAR DARI BAK EMBER ITU!”Tak ada pergerakan dari bocah laki-laki itu di sana, Gerald justru tersenyum lebar dengan tubuh kecil sedikit meringkuk di dalam bak plastik berisi air dengan bola-bola plastik berwarna-warni mengambang.“... GERALD, KAMU DENGAR MOMMY? KE.LU.AR DA.RI SA.NA!” Dengan menekan suara melengkingnya, barulah bocah laki-laki itu menurut dengan bibir mengerucut merajuk, dibantu turun oleh Luis yang juga tak berani menatap mata galak Alice.Nyali kejam Luis seketika menciut.“Ya Tuhan, apa kalian tak tahu ini sudah malam?” Tambah Alice dengan mendesah lelah.Alice benar-benar tak habis pikir dengan kelakuan Luis dan sang putra. Mereka berdua membuat ubun-ubun kepala Alice berdenyut panas. Seharusnya ini waktunya semua orang tertidur, tetapi anak dan ayah itu

    Last Updated : 2023-08-23
  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 35 | Kepulangan Luis yang buat bingung

    Mobil Rolls-Royce Phantom baru saja berhenti di halaman luas kediaman keluarga Pietro. Beberapa pelayan terlihat berlarian menyambut. Dua di antara mereka penuh hormat membukakan pintu mobil untuk sang pewaris Pietro.Dengan sikap dingin yang sama, Luis nyelonong keluar begitu saja. Diikuti Frans yang mengoceh sejak di perjalanan hingga detik ini yang tak dipedulikan Luis.“Tuan Luis, tunggu saya!” Setelah ikut berlari tergopoh-gopoh menyusul sang tuan muda, tubuh Frans langsung berbalik, dengan berjalan bergaya mundur. Frans lantas menyebar pandangan galaknya ke seluruh pelayan yang tampak terkesiap beberapa detik melihat apa yang mereka lihat saat ini.“Semua menundukkan kepala! Jangan sampai kepala kalian dipenggal!”“... Tuan Luis, pantat Anda bolong. Kenapa tidak menunggu saya? Semua pelayan melihat Tuan Muda,” sambung berbisik lirih Frans.Sang asisten pribadi Luis berbalik, Frans berjalan tepat di belakang punggung panjang sang tuan. Terus meniru gerakan tubuh tuannya,

    Last Updated : 2023-08-24
  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 36 | Kebohongan yang Disembunyikan Hugo

    “Kalian sedang membicarakan apa?” Pandangan Hugo dan Rose sontak teralih cepat pada suara lembut Alice, yang terdengar kian dekat, “beri salam, Gerald.”Gerald mengangguk bersemangat, sembari tersenyum menggemaskan. Tangan kiri mungilnya yang tak digandeng sang mommy melambai riang di udara.“Hai, Mommy Rose .... Hai, Daddy Hugo! Gerald sudah datang!”Mendengar perkataan Gerald, Alice seketika menggeleng gemas dengan senyum simpul mengembang di bibir. Selalu saja, ada tingkah Gerald yang membuat hari kacau Alice terobati kembali.Apalagi saat mengingat betapa kacaunya dapur rumah Hugo karena Luis tadi pagi.“Alice?” Rose berdesis terhenyak, tak sadar bibirnya memanggil sang sahabat, setelah perdebatan sengit antara dirinya dan Hugo. Apakah Alice sempat mendengar apa yang mereka berdua bicarakan?Tiba-tiba pandangan Rose yang membeku sesaat, jatuh pada punggung tangan kanannya yang diselimuti telapak tangan hangat Hugo.Sorot mata itu perlahan naik, hingga bertemu dengan Hugo,

    Last Updated : 2023-08-25

Latest chapter

  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 100 | (TAMAT) Kebahagiaan Keluarga Kita

    Tiga bulan berlalu.Rintik hujan yang semakin deras meninggalkan genangan di tanah luar rumah sakit, membuat Alice menggigit bibir bawahnya dengan kepala menunduk dalam.Meski bulan demi bulan telah berganti, tapi perasaan sedih masih memenuhi hati dan tak pernah bisa diobati dengan cara apa pun. Banyak orang kehilangan nyawa dalam peperangan antara keluarga Pietro dan Delano saat kematian Dokter Nelson.Dua marga itu terlalu besar dan kuat. Namun, bisnis kotor yang dijalani keluarga Delano selama beberapa dinasti menjadikan keluarga itu benar-benar lenyap setelah kalah dalam pertempuran berdarah dengan keluarga Pietro.Pihak kepolisian telah menangkap seluruh keluarga Delano, termasuk Tuan Hendrick dan Nyonya Hanni.“Alice ....” Kepala Alice terangkat. Ia menoleh pada pusat suara lemah yang memanggil namanya lirih. Di detik itu juga seutas garis lengkung terbentuk di bibir merah Alice, “bagaimana keadaan putra kita? Apa dia baik-baik saja?”Tubuh Alice berbalik sempurna. Ia m

  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 99 | Melindungimu

    “Luis!” Suara panggilan itu membuat sang pemilik nama dengan cepat menoleh. Wajah pucat Luis terpampang jelas saat ditatih oleh Frans ketika akan memasuki mobil. “Lepaskan aku!” “Luis, aku sudah menemukan Gerald!” Suara Alice begitu jelas masuk ke telinga dan hati Luis. Luis memberontak dan begitu saja lepas dari penjagaan Frans, lantas mencoba berlari ke arah sang pemilik suara. Namun, langkah lelaki itu seketika terhenti saat melihat siapa yang ada di belakang punggung Alice dan sang putra. “Alice, Gerald!” “Aghh!” jerit Alice tertahan. “Da-Daddyy!” Hugo mencekik leher Alice dengan sebuah lengan dari belakang, sedang Gerald dicekik oleh anak buah Hugo. “Brengsek, lepaskan mereka!” berang Luis dengan menatap penuh aura membunuh. Ia kembali menyeret kakinya untuk mendekati Hugo, dan berusaha mengembalikan kesadaran yang seharusnya sudah lenyap sejak tadi. “Lu-Luis ... jangan mendekat! Hugo menodongkan pistol ke arahmu dari balik punggungku!” kata Alice penuh peringatan di san

  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 98 | Keikhlasan Hati Dokter Nelson

    Karena jadwal makan tak teratur dan selama satu minggu Luis tak tidur mencari keberadaan Alice dan Gerald, pula melakukan penghancuran di mana-mana, membuat tubuh lelaki itu mendadak menjadi lemah saat ini. Luis merasakan kram yang begitu menyakitkan di perutnya ketika mendapat pukulan dari Tuan Hendrick.Keringat dingin Luis seketika mengucur deras memenuhi wajah. Ia benar-benar merasa sekujur tubuhnya kesakitan saat ini. Apa benar Luis akan dikalahkan hanya dengan beberapa pukulan saja?Terlihat Tuan Hendrick kembali berlari kencang, tanpa mempedulikan darah yang keluar dari luka tembak di kaki. Lelaki itu mengangkat kaki kanan ke depan, lantas memusatkan ke arah dada Luis. “Mati kau, Luis!”“... kupastikan kau tak akan lagi bisa bertemu dengan istri dan putramu!” pekik Tuan Hendrick penuh dendam.Namun, dengan cepat, tubuh Luis mengguling. Ia memaksa tubuhnya bergerak berdiri, lantas mengubah posisi menjadi di belakang punggung Tuan Hendrick kemudian mengayun lengan untuk

  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 97 | Akankah Aku harus Kalah? (Luis)

    “Hendrick!” “Wow, putra Ken Pietro datang lagi ke kediaman keluarga Delano. Kali ini kau ingin menghancurkan apa lagi? Biar aku pribadi yang memberi bukti pada tetua keluarga Pietro, dan memperlihatkan siapa yang memulai peperangan,” tanggap Tuan Hendrick dengan suara mengejek.Lelaki yang lebih muda dari Tuan Hendrick itu memang selalu terlihat garang dan menakutkan, dengan rahang tinggi serta sorot mata tajam melurus mematikan bak busur panah diselimuti api yang diluncurkan pada sasaran target.Terlihat dengan jelas, jika Alice dan Gerald memang kelemahan paling fatal dari seorang Luis Pietro. Tapi, ternyata, kekuatan lelaki muda itu masih saja begitu kuat meski dia seperti kehilangan setengah sayap.Tuan Hendrick tak bisa lagi berpikir, bagaimana jika di samping Luis ada istri dan putranya? Sudah pasti Tuan Hendrick akan dengan mudah dimusnahkan oleh Luis. Tidak, itu tidak boleh terjadi. Nelson harus segera menikahi Alice.“Kau membuat istriku sekarat. Dia sekarang seperti ma

  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 96 | Kebaikan Dokter Nelson

    Glock diturunkan perlahan, dengan tatapan dingin Luis melurus ke dada wanita di depannya, yang kini telah benar-benar tersungkur jatuh dengan dada berlumuran darah. “Katakan pada suamimu, dan juga putra doktermu itu, kalau dia tak akan bisa mengeluarkan peluru khususku yang sebentar lagi akan menghancurkan dadamu.” “A-APA?! I-INI TIDAK MUNGKIN. KA-KAMU SANGAT KEJAM, LUIS PIETRO!” *** Satu minggu berlalu. Keadaan bukan bertambah baik, kota Berlin justru sedang dilanda kekhawatiran. Para pebisnis mengalami kemunduran serta kekalahan telak atas kekejaman Luis, yang terus mendapatkan proyek besar serta mengalahkan para rival perusahaan raksasa. Termasuk mendapatkan tender besar yang tengah diperebutkan perusahaan di bawah naungan keluarga besar Delano. Tak hanya orang luar yang kelimpungan, tapi karyawan perusahaan induk dan para pelayan rumah Luis sudah kelelahan dengan sistem kerja gila Luis. Luis tak tidur dan tak makan teratur hanya demi mencari keberadaan Alice dan Gerald yang

  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 95 | Membayar Satu Peluru

    “Gerald, ini Daddy! Gerald!” “... kau di mana, Gerald?” “GERALD!” Sejauh apa pun Luis bergerak menghancurkan seisi rumah tua terbengkalai ini dan berteriak sekencang apa pun, nyatanya sang putra kandung tak ada di mana pun. Para anak buah Tuan Hendrick sudah lebih dulu mengamankan Gerald dan Aline, setelah mendapat laporan jikalau salah satu anak buah yang diperintah memata-matai Luis telah ditangkap. “Gerald, ... Ini Daddy, kau ada di mana? Daddy, mohon jawab Daddy!” ulang Luis yang berteriak kian lemah, penuh nada kefrustrasian. Ia merasa tak berdaya sebagai seorang ayah, yang lagi dan lagi, harus gagal menyelamatkan darah dagingnya. “Tuan Luis, saya menemukan ini ... pensil elektrik milik Tuan Kecil!” Kepala tertunduk Luis langsung terangkat saat mendengar suara sang asisten pribadi, “sepertinya Tuan Kecil sengaja menjatuhkan pensil ini untuk memberitahu kita, kalau Tuan Kecil memang sempat disekap di tempat ini.” Frans berhenti tepat di depan Luis. Lelaki itu menyerahkan pe

  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 94 | Para Teman Wanita Kakek Levon

    Luis juga melepaskan tali yang mengikat tangan dua bocah yang sepertinya memang seumuran dengan sang putra.Tangan lelaki tampan itu mengusap lembut puncak kepala keduanya, yang seketika langsung menangis kencang.“Hiksss ... terima kasih, Paman Baik. Aku sangat takut pada paman-paman jahat tadi.”“Bokong kami terus dipukul oleh paman jahat tadi kalau kami sampai menangis dan bersuara. Jadi kami tidak berani menangis. Hiksss! Mamaaaa!”“Ya sama-sama, kalian sekarang sudah aman, sebentar lagi kalian akan bertemu orang tua kalian.”“... bawa dua anak ini ke mobil. Dan antar ke kantor polisi. Frans, seret tubuh anak buah Hendrick untuk menemui putraku. Pastikan dia tidak boleh mati, kalau mati aku akan membunuh seluruh keluarganya.” Lanjut Luis langsung membalik tubuh, dan berjalan tergesa ke arah mobil setelah Frans kembali mengangguk paham akan tugasnya.“Doa anti bujang lapuk apanya, kalian saja sudah jadi daging panggang!” cibir Frans sebelum meninggalkan tempat itu. Dia me

  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 93 | Ledakan Hebat

    Dua penculik tadi telah bangkit berdiri, dan berjalan sembari sesekali mengerang bercampur desisan mendekati keberadaan para koper uang. Satu persatu koper uang mulai diperiksa dengan sorot mata penuh keserakahan. Begitu pun dengan tumpukan uang dolar dari atas ke tumpukan paling bawah, yang tanpa sadar mereka tengah berada dalam rencana Luis. Setelah lamanya memastikan seluruh uang-uang di sana, dua orang itu bangkit berdiri lantas kembali berjalan mendekati sang ketua. “Kita bisa segera pergi, Bos. Mereka ternyata menuruti perintah kita,” bisik salah satu dari dua orang itu. Tambahan anggukan dari mereka berdua membawa senyum sumringah sang ketua. Sebuah tepuk tangan tunggal membawa seorang dari komplotan mereka muncul dari sebuah mobil dengan memanggul dua tubuh anak kecil dengan kepala yang ditutupi kain hitam. “Katamu kau hanya tiga orang, hah?!” sengit Frans ingin maju mengayun kepalan tangan, tapi dengan cepat ditahan Luis, yang membuat Frans mau tak mau kembali melangkah

  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 92 | Siapa Kakekmu?

    “Tuan Luis, mereka datang.” “Cepat keluar sesuai rencana.” Luis membalas dengan mata tajam tak berpindah sedikit pun dari kaca mobil sisi tubuhnya. Langit telah gelap, angin mendadak begitu kencang. Tiba-tiba hati Luis tak tenang. Entah karena apa, tapi fokusnya benar-benar sedang sedikit kacau saat ini. Frans menoleh cemas pada sang tuan yang mendadak terdengar menggeram dengan tangan menekan dada. “Apa yang terjadi pada, Tuan Muda? Apa perlu saya bawa Tuan ke rumah sakit?” “Bodoh! Istri dan putraku sekarang berada di bawah ancaman, dan kau memintaku bersantai di rumah sakit? Ingin kupenggal kepalamu?” “... dadaku tiba-tiba sesak. Kau keluarlah dulu. Aku akan menyusulmu sebentar lagi.” Perkataan dan omelan Luis membawa anggukan kepala takut-takut Frans yang bergerak patuh. Sebelum benar-benar dipenggal, lebih baik Frans memilih jalan aman. Kabur. Empat koper hitam sudah terlihat dibawa keluar oleh anak buah keluarga Pietro dari mobil lain. Frans pun ikut bergegas keluar. Lela

DMCA.com Protection Status