Sedangkan bang adnan mengulum senyumannya saat mendengar pujianku."Dek ingat ga? dulu abang itu nyamar, dan wanita yang satu-satunya mau di deketin abang itukan cuma adek" ucap bang Adnan.Oh jadi selama ini dia cuma nguji aku nih?."Iya sih, tapi abang kenapa harus pake nyamar segala?" tanyaku ketus."Ya buat dapatin adek, satu-satunya wanita yang tulus yang mau nerima abang apa adanya" jawab bang Adnan yang membuatku tertunduk malu."Abang juga mau nanya? kenapa dulu adek mau aja di deketin sama pria jel3k, hitam juga bertompel." tanya bang Adnan."Adek sebenerna juga ga mau bang" jawabku.Bang Adnan langsung mencabikkan bibirnya gemas mendengar jawabanku, aku terkikik geli menatap raut wajahnya yang misuh-misuh."Adek mah ga mandang dari fisik harta dan tahta bang, kalau abang yang udah di takdirin jadi suami adek ya mau gimana lagi " ucapku."Adnan" panggil seorang wanita di belakangku.'Idih, ini si kuntilanak merah ngapain nongol di siang bolong' makiku dalam hati'Idih ngapain
"Apaan sih lu! Sok penting amat mau di ceritain di hidup gue,"ucap Bang Adnan judes.'Emang enak lu!' Cibirku dalam hati, sebenernya aku malas lama-lama duduk bersama dua kuntilanak'merah ini."Puspa, saya ini mantan pacarnya Khaizan." ucap Siska penuh penekanan padaku."Eh siapa yang nanya?"sahut irpan ketus."Ya, gue cuma ngasih tahu aja sih. Apa salahnya coba," ucap Siska tak sadar diri."Oh mbak mantannya, saya istrinya." ucapku santai."Saya cinta pertamanya Khaizan. Dulu saya juga satu-satunya wanita yang paling di cintai, dan sangat berharga di hidup Khaizan." ucap Siska."Haduh Mbak, tahu lagunya inul darah tinggi. Eh inul Daratista gak? Gini nih lagunya. Masa lalu biarlah masa lalu~ Jangan kau ungkit jangan bilang padaku~ Masa lalu biarlah masa lalu~ Sungguh anda sudah tidak penting lagi. Hahaha," balasku sambil menyanyikan lagu bunda Inul Daratista.Irpan yang mendengar ucapanku sedikit terkejut. Lalu dia tersenyum dam memberikan dua jempol jarinya padaku.'Udahlah virus a
"Hebat Mbak, bisa ngalahin dua ular betina sekaligus dengan jurus yang jitu." puji irpan."Lihat siapa dulu dong, Puspa." sombongku."Iya deh, Mbak iparku memang bukan kaleng-kaleng," kekeh irpan."Udah kembali lu sono!" usir Bang Adnan pada irpan."Buset, main usir aja pas udah di tolong, emang nih abang ga tahu diri." cibir Irpan."Lu janji gak ganggu." ujar Bang Adnan mengingatkan." Ya, bilang makasih kek apa gitu? Jangan main usir adik sendiri, memang sungguh ter-la-luuuu kau Bang, sung-guh kejam kau Rhoma." Cibir irpan sambil menirukan suara dengan logat Pak Haji Rhoma irama. tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan irpan, receh abis ini padanya adik ipar."Gimana tadi makan di restorannya? Si irpan gal ganggu kalian 'kan?" tanya Bu Arora saat kami semua sampai di rumah.Bang Adnan menghela nafas berat lalu menatap ibunya."Si irpan emang gak ganggu, Mah" jawab Bang Adnan. "Yang ganggu si ular betina" sela Irpan.Bu Arora mengkerut keningnya"Ular betina. Siapa?" tanya Bu Arora.
"Ini menantu yang ibu bilang baik agamanya?" tanya Bu Dahlia membuat cela buruk di mata ibu mertuaku."Bu saya gak main santet, tapi anak ibu sendiri kayaknya yang minta saya santet," sahutku."Lagian kalau menurut lu wajah gue gak cantik dan lu juga gak suka liat gue, buang aja itu mata lu!" ucapku."Heh, cewek kampung! Apa kamu gak sadar diri? Lihat diri kamu ini siapa? Gak punya cermin kamu di rumah?" tanya Bu Dahlia dengan nada meremehkan padaku.Bang Adnan yang mendengar ucapan itu langsung memerah, pria itu langsung maju untuk membelaku namun aku mencegahny."Saya sadar diri kok Bu, yang gaK sadar diri itu anak ibu. Sudah tahu ini suami orang kenapa masih di kejar-kejar," balasku.Wajah Bu Dahlia, dan Siska langsung berubah. Mereka mengepalkan kedua tangannya menatapku."Heh wanita kampung! Sadar diri dong lu tuh gak pantas buat Khaizan. Jangankan derajat, otak lu sama gaya kepribadian lu udah kampungan tahu. Walaupun di tutupi dengan gaun mewah sekalipun, lu tetep cewek kampun
"Gue bilang apa Bang, hidup lu bakalan hancur semenjak Siska lu kasih peluang." ujar Irpan."Apa maksud adikmu mengasih peluang?" sentak Bu Arora.Bang Adnan yang di cecar pertanyaan melayangkan tatapan bengis pada adiknya."Aku gak pernah ngasih peluang Mah. Fan, lu jangan suka ngadi-ngadi deh"sangkal Bang Adnan. Bahas"Siapa yang ngadi-ngadi? Lu sendiri yang ngizinin si ular betina itu keluar masuk kantor demi sekotak makanan," ucap Irpan dengan nada mengejek."Asik ya, setiap hari ketemu video di jadi bisa mengenal masa lalu yang idah bersama. Masakannya mantan sampai sampai masuk ruangannya CEO," sindirku."Mampus lu." cibir irpan."Abang minta maaf Dek. Janji mulai sekarang kalau Siska datang Abang langsung usir dia," ucap Bang Adnan sambil memegang tanganku."Terserah Abang deh! Adek capek mau istirahat, " ucapku dengan nada tinggi."Emang udah parah lu Bang, istri lu baik, tulus, nerima apa adanya pas lu nyamar jadi cepmek. Lu malah kecewain dia," ucap Irpan emosi.Bang Adnan m
Syukurlah"."Tapi katanya gitu Bang, kalau perlu bikin tiap hari biar Puspa gak bisa lari dari lu, dan Mamah juga pasti bakalan seneng banget." saran irpan.Aku mengangguk kepala tanda mengerti.Saat aku kembali ke kamar, aku lihat Puspa istri cantik dan baikku yang tengah tertidur cantik di sana."Dekkk." lirihku apa dia benar-benar sudah tidur.Pov (Puspa)Saat Bang Adnan masuk kedalam kamar, aku langsung membungkus tubuhku dengan selimut dan berpura-pura tidur."Dek," panggil Bang Adnan.Pria itu duduk di sampingku lalu membelai wajah ini dengan lembut, beberapa kali dia mengucapkan kata maaf di dekat telingaku."Maafin Abang, Dek.""Maaf karena sudah bikin Adek kecewa," ucapnya terdengar penuh penyesalan.Bang Adnan lalu berbaring, dan memeluk erat tubuhku dari belakang. Namun, saat tangannya di naikan ke atas aku langsung menepisnya.Bang Adnan yang mengetahui aku hanya berpura-pura tidur hanya terkekeh."Abang tahu kamu belum tidur, ayo bangun kita bicarakan baik-baik."ucap Ban
DIKIRA KANG CENDOL BIASA TERNYATA SANG MILIARDER (1)Namaku Putri. Aku berkerja di pabrik kompeksi di desaku.Hari ini aku sengaja pulang lebih cepat karena ingin memberikan bahagia untuk adik-ku. Walaupun dia hanya adik tiriku. Tapi, aku sudah menganggap-nya lebih dari adik kandung.Tak sabar rasanya aku ingin menyampaikan kabar bahagia ini. Aku melihat reaksi wajah bahagia di wajah Mega~ Adik tiriku.Aku akan menunjukkan gaun pengantin indah, dan foto cincin kuno berbetuk ular yang sangat cantik ini padanya.Foto cincin cantik ini yang akan di sematkan di jari manisku, tepat di hari pernikahan kami nanti.Entah mengapa, saat sudah akan sampai di rumah justru rasa tak nyaman dan firasat buruk menghampiri. Namun aku tak menghiraukan itu. Jelas aku ingin segera menemui Mega. Namun, saat aku sampai depan warung Bu Saudah, aku tidak sengaja melihat Mega dan Kang Satria tengah duduk di sana dengan membelakangi ku.Aku mundur dan bersembunyi di balik pohon rindang besar depan warung Bu Sau
"Neng ikut kita yuk!" ajak mereka."Kemana, Bang?" tanyaku sok polos."Pokoknya kita bakalan seneng-seneng deh, Neng." ucap preman itu sambil menyeringai."Gak ah, Bang. Makasih!" balaskuNamun belum sempat menghindar tanganku sudah di cengkram kuat oleh mereka. Lalu di tarik oleh keduanya menuju semak-semak belukar yang gelap."Lepasin Bang!" pintaku sambil mencoba menyingkirkan tangan kasar mereka."Udahlah, Neng. Ikut Abang aja gak usah sok jual mahal," ucap mereka dengan suata yang terdengar menjijikan di telingaku."Too---looongg!" teriakku sambil memberontak."Dapat durian runtuh kita, Kem. Sudah cantik, bahenol, putih lagi." ucap kedua pemuda itu saat mereka memdorongku hingga terjatuh duduk di semak-semak, mereka menatapku tak berkedip dari atas hingga bawah.Aku menjerit dan terus memberontak namun setelah aku berpikir lagi, mungkin ini bukan ide buruk. ' Jika aku harus menodai dan melepaskan keperawananku malam ini? agar bisa mengagalkan rencana keluarga Kang Satria yang aka