Beranda / Pernikahan / PRIA BISU ITU SUAMIKU / Bab 6 menikahlah denganku

Share

Bab 6 menikahlah denganku

" Apa yang harus aku lakukan,Bi?" tanya Axela ,duduk di atas meja kerja dalam ruangannya sambil meneguk minuman beralkohol yang selalu tersedia di sana.

Bianca merasa kasihan melihat sahabatnya tampak begitu putus asa.

Pukul 10 pagi ini,Axela sudah mulai mengonsumsi alkohol,sesuatu yang tidak biasa bagi sahabatnya yang biasanya tengah sibuk dengan tumpukan pekerjaan.

Bianca mendekati Axela dengan penuh perhatian."Xel,ini bukan cara yang baik untuk mengatasi semuanya,"katanya lembut, mencoba mencapai hati sahabatnya yang sedang kesulitan.

Axela menatap Bianca dengan mata yang terlihat kosong dan penuh dengan beban pikiran "Aku tidak tau lagi,Bi. semuanya begitu rumit,"ujarnya dengan suara yang bergetar, cobaann yang nyata.

Bianca duduk di sebelah Axela, menempatkan tangannya di punggung sahabatnya dengan lembut."Axela,aku tahu ini sangat sulit untuk bagimu.Tapi, bagaimana jika kita melihat situasi ini dari sudut pandang berbeda?"katanya dengan hati-hati.

Axela menoleh kearah Bianca, ekspresinya campur aduk antara harapan dan keputusa."Apa maksud mu,Bi?"

Bianca mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan."Kakek pasti memiliki alasan kuat mengapa dia ingin kau menikah laki-laki itu.mungkin kita bisa mencoba untuk memahami apa yang dia lihat dalam laki-laki itu."ucapnya mencoba membuka pikiran Axela.

Axela menggelengkan kepalanya dengan frustasi yang terlihat jelas di wajahnya."Bagaimana aku bisa hidup dengan seseorang yang bahkan tidak bisa berbicara denganku? bagaimana kita berkomunikasi?Apa kata orang-orang diluar sana,Bi?CEO Atmaja Company menikah dengan laki-laki bisu!" desaknya dengan nada penuh keputusasaan.

Bianca tersenyum lembut,mencoba menghibur dan memberikan pengertian kepada sahabatnya"Kita bisa mencari solusi,Xel.Bagaimana jika menerapkan perjanjian kontrak, seperti yang kamu katakan waktu itu ?kita bisa menerapkan aturan dan ekspektasi yang jelas dari awal,dalam hubungan pernikahan kalian.Misalnya,kalian tidak boleh ikut campur dalam urusan pribadi masing-masing,atau tidak boleh memberitahu siapapun status pernikahan kalian."

Axela mengangkat kepalanya, mempertimbangkan kata-kata Bianca dengan serius,"Ide bagus,Bi."katanya tegas mencoba menemukan titik terang di tengah kegelapan yang dirasakannya.

Bianca mengangguk mantap," Ya, sebuah perjanjian yang bisa memberikan kalian arah dan pemahaman yang jelas.kalian mengetahui batasan di antara kalian."

Axela menarik napas dalam-dalam, merasakan sedikit cahaya harapan dalam kegelapan yang mengelilinginya."Baiklah,mari kita temui kembali si bisu,"ucapnya akhirnya, dengan suara yang penuh pertimbangan.

Bianca tersenyum lega,merasa sedikit lega bahwa Axela mulai membuka hatinya pada kemungkinan baru ini."kita akan menemuinya di sore hari nanti,"Ucapnya mantap.

Axela mengangkat satu alisnya,"kenapa harus menunggu sore hari?kenapa tidak sekarang saja?"

Bianca menggelengkan kepala perlahan,"Kau ingin kembali jadi pusat perhatian di kampus?aku rasa laki-laki bisu itu sedang menerima banyak pertanyaan dari mahasiswa yang penasaran dari kedatangan kita di kampus hanyak untuk bertemu dengannya."

Axela menerima alasan Bianca sambil kembali meneguk minuman beralkohol di tangannya.Dia duduk dengan tenang,mencoba mencerna semua yang telah mereka bicarakan. Dalam benaknya, berputar-putar pertanyaan tentang bagaimana laki-laki bisu itu akan menerima tawaran menikah dengannya.

***

Sementara itu,di Atmaja Universitas, tepatnya di toilet khusus laki-laki,Andra terkapar dilantai dengan wajah babak belur. Bajunya basah oleh keringat yang bercampur dengan air yang menggenang di lantai toilet.

Dia baru saja dihajar oleh tim basket laki-laki yang tidak suka melihatnya berbicara empat mata dengan CEO Atmaja Company di ruang perpustakaan.

Andra terbatuk ,rasa sakit menjalar di seluruh tubuhnya.Dia mencoba mengakat kepalanya tetapi rasa nyeri membuat nya meringis,susah payah dia memutar tubuhnya sedikit, merasakan setiap luka dan memar yang di berikan oleh anak basket tadi.

"Ludahlah... ," batinya pada diri sendiri.Dengan sisa-sisa tenaga dia mengumpulkan air liur bercampur darah di Mulutnya dan meludakannya di lantai. Rasa logam dari darah memenuhi mulut nya, membuat nya mual.

Andra merasakan dunia berputar di sekelilingnya."kenapa harus begini..,"gumamnya dengan tenggorokan serak ,penuh kesakitan,"Hanya karna aku berbicara dengan Miss CEO itu...,"lanjutnya" apa salahku...."

Air mata mulai menggenang di sudut matanya.

"Kenapa hidupku harus begini..."suara batinya terdengar putus asa.

Andra terbatuk lagi,kali ini lebih keras,dan sekali lagi dia meludahkan darah yang memenuhi mulutnya,"Tidak adil..." Batinya,rasa getir memenuhi hatinya.Dengan susah payah,Andra

Menarik napas dalam-dalam dan mencoba bangkit." Aku harus kuat....,"batinya,mencoba menguatkan diri." Tidak boleh menyerah..."

Dengan langkah tertatih,Andra berjalan menuju wastafel dan menatap bayangan wajahnya di cermin.wajahnya yang babak belur dan penuh luka." ini bukan pertama kalinya..." Pikirnya, mengingat kali sebelumnya dia diperlakukan seperti ini.Dia selalu menjadi sasaran bullying dari mahasiswa, terutama anak-anak basket.

" Kau kuat ,Andra! jangan tunjukkan sisi rapuhmu cukup tunjukkan senyummu!"

Batin Andra,mencoba menyemangati dirinya sendiri.dia memasang senyum manis di wajahnya, meskipun tubuhnya di penuhi rasa sakit.

***

Sore hari, Axela dan Bianca telah berada di depan pintu tempat tinggal Andra.

Mereka telah menunggu laki-laki bisu itu selama 30 menit,Axela mulai merasa bosan dan gelisah.Ditambah lagi,

lingkungan Andra Sangat jauh dari kata kemewahan,sangat kontras dengan kehidupan Axela yang penuh Dengan segala fasilitas dan kemudahan.

" Kenapa Bisu itu lama sekali! seperti orang penting saja!" Rutuk Axela sambil mondar-mandir dengan gelisah di depan pintu.Rasa frustasi dan ketidaksabarannya terlihat semakin jelas.

Bianca yang sudah duduk di lantai pintu masuk tempat tinggal Andra,mendongak dan menatap sahabatnya dengan tatapan jengkel." Berhenti Mondar mandir,Axela.Kau membuatku sakit kepala," katanya dengan tegas,mencoba menghentikan keluhan Axela yang tiada henti.

"Ya,dia sangat penting.Dia menentukan yang nasib warisanmu itu,Miss Xela,"

Lanjutnya dengan nada sarkartis menekankan betapa krusial peran Andra dalam hal ini.

Axela menghela nafas panjang,merasa tidak berdaya di tengah ketidakpastian ini."Aku tidak mengerti, Bagaimana mungkin hidupku bergantung pada seseorang yang bahkan tidak bisa berbicara denganku?"

"Berhentilah mengeluh,Miss Xela."

Kesal Bianca, Suaranya penuh frustasi dan kelelahan.

Tepat pada saat itu Andar muncul di ujung lorong dengan langkah gontai.Wajahnya lesu dan penuh luka lebam,bekas bekas kekerasan masih jelas terlihat .

Dia berjalan terseok-seok, kelelahan setelah seharian bekerja paruh waktu di cafe untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Tubunya yang kurus tampak ringkih dari biasanya,dan pakaian yang di kenakannya basah oleh keringat yang bercampur dengan debu jalanan.

Axela melihat kedatangan Andra dan langsung melangkah cepat menghampirinya.Mata mereka bertemu sejenak,dan Axela dengan suara yang penuh keberanian dan ketegasan dia berkata "Menikahlah Denganku!".

***

Terimakasih yang udah mampir :)

Author minta maaf kalau masih banyak typo atau kesalahan kalimat dalam bab.

author usakan UP setiap hari kecuali hari Libur yaa :).

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status