"Dia tidak berperasaan?" Tanya Patriark Yale, lelaki tua yang tubuhnya masih kuat dan keagungan tidak memudar di usia tuanya. Dia masih tampak tangguh dan ketajaman di ujung matanya tidak melemah sama sekali. Meski usianya sudah mendekati delapan puluh tahun dengan semua rambut hampir memutih, dia sama sekali tidak terlihat tua. Matanya masih melihat dengan jelas, sama sekali tidak membutuhkan kacamata.
Yestin Yale mengalihkan pandangannya dari wanita itu, Isabella Tantran, yang berdiri tenang di tepi danau buatan vila kakeknya, memandang lingkungan di sekitarnya dengan ketidakpedulian, tak jauh dari tempat mereka berdua duduk.
Jika Yestin Yele tidak benar-benar frustasi sampai ketingkat mati lemas, dia tidak akan pernah mencari Patriark Yale yang membosankan dan selalu mengganggunya dari masa kanak-kanak hingga sekarang. Tidak pernah lupa mengejek dan meremehkannya di setiap kesempatan. Meski dia tahu sebenarnya lelaki tua itu sering membanggakannya dan menyombongkannya, jika berbicara dengan teman-temennya dan sering membandingkan dengan cucu-cucu temannya.
"Lalu disebut apa dia? Sepuluh tahun. Sepuluh tahun Kakek, dia masih seperti itu. Sama sekali tidak memandangku sebagai lelakinya. Jika aku mengizinkan dia bercerai, sudah pasti dia akan pergi dengan bersih tanpa ragu sama sekali, kau bilang anak bisa mengikat kami, tapi dia sama sekali tidak menyukai anak-anak kami" Keluh Yestin Yale dengan frustasi.
Patriark Yale sama sekali tidak menyembunyikan suara terkekeh miliknya, dan mengejeknya Yestin Yale terus menerus "Katakan saja kesombonganmu itu dipukuli habis-habisan olehnya. Kau pikir semua wanita sama saja, menyukai dan menyanjung ketampanan dan latar belakangmu sampai kau terbang ke langit. Tapi sayang sekali, ck ck, Isabella sama sekali tidak memuaskan egomu selama bertahun-tahun, sungguh sangat disayangkan untukmu. Kalau aku boleh jujur padamu, pertama kali melihatnya aku tahu dia dilahirkan untuk menjadi istri ideal kalangan kelas atas yang selalu stabil dilingkungan berantakan ini.
"Meski rumor mengatakan dia dibesarkan di lingkungan luar yang miskin, tidak tahu sopan santun dan aturan, tidak cocok untuk kalangan kelas atas, aku tetap mengizinkanmu memilihnya, menurunkan harga diriku untuk mendatangi Tantran tua untuk meminta perjodohan agar kau bisa menikahi dengannya bukan aku amat mencintaimu bocah nakal, semua itu kulakukan karena aku tahu keberadaan Isabella akan menentukan kebaikan masa depan keluarga utama dan bisnis Yale.
"Kau lihat berapa banyak kenalan kita yang menjadi berantakan hanya karena wanita. Lihat bagaimana ibumu yang cemburuan, membuat masalah ketika ayahmu hanya berbicara didekat seorang wanita cantik, bertengkar sepanjang hari dan berisik dan lihat bagaimana jadinya Yale di bawah kepemimpinan ayahmu yang harus meladeni ibumu.
"Juga lihatlah istri-istri pamanmu yang terlalu menganggu, picik, dominan dan bahkan bertengkar dengan wanita lain untuk hal-hal sepele yang benar-benar merepotkan. Atau istri lainnya yang dipilih dari kalangan orang biasa, mereka dangkal dan tidak memotivasi pasangannya.
"Isabella Tantran istri kelas atas yang sempurna, dia menjaga halaman belakangmu dengan rapi, dia membesarkan anak-anakmu dengan kualitas terbaik dan menjadi anak-anak kebanggaan, dan bahkan dia bisa menjalan bisnis Tantran tanpa masalah disaat yang sama.
"Semua poin terbaiknya sangat membantumu, dan membawa keuntungan dan manfaat yang sangat banyak bagi perjalanan karirmu. Berapa banyak lelaki dikalangan kita yang berharap mendapatkan istri seperti Isabella Tantran, mungkin kau tidak bisa menghitungnya. Jika mereka bisa mendapatkan istri seperti Isabella, mungkin mereka bisa menambah umur hidup beberapa tahun lagi.
"Maka kau berhentilah bermain dengan wanita licik di luar. Hati yang tulus akan selalu dibayar kembali. Jangan terlalu serakah" Kata Patriak Yale panjang lebar.
Yestin Yale menundukkan kepalanya, menatap air teh di gelasnya yang belum tersentuh cukup lama, tidak tahu apa yang ia pikirkan. Lalu akhirnya mendesah kecil dan mengatakan "Aku tidak mengharapkan dia mencintaiku dengan tergila-gila seperti wanita lain, yang kuinginkan cukup sederhana, bisakah dia sedikit melihatku, sedikit, hanya sedikit saja"
Dia memiliki wajah tampan dan dia tahu itu. Banyak wanita tidak berpaling dari pesonanya dan tidak menolak keinginannya. Dengan sekali lambaian semua wanita akan jatuh di kakinya.
Dia kaya, berasal dari keluarga terkenal dan berpengaruh. Salah satu pewaris dengan kemampuan terbaik di keluarga Yale.
Jika Isabella tidak melihat ketampanan dan kekayaannya, mengapa dia tidak melihat ketulusan dan perjuangannya selama sepuluh tahun.
Dia dilatih sabar dan toleran, tapi menghadapi Isabella, dia merasa semua kesabaran akan habis.
Tapi disaat yang sama dia sangat mencintai Isabella Tantran.
Patriark Yale mengangkat alisnya, seolah mengatakan 'omong kosong apa ini' lalu membalas "Manusia adalah makhluk yang tidak terpuaskan Yestin. Tanya pada dirimu sendiri apakah benar-benar sedikit yang kau inginkan darinya? Untuk apa kau membesarkan wanita-wanita berantakan itu diluar bahkan membawanya pulang? Bukankah kau ingin dia cemburu dan kau bisa menundukkan kesombongannya?
"Kau terkadang memperlakukannya dingin dan sombong, hanya untuk membuat dia lebih memperhatikanmu. Jauh dalam dirimu, Kau serakah akan perhatiannya, kau ingin dia selalu berkeliling di sekitarmu, menempatkanmu didaftar tertingginya.
" Ketika dia memperhatikanmu, Kau ingin cintanya, ketika kau mendapatkan cinta kau ingin jiwanya" Kata Patriark Yale menohok.
"Tidak!" Yestin Yale menyangkal terlalu cepat. Ujung telinganya memerah karena rahasia tersembunyi dalam dirinya terbongkar oleh orang yang paling tidak ingin mengetahui rahasianya sama sekali. Tapi sayangnya Patriark Yale adalah orang paling mengenal Yestin Yale, membongkar semua persembunyian.
Makin bersalah dengan tatapan kakeknya, Yestin Yale tergagap menjelaskan "Ma...Maksudku, aku tahu cinta akan menjadi kelemahan yang seharusnya tidak pantas kita miliki, tapi aku hanya ingin mempertahankannya. Dari awal aku benar-benar tertarik padanya, tapi sudah lebih sepuluh tahun dia tidak pernah melihatku bahkan hanya sekali, aku takut..." katanya.
"Kau takut dia akan bertemu seseorang yang membuatnya jatuh cinta, seseorang yang lebih baik darimu, mengalahkan semua kesombonganmu" Sanggah Patriark Yale.
Yestin Yale menundukkan kepalanya makin rendah, cemberut dengan penuh keluhan seperti bocah malang bertahun-tahun lalu.
Patriark Yale mendesah seolah-olah kembali melihat bocah sombong, tidak mau kalah, tidak bisa disalahkan dan memiliki harga diri yang tinggi di luar, tapi hanya di hadapannya akan mengeluh seperti anjing susu yang ditinggalkan pemiliknya, kebingungan dan tersesat sedih.
"Baiklah" Akhirnya Patriark Yale mengalah. Seolah-olah ia benar-benar tidak berdaya dengan keluhan dan frustasi cucunya selama sepuluh tahun. "Aku akan memberimu sebuah rahasia kecil yang mungkin dimiliki Isabella Tentran" katanya perlahan mendesah.
Yestin Yale mengangkat kepala dan memandang Patriark Yale dengan penuh harap.
"Berdasarkan pengalaman dan pengamatanku selama bertahun-tahun, ada tiga alasan kenapa Isabella Tantran seperti sekarang. Pertama, dia mungkin terlahir seperti itu, bukan karena dia tak berperasaan, tapi karena IQnya sangat tinggi tapi EQnya sangat rendah.
"Alasan kedua, kultivasinya dari masa kecil dan pengaruh lingkungan pertumbuhan yang menjadikan dia seperti sekarang. Kita tidak tahu lingkungan hidup seperti apa yang dijalani Isabella sebelumnya, yang membuat dia menjadi begitu tenang dan stabil tidak tergoyahkan.
"Alasan ketiga, yang kupikir mungkin sangat mendekati Isabella yang sekarang, selalu tenang dan stabil seperti seorang yang telah melewati perjuangan dan pengalaman kehidupan yang sangat panjang, yang benar-benar tidak cocok dengan usianya, Isabella mestinya seseorang yang mengunakan Kunci Jiwa"
"Kunci Jiwa? Maksudnya jiwanya di kunci dan dia menjadi tidak berperasaan? sampai-sampai tidak ada sentuhan manusia padanya. Dia mengabaikanku, sama sekali tidak memperhatikanku. Bahkan tak setengah pun rasa suka dia tampilkan pada anak-anak kami. Dia tidak berperasaan hingga bahkan anak kami menangis memeluk kakinya, tapi dia sama sekali tidak menghiraukannya. Dan semua di sebabkan oleh kunci jiwa sialan itu?" Kata Yestin Yale mengerutkan kening, tidak paham dan bertanya makin banyak. Suaranya menjadi cepat dan tidak sabaran. Yang ingin dia dengar sebuah alasan yang cocok, bukan jawaban omong kosong yang sulit di percaya "Adakah yang begitu ajaib di dunia ini? Dan siapa orang terkutuk yang memikirkannya? Aku pasti akan membunuhnya ratusan bahkan ribuan kali. Mengapa dia harus menjadikan Isabella begitu tak manusiawi" lanjutnya marah."Jaga ucapanmu!" Tegur Patriark Yale dengan keras "Ada banyak hal di dunia ini yang mungkin tidak kau ketahui dan tidak sesuai de
Yestin Yale berjalan ke arah dimana istrinya, Isabella Tantran berada, di lihatnya wanita itu tengah berjemur di kursi santai.Dia merasa kompleks.Apakah dia melakukan kesalahan?Apakah dia melakukan terlalu banyak hal buruk sehingga di balas tuhan sedemikian rupa, padahal teman-temannya melakukan lebih banyak kesalahan darinya, tapi mengapa mereka tidak dibalas. Mereka masih hidup bahagia sepanjang hari.Ada satu kebenaran yang tidak pernah dia ungkapkan pada Patriark Yale, Dia mengunakan obat-obatan untuk membuat Isabela Tantran tidur dengannya dan Dia juga mengancam Isabella untuk mendapatkan keinginannya, menikahinya.Bahkan jika kakeknya meminta Isabella Tantran untuk di jodoh dengannya melalui Tantran Tua, kakek Isabella, sudah di pastikan dia akan menerima penolakan ke tiga kalinya, jadi hanya dengan mengancamnya satu-satu pilihan yang terpikir olehnya.Apakah Isabella membencinya? Itulah sebabnya dia tidak peduli padanya
"Kau tidak mengingatku? Kita bertemu di Tanpad setahun yang lalu" Jelas Yestin Yale dengan gugup dan malu."Oh" Dia, Isabella Tantran mengangguk "Halo" Katanya dengan tenang, dan tidak ada reaksi lain.Lalu itu saja.Tidak ada komentar tambahan dan tidak ada pertanyaan lanjutan, membuat mulut Yestin Yale terkatup rapat dan tubuhnya berdiri kaku. Perjuangannya yang sangat lama hanya untuk mendapat tanggapan yang begitu dingin.Melihat punggungnya yang menjauh sekali lagi tanpa nostalgia.Bagi Isabella Tantran, mungkin, dia hanya pejalan kaki dalam hidupnya. Seseorang yang tidak sengaja berpapasan dengannya. Yang tidak ia pedulikan dan lupakan begitu saja.Dia tahu dia mengenalnya, hanya saja dia tidak antusias dengan kehadirannya.Yestin Yale sempat berfikir jikalau Isabella Tantran hanya bermain 'susah didapat' dengannya. Jika saja dia memang bermain susah di dapat, maka dia ingin meneriakkan 'kamu berhasil'Ketika mereka berte
Yestin Yale duduk di pinggir kasur menatap pintu masuk, dia gemetaran tak terkendali. Dia marah, tak berdaya dan gelisah tak tertahankan.Dia mencoba mengendalikan dirinya ketika wajahnya perlahan memudahkan semua darahnya. Tubuhnya yang gemetar terasa di jalari rasa dingin dari ujung kaki ke ujung rambut.Waktu terasa bergerak sangat lambat, dia harus menerima kenyataan bahwa pintu itu masih tertutup rapat, dan dia sama sekali tidak mengejarnya, perlahan jiwanya terasa kosong.Dia berharap pintu itu akan terbuka, dan sosok Isabella Tantran yang sangat dia harapkan melangkah masuk dan bertanya padanya. Membujuknya dengan kata-kata manis, memberikannya kepedulian dan perhatian. Menenangkannya suasana hatinya dengan kata-kata lembut.Sayang harapannya perlahan menimbulkan kekecewaan, dan kekecewaan yang sangat besar perlahan memunculkan api kemarahan.Dia juga manusia yang memiliki batas toleransi dan kesabaran.Tidak cukupkah baginya selama s
Yestin Yale terbiasa melayani Isabella, mengutamakan kenyamanannya, menghindari hal-hal yang akan membuatnya tidak bahagia, dan menyenangkannya langkah demi langkah.Mencium dan mengecupnya penuh kasih sayang adalah hal yang biasa dia lakukan, dan setiap sentuhannya penuh dengan semangat menghargai. Berharap Isabella bahagia, merasa nyaman dan aman menyerahkan diri kepadanya. Kenyamanan Isabella ditempatkan lebih tinggi dari kepuasaan dirinya sendiri.Namun untuk pertama kalinya Yestin Yale kehilangan rasionalitas, kehilangan kendali, kasar dan liar, hingga membuat Isabella benar-benar menangis kesakitan. Tapi anehnya, Yestin malah merasakan luapan kesenangan yang berbeda dalam dirinya, dan pada tingkat tertentu, membuatnya malu dengan pikirannya sesat dan bejat.Yestin Yale menatap Istrinya, dengan tampilan yang sangat serius. Matanya tajam, kening mengerutkan dan wajahnya penuh konsentrasi yang serius. Tetapi entah bagaimana pikiran sensual sangat
Seluruh tubuh Yestin Yale dibebani rasa pusing, seolah-olah sisi dirinya yang biasa, benar-benar tersapu oleh sisi lain dirinya. Seolah-olah sisi lain itu tengah membantunya mencoba menghilangkan ketegangan ditubuhnya.Setelah sepuluh tahun ternyata dia juga memiliki keinginan mengontrol Isabella, membuat telinganya terus mendengar Isabella memohon padanya. Membiarkan Isabella bergantung dan menyerah diri seutuhnya, yang pada saat yang sama mungkin akan memuaskan hati dan egonya yang sering terluka.Isabella merasa jijik karena dia memasukinya, maka dia akan membuat Isabella memohon pada hal yang membuatnya jijik itu!Pikiran gelap Yestin Yale terus menyerukan keinginan kuat untuk menyiksa wanita di bawahnya, membuatnya menangis dan memohon di bawahnya. Memohon hingga bahkan dia rela membayar dengan harga apapun, bahkan memberikan tubuh dan jiwanya.Yestin Yaledengan lembut meraba bagian ata
Yestin Yale berulang kali menggerakkan jarinya masuk dan keluar, tapi itu cukup kasar untuk menyakitinya dan menyenangkannya pada saat yang sama. Dia bergerak kasar dan kadang-kadang menggoda lembut.Ketika dia melepaskan mulutnya, Isabella tidak menahan untuk berteriak "Hmm - jangan diambil, ya! Jangan angkat jarimu ... Yestin" Dia memanggil, dan mengulurkan tangan untuk menyentuh jari yang hanya bertahan di luarnya.Yeatin menangkap telinga Isabella dalam satu gigitan, dan anggota tubuh Isabella jatuh lembut, alisnya mengerutkan kening, dan kabut air muncul lebih banyak di matanya."Ini sangat tidak nyaman!" lenguh Isabella lagi."Tidak nyaman? Haruskah di tambahkan satu lagi untuk menghalangi air yang mengalir keluar? apakah dengan begitu kau lebih nyaman? Lihat dirimu, aku belum melakukan cukup banyak tapi kau sudah sangat basah, apakah kau terbuat dari air? semua basah kuyup olehmu"Yestin Yale menggoda dengan kata kata jahat
Isabella merasa hasrat menumpuk di perut bagian bawahnya, rasanya sesak hanya ingin diisi, tidak peduli apapun yang akan digunakan, baginya tidak apa-apa."Ahhh-h...kumohon,Ah! Aku sangat menginginkannya-"Keinginan untuk mencapai puncak tidak diberikan, dan Isabella yang bingung tidak menyadari dia sudah menangis seperti anak kecil, berteriak dan gemetaran, hanya untuk mendapatkan keinginannya."Bellaku sangat menyedihkan" gumam Yestin Yale dengan bibir terangkat penuh kesenangan.Mata indah Isabella Tantran berkabut, dan melihat sosok besar menekan dan mengelilinginya.Setiap kali Yestin Yale menyeringai nakal, bibir sensualnya terangkat, giginya yang putih cerah terlihat, rahangnya yang kuat disorot, dan jakunnya yang menonjol terayun-ayun secara sensasional. Membuat dia ingin mengisap dan menggigitnya. Apalagi rambutnya yang basah terurai karena keringat, membuatnya semakin menawan, dia ingin menggenggamnya.Wajah
"Cobalah menangis lagi" Kata Yestin membenamkan kepalanya ditekuk Isabella, mengisap dan menggigitnya. Dia senang melihat tanda yang dia tinggalkan di kulitnya.Dia sesat dan gila.Semakin Isabella menangis, semakin dia ingin mendengar Isabella memohon dan mendengar permohonan centilnya, dan semakin dia ingin menganiaya dan menyiksa agar Isabella menangis lebih keras.Meski dia merasakan kuku Isabella sesekali menggores dan tertanam di punggungnya, dia tidak berhenti sama sekali."Mmm ... jangan, jangan ... berhenti, biarkan aku pergi. .. ah ah..." di menggenggam kedua lengannya yang keras.Yestin memegangi wajahnya seperti bayi, mencium lembut alisnya berulang kali, tapi menolak untuk melepaskannya.Pelanggaran kuat dilepaskannya. Pelanggaran di bawahnya kuat dan kejam, hampir seolah-olah dia akan menabrak Isabella.Isabella membenamkan jari-jarinya dalam
Isabella merasa hasrat menumpuk di perut bagian bawahnya, rasanya sesak hanya ingin diisi, tidak peduli apapun yang akan digunakan, baginya tidak apa-apa."Ahhh-h...kumohon,Ah! Aku sangat menginginkannya-"Keinginan untuk mencapai puncak tidak diberikan, dan Isabella yang bingung tidak menyadari dia sudah menangis seperti anak kecil, berteriak dan gemetaran, hanya untuk mendapatkan keinginannya."Bellaku sangat menyedihkan" gumam Yestin Yale dengan bibir terangkat penuh kesenangan.Mata indah Isabella Tantran berkabut, dan melihat sosok besar menekan dan mengelilinginya.Setiap kali Yestin Yale menyeringai nakal, bibir sensualnya terangkat, giginya yang putih cerah terlihat, rahangnya yang kuat disorot, dan jakunnya yang menonjol terayun-ayun secara sensasional. Membuat dia ingin mengisap dan menggigitnya. Apalagi rambutnya yang basah terurai karena keringat, membuatnya semakin menawan, dia ingin menggenggamnya.Wajah
Yestin Yale berulang kali menggerakkan jarinya masuk dan keluar, tapi itu cukup kasar untuk menyakitinya dan menyenangkannya pada saat yang sama. Dia bergerak kasar dan kadang-kadang menggoda lembut.Ketika dia melepaskan mulutnya, Isabella tidak menahan untuk berteriak "Hmm - jangan diambil, ya! Jangan angkat jarimu ... Yestin" Dia memanggil, dan mengulurkan tangan untuk menyentuh jari yang hanya bertahan di luarnya.Yeatin menangkap telinga Isabella dalam satu gigitan, dan anggota tubuh Isabella jatuh lembut, alisnya mengerutkan kening, dan kabut air muncul lebih banyak di matanya."Ini sangat tidak nyaman!" lenguh Isabella lagi."Tidak nyaman? Haruskah di tambahkan satu lagi untuk menghalangi air yang mengalir keluar? apakah dengan begitu kau lebih nyaman? Lihat dirimu, aku belum melakukan cukup banyak tapi kau sudah sangat basah, apakah kau terbuat dari air? semua basah kuyup olehmu"Yestin Yale menggoda dengan kata kata jahat
Seluruh tubuh Yestin Yale dibebani rasa pusing, seolah-olah sisi dirinya yang biasa, benar-benar tersapu oleh sisi lain dirinya. Seolah-olah sisi lain itu tengah membantunya mencoba menghilangkan ketegangan ditubuhnya.Setelah sepuluh tahun ternyata dia juga memiliki keinginan mengontrol Isabella, membuat telinganya terus mendengar Isabella memohon padanya. Membiarkan Isabella bergantung dan menyerah diri seutuhnya, yang pada saat yang sama mungkin akan memuaskan hati dan egonya yang sering terluka.Isabella merasa jijik karena dia memasukinya, maka dia akan membuat Isabella memohon pada hal yang membuatnya jijik itu!Pikiran gelap Yestin Yale terus menyerukan keinginan kuat untuk menyiksa wanita di bawahnya, membuatnya menangis dan memohon di bawahnya. Memohon hingga bahkan dia rela membayar dengan harga apapun, bahkan memberikan tubuh dan jiwanya.Yestin Yaledengan lembut meraba bagian ata
Yestin Yale terbiasa melayani Isabella, mengutamakan kenyamanannya, menghindari hal-hal yang akan membuatnya tidak bahagia, dan menyenangkannya langkah demi langkah.Mencium dan mengecupnya penuh kasih sayang adalah hal yang biasa dia lakukan, dan setiap sentuhannya penuh dengan semangat menghargai. Berharap Isabella bahagia, merasa nyaman dan aman menyerahkan diri kepadanya. Kenyamanan Isabella ditempatkan lebih tinggi dari kepuasaan dirinya sendiri.Namun untuk pertama kalinya Yestin Yale kehilangan rasionalitas, kehilangan kendali, kasar dan liar, hingga membuat Isabella benar-benar menangis kesakitan. Tapi anehnya, Yestin malah merasakan luapan kesenangan yang berbeda dalam dirinya, dan pada tingkat tertentu, membuatnya malu dengan pikirannya sesat dan bejat.Yestin Yale menatap Istrinya, dengan tampilan yang sangat serius. Matanya tajam, kening mengerutkan dan wajahnya penuh konsentrasi yang serius. Tetapi entah bagaimana pikiran sensual sangat
Yestin Yale duduk di pinggir kasur menatap pintu masuk, dia gemetaran tak terkendali. Dia marah, tak berdaya dan gelisah tak tertahankan.Dia mencoba mengendalikan dirinya ketika wajahnya perlahan memudahkan semua darahnya. Tubuhnya yang gemetar terasa di jalari rasa dingin dari ujung kaki ke ujung rambut.Waktu terasa bergerak sangat lambat, dia harus menerima kenyataan bahwa pintu itu masih tertutup rapat, dan dia sama sekali tidak mengejarnya, perlahan jiwanya terasa kosong.Dia berharap pintu itu akan terbuka, dan sosok Isabella Tantran yang sangat dia harapkan melangkah masuk dan bertanya padanya. Membujuknya dengan kata-kata manis, memberikannya kepedulian dan perhatian. Menenangkannya suasana hatinya dengan kata-kata lembut.Sayang harapannya perlahan menimbulkan kekecewaan, dan kekecewaan yang sangat besar perlahan memunculkan api kemarahan.Dia juga manusia yang memiliki batas toleransi dan kesabaran.Tidak cukupkah baginya selama s
"Kau tidak mengingatku? Kita bertemu di Tanpad setahun yang lalu" Jelas Yestin Yale dengan gugup dan malu."Oh" Dia, Isabella Tantran mengangguk "Halo" Katanya dengan tenang, dan tidak ada reaksi lain.Lalu itu saja.Tidak ada komentar tambahan dan tidak ada pertanyaan lanjutan, membuat mulut Yestin Yale terkatup rapat dan tubuhnya berdiri kaku. Perjuangannya yang sangat lama hanya untuk mendapat tanggapan yang begitu dingin.Melihat punggungnya yang menjauh sekali lagi tanpa nostalgia.Bagi Isabella Tantran, mungkin, dia hanya pejalan kaki dalam hidupnya. Seseorang yang tidak sengaja berpapasan dengannya. Yang tidak ia pedulikan dan lupakan begitu saja.Dia tahu dia mengenalnya, hanya saja dia tidak antusias dengan kehadirannya.Yestin Yale sempat berfikir jikalau Isabella Tantran hanya bermain 'susah didapat' dengannya. Jika saja dia memang bermain susah di dapat, maka dia ingin meneriakkan 'kamu berhasil'Ketika mereka berte
Yestin Yale berjalan ke arah dimana istrinya, Isabella Tantran berada, di lihatnya wanita itu tengah berjemur di kursi santai.Dia merasa kompleks.Apakah dia melakukan kesalahan?Apakah dia melakukan terlalu banyak hal buruk sehingga di balas tuhan sedemikian rupa, padahal teman-temannya melakukan lebih banyak kesalahan darinya, tapi mengapa mereka tidak dibalas. Mereka masih hidup bahagia sepanjang hari.Ada satu kebenaran yang tidak pernah dia ungkapkan pada Patriark Yale, Dia mengunakan obat-obatan untuk membuat Isabela Tantran tidur dengannya dan Dia juga mengancam Isabella untuk mendapatkan keinginannya, menikahinya.Bahkan jika kakeknya meminta Isabella Tantran untuk di jodoh dengannya melalui Tantran Tua, kakek Isabella, sudah di pastikan dia akan menerima penolakan ke tiga kalinya, jadi hanya dengan mengancamnya satu-satu pilihan yang terpikir olehnya.Apakah Isabella membencinya? Itulah sebabnya dia tidak peduli padanya
"Kunci Jiwa? Maksudnya jiwanya di kunci dan dia menjadi tidak berperasaan? sampai-sampai tidak ada sentuhan manusia padanya. Dia mengabaikanku, sama sekali tidak memperhatikanku. Bahkan tak setengah pun rasa suka dia tampilkan pada anak-anak kami. Dia tidak berperasaan hingga bahkan anak kami menangis memeluk kakinya, tapi dia sama sekali tidak menghiraukannya. Dan semua di sebabkan oleh kunci jiwa sialan itu?" Kata Yestin Yale mengerutkan kening, tidak paham dan bertanya makin banyak. Suaranya menjadi cepat dan tidak sabaran. Yang ingin dia dengar sebuah alasan yang cocok, bukan jawaban omong kosong yang sulit di percaya "Adakah yang begitu ajaib di dunia ini? Dan siapa orang terkutuk yang memikirkannya? Aku pasti akan membunuhnya ratusan bahkan ribuan kali. Mengapa dia harus menjadikan Isabella begitu tak manusiawi" lanjutnya marah."Jaga ucapanmu!" Tegur Patriark Yale dengan keras "Ada banyak hal di dunia ini yang mungkin tidak kau ketahui dan tidak sesuai de