Share

72 Sendiri tapi Tidak Sendirian

Ervin merebahkan diri di sofa ruang kerja mamanya. Sebenarnya pagi tadi ia sudah berniat bulat untuk membongkar hubungannya dengan Arla di depan mamanya.

Tapi ancaman Arla sebelum keluar ruang rapat beberapa menit sebelumnya terus terngiang di benaknya.

‘Aku bakal resign dan pergi sejauh-jauhnya kalau kamu buka hubungan kita kemarin ke orang-orang terutama keluargamu.’

Bagaimana mungkin Ervin bisa mengatakannya setelah mendapat ancaman seperti itu? Bagaimana kalau Arla benar-benar pergi dan tidak bisa ia temui lagi?

“Kamu nggak enak badan, Vin?” tanya mamanya yang kini ikut duduk di single arm chair di dekat sofa sambil meletakkan tangannya di atas kening Ervin, mengukur suhu tubuh anaknya dengan cara yang paling tradisional.

“Nggak enak ati, Ma.”

Rhea menghela napas. Memang Ervin tidak demam, tapi ia bisa melihat raut wajah ‘tidak baik-baik saja’ pada Ervin.

“Periksa ke Om Pras coba, mungkin ada masalah sama livermu. Om Pras pasti nggak mau kan punya calon menantu yang sakit liver.”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status