Share

486. Runa! (Bagian C)

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-16 08:29:34

486. Runa! (Bagian C)

Tak sengaja matanya menoleh ke arah warung, dan dia bisa melihat wajah Maryam di sana. Tapi Abi tak menghiraukannya, karena dia merasa itu tidak mungkin. Toh, Abi tahu kalau Lisa pergi dari rumah karena bertengkar.

Jadi, rasanya sedikit mustahil saat dia melihat keberadaan Maryam di sini. Abi langsung tancap gas, saat melihat jalanan sudah lengang. Dia akan menjemput Amran secepatnya, agar segera terhindar dari matahari yang panas ini.

*******

"Mbak, besok masuk sekolah, ya? Nggak terasa, yah!" Ana bertanya, dia saat ini sedang bosan karena tidak mempunyai kegiatan yang berarti.

Sri, dan juga Lisa sudah membereskan semua pekerjaan dengan cepat dan juga teratur. Ana jadi tidak kebagian untuk unjuk gigi dalam memasak, tapi tak mengapa.

Toh, Ana mengerti. Mungkin Lisa ingin memasak untuk Aji yang sudah lama tidak memakan masakan wanita itu. Yah, melepas rindu lah istilah katanya.

"Iya, besok udah masuk sekolah." Lisa mengangguk singkat.

"Ke sekolah naik apa, Mbak?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
mangunranansatu
cembukur nih lisa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   487. Bantuan Untuk Janda (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)487. Bantuan Untuk Janda (Bagian A)"Siapa, Ji?" Sri berjalan cepat ke depan, dan langsung menggeser tubuh Aji ke samping.Sedangkan Aji yang tidak siap didorong, langsung terhuyung. Lelaki itu hanya bisa menghela nafas panjang, jika bukan ibunya yang mendorong, sudah pasti dia akan membalas dengan yang lebih pedih."Bu!" Runa menyapa, dia mencium tangan Sri dengan takzim."Runa? Ngapain di sini?" Kening Sri berkerut heran, dia bahkan sampai celingak-celinguk ke kanan dan ke kiri.Sedangkan Runa sendiri belum menjawab, dia hanya memberikan senyum terbaiknya, hingga matanya menyipit. Cantik, dan juga terlihat sangat berkelas.Apalagi wanita itu memakai pakaian yang rapi dan juga mewah, wajahnya juga dipoles make up natural yang terlihat sangat pas di wajahnya yang putih, mulus, dan juga glowing tentunya.Memang, perangkat desa satu ini sangat memikat hati. Bahkan banyak yang heran, kenapa sampai sekarang Runa belum menikah. Padaha

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-17
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   488. Bantuan Untuk Janda (Bagian B)

    488. Bantuan Untuk Janda (Bagian B)"Ah, kalau begitu nggak usah di sensus, Run. Lisa itu pegawai negeri soalnya, dan dari dulu-dulu nggak pernah dapat bantuan apa-apa juga, kan?" Sri menyahut cepat."Oh, ini rumah Mbak Lisa, Bu?" Runa langsung bertanya, jauh dari konteks pertanyaan untuk sensus penduduk sebenarnya."Iya, Lisa mengontrak di sini untuk sementara." Lagi-lagi Sri menyahut, sambil mendongak karena Runa memang masih kekeh untuk tidak mendudukkan dirinya sendiri."Oh …." Runa bergumam pelan. "Pantas saja ada Ibu dan Mas Aji di sini, ternyata yang mengontrak adalah Mbak Lisa." Dia kembali bergumam."Mbak Runa, seperti yang dikatakan oleh Ibu tadi … saya tidak mengharapkan bantuan itu, dan berikan saja bantuan itu kepada warga yang lebih membutuhkan!" Lisa tiba-tiba datang sambil mengelap tangannya ke baju yang tengah dia gunakan, dia menatap Runa dengan pandangan ramah, full senyum, namun terlihat sangat … kaku?Ayolah, apa yang kau harapkan dari dua wanita yang mencintai s

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-17
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   489. Bantuan Untuk Janda (Bagian C)

    489. Bantuan Untuk Janda (Bagian C)"Kenapa sih, Mas Aji harus mengikuti permintaan Mbak Runa? Harus banget yah, ngomong hanya berdua di luar sana? Iyuhhhh, kayak ada yang penting aja!" Ana mengomel, dari tadi belum berhenti.Sedangkan Lisa dan Sri hanya diam, mereka sudah selesai memindahkan masakan mereka tadi ke saung ini. Benar-benar nyaman dan juga sejuk, ini adalah tempat yang sangat pas untuk makan siang bersama keluarga."Sebagai seorang wanita, Mbak Runa itu benar-benar berani untuk mengajak suami orang berbicara empat mata!" Ana kembali berbicara."An, lupa kamu? Masmu itu duda sekarang, loh!" Lisa menyahut dari seberang sana.Wajahnya terlihat tenang, tapi isi hatinya siapa yang tahu? Membayangkan lelakinya berbicara empat mata dengan perempuan lain, jelas wanita manapun tidak akan pernah bisa tenang dan juga lapang."Ya, terus? Dudanya masih beberapa hari, masak sudah mau di pepet? Nggak ada laki-laki lain apa?" sahut Ana dengan kesal. "Mbak tahu? Mbak Runa itu adalah mant

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-17
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   490. Pelik! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)490. Pelik! (Bagian A)“Kok, makannya di belakang? Kenapa nggak di depan saja?”Tiba-tiba Amran muncul dari pintu belakang, dengan Abi yang berjalan di belakangnya. Sepasang Bapak dan anak itu, terlihat sangat mirip. Bedanya, rambut Amran sudah ada yang memutih sebagian, sedangkan rambut Abi masih hitam legam.Memang jika disejajarkan, maka wajah Abi, Aji, dan Amran, akan terlihat sangat mirip, seperti pinang yang dibelah dua. Tidak ada dari kedua orang anak itu, yang mirip dengan ibunya.Yah, setidaknya itu adalah hal yang baik. Karena orang akan bertanya-tanya, mengapa wajah Abi terlihat seperti wajah orang lain, alih-alih mirip dengan Sri nantinya. Kan, tidak lucu!"Di belakang kan, enak Pak. Semilir anginnya membuat perut semakin lapar!" Ana menjawab sekenanya.Dia lalu menggeser tempat duduknya saat Abi mendekat, dia mempersilahkan lelaki itu untuk duduk di tempatnya semula. Karena Ana tahu, kalau Abi itu sangat suka bersan

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-17
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   491. Pelik! (Bagian B)

    491. Pelik! (Bagian B)Dia malah balik memelototi Runa, dan juga mengangkat sedikit ujung bibirnya. Menunjukkan wajah yang sangat menyebalkan, sengaja untuk memprovokasi Runa sang anak mantan kepala desa.Padahal sewaktu di balai desa, itu pertama kalinya Ana bertemu dengan Runa dan mengetahui kalau wanita itu adalah mantan dari Aji. Ana merasa Runa adalah wanita yang lembut dan juga baik, terlihat dari cara bicaranya yang berwibawa.Tapi entah kenapa, untuk kali ini Ana merasa dia benar-benar sudah salah menilai orang hanya dalam pertemuan pertama. Karena nyatanya, Runa tidaklah seperti yang terlihat. Wanita ini … terlihat seperti ular dan juga rubah di saat yang bersamaan.Licin, dan juga licik. Kebetulan sekali, Ana sangat pintar menghadapi orang-orang seperti ini.“Mas, ayo makan! Aku disuruh Ibu dan Bapak buat manggil Mas Aji!” Ana berbicara dengan nada ceria. “Eh, Mbak Runa belum pulang? Belum selesai ngomong sama Mas Aji?” tanya Ana lagi.“Iya, urusan saya dan Mas Aji belum sel

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-17
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   492. Pelik! (Bagian C)

    492. Pelik! (Bagian C)Bagaimana tidak, dia menghabiskan sepuluh buah gorengan sendirian. Sedangkan Maryam sendiri juga sedang bersandar di tembok, ikut kekenyangan. Ternyata di sebelah warung itu, ada penjual gorengan. Rosa dan juga Maryan lantas segera saja mengambil tempat duduk lesehan dan bersandar di tembok yang tingginya hanya sepaha orang dewasa. Karena itulah mereka tidak bisa melihat, kalau Abi tadi menjemput Amran."Yah, Ibu juga sama, Ros. Kenyang banget!" Maryam bersendawa. "Bapakmu kok lama banget, sih? Ke mana saja sih, mereka ini?" omel wanita itu dengan suara yang tertahan.Karena memang sudah lebih dari satu jam mereka menunggu di sini, tapi Parto dan juga Marwan belum juga memunculkan batang hidung mereka, dan hal itu benar-benar membuat Maryam menjadi luar biasa kesal."Iya, Bu? Bapak sama Marwan, kok, lama banget, ya? Aku sebenarnya sudah sangat lelah, dan juga bosan. Aku ingin tidur di kamar dan beristirahat!" sahut Rosa dengan nada lelah."Memang Bapak sama ana

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-17
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   493. Rujuk! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)493. Rujuk! (Bagian A)"Ngomongin apa aja di depan, Ji?" tanya Sri dengan mata yang memicing tajam, saat dia melihat Aji dan juga Ana datang.Anak sulungnya itu nampak tenang, bahkan saat Sri menghujaninya dengan tatapan sarat akan keingintahuan yang besar. Aji seperti sudah terlatih untuk menjaga ekspresi dan juga rahasia, wajahnya sangat keyakinkan soalnya.Sedangkan Ana hanya mengangkat bahu, dan mendudukkan dirinya di tempat semula. Dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan matanya langsung berhenti pada sosok Naufal, bocah itu sedang makan menggunakan udang goreng tepung dengan sangat semangat.“Sayang, kamu kok udah di sini, sih? Tadi pas Tante ke depan kamu kok, nggak ada?” tanya Ana dengan raut wajah heran.“Iya, tadi aku ke kamar, Tan. Ngeliatin Salsa, takut adik bangun,” sahut Naufal tanpa menoleh sedikitpun.“Oalahhhhh, pantes kamu nggak ada di depan!” Ana mengangguk mengerti.“Ji, kamu belum jawab, loh. Kamu ngom

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-17
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   494. Rujuk! (Bagian B)

    494. Rujuk! (Bagian B)[ ……. ]"Ya sudah, kalau begitu aku pulang sekarang, Bi," kata Ana dengan mantap. "Iya, Bibi tunggu aja di rumah. Ini aku langsung pulang, kok," kata Ana lagi.Dia lalu mematikan ponselnya dan kembali memasukkan benda pipih itu ke dalam tas, dia kemudian menatap Abi dengan pandangan yang sulit diartikan. Namun, lelaki yang sudah membersamainya selama beberapa tahun itu jelas tahu apa yang dimaksud oleh Ana.Abi kemudian ikut mencuci tangannya dan turun dari saung itu, dia memakai sandalnya dengan cepat sembari menunggu Anna yang juga sedang membereskan barang-barang miliknya."Bu, kami harus pulang dulu. Soalnya ada masalah sedikit di rumah," kata Ana sambil berpamitan pada Sri."Masalah apa, toh, Nduk? Kok, kayaknya kalian ini terburu-buru sekali, sih? Ada apa?" Sri bertanya dengan panik. "Ya, nggak ada apa-apa, Bu. Cuman ada barang yang masuk, dan Bi Ramlah nggak tahu harganya berapa," kata Ana lagi. "Mbak, aku pulang dulu, ya, nanti kalau masalah di rumah ud

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-17

Bab terbaru

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   532. Keadaan Lisa!

    532. Keadaan Lisa!"Ada apa, Dek?""Ibu ... bapak, Mas.""Ibu sama bapak kenapa, Dek?""Kita harus segera ke rumah sakit, Mas.""Memangnya kenapa, Dek? ngomong dulu sama Mas. Jangan buat Mas gak karuan.""Buruan Mas kita pergi ke rumah sakit.""Hei, tunggu, kalian mau ke mana? ibu dan bapak, maksudnya Sri dan Arman? kenapa mereka?" tanya Nuraini. Ana menggeleng, dia tak mau menjelaskan apapun pada Nuraini. Ana langsung menarik Abi keluar dan segera menaiki mobil mereka. "Ada apa, Dek, ngomong sama Mas?" tanya Abi saat di dalam mobil. "Ibu ... bapak ... kecelakaan, Mas.""Astagfirullah.""Bentar, aku bilang Bulek Romlah dulu buat jaga toko." Anna berjalan menuju tokonya. "Bulek tolong jaga toko dulu yah. Ana dan Mas Abi harus ke rumah sakit.""Kenapa kalian mendadak ke rumah sakit, ada apa, Na?""Ibu dan bapak kecelakaan, Bulek. Kami harus segera ke rumah sakit.""Innalilahi. Ya sudah hati-hati, Na. Kamu gak usah mikirin toko, biar Bulek yang jaga, insyallah aman dan amanah. Kalian

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)

    531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)Abi menghempaskan kepalan tangannya di atas meja yang terbuat dari kayu jati, meja yang Ana beli sepaket dengan sofa yang tengah mereka duduki ini. Dia tidak pernah melihat Abi yang semarah ini, suaminya itu terlihat seperti orang lain di matanya. Tidak ada sosok Abi yang biasanya Ana lihat.“ABI! DURHAKA KAMU, YA!” Nuraini memekik heboh.Jelas jantungnya hampir melompat saat Abi menggebrak meja dengan kekuatan seperti tadi, dia menatap anak yang dia lahirkan itu dengan tatapan tajam. Namun, Abi malah balik menatapnya dengan tatapan yang tak kalah tajam.“Silahkan pergi dari sini, sebelum kesabaran saya habis!” kata Abi dengan suara yang bergetar.“Tidak! Kamu adalah anakku, dan wajar jika aku ada di rumahmu sekarang ini.” Nuraini berbicara dengan santai. “Apa uang -uang yang Bapak berikan belum cukup?” tanya Abi dengan kekehan kecil di ujung bibirnya. “Uang apa?” tanya Nuraini sok polos.“Bukannya Anda mengancam Bapak, akan mengungkapkan jati

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar Secara Elegan) 530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A) “A—apa?” Ana bahkan tidak bisa mencerna apa yang Abi katakan, Amran memberi uang kepada Nuraini? Kenapa? Apakah mereka kembali berhubungan? Apakah itu artinya Amran kembali berkhianat dengan orang yang sama, dan membuat Sri terluka? Demi Allah, Ana tidak akan rela jika hal itu benar terjadi. Dia tidak akan sanggup melihat awan mendung kembali menggelayuti wajah Sri, jika dulu dia Ana tidak ada di sana untuk menghentikan tragedi perselingkuhan itu, maka kali ini Ana tidak akan diam. Dia akan berusaha untuk membuat Amran dan juga Sri tetap bersama, tanpa ada orang ketiga, walaupun itu adalah Ibu kandung suaminya sendiri. “Kamu ngomong apa, Mas? Kamu tahu dari mana? Dan kenapa Bapak memberi uang pada Ibu Nuraini?” tanya Ana bertubi-tubi. “Aku tahu, sebab aku melihat sendiri Bapak yang memberikan uang itu. Kami ke sawah bersama, tetapi Bapak pergi tiba-tiba. Awalnya aku sama sekali tidak

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)

    529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)Ana bisa melihat wajah Nuraini yang berubah pias, namun dia masih berpikir positif. Mungkin wanita paruh baya itu gugup karena ditanya Abi dengan nada tajam seperti itu, Ana mengamati Nuraini sama seperti Abi yang memaku pandangannya pada Ibu kandungnya itu."Aku dilarang oleh Amran dan juga Sri untuk menemuimu, mereka mengancamku dan juga menekanku agar aku tidak menunjukkan wajahku di depanmu!" kata Nuraini dengan lantang. "Mereka yang memisahkan kita, bukan aku yang tidak ingin menemuimu. Kau anakku, mana mungkin aku tega menelantarkan mu hingga berpuluh-puluh tahun lamanya!" kata Nuraini lagi.Ana langsung tertegun, dia tidak percaya jika kedua mertuanya melakukan hal tersebut. Mereka adalah orang yang baik, tidak mungkin mereka menghalangi seorang Ibu bertemu dengan anaknya.Lain Ana, lain pula dengan Abi. Lelaki itu hanya diam, dan juga tidak memberikan respon apapun. Dia hanya menaikkan sebelah alisnya, dengan tangan yang bersedekap di depan da

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)

    528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)Rambut yang dicat merah, baju kaos ketat, dan celana jeans yang tak kalah ketat. Gila! Ibu kandung suaminya ini seperti anak remaja saja, padahal Ana yakin kalau umurnya pasti tidak jauh berbeda dengan Sri.Ana saja yang baru berusia dua puluh lima tahun, malu jika harus berpakaian seperti itu. Ah ... tidak, tidak. Aina yang masih berumur sembilan belas tahun pun, tidak pernah berpakaian seperti itu.Padahal adik bungsunya itu masih remaja, tahu mengenai fashion yangs edang trend, tetapi alhamdulillahnya Aina sangat menjaga tubuhnya dari pakaian yang terbuka dan selalu memakai jilbab yang bisa menjaga auratnya.Yah, semakin tua bumi ini, semakin banyak tingkah penghuninya. Huft! Ana mendesah kasar, ingin julid tapi Nuraini adalah Ibu kandung suaminya, dan itu artinya dia termasuk mertua Ana juga.Tetapi tidak mau julid pun Ana tidak mampu, serba salah jadinya.“Itu kan kata-kata kamu doang, aslinya mah saya nggak tahu apa yang ada di hati kamu! Bisa a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)"Mas …." Ana mendesah, menggeleng pelan sambil menatap Abi dengan pandangan dalam.Wanita itu berharap kalau suaminya tidak akan bertindak gegabah, bukankah tidak boleh jika mengambil keputusan saat sedang emosi? Ana tidak mau, Abi menyesal pada akhirnya.Sedangkan Abi sendiri belum mengendurkan sedikitpun wajahnya yang tegang, dia jelas-jelas menunjukkan raut ketidaksukaannya dan juga raut keberatan akan kehadiran Nuraini di sini."Bukankah saya sudah bilang berkali-kali? Jangan datang dan mencoba untuk merusak kebahagiaan kami!" Suara Abi terdengar lantang. "Sampai kapanpun, ibu saya hanya ada satu dan itu tidak akan berubah!" lanjutnya lagi "Iya, ibumu hanya ada satu orang, dan itu adalah aku! Bukan wanita jahannam itu!" Nuraini menyahut tak kalah lantang. "Yang membawamu ke dunia ini adalah aku, bukan dia!" katanya lagi, sambil memelototi Abi.Abi mendengus, dan mengalihkan pandangannya ke a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)

    526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)"Saya yakin Ana tidak akan berbuat seperti itu. Lagi pula Ana sudah tahu yang sebenarnya, saya sudah jujur kepadanya sejak beberapa bulan yang lalu. Jadi tidak ada lagi yang harus saya takutkan!" kata Abi dengan nada mantap.Wanita itu menaikkan sebelah alisnya, kemudian dia terkekeh sinis. Dia mengangguk-angguk mengerti, dan menatap Ana dengan pandangan dalam."Kalau begitu, aku tidak akan sungkan lagi," katanya dengan nada pelan. "Saya adalah Nuraini—Ibu kandung Abi!" kata wanita itu sambil menyeringai kecil.Ana tidak menyahut, dan hanya menatapnya dengan diam. Namun, tak lama kemudian wanita itu mengangguk dan berusaha menyunggingkan senyum kecil sebagai balasannya."Saya Ana—istri dari Mas Abi!" ujar Ana dengan mantap. "Maaf jika saya tidak mengenali Ibu sebelumnya," lanjutnya lagi.Abi dan juga Nuraini tentu saja merasa heran, bagaimana bisa Ana bersikap setenang ini? Wanita itu sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun, tidak ada keterkejutan a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)

    525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)"Oh, ketemu sama Mas Abi? Ibu kenal juga sama suami saya?" tanya Ana dengan alis yang terangkat tinggi. "Jarang-jarang ada teman SMA, yang sudah lama tidak bertemu, tapi mengenal anak dari temannya tersebut," kata Ana lagi.Wanita itu menatap Ana dengan pandangan tajam, dia memindai penampilan istri Abi ini dengan alis yang terangkat tinggi. Penampilan Ana terlihat sederhana, hanya memakai tunik, dan juga kulot, serta jilbab instan di kepalanya.Tidak ada perhiasan emas di tangannya, baik itu di jari, maupun di pergelangan tangan Ana tidak ada apapun. Wanita itu kemudian menyunggingkan senyum sinis, dan mengambil kesimpulan kalau sepertinya anak kesayangannya ini salah memilih istri.Secara keseluruhan, Ana dinilai tidak layak untuk bersanding dengan Abi!"Itu bukan urusan kamu, itu urusan saya dengan Abi. Kamu tidak berhak ikut campur dengan urusan kami!" ujar wanita itu dengan nada kesal."Lah, nggak berhak bagaimana, Bu? Saya ini adalah istri Mas Abi

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)POV AUTHORAbi langsung mendengus sinis saat mendengar kata-kata wanita itu, dia kemudian terkekeh kecil dan menolehkan pandangannya ke arah tembok. Selama beberapa saat, dia terpaku menatap tembok itu dengan pikiran yang gamang.Di dalam hati lelaki itu, jelas dan juga mutlak, dia merasa keberatan dengan kehadiran wanita ini di rumahnya. Walaupun wanita itu mengaku sebagai Ibu kandungnya, tetapi tetap saja Abi merasa tak suka.Ibu yang dia kenal semenjak dia kecil hingga sekarang ini adalah Sri. Wanita itulah yang Abi anggap sebagai Ibu, dan juga penolongnya. Jelas saja Abi merasa berat, untuk menerima orang lain masuk ke dalam kehidupannya. "Jangan bersikap seperti orang yang tidak tahu tata krama, Abi! Kamu ternyata sudah dibesarkan dengan cara yang sangat buruk oleh Sri!" kata wanita itu dengan sangat ketus, dan juga mengejek.Abi langsung mendecih sinis, dia menolehkan pandangannya dan menata

DMCA.com Protection Status