Share

420. Cerita Mengenai Karta (Bagian A)

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-06 05:57:54

PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)

420. Cerita Mengenai Karta (Bagian A)

“Ibu ikut aja,” kataku sambil melirik ke arah Ibu.

“Hah? Ngapain?” Ibu malah bertanya, dan menatapku dengan pandangan heran.

“Ya ikut aja, mana tahu nanti kami butuh bantuan dari orang dewasa,” kataku sekenanya.

“Memangnya kalian belum dewasa?” Ibu kembali bertanya.

Ibu dan Bapak kemudian sontak saling terkekeh, menertawai perkataanku barusan. Hal itu sukses membuat aku merengut kesal, apalagi saat Mas Abi dan juga Mas Aji ikut tertawa.

“Sudah bangkotan malah!” Bapak menyahut santai.

“Ya Allah, bukan itu maksud Anna, Bu, Pak!” sahutku sambil mencebik.

“Iya, iya, kami mengerti!” Ibu menjawab cepat. “Tapi nggak, deh. Ibu malas ketemu si Karta, lagian kalian kan nggak lama di sana. Kasih uangnya, ambil sertifikatnya, selesai!” kata Ibu sambil menepukkan tangannya sekali.

Wajah Ibu terlihat sangat enggan dengan saranku barusan, Ibu memang kelihatan sangat anti dengan Juragan Karta. Apalagi setela
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   421. Cerita Mengenai Karta (Bagian B)

    421. Cerita Mengenai Karta (Bagian B)Aku tidak pernah berbicara sedekat ini dengan Bapak, karena biasanya kami akan bersikap canggung. Hal itu disebabkan karena Bapak lebih dekat kepada Mbak Lisa, yang merupakan menantu kesayangannya dari dulu.Jika dengan Mbak Lisa, maka Bapak bisa membicarakan berbagai hal tanpa ada rasa canggung sedikit pun. Sangat berbeda denganku, karena jika duduk berdua saja denganku seperti ini, maka hanya ada keheningan yang merajai atmosfer ruangan.Baik aku dan juga Bapak, tidak akan pernah membuka suara duluan. Jadi, kami hanya duduk dalam keheningan saja.Tak lama kemudian aku bisa melihat Ibu yang keluar dari kamar dengan pakaian yang lebih rapi, dan juga jilbab yang berwarna senada. Di tangan Ibu juga ada tas kecil rajutan, untuk menaruh dompet serta ponsel."Ayo kita pergi!" kata Ibu sambil berjalan keluar. "Pak, Ibu pergi dulu, ya," kata Ibu berpamitan kepada Bapak.Bapak hanya mengangguk dan setelah melihat itu Ibu langsung benar-benar keluar, diiku

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-06
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   422. Cerita Mengenai Karta (Bagian C)

    422. Cerita Mengenai Karta (Bagian C)"Iya, mereka menuduh kalau Abi itu adalah anak angkat, anak pungut. Karena setahu mereka, tahun sebelumnya kami memang sempat pulang ke desa untuk berlebaran di rumah Kakek dan juga Nenek, dan mereka hanya melihat Aji di sana. Jadi mereka menyimpulkan kalau Abi itu adalah anak angkat," kata Ibu lagi."Wah mereka benar-benar keterlaluan ya, Bu!" ujarku dengan cepat."Ya, iya. Mereka tidak tahu saja kalau Abi saat itu sedang demam, dan memang tidak kami bawa kemanapun, hanya berdiam diri di rumah Kakek dan juga Nenek," kata Ibu lagi. "Hanya Aji lah yang keluar rumah dan bermain bersama teman-temannya di sini," lanjut Ibu.Padahal aku sama sekali tahu kalau yang Ibu katakan itu semuanya adalah suatu kebohongan, pasti ketika mereka pulang ke desa untuk berlebaran di rumah Kakek dan Nenek, Mas Abi belum diserahkan kepada Ibu dan juga Bapak oleh Ibu kandungnya."Mulut mereka itu begitu berbisa, membuat Ibu kesal saja. Ibu sampai-sampai menantang mereka

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-06
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   423. Siasat Licik Karta (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)423. Siasat Licik Karta (Bagian A)"Assalamualaikum!"Aku dan juga Ibu mengucap salam dengan kompak, dan beberapa orang yang ada di ruang tamu juragan Karta langsung mendongak ke arah kami, dan membalas salam dengan kompak pula."Waalaikumsalam!"Aku bisa melihat keberadaan Mas Aji, dan juga Mas Abi di sana, begitu juga dengan juragan Karta. Tapi, ada seorang wanita paruh baya yang juga duduk di samping Juragan Karta, dan aku bisa menebak kalau itu adalah istrinya.Wanita itu berpenampilan cukup nyentrik, dia memakai kebaya dan juga kain jarik sebagai outfitnya. Tak lupa dengan sanggul yang menghiasi kepalanya, secara keseluruhan aku bisa menilai kalau istri Juragan Karta ini … seperti seorang wanita Jawa pada umumnya.Namun, wajahnya terlihat berbeda. Alih-alih seperti wajah suku jawa yang terlihat lembut dan juga ayu, wajah istri Juragan Karta terlihat tegas dan juga lebih keras."Masuk, masuk Sri, masuk! Jangan berdiri di situ

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-21
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   424. Siasat Licik Karta (Bagian B)

    424. Siasat Licik Karta (Bagian B)"Aku nggak ada curiga sama orang lain, kok," sahut Ibu sambil menyunggingkan senyum kecil. "Aku cuma bilang kalau mereka itu mau sukses, mereka bisa belajar dari suamiku, tidak perlu belajar dari orang lain. Belum tentu juga kalau mereka itu belajar dari Karta, mereka bakalan sukses. Toh, kalau guru kita itu tidak baik, maka hasil yang akan kita dapat juga tidak akan baik," kata Ibu dengan sangat cuek.Dan saat ini aku bisa melihat wajah Bu Retno yang langsung berubah menjadi merah padam, rldia sepertinya merasa tersinggung dengan kata-kata Ibu barusan yang bisa diartikan, kalau kesuksesan Mas Aji dan juga Mas Abi tidak akan bisa terjadi jika mencontoh juragan Karta."Jadi Juragan, bisa kami terima sertifikatnya sekarang? Dan kami akan melunasi uang yang sudah saya pinjam kepada Juragan," ujar Mas Aji tiba-tiba.Sepertinya Mas Aji paham betul bagaimana sifat Ibu yang tidak menyukai Bu Retno, makanya Mas Aji segera mengakhiri tatapan tajam yang masing

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-21
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   425. Siasat Licik Karta (Bagian C)

    425. Siasat Licik Karta (Bagian C)Saat ini aku benar-benar kebingungan, apalagi melihat wajah Ibu dan juga Mas Aji yang terlihat sudah berada di ambang batas kesabaran. Bagaimana tidak, ternyata sertifikat itu tidak ada di rumah ini."Padahal, ketika Juragan ke rumah Ibu beberapa hari yang lalu, kami sudah bilang kalau kami akan menebus sertifikat itu dalam beberapa hari. Tetapi, Juragan malah tidak mengambil sertifikat itu di rumah Rama," kata Mas Abi dengan cepat."Iya, kalian memang udah ngomong, Bi, tapi aku lupa. Maklumlah, aku kan sudah tua. Jadi aku tidak ingat-ingat apa yang kalian bicarakan," kata Juragan Karta sambil terkekeh kecil.Ibu terlihat amat geram dengan kata-kata Juragan Karta barusan, dia melihat Juragan Karta dengan pandangan membunuh, seolah-olah ingin menguliti laki-laki itu hidup-hidup."Itu nggak patut dijadikan alasan, Karta. Karena kami sudah ngomong sama kamu tapi kamunya yang lupa," kata Ibu dengan nada kesal. "Sekarang bagaimana pun juga kami mau, serti

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-21
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   426. Amarah Ibu dan Bapak (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)426. Amarah Ibu dan Bapak (Bagian A)Mas Aji kembali terduduk ke tempatnya semula, wajahnya berubah menjadi pucat dan menatap ke arah Juragan Karta dengan pandangan gamang.Sedangkan Juragan Karta hanya tersenyum, seolah apa yang dikatakannya barusan bukanlah hal yang mengejutkan untuk orang lain. Baik dia maupun Bu Retno, menunjukkan wajah yang terlihat biasa-biasa saja.Aku jadi berpikir kalau sebenarnya pasangan suami istri ini sering melakukan hal ini kepada orang lain, melakukan tindak kecurangan agar mereka mendapatkan keuntungan yang berkali-kali lipat.Dari sini aku benar-benar belajar, kalau orang yang terlihat bijaksana dan juga baik, sebenarnya bisa saja menyimpan sifat predator di dalam hatinya, dan siap menyerang siapapun untuk kepentingan dirinya sendiri.Juragan Karta terlihat sangat baik di hadapan masyarakat luas, dia sering nongkrong di warung-warung kopi, berbicara dengan masyarakat yang kesehariannya adalah se

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-21
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   427. Amarah Ibu dan Bapak (Bagian B)

    427. Amarah Ibu dan Bapak (Bagian B)"Ya, kan sudah kubilang dari awal tadi, Ji. Aku itu sudah tua, aku ingin menurunkan bisnisku ini kepada Rama, dan dari sekarang dia harus belajar bagaimana cara menjalankannya. Jadi, aku memang meletakkan seluruh BPKB dan juga surat-surat penting ke tempat Rama," kata Juragan Karta dengan nada bangga. “Ya sudahlah, tidak perlu diungkit-ungkit! Silahkan tunggu sepuluh hari lagi! Tetapi ingat, uangnya jadi tiga ratus enam puluh juta," ujar Juragan Karta sambil menunjukkan jempolnya ke hadapan Mas Aji."Saya tidak terima, Juragan! Jika memang surat itu tidak ada malam ini, oke saya akan menunggu sepuluh hari lagi. Tetapi tetap dengan uang tiga ratus tiga puluh juta tidak ada lebih daripada itu!" ujar Mas Aji dengan nada tegas."Oh, ya nggak bisa begitu, dong, Ji, ini memang sudah ketentuannya! Karena sepuluh hari lagi sudah masuk hitungan bulan depan, jadi kamu harus membayar dua bulan bunga untuk melunasinya!" kata juragan Karta sambil menunjukkan j

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-21
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   428. Amarah Ibu dan Bapak (Bagian C)

    428. Amarah Ibu dan Bapak (Bagian C)"Gak sudi aku lama-lama di rumah Karta, asal Bapak tahu saja, mereka benar-benar licik. Aku benar-benar merasa sangat berdosa sudah tinggal satu desa dengan mereka!" ujar Ibu dengan nada sinis. "Astaghfirullahaladzim, Bu! Istighfar! Ibu ini kenapa, sih?" tanya Bapak dengan nada heran. "Aji, Abi, Ibu kalian ini kenapa kok marah-marah begini?" tanya Bapak lagi."Ya, gimana nggak marah, Pak? Memang juragan Karta itu keterlaluan, darahku benar-benar mendidih saat ini. Jika tidak memikirkan kalau juragan Karta itu adalah orang tua, maka aku yakin aku sudah memaki dia dari tadi," ujar Mas Aji dengan nada ketus.Mas Aji langsung menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa, dan menutup wajahnya demi menghindari tatapan bapak yang masih bertanya-tanya."Ya, memangnya ada apa? Bukannya kalian kesana itu mau ngambil sertifikat, lagian uang juga sudah dibawa, kan? Lah kok, pulang-pulang malah maki-maki seperti ini? Ada apa, sih?" tanya Bapak dengan nada frustasi.

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-21

Bab terbaru

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   532. Keadaan Lisa!

    532. Keadaan Lisa!"Ada apa, Dek?""Ibu ... bapak, Mas.""Ibu sama bapak kenapa, Dek?""Kita harus segera ke rumah sakit, Mas.""Memangnya kenapa, Dek? ngomong dulu sama Mas. Jangan buat Mas gak karuan.""Buruan Mas kita pergi ke rumah sakit.""Hei, tunggu, kalian mau ke mana? ibu dan bapak, maksudnya Sri dan Arman? kenapa mereka?" tanya Nuraini. Ana menggeleng, dia tak mau menjelaskan apapun pada Nuraini. Ana langsung menarik Abi keluar dan segera menaiki mobil mereka. "Ada apa, Dek, ngomong sama Mas?" tanya Abi saat di dalam mobil. "Ibu ... bapak ... kecelakaan, Mas.""Astagfirullah.""Bentar, aku bilang Bulek Romlah dulu buat jaga toko." Anna berjalan menuju tokonya. "Bulek tolong jaga toko dulu yah. Ana dan Mas Abi harus ke rumah sakit.""Kenapa kalian mendadak ke rumah sakit, ada apa, Na?""Ibu dan bapak kecelakaan, Bulek. Kami harus segera ke rumah sakit.""Innalilahi. Ya sudah hati-hati, Na. Kamu gak usah mikirin toko, biar Bulek yang jaga, insyallah aman dan amanah. Kalian

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)

    531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)Abi menghempaskan kepalan tangannya di atas meja yang terbuat dari kayu jati, meja yang Ana beli sepaket dengan sofa yang tengah mereka duduki ini. Dia tidak pernah melihat Abi yang semarah ini, suaminya itu terlihat seperti orang lain di matanya. Tidak ada sosok Abi yang biasanya Ana lihat.“ABI! DURHAKA KAMU, YA!” Nuraini memekik heboh.Jelas jantungnya hampir melompat saat Abi menggebrak meja dengan kekuatan seperti tadi, dia menatap anak yang dia lahirkan itu dengan tatapan tajam. Namun, Abi malah balik menatapnya dengan tatapan yang tak kalah tajam.“Silahkan pergi dari sini, sebelum kesabaran saya habis!” kata Abi dengan suara yang bergetar.“Tidak! Kamu adalah anakku, dan wajar jika aku ada di rumahmu sekarang ini.” Nuraini berbicara dengan santai. “Apa uang -uang yang Bapak berikan belum cukup?” tanya Abi dengan kekehan kecil di ujung bibirnya. “Uang apa?” tanya Nuraini sok polos.“Bukannya Anda mengancam Bapak, akan mengungkapkan jati

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar Secara Elegan) 530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A) “A—apa?” Ana bahkan tidak bisa mencerna apa yang Abi katakan, Amran memberi uang kepada Nuraini? Kenapa? Apakah mereka kembali berhubungan? Apakah itu artinya Amran kembali berkhianat dengan orang yang sama, dan membuat Sri terluka? Demi Allah, Ana tidak akan rela jika hal itu benar terjadi. Dia tidak akan sanggup melihat awan mendung kembali menggelayuti wajah Sri, jika dulu dia Ana tidak ada di sana untuk menghentikan tragedi perselingkuhan itu, maka kali ini Ana tidak akan diam. Dia akan berusaha untuk membuat Amran dan juga Sri tetap bersama, tanpa ada orang ketiga, walaupun itu adalah Ibu kandung suaminya sendiri. “Kamu ngomong apa, Mas? Kamu tahu dari mana? Dan kenapa Bapak memberi uang pada Ibu Nuraini?” tanya Ana bertubi-tubi. “Aku tahu, sebab aku melihat sendiri Bapak yang memberikan uang itu. Kami ke sawah bersama, tetapi Bapak pergi tiba-tiba. Awalnya aku sama sekali tidak

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)

    529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)Ana bisa melihat wajah Nuraini yang berubah pias, namun dia masih berpikir positif. Mungkin wanita paruh baya itu gugup karena ditanya Abi dengan nada tajam seperti itu, Ana mengamati Nuraini sama seperti Abi yang memaku pandangannya pada Ibu kandungnya itu."Aku dilarang oleh Amran dan juga Sri untuk menemuimu, mereka mengancamku dan juga menekanku agar aku tidak menunjukkan wajahku di depanmu!" kata Nuraini dengan lantang. "Mereka yang memisahkan kita, bukan aku yang tidak ingin menemuimu. Kau anakku, mana mungkin aku tega menelantarkan mu hingga berpuluh-puluh tahun lamanya!" kata Nuraini lagi.Ana langsung tertegun, dia tidak percaya jika kedua mertuanya melakukan hal tersebut. Mereka adalah orang yang baik, tidak mungkin mereka menghalangi seorang Ibu bertemu dengan anaknya.Lain Ana, lain pula dengan Abi. Lelaki itu hanya diam, dan juga tidak memberikan respon apapun. Dia hanya menaikkan sebelah alisnya, dengan tangan yang bersedekap di depan da

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)

    528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)Rambut yang dicat merah, baju kaos ketat, dan celana jeans yang tak kalah ketat. Gila! Ibu kandung suaminya ini seperti anak remaja saja, padahal Ana yakin kalau umurnya pasti tidak jauh berbeda dengan Sri.Ana saja yang baru berusia dua puluh lima tahun, malu jika harus berpakaian seperti itu. Ah ... tidak, tidak. Aina yang masih berumur sembilan belas tahun pun, tidak pernah berpakaian seperti itu.Padahal adik bungsunya itu masih remaja, tahu mengenai fashion yangs edang trend, tetapi alhamdulillahnya Aina sangat menjaga tubuhnya dari pakaian yang terbuka dan selalu memakai jilbab yang bisa menjaga auratnya.Yah, semakin tua bumi ini, semakin banyak tingkah penghuninya. Huft! Ana mendesah kasar, ingin julid tapi Nuraini adalah Ibu kandung suaminya, dan itu artinya dia termasuk mertua Ana juga.Tetapi tidak mau julid pun Ana tidak mampu, serba salah jadinya.“Itu kan kata-kata kamu doang, aslinya mah saya nggak tahu apa yang ada di hati kamu! Bisa a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)"Mas …." Ana mendesah, menggeleng pelan sambil menatap Abi dengan pandangan dalam.Wanita itu berharap kalau suaminya tidak akan bertindak gegabah, bukankah tidak boleh jika mengambil keputusan saat sedang emosi? Ana tidak mau, Abi menyesal pada akhirnya.Sedangkan Abi sendiri belum mengendurkan sedikitpun wajahnya yang tegang, dia jelas-jelas menunjukkan raut ketidaksukaannya dan juga raut keberatan akan kehadiran Nuraini di sini."Bukankah saya sudah bilang berkali-kali? Jangan datang dan mencoba untuk merusak kebahagiaan kami!" Suara Abi terdengar lantang. "Sampai kapanpun, ibu saya hanya ada satu dan itu tidak akan berubah!" lanjutnya lagi "Iya, ibumu hanya ada satu orang, dan itu adalah aku! Bukan wanita jahannam itu!" Nuraini menyahut tak kalah lantang. "Yang membawamu ke dunia ini adalah aku, bukan dia!" katanya lagi, sambil memelototi Abi.Abi mendengus, dan mengalihkan pandangannya ke a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)

    526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)"Saya yakin Ana tidak akan berbuat seperti itu. Lagi pula Ana sudah tahu yang sebenarnya, saya sudah jujur kepadanya sejak beberapa bulan yang lalu. Jadi tidak ada lagi yang harus saya takutkan!" kata Abi dengan nada mantap.Wanita itu menaikkan sebelah alisnya, kemudian dia terkekeh sinis. Dia mengangguk-angguk mengerti, dan menatap Ana dengan pandangan dalam."Kalau begitu, aku tidak akan sungkan lagi," katanya dengan nada pelan. "Saya adalah Nuraini—Ibu kandung Abi!" kata wanita itu sambil menyeringai kecil.Ana tidak menyahut, dan hanya menatapnya dengan diam. Namun, tak lama kemudian wanita itu mengangguk dan berusaha menyunggingkan senyum kecil sebagai balasannya."Saya Ana—istri dari Mas Abi!" ujar Ana dengan mantap. "Maaf jika saya tidak mengenali Ibu sebelumnya," lanjutnya lagi.Abi dan juga Nuraini tentu saja merasa heran, bagaimana bisa Ana bersikap setenang ini? Wanita itu sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun, tidak ada keterkejutan a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)

    525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)"Oh, ketemu sama Mas Abi? Ibu kenal juga sama suami saya?" tanya Ana dengan alis yang terangkat tinggi. "Jarang-jarang ada teman SMA, yang sudah lama tidak bertemu, tapi mengenal anak dari temannya tersebut," kata Ana lagi.Wanita itu menatap Ana dengan pandangan tajam, dia memindai penampilan istri Abi ini dengan alis yang terangkat tinggi. Penampilan Ana terlihat sederhana, hanya memakai tunik, dan juga kulot, serta jilbab instan di kepalanya.Tidak ada perhiasan emas di tangannya, baik itu di jari, maupun di pergelangan tangan Ana tidak ada apapun. Wanita itu kemudian menyunggingkan senyum sinis, dan mengambil kesimpulan kalau sepertinya anak kesayangannya ini salah memilih istri.Secara keseluruhan, Ana dinilai tidak layak untuk bersanding dengan Abi!"Itu bukan urusan kamu, itu urusan saya dengan Abi. Kamu tidak berhak ikut campur dengan urusan kami!" ujar wanita itu dengan nada kesal."Lah, nggak berhak bagaimana, Bu? Saya ini adalah istri Mas Abi

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)POV AUTHORAbi langsung mendengus sinis saat mendengar kata-kata wanita itu, dia kemudian terkekeh kecil dan menolehkan pandangannya ke arah tembok. Selama beberapa saat, dia terpaku menatap tembok itu dengan pikiran yang gamang.Di dalam hati lelaki itu, jelas dan juga mutlak, dia merasa keberatan dengan kehadiran wanita ini di rumahnya. Walaupun wanita itu mengaku sebagai Ibu kandungnya, tetapi tetap saja Abi merasa tak suka.Ibu yang dia kenal semenjak dia kecil hingga sekarang ini adalah Sri. Wanita itulah yang Abi anggap sebagai Ibu, dan juga penolongnya. Jelas saja Abi merasa berat, untuk menerima orang lain masuk ke dalam kehidupannya. "Jangan bersikap seperti orang yang tidak tahu tata krama, Abi! Kamu ternyata sudah dibesarkan dengan cara yang sangat buruk oleh Sri!" kata wanita itu dengan sangat ketus, dan juga mengejek.Abi langsung mendecih sinis, dia menolehkan pandangannya dan menata

DMCA.com Protection Status