Share

392. Siapa itu? (Bagian C)

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-18 08:07:25

392. Siapa itu? (Bagian C)

"Ruli? Ngapain dia di sana?" Ibu bertanya heran. “Ya, sudah, Pak, kalau begitu saya pergi dulu. Ini anak saya sudah datang," kata Ibu sambil berpamitan kepada satpam itu.

Aku menunduk sopan, lalu bergegas menjajari langkah Ibu yang sudah berjalan ke arah motor kami yang ada di parkiran.

"Masukkan ke bagasi motormu, An!" kata Ibu sambil mengangsurkan kreseknya.

"Ini isinya uang semua, Bu?" tanyaku dengan mata yang membola.

"Lalu kamu kira isinya apa? Batu?!" tanya Ibu dengan sinis.

"Ibu jangan marah-marah, nanti Ibu cepat keriput, loh!" kataku berusaha mencairkan suasana.

Aku lalu mengemudikan sepeda motorku dengan kecepatan sedang, dan berusaha untuk mengajak Ibu kembali berbicara. Karena Ibu yang marah adalah salah satu hal yang paling aku hindari.

"Ya gimana nggak marah, Ibu nunggu kamu itu lama banget. Kok, bisa-bisanya kamu berbicara sama Ruli di sana. Nggak mikirin kalau Ibu nunggu apa?!" Ibu kembali mengomel.

"Maaf, Bu, aku kira Ibu bakalan lama. Apala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
EVOS•RAIHAN GAMING
...... bikin penasaran lanjutan..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   393. Pembagian Uang Tabungan (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)393. Pembagian Uang Tabungan (Bagian A)POV AUTHORPagi-pagi sekali Lisa sudah berbenah, dia membersihkan tempat tidurnya dan juga membangunkan kedua anaknya. Lisa sangat bersyukur karena kedua anak yang dilahirkannya, benar-benar penurut dan tidak pernah mengecewakannya.Lisa juga amat bersyukur karena Ema mencarikan kontrakan yang lengkap dengan fasilitas di dalamnya, Lisa hanya membawa badan dan juga baju yang dia miliki, selebihnya sudah semua tersedia di dalam kontrakan ini.Kini Lisa tahu kenapa kontrakan Ramon selalu ramai, itu karena memang fasilitas yang ditawarkan tidak main-main. Walaupun harganya relatif lebih mahal, tetapi orang yang menyewa tidak akan pernah kecewa."Nanti kamu sama Adik di rumah dulu, ya. Mama soalnya mau menyelesaikan sesuatu," kata Lisa sambil mengusap rambut Naufal dengan penuh kasih sayang."Mau ke mana, Ma?" tanya Naufal dengan penasaran.Bocah itu memang masih kecil, tetapi dia sudah sangat t

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-19
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   394. Pembagian Uang Tabungan (Bagian B)

    394. Pembagian Uang Tabungan (Bagian B)"Assalamualaikum, Ustadzah!"Lisa memberi salam, dia berdiri di depan pintu rumah yang masih tertutup rapat. Lisa memang datang satu jam lebih cepat, karena dia merasa dia pasti akan merasa malu ketika dia datang tetapi sudah banyak wali murid yang berada di sana."Waalaikumsalam, eh, Mbak Lisa. Ayo masuk-masuk!" Zulaikha langsung menggeser tubuhnya, dan menyuruh Lisa untuk masuk. "Mbak Lisa sudah sarapan? Saya baru saja selesai masak untuk sarapan, karena perjanjian kita kan masih ada waktu satu jam lagi," kata Zulaikha dengan canggung.Wanita yang mempunyai gelar seorang Ustadzah itu merasa takut, kalau dia salah lihat pesan yang Lisa kirim. Dia takut kalau sebenarnya pesan itu berisikan mereka akan berkumpul jam tujuh pagi, dan bukannya jam delapan."Saya sudah makan Ustadzah, silakan Ustadzah lanjutkan saja! Karena saya akan menunggu di sini," kata Lisa dengan sopan."Maaf, Mbak Lisa. Saya tidak salah baca kan yang di grup WhatsApp kemarin?

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-19
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   395. Pembagian Uang Tabungan (Bagian C)

    395. Pembagian Uang Tabungan (Bagian C)Zulaikha yang melihat Lisa terdiam langsung merasa bersalah, karena Zulaikha merasa kata-katanya barusan pasti menyinggung hati Lisa."Jika Mbak Lisa merasa tersinggung, saya mohon maaf. Saya tidak bermaksud seperti itu," kata Zulaikha dengan tulus."Tidak apa-apa Ustadzah. Saya tidak merasa tersinggung, malah karena kata-kata Ustadzah barusan saya jadi sadar kalau saya memang merasa lebih tenang dan juga jauh lebih nyaman sekarang ini," kata Lisa lagi."Alhamdulillah kalau begitu, saya ikut senang karena Mbak Lisa merasa tenang dan juga nyaman," kata Zulaikha menyahuti. "Jangan lupa selalu dekatkan diri dengan Allah subhanahu wa ta'ala, Mbak. Karena bagaimanapun juga gusti Allah lah yang akan menjadi penolong kita kelak. Baik itu di dunia ini maupun di akhirat nanti!" kata Zulaikha sambil menatap Lisa dengan pandangan lekat."Insya Allah, Ustadzah. Saya akan berusaha untuk menjadi jauh lebih baik lagi. Saya akan berusaha mendekatkan diri kepad

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-19
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   396. Tangisan Penuh Haru (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)396. Tangisan Penuh Haru (Bagian A)"Assalamualaikum!""Assalamualaikum, Bu!"Lisa mengucap salam di depan rumah Sri, namun tak ada jawaban sama sekali dari dalam rumah. Lisa sadar sepertinya mantan mertuanya ini sedang tidak ada di sini.Tetapi ini masih pagi, dan itu artinya mantan Ibu mertuanya itu pasti tidak jauh dari rumah. Mungkin saja sedang membeli sayuran, makanya Lisa memutuskan untuk menunggu di teras.Sembari menunggu, dia kembali mengecek ponselnya. Kalau-kalau saja ada pesan ataupun panggilan dari teman-temannya, ataupun keluarganya.Karena jujur saja, Lisa masih mengharapkan kalau Ibu dan juga keluarganya meminta maaf atas perlakuan yang sudah mereka buat kepada Lisa. Tetapi sayangnya, sampai sekarang tidak ada satupun dari anggota keluarganya yang menghubunginya.Lisa jelas saja merasa kecewa, dia menghembuskan nafas dengan lelah dan menyandarkan tubuhnya di kursi teras dengan perasaan yang amat lelah.Dia menata

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-19
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   397. Tangisan Penuh Haru (Bagian B)

    397. Tangisan Penuh Haru (Bagian B)"Apa itu?" tanya Sri ingin tahu.Wanita itu memicingkan matanya saat melihat benda yang Lisa keluarkan dari dalam tasnya, Lisa lalu meletakkan benda itu di atas meja dan menatap Sri dengan pandangan yang sulit untuk diartikan."Ini aku kembalikan kepada Ibu, tapi maaf jumlahnya tidak seperti ketika ibu berikan kepadaku. Karena jujur saja empat puluh gram diantaranya sudah aku jual untuk melunasi uang tabungan anak-anak yang terpakai," kata Lisa sambil menunduk dalam.Ternyata yang dia letakkan di atas meja adalah satu plastik klip kecil yang berisi beberapa perhiasan di dalamnya, Lisa kemudian mendorong plastik itu semakin mendekat kepada Sri."Aku akan berusaha membayar yang empat puluh gram itu, Bu. Tetapi mungkin tidak sekaligus, maaf kalau aku akan mencicilnya," kata Lisa sambil menunduk dalam.Sri dan juga Anna kemudian saling berpandangan, lagi-lagi mereka merasa kalau hal ini benar-benar di luar dugaan. Setelah kejutan yang pertama diberikan

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-19
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   398. Tangisan Penuh Haru (Bagian C)

    398. Tangisan Penuh Haru (Bagian C)"Semuanya sudah terjadi, tidak ada yang perlu di disesalkan. Ibu sudah memaafkan kamu dan Ibu yakin Aji juga sudah memaafkan kamu, Sa," kata Sri sambil mengeratkan pelukannya kepada tubuh Lisa. "Kamu kenapa semakin kurus? Kenapa dalam beberapa hari saja tulang-tulangmu sudah terlihat seperti ini? Ibu sedih melihat kamu," ujar Sri sambil meraba bahu dan juga lengan Lisa.Anna yang melihat pemandangan haru itu juga ikut menangis, dia merasa emosional karena sudah melihat bagaimana besarnya kasih sayang Sri kepada Lisa dan bagaimana Lisa menyesali perbuatannya."Ya Allah, Nduk! Nduk! Kenapa kamu seperti ini? Kenapa kamu kurus? Kenapa matamu cekung seperti ini? Kamu tidak tidur dengan baik?" ujar Sri sambil mengusap air mata Lisa yang mengalir deras. "Bagaimana keadaan Naufal dan juga Salsa? Apa kalian baik-baik saja? Apa kalian tidak kesusahan di sana?" tanya Sri lagi.Lisa semakin mengeraskan tangisannya, dia memeluk tubuh Sri dengan erat, merasa luar

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-19
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   399. Kehilangan (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant) 399. Kehilangan (Bagian A) “Mas, nanti malam kita ke rumah juragan Karta, ya! Biar kita ambil surat tanahmu,” ujar Abi setelah sesaat setelah dia selesai meneguk air minum dari botol. Mereka saat ini sedang beristirahat makan siang, di dalam rumah kecil milik mereka yang ada di sawah ini. Masing-masing dari tiga orang yang ada di sana, sudah menyelesaikan makannya. Baik Amran, Aji, maupun Abi, kini sudah bersandar di dinding dan menikmati angin sepoi-sepoi yang menyejukkan. Setelah setengah harian bekerja di sawah, memang hal yang paling menyenangkan adalah saat merasakan hembusan angin yang menerpa wajah dan juga tubuh mereka. Sepanjang mata memandang, hanya terlihat sawah yang sebagian baru mulai menguning dan sebagian lagi sudah selesai di arit. Menurut perkiraan mereka, hari ini sawah yang sudah bisa dipanen akan selesai dan dalam waktu dua minggu ini maka sawah sisanya juga bisa dipanen. Aji yang mendengar kata-kata ad

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-28
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   400. Kehilangan (Bagian B)

    400. Kehilangan (Bagian B)"Yang penting kita sudah mendapatkan jalan keluarnya," ujar Abi dengan lembut."Aku berterima kasih sekali sama kamu dan juga Anna, karena kalian mau membantuku untuk melunasi hutang-hutang ku pada juragan Karta. Kalau tidak ada kalian, maka aku pasti akan kebingungan dan berakhir dengan mati setelah dihisap habis oleh lintah darat itu," kata Aji sambil memalingkan wajahnya ke arah kolam."Wah, tumben seorang Mas Aji bisa mengucapkan kata terima kasih," Abi menggoda kakaknya itu.Aji langsung menoleh cepat, dia mendelik dan menatap Abi dengan pandangan tajam. Dia merasa geram luar biasa, karena kata-kata adiknya barusan yang terdengar mengejek di telinganya."Maksud kamu apa?!" tanya Aji dengan ketus."Ya, maksud aku selama ini kan, Mas nggak pernah ngucapin terima kasih. Mas, itu kan angkuh, sombong, culas, dan … apalagi, ya?" Abi memegang keningnya dengan raut berpikir yang terlihat serius."Dan juga bego!" Amran menyahut cepat."Bapak kok ikut-ikutan, sih

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-28

Bab terbaru

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   532. Keadaan Lisa!

    532. Keadaan Lisa!"Ada apa, Dek?""Ibu ... bapak, Mas.""Ibu sama bapak kenapa, Dek?""Kita harus segera ke rumah sakit, Mas.""Memangnya kenapa, Dek? ngomong dulu sama Mas. Jangan buat Mas gak karuan.""Buruan Mas kita pergi ke rumah sakit.""Hei, tunggu, kalian mau ke mana? ibu dan bapak, maksudnya Sri dan Arman? kenapa mereka?" tanya Nuraini. Ana menggeleng, dia tak mau menjelaskan apapun pada Nuraini. Ana langsung menarik Abi keluar dan segera menaiki mobil mereka. "Ada apa, Dek, ngomong sama Mas?" tanya Abi saat di dalam mobil. "Ibu ... bapak ... kecelakaan, Mas.""Astagfirullah.""Bentar, aku bilang Bulek Romlah dulu buat jaga toko." Anna berjalan menuju tokonya. "Bulek tolong jaga toko dulu yah. Ana dan Mas Abi harus ke rumah sakit.""Kenapa kalian mendadak ke rumah sakit, ada apa, Na?""Ibu dan bapak kecelakaan, Bulek. Kami harus segera ke rumah sakit.""Innalilahi. Ya sudah hati-hati, Na. Kamu gak usah mikirin toko, biar Bulek yang jaga, insyallah aman dan amanah. Kalian

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)

    531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)Abi menghempaskan kepalan tangannya di atas meja yang terbuat dari kayu jati, meja yang Ana beli sepaket dengan sofa yang tengah mereka duduki ini. Dia tidak pernah melihat Abi yang semarah ini, suaminya itu terlihat seperti orang lain di matanya. Tidak ada sosok Abi yang biasanya Ana lihat.“ABI! DURHAKA KAMU, YA!” Nuraini memekik heboh.Jelas jantungnya hampir melompat saat Abi menggebrak meja dengan kekuatan seperti tadi, dia menatap anak yang dia lahirkan itu dengan tatapan tajam. Namun, Abi malah balik menatapnya dengan tatapan yang tak kalah tajam.“Silahkan pergi dari sini, sebelum kesabaran saya habis!” kata Abi dengan suara yang bergetar.“Tidak! Kamu adalah anakku, dan wajar jika aku ada di rumahmu sekarang ini.” Nuraini berbicara dengan santai. “Apa uang -uang yang Bapak berikan belum cukup?” tanya Abi dengan kekehan kecil di ujung bibirnya. “Uang apa?” tanya Nuraini sok polos.“Bukannya Anda mengancam Bapak, akan mengungkapkan jati

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar Secara Elegan) 530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A) “A—apa?” Ana bahkan tidak bisa mencerna apa yang Abi katakan, Amran memberi uang kepada Nuraini? Kenapa? Apakah mereka kembali berhubungan? Apakah itu artinya Amran kembali berkhianat dengan orang yang sama, dan membuat Sri terluka? Demi Allah, Ana tidak akan rela jika hal itu benar terjadi. Dia tidak akan sanggup melihat awan mendung kembali menggelayuti wajah Sri, jika dulu dia Ana tidak ada di sana untuk menghentikan tragedi perselingkuhan itu, maka kali ini Ana tidak akan diam. Dia akan berusaha untuk membuat Amran dan juga Sri tetap bersama, tanpa ada orang ketiga, walaupun itu adalah Ibu kandung suaminya sendiri. “Kamu ngomong apa, Mas? Kamu tahu dari mana? Dan kenapa Bapak memberi uang pada Ibu Nuraini?” tanya Ana bertubi-tubi. “Aku tahu, sebab aku melihat sendiri Bapak yang memberikan uang itu. Kami ke sawah bersama, tetapi Bapak pergi tiba-tiba. Awalnya aku sama sekali tidak

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)

    529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)Ana bisa melihat wajah Nuraini yang berubah pias, namun dia masih berpikir positif. Mungkin wanita paruh baya itu gugup karena ditanya Abi dengan nada tajam seperti itu, Ana mengamati Nuraini sama seperti Abi yang memaku pandangannya pada Ibu kandungnya itu."Aku dilarang oleh Amran dan juga Sri untuk menemuimu, mereka mengancamku dan juga menekanku agar aku tidak menunjukkan wajahku di depanmu!" kata Nuraini dengan lantang. "Mereka yang memisahkan kita, bukan aku yang tidak ingin menemuimu. Kau anakku, mana mungkin aku tega menelantarkan mu hingga berpuluh-puluh tahun lamanya!" kata Nuraini lagi.Ana langsung tertegun, dia tidak percaya jika kedua mertuanya melakukan hal tersebut. Mereka adalah orang yang baik, tidak mungkin mereka menghalangi seorang Ibu bertemu dengan anaknya.Lain Ana, lain pula dengan Abi. Lelaki itu hanya diam, dan juga tidak memberikan respon apapun. Dia hanya menaikkan sebelah alisnya, dengan tangan yang bersedekap di depan da

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)

    528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)Rambut yang dicat merah, baju kaos ketat, dan celana jeans yang tak kalah ketat. Gila! Ibu kandung suaminya ini seperti anak remaja saja, padahal Ana yakin kalau umurnya pasti tidak jauh berbeda dengan Sri.Ana saja yang baru berusia dua puluh lima tahun, malu jika harus berpakaian seperti itu. Ah ... tidak, tidak. Aina yang masih berumur sembilan belas tahun pun, tidak pernah berpakaian seperti itu.Padahal adik bungsunya itu masih remaja, tahu mengenai fashion yangs edang trend, tetapi alhamdulillahnya Aina sangat menjaga tubuhnya dari pakaian yang terbuka dan selalu memakai jilbab yang bisa menjaga auratnya.Yah, semakin tua bumi ini, semakin banyak tingkah penghuninya. Huft! Ana mendesah kasar, ingin julid tapi Nuraini adalah Ibu kandung suaminya, dan itu artinya dia termasuk mertua Ana juga.Tetapi tidak mau julid pun Ana tidak mampu, serba salah jadinya.“Itu kan kata-kata kamu doang, aslinya mah saya nggak tahu apa yang ada di hati kamu! Bisa a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)"Mas …." Ana mendesah, menggeleng pelan sambil menatap Abi dengan pandangan dalam.Wanita itu berharap kalau suaminya tidak akan bertindak gegabah, bukankah tidak boleh jika mengambil keputusan saat sedang emosi? Ana tidak mau, Abi menyesal pada akhirnya.Sedangkan Abi sendiri belum mengendurkan sedikitpun wajahnya yang tegang, dia jelas-jelas menunjukkan raut ketidaksukaannya dan juga raut keberatan akan kehadiran Nuraini di sini."Bukankah saya sudah bilang berkali-kali? Jangan datang dan mencoba untuk merusak kebahagiaan kami!" Suara Abi terdengar lantang. "Sampai kapanpun, ibu saya hanya ada satu dan itu tidak akan berubah!" lanjutnya lagi "Iya, ibumu hanya ada satu orang, dan itu adalah aku! Bukan wanita jahannam itu!" Nuraini menyahut tak kalah lantang. "Yang membawamu ke dunia ini adalah aku, bukan dia!" katanya lagi, sambil memelototi Abi.Abi mendengus, dan mengalihkan pandangannya ke a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)

    526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)"Saya yakin Ana tidak akan berbuat seperti itu. Lagi pula Ana sudah tahu yang sebenarnya, saya sudah jujur kepadanya sejak beberapa bulan yang lalu. Jadi tidak ada lagi yang harus saya takutkan!" kata Abi dengan nada mantap.Wanita itu menaikkan sebelah alisnya, kemudian dia terkekeh sinis. Dia mengangguk-angguk mengerti, dan menatap Ana dengan pandangan dalam."Kalau begitu, aku tidak akan sungkan lagi," katanya dengan nada pelan. "Saya adalah Nuraini—Ibu kandung Abi!" kata wanita itu sambil menyeringai kecil.Ana tidak menyahut, dan hanya menatapnya dengan diam. Namun, tak lama kemudian wanita itu mengangguk dan berusaha menyunggingkan senyum kecil sebagai balasannya."Saya Ana—istri dari Mas Abi!" ujar Ana dengan mantap. "Maaf jika saya tidak mengenali Ibu sebelumnya," lanjutnya lagi.Abi dan juga Nuraini tentu saja merasa heran, bagaimana bisa Ana bersikap setenang ini? Wanita itu sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun, tidak ada keterkejutan a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)

    525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)"Oh, ketemu sama Mas Abi? Ibu kenal juga sama suami saya?" tanya Ana dengan alis yang terangkat tinggi. "Jarang-jarang ada teman SMA, yang sudah lama tidak bertemu, tapi mengenal anak dari temannya tersebut," kata Ana lagi.Wanita itu menatap Ana dengan pandangan tajam, dia memindai penampilan istri Abi ini dengan alis yang terangkat tinggi. Penampilan Ana terlihat sederhana, hanya memakai tunik, dan juga kulot, serta jilbab instan di kepalanya.Tidak ada perhiasan emas di tangannya, baik itu di jari, maupun di pergelangan tangan Ana tidak ada apapun. Wanita itu kemudian menyunggingkan senyum sinis, dan mengambil kesimpulan kalau sepertinya anak kesayangannya ini salah memilih istri.Secara keseluruhan, Ana dinilai tidak layak untuk bersanding dengan Abi!"Itu bukan urusan kamu, itu urusan saya dengan Abi. Kamu tidak berhak ikut campur dengan urusan kami!" ujar wanita itu dengan nada kesal."Lah, nggak berhak bagaimana, Bu? Saya ini adalah istri Mas Abi

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)POV AUTHORAbi langsung mendengus sinis saat mendengar kata-kata wanita itu, dia kemudian terkekeh kecil dan menolehkan pandangannya ke arah tembok. Selama beberapa saat, dia terpaku menatap tembok itu dengan pikiran yang gamang.Di dalam hati lelaki itu, jelas dan juga mutlak, dia merasa keberatan dengan kehadiran wanita ini di rumahnya. Walaupun wanita itu mengaku sebagai Ibu kandungnya, tetapi tetap saja Abi merasa tak suka.Ibu yang dia kenal semenjak dia kecil hingga sekarang ini adalah Sri. Wanita itulah yang Abi anggap sebagai Ibu, dan juga penolongnya. Jelas saja Abi merasa berat, untuk menerima orang lain masuk ke dalam kehidupannya. "Jangan bersikap seperti orang yang tidak tahu tata krama, Abi! Kamu ternyata sudah dibesarkan dengan cara yang sangat buruk oleh Sri!" kata wanita itu dengan sangat ketus, dan juga mengejek.Abi langsung mendecih sinis, dia menolehkan pandangannya dan menata

DMCA.com Protection Status