Share

207. Ada apa dengan Abi? (Bagian A)

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-24 06:30:42

PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)

207. Ada apa dengan Abi? (Bagian A)

POV ANNA

Perbincangan mereka semakin alot, dan juga semakin panas. Ibu dan juga Bapak tidak percaya, kalau uang tabungan anak-anak hanya sepuluh juta rupiah. Dan Bi Ramlah juga semakin menekan Lisa, dia sepertinya juga ikut sangsi.

Lisa sendiri terus berkilah dan mengatakan kalau uang tabungan anak-anak yang ada pada dirinya hanya berjumlah sepuluh juta saja. Dan dia juga mengatakan, kalau mereka semua hanya menabung seratus sampai dua ratus ribu per orang. Yang banyak hanyalah Jesi yang merupakan cucu juragan Karta.

Namun, di saat dia berbicara seperti itu, kami semua dikejutkan oleh seseorang yang mengatakan, kalau Pak Anwar mengatakan bahwa anaknya juga menabung banyak kepada Lisa.

Kami semua menoleh dan menatap ke arah ruang tamu, di sana ada Mas Abi yang baru saja bangkit dan berjalan menuju kami. Suamiku itu terlihat masih mengantuk, tetapi dia sudah jauh lebih segar dan juga terlihat jau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   208. Ada apa dengan Abi? (Bagian B)

    208. Ada apa dengan Abi? (Bagian B)"Ya logika aja Mas, mana mungkin anak orang kaya menabung hanya seratus atau dia ratus dalam setahun. Sedangkan si Alif saja, anak si Badra dan Ruli menabungnya itu sampai enam ratus ribu. Ini kok, anak juragan beras cuma nabung sedikit, guyon kamu ya," kata Bi Ramlah menimpali."Udah, udah! Sekarang gini aja, kamu ngaku sebenarnya berapa uang tabungan anak-anak itu?!" kata Ibu sambil menatap Lisa dengan pandangan tajam. "Ingat, Sa. Jika kamu tidak mau mengaku kepada Ibu sekarang ini, Ibu tidak akan mau berurusan lagi. Dan nanti terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan akibat kasus ini, maka Ibu harap, Ibu tidak akan ada hubungannya dengan hal itu. Dan kamu juga tidak usah meminta bantuan kepada Ibu! Bagaimana?" tanya Ibu lagi. Lisa langsung terdiam dia menghindari tatapan dari semuanya, baik itu tatapan dari suaminya, dari Ibu dan juga Bapak, begitu juga dengan kami."Bu, sudah aku bilang, uang itu hanya sepuluh juta rupiah. Tapi kenapa kalian ti

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   209. Ada apa dengan Abi? (Bagian C)

    209. Ada apa dengan Abi? (Bagian C)"Lah itu kan dugaan semata, Bi. Belum tentu juga lah itu untuk suntik kromosom dia," kataku sekenanya. "Lagi pula uang motor kan sudah untuk suntik kromosom," kataku lagi, masih belum mengerti dari mana lucunya. Aku bisa melihat wajah Ibu dan Bapak yang berubah menjadi keruh, tetapi aku tidak tahu apa yang menyebabkan mereka begitu. Apakah mungkin akibat kata-kataku barusan ataukah ada hal lainnya?"Sudahlah, tidak usah dipikirkan. Ayo kita pulang saja!" kata Mas Abi sambil bangkit berdiri. "Lebih baik kita membuka toko saja, daripada mengurusi urusan mereka!" lanjut Mas Abi dengan ketus.Aku menatap suamiku itu dengan pandangan heran, namun aku tetap ikut bangkit dan berjalan menuju dapur demi mengambil ikan yang aku simpan di sana. Bi Ramlah mengikutiku dari belakang, tanpa banyak berbicara."Abi terlihat mengerikan ya, An!" kata Bi Ramlah dengan nada cepat."Mengerikan kenapa, Bi?" tanyaku ingin tahu."Ya, mengerikan saja!" sahut Bi Ramlah singk

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   210. Kedatangan tamu! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)210. Kedatangan tamu! (Bagian A)POV AUTHOR"Ji!"Aji dan lisa yang sedang berada di teras rumah mereka mendongak, dan menemukan Pak Anwar di sana. Dan yang lebih membuat mereka terkejut adalah, ada juragan Karta bersama mereka."Juragan, mau ke sini kok, nggak bilang-bilang!" Aji langsung bangkit, lelaki itu menyalami juragan Karta dan juga Pak Anwar dengan cepat.Lisa sendiri juga ikut bangkit, dan menyalami kedua tamunya. Dia segera pergi ke dapur untuk membuatkan minum, karena sedikit banyaknya Lisa tahu, apa yang mereka inginkan ke sini."Pak Anwar apa kabar?" tanya Aji dengan ramah."Baik Mas Aji, Alhamdulillah," sahut Anwar dengan cepat. "Mas Aji dari mana? Tadi saya lihat lewat dari depan rumah, mau menegur, tapi kok kayaknya serius banget wajahnya. Saya jadi sungkan," kata Anwar lagi."O—oh, saya dari rumah Bapak, Pak," jawab Aji sekenanya.Dia ingat, memang dari semenjak keluar dari rumah orang tuanya tadi, dia dan Lisa

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   211. Kedatangan tamu! (Bagian B)

    211. Kedatangan tamu! (Bagian B)"Mbak Lisa mau ke mana? Duduk saja di sini!" katanya dengan tegas, memberi perintah yang terdengar absolute.Lisa membatu, dia berdiri tegak dengan nampan yang berada di pelukannya. Tidak mampu menggerakkan kakinya, dan juga tidak mampu mengeluarkan suara sedikitpun."Iya, Mbak Lisa. Kami mau bicara sama Mbak," sahut Anwar dengan nada sopan.Glek!Aji dan Lisa menelan ludah secara bersamaan, mendengar Anwar berbicara seperti itu sukses membuat Aji semakin yakin kalau apa yang tadi Abi katakan adalah kebenaran. Uang tabungan Gina pasti banyak, pasti tidak dalam jumlah yang sedikit.Aji segera melirik Lisa dengan tajam, dan dengan isyarat mata dia menyuruh agar istrinya itu kembali ke tempat mereka dan duduk di sampingnya. "Duduk, Dek. Nggak enak kalau tamu kita tinggal!" Aji berujar santai, namun terdengar dingin dan juga kaku.Lisa menelan ludah susah payah, dia ingin pergi dari sana. Tapi, tubuhnya tidak bisa diajak bekerja sama. Dia takut, dia takut

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   212. Kedatangan tamu! (Bagian C)

    212. Kedatangan tamu! (Bagian C)Dia mencoba tenang, walau keringat dingin mengalir dari pelipisnya dengan sangat deras, dia kelihatan sangat ketakutan dan juga gugup. Sedangkan Aji semakin dibuat geram oleh tingkah istrinya ini.Bagaimana bisa, Lisa kembali berbohong? Bukankah dia punya uang sepuluh juta? Seharusnya dia bisa membayarkan uang itu dulu untuk tabungan Jesi dan juga Nuri. Dan jika memang sisa yang seratus atau dua ratus ribu maka hal itu sudah sangat enteng.“Oh, ya? Nuri bilang Mbak Lisa minta waktu seminggu untuk mengembalikan uang itu, kok bisa berbeda?” tanya Anwar dengan cepat.“Wah, mungkin Nuri lupa, Pak! Saya bilang untuk menunggu hingga masuk sekolah, kok. Ada beberapa alasan yang membuat uang itu baru bisa diambil seminggu lagi, Pak,” sahut Lisa cepat.Sedangkan Karta sendiri, langsung tersenyum. Mengulum senyum susah payah agar tidak ada yang tahu kalau dia tengah merasakan geli akan jawaban yang diberikan oleh Lisa.Karta sudah banyak menghadapi orang-orang,

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   213. Pertengkaran Aji dan Lisa! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)213. Pertengkaran Aji dan Lisa! (Bagian A)"Waalaikumsalam!" Semua orang yang ada di sana menyahut kompak, Zulaikha tersenyum kecil. Dia berjalan mendekat, Aji dan juga Lisa langsung berdiri. Wajah suami istri itu kelihatan sungkan, sedangkan Karta dan Anwar mengangguk kecil ke arah Zulaikha."Bu ustadzah ke sini juga?" tanya Anwar dengan sopan."Iya, Pak Anwar. Ada perlu sama Mbak Lisa," sahut Zulaikha dengan cepat."Oh, mungkin saja keperluan Bu Ustadzah sama dengan keperluan kami," ujar Karta menimpali. "Bu— silahkan duduk dulu!" Lisa dengan cepat memotong.Zulaikha lantas tersenyum dan mengangguk kecil, dia mendudukkan diri di antara mereka dan menatap ke arah Lisa serta Aji dengan pandangan teduh."Apa kabarnya Mas Aji? Mbak Lisa?" tanyanya dengan penuh kelembutan.Wanita itu belum terlalu tua, masih berusia sekitar tiga puluh akhir atau empat puluh tahun awal. Wajahnya teduh dan juga cantik, Zulaikha adalah istri dari Us

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-25
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   214. Pertengkaran Aji dan Lisa! (Bagian B)

    214. Pertengkaran Aji dan Lisa! (Bagian B)Zulaikha menghela nafas dengan panjang, begitu juga dengan Karta dan Anwar. Jelas saja wajah mereka benar-benar terlihat kecewa, uang anak dan cucu mereka dipakai tanpa persetujuan mereka. Dan pembayarannya malah diundur-undur semakin lama."Maafkan saya, Pak! Bu! Saya memakai uang itu, karena sangat terdesak. Waktu itu orang tua saya sedang sakit!" kata Lisa lagi, penuh dengan pandangan memohon yang sangat jelas. Matanya berkaca-kaca, siap menumpahkan buliran bening yang sudah terkumpul di pelupuk matanya. Wajahnya terlihat memelas, memohon belas kasih dari tiga orang yang ada di depannya sekarang ini."Saya terpaksa, Bu, Pak! Maafkan saya, saya mohon Bapak dan Ibu sekalian bisa menunggu hingga seminggu lagi. Uang arisan saya akan keluar, dan akan langsung saya berikan kepada anak-anak!" Lisa berujar mantap.Karta, Anwar, dan Zulaikha, kemudian kompak saling berpandangan. Wajah mereka jelas terlihat tidak suka, namun alasan Lisa yang mengat

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-25
  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   215. Pertengkaran Aji dan Lisa! (Bagian C)

    215. Pertengkaran Aji dan Lisa! (Bagian C)Sial! Aji mengumpat habis-habisan di dalam hati, merasa luar biasa kesal akan dirinya sendiri yang tidak bisa tegas. "Mas hanya tidak tahu harus menanggapi apa, Dek!" jawab Aji akhirnya."Tidak tahu? Apa kamu ini bodoh, Mas? Hah? Kamu nggak bisa ngomong? Nggak bisa bela aku? Iya?" tanya Lisa dengan menggebu-gebu. "Ya aku nggak bisa ngomong karena aku nggak tahu duduk permasalahannya!" sahut Aji dengan cepat. "Bukannya kamu jelas tahu? Uang tabungan itu aku pakai buat nambah investasi kita sama Marwan, Mas! Buat masa depan kita! Buat masa depan Naufal dan juga Salsa! Apa kamu tahu itu? Kamu mikir nggak, sih?" tanya Lisa dengan ketus."Ya mana aku tahu! Memangnya kamu ada konsultasi dulu sama aku? Nggak, kan? Kamu kan, mengambil keputusan sendiri kali ini. Wajar kalau aku juga nggak mau ikut campur!" balas Aji berkilah."Halah! Alasan kamu aja, Mas!" Lisa berujar sinis.Dia mendekati kulkas, dan mengambil sebotol air dingin yang ada di sana.

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-25

Bab terbaru

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   532. Keadaan Lisa!

    532. Keadaan Lisa!"Ada apa, Dek?""Ibu ... bapak, Mas.""Ibu sama bapak kenapa, Dek?""Kita harus segera ke rumah sakit, Mas.""Memangnya kenapa, Dek? ngomong dulu sama Mas. Jangan buat Mas gak karuan.""Buruan Mas kita pergi ke rumah sakit.""Hei, tunggu, kalian mau ke mana? ibu dan bapak, maksudnya Sri dan Arman? kenapa mereka?" tanya Nuraini. Ana menggeleng, dia tak mau menjelaskan apapun pada Nuraini. Ana langsung menarik Abi keluar dan segera menaiki mobil mereka. "Ada apa, Dek, ngomong sama Mas?" tanya Abi saat di dalam mobil. "Ibu ... bapak ... kecelakaan, Mas.""Astagfirullah.""Bentar, aku bilang Bulek Romlah dulu buat jaga toko." Anna berjalan menuju tokonya. "Bulek tolong jaga toko dulu yah. Ana dan Mas Abi harus ke rumah sakit.""Kenapa kalian mendadak ke rumah sakit, ada apa, Na?""Ibu dan bapak kecelakaan, Bulek. Kami harus segera ke rumah sakit.""Innalilahi. Ya sudah hati-hati, Na. Kamu gak usah mikirin toko, biar Bulek yang jaga, insyallah aman dan amanah. Kalian

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)

    531. Kabar yang mengejutkan! (Bagian B)Abi menghempaskan kepalan tangannya di atas meja yang terbuat dari kayu jati, meja yang Ana beli sepaket dengan sofa yang tengah mereka duduki ini. Dia tidak pernah melihat Abi yang semarah ini, suaminya itu terlihat seperti orang lain di matanya. Tidak ada sosok Abi yang biasanya Ana lihat.“ABI! DURHAKA KAMU, YA!” Nuraini memekik heboh.Jelas jantungnya hampir melompat saat Abi menggebrak meja dengan kekuatan seperti tadi, dia menatap anak yang dia lahirkan itu dengan tatapan tajam. Namun, Abi malah balik menatapnya dengan tatapan yang tak kalah tajam.“Silahkan pergi dari sini, sebelum kesabaran saya habis!” kata Abi dengan suara yang bergetar.“Tidak! Kamu adalah anakku, dan wajar jika aku ada di rumahmu sekarang ini.” Nuraini berbicara dengan santai. “Apa uang -uang yang Bapak berikan belum cukup?” tanya Abi dengan kekehan kecil di ujung bibirnya. “Uang apa?” tanya Nuraini sok polos.“Bukannya Anda mengancam Bapak, akan mengungkapkan jati

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar Secara Elegan) 530. Kabar yang mengejutkan! (Bagian A) “A—apa?” Ana bahkan tidak bisa mencerna apa yang Abi katakan, Amran memberi uang kepada Nuraini? Kenapa? Apakah mereka kembali berhubungan? Apakah itu artinya Amran kembali berkhianat dengan orang yang sama, dan membuat Sri terluka? Demi Allah, Ana tidak akan rela jika hal itu benar terjadi. Dia tidak akan sanggup melihat awan mendung kembali menggelayuti wajah Sri, jika dulu dia Ana tidak ada di sana untuk menghentikan tragedi perselingkuhan itu, maka kali ini Ana tidak akan diam. Dia akan berusaha untuk membuat Amran dan juga Sri tetap bersama, tanpa ada orang ketiga, walaupun itu adalah Ibu kandung suaminya sendiri. “Kamu ngomong apa, Mas? Kamu tahu dari mana? Dan kenapa Bapak memberi uang pada Ibu Nuraini?” tanya Ana bertubi-tubi. “Aku tahu, sebab aku melihat sendiri Bapak yang memberikan uang itu. Kami ke sawah bersama, tetapi Bapak pergi tiba-tiba. Awalnya aku sama sekali tidak

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)

    529. Dusta atau Nyata? (Bagian C)Ana bisa melihat wajah Nuraini yang berubah pias, namun dia masih berpikir positif. Mungkin wanita paruh baya itu gugup karena ditanya Abi dengan nada tajam seperti itu, Ana mengamati Nuraini sama seperti Abi yang memaku pandangannya pada Ibu kandungnya itu."Aku dilarang oleh Amran dan juga Sri untuk menemuimu, mereka mengancamku dan juga menekanku agar aku tidak menunjukkan wajahku di depanmu!" kata Nuraini dengan lantang. "Mereka yang memisahkan kita, bukan aku yang tidak ingin menemuimu. Kau anakku, mana mungkin aku tega menelantarkan mu hingga berpuluh-puluh tahun lamanya!" kata Nuraini lagi.Ana langsung tertegun, dia tidak percaya jika kedua mertuanya melakukan hal tersebut. Mereka adalah orang yang baik, tidak mungkin mereka menghalangi seorang Ibu bertemu dengan anaknya.Lain Ana, lain pula dengan Abi. Lelaki itu hanya diam, dan juga tidak memberikan respon apapun. Dia hanya menaikkan sebelah alisnya, dengan tangan yang bersedekap di depan da

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)

    528. Dusta atau Nyata? (Bagian B)Rambut yang dicat merah, baju kaos ketat, dan celana jeans yang tak kalah ketat. Gila! Ibu kandung suaminya ini seperti anak remaja saja, padahal Ana yakin kalau umurnya pasti tidak jauh berbeda dengan Sri.Ana saja yang baru berusia dua puluh lima tahun, malu jika harus berpakaian seperti itu. Ah ... tidak, tidak. Aina yang masih berumur sembilan belas tahun pun, tidak pernah berpakaian seperti itu.Padahal adik bungsunya itu masih remaja, tahu mengenai fashion yangs edang trend, tetapi alhamdulillahnya Aina sangat menjaga tubuhnya dari pakaian yang terbuka dan selalu memakai jilbab yang bisa menjaga auratnya.Yah, semakin tua bumi ini, semakin banyak tingkah penghuninya. Huft! Ana mendesah kasar, ingin julid tapi Nuraini adalah Ibu kandung suaminya, dan itu artinya dia termasuk mertua Ana juga.Tetapi tidak mau julid pun Ana tidak mampu, serba salah jadinya.“Itu kan kata-kata kamu doang, aslinya mah saya nggak tahu apa yang ada di hati kamu! Bisa a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)527. Dusta atau Nyata? (Bagian A)"Mas …." Ana mendesah, menggeleng pelan sambil menatap Abi dengan pandangan dalam.Wanita itu berharap kalau suaminya tidak akan bertindak gegabah, bukankah tidak boleh jika mengambil keputusan saat sedang emosi? Ana tidak mau, Abi menyesal pada akhirnya.Sedangkan Abi sendiri belum mengendurkan sedikitpun wajahnya yang tegang, dia jelas-jelas menunjukkan raut ketidaksukaannya dan juga raut keberatan akan kehadiran Nuraini di sini."Bukankah saya sudah bilang berkali-kali? Jangan datang dan mencoba untuk merusak kebahagiaan kami!" Suara Abi terdengar lantang. "Sampai kapanpun, ibu saya hanya ada satu dan itu tidak akan berubah!" lanjutnya lagi "Iya, ibumu hanya ada satu orang, dan itu adalah aku! Bukan wanita jahannam itu!" Nuraini menyahut tak kalah lantang. "Yang membawamu ke dunia ini adalah aku, bukan dia!" katanya lagi, sambil memelototi Abi.Abi mendengus, dan mengalihkan pandangannya ke a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)

    526. Ibu Kandung Abi (Bagian C)"Saya yakin Ana tidak akan berbuat seperti itu. Lagi pula Ana sudah tahu yang sebenarnya, saya sudah jujur kepadanya sejak beberapa bulan yang lalu. Jadi tidak ada lagi yang harus saya takutkan!" kata Abi dengan nada mantap.Wanita itu menaikkan sebelah alisnya, kemudian dia terkekeh sinis. Dia mengangguk-angguk mengerti, dan menatap Ana dengan pandangan dalam."Kalau begitu, aku tidak akan sungkan lagi," katanya dengan nada pelan. "Saya adalah Nuraini—Ibu kandung Abi!" kata wanita itu sambil menyeringai kecil.Ana tidak menyahut, dan hanya menatapnya dengan diam. Namun, tak lama kemudian wanita itu mengangguk dan berusaha menyunggingkan senyum kecil sebagai balasannya."Saya Ana—istri dari Mas Abi!" ujar Ana dengan mantap. "Maaf jika saya tidak mengenali Ibu sebelumnya," lanjutnya lagi.Abi dan juga Nuraini tentu saja merasa heran, bagaimana bisa Ana bersikap setenang ini? Wanita itu sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun, tidak ada keterkejutan a

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)

    525. Ibu Kandung Abi (Bagian B)"Oh, ketemu sama Mas Abi? Ibu kenal juga sama suami saya?" tanya Ana dengan alis yang terangkat tinggi. "Jarang-jarang ada teman SMA, yang sudah lama tidak bertemu, tapi mengenal anak dari temannya tersebut," kata Ana lagi.Wanita itu menatap Ana dengan pandangan tajam, dia memindai penampilan istri Abi ini dengan alis yang terangkat tinggi. Penampilan Ana terlihat sederhana, hanya memakai tunik, dan juga kulot, serta jilbab instan di kepalanya.Tidak ada perhiasan emas di tangannya, baik itu di jari, maupun di pergelangan tangan Ana tidak ada apapun. Wanita itu kemudian menyunggingkan senyum sinis, dan mengambil kesimpulan kalau sepertinya anak kesayangannya ini salah memilih istri.Secara keseluruhan, Ana dinilai tidak layak untuk bersanding dengan Abi!"Itu bukan urusan kamu, itu urusan saya dengan Abi. Kamu tidak berhak ikut campur dengan urusan kami!" ujar wanita itu dengan nada kesal."Lah, nggak berhak bagaimana, Bu? Saya ini adalah istri Mas Abi

  • PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegan)   524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)

    PILIH KASIH (Membungkam Mertua dan Ipar secara Elegant)524. Ibu Kandung Abi (Bagian A)POV AUTHORAbi langsung mendengus sinis saat mendengar kata-kata wanita itu, dia kemudian terkekeh kecil dan menolehkan pandangannya ke arah tembok. Selama beberapa saat, dia terpaku menatap tembok itu dengan pikiran yang gamang.Di dalam hati lelaki itu, jelas dan juga mutlak, dia merasa keberatan dengan kehadiran wanita ini di rumahnya. Walaupun wanita itu mengaku sebagai Ibu kandungnya, tetapi tetap saja Abi merasa tak suka.Ibu yang dia kenal semenjak dia kecil hingga sekarang ini adalah Sri. Wanita itulah yang Abi anggap sebagai Ibu, dan juga penolongnya. Jelas saja Abi merasa berat, untuk menerima orang lain masuk ke dalam kehidupannya. "Jangan bersikap seperti orang yang tidak tahu tata krama, Abi! Kamu ternyata sudah dibesarkan dengan cara yang sangat buruk oleh Sri!" kata wanita itu dengan sangat ketus, dan juga mengejek.Abi langsung mendecih sinis, dia menolehkan pandangannya dan menata

DMCA.com Protection Status