Pagi ini Endrea terbangun jam lima pagi Endrea langsung berjalan ke arah dapur dan membuat sarapan sederhana untuknya dan Kevin, untungnya Endrea sudah memerintahkan orang kepercayaannya untuk mengisi semua barang-barang saat dirinya akan pulang, benar saja semua sudah tersedia disana.
Endrea membuka lemari dan mengambil dua saset kopi susu, lalu menuangkan ke cangkir dan menyeduhnya dengan air panas, setelah semuanya siap Endrea berjalan ke kamar yang ditempati Kevin.
Tok... Tok... Tok...
"Kevin sarapan yuk," aja Endrea dengan berteriak di depan pintu kamar Kevin.Kevin membuka pintunya dari matanya Kevin terlihat masih sangat mengantuk, tapi aroma kopi yang memenuhi ruangan itu langsung membuat mata Kevin lebih segar.
"Sudah siang kamu masih ngantuk saja," gerutu Endrea dengan berjalan ke arah meja makan.
"Hehe maaf Bi, semalam aku tidak bisa tidur," ujar Kevin dengan menggaruk kepalanya yang tidak g
Kevin mengendarai mobilnya dengan perlahan ke perusahaan milik keluarga kim, tiga puluh menit kemudian mereka sudah sampai banyak orang yang melihat ke arah mobil Endrea yang berhenti tepat dipintu masuk gedung, tempat itu adalah yang disiapkan untuk para pemimpin.Yang mereka tahu semua pemimpin sudah datang, lalu mobil siapa seorang security memghampiri mobil Endrea dan mengetuk pintu mobil bagian samping kemudi."Selamat pagi Pak, bisa buka kaca mobilnya," ucap security itu dengan ramah."Buka saja kaca yang ini," perintah Endrea dengan memerintahkan Kevin untuk membuka kaca mobil yang ada disampingnya."Selamat pagi Pak," sapa Endrea security itu langsung menatap ke arah Endrea.Endrea berbicara dengan security itu dan security bernama Pak Didi itu mengangguk memgerti dan membukakan pintu mobil Endrea.Endrea turun dari mobil semua mata tertuju ke arahnya, saat Endrea masuk ke dalam gedung perusahaan o
"Ayo ikut Aku," ajak Arya dengan membawa Endrea ke dalam pelukannya dan keluar dari gedung perusahaan, Kevin dan Semuel yang melihat itu langsung mengikuti dari jarak jauh.Arya mengajak Endrea masuk ke dalam mobil, setelah itu Arya membawa mobil dengan kecepatan sedang menuju ke apartemennya."Kenapa kamu tidak bilang kalau kamu sudah diindonesia, sekarang kamu tinggal dimana?" tanya Arya saat mereka masih berada di dalam lift."Aku tidak bilang karena ingin memberi kejutan kepadamu," jawab Endrea kemudian memalingkan wajahnya ke arah luar.Dirinya ingin memberikan kejutan malah dirinya yang dikasih kejutab dengan melihat Arya berjalan bersama dengan Amel, apalagi menghadiri acara penting.Setelah sampai Arya memarkirkan mobilnya dengan asal dan langsung membawa Endrea masuk ke dalam lift, tidak jauh dari Endrea berjalan tentu ada Kevin yang mengikutinya.Kevin merasa ada yang mengikutinya tapi Kevin berusaha untuk mengabaikanny
"Aku tidak bisa seperti ini terus Kevin, Aku ingin menyerah, Aku mau ikut anakku saja," teriak Endrea kemudian melepaskan pelukan Kevin dan kembali berlari."Kalau kamu mati sekarang, semuanya akan sia-sia perjuanganmu saat kamu sembuh dan yang sudah Semuel siapkan untukmu, setidaknya kamu jangan egois tapi pikirkan orang-orang yang sayang padamu!" teriak Kevin menghentikkan langkah Endrea."Tapi aku tidak tahu harus bagamana?" gumam Endrea, Kevin berlari dan mendekat ke arah Endrea.Kevin membawa Endrea masuk ke salah satu kafe dan memesan minuman dingin untuknya dan juga Endrea, mereka terdiam sibuk dengan pikiran masing-masing sampai seorang pelayan mengantarkan pesanan mereka."Minum dulu biar bisa berpikir kebih jernih lagi," perintah Kevin dengan menyodorkan gelas berisi jus jeruk kepada Endrea."Terimakasih," jawab Endrea kemudian mulai meneguk minumannya sampai tinggal setengah, Endrea merasa lebih tenang setelah minum.
"Aku tidak percaya dengan perkataanmu," jawab Liana kemudian mengambil batang nikotin dan menyulutnya."Ya sudah kalau kamu tidak percaya, yang penting mulai sekarang jangan pernah hubungi aku lagi, dan jangan libatkan aku dalam rencana gilamu itu jika suatu hari kamu bertemu dengannya," geram Amel kemudian pergi meninggalkan Liana yang terdiam mendengar ucapan Amel."Apa benar yang dikatakan Amel, kalau anak bodoh itu masih hidup," gumam Liana dan seperti terus memikirkan kata-kata Amel barusan.Setelah menghabiskan satu batang nikotin itu, Liana mengambik tasnya dan keluar dari sana, dirinya ingin melihat suaminya yang berada di dalam jeruji besi.Semua harta yang dimiliki Liana makin hari semakin menipis, hidupnya yang boros dan tidak bisa berbisnis membuat hidupnya semakin kacau, mobil miliknya sudah dijual, dan sekarang kemana-mana Liana selalu memakai taksi online."Jadi kapan kamu akan keluar?" tanya Liana kepada Jack
Puk...Tiba-tiba ada sebuah tangan yang pundak Liana, tubuh Liana langsung bergetar Liana seperti sedang bertemu dengan hantu bahkan ini lebih menakutkan lagi baginya, tangannya dingin tubuhnya bergetar dan berkeringat."Maaf Bu ada yang bisa kami bantu, dari tadi saya melihat ituseperti gelisah?" tanya seorang wanita yang berpakaian seragam pegawai.Liana menarik nafas lega ternyata hanya seorang pelayan, bukan anak sialan itu yang menghampirinya, Liana memutar pandangannya ke arah Endrea dan ternyata Endrea sedang berdiri mengantri di depan meja kasir."Tidak ada Mbak," ketus Liana kemudian meninggalkan pegawai itu yang hanya bisa menggelengkan kepalanya, dengan cepat Liana keluar dari mal dirinya masih tidak percaya dengan apa yang barusan dia lihat."Anak sialan itu masih hidup, ini gila dia benar-benar seperti seekor kucing yang memiliki begitu banyak cadangan nyawa," gumam Liana kemudian menghentikan taksi yang lewat dis
"Aku akan tidur terlebih dahulu, nanti jam enam jangan lupa bangunin yah," perintah Kevin kepada Endrea, tidak lama kemudian matanya sudah terlelap,dengan posisi kepala ada dipaha Endrea.Tring... Tring...Ponsel Endrea berbunyi ada yang meneleponnya, dari layar depan terpampang nama Arya, Endrea langsung mengangkat sambungan teleponnya."Halo...." ucap Endrea ketika sambungan teleponnya sudah tersambung."Halo... Sayang aku sudah di jalan ya mau kesitu," ucap Arya diseberang sana."Iya," jawab Endrea dengan cepat Endrea mematikan sambungan teleponnya."Vin bangun... Kevin!" teriak Endrea ditelinga Kevin, Kevin langsung mengerjapkan matanya dan mengumpulkan sisa-sisa kesadarannya."Ada apa?" tanya Kevin dengan suara khas orang baru bangun tidur."Arya sudah di jalan, mungkin tiga puluh menit lagi Dia akan sampai," ucap Endrea dengan nada panik."Ya sudah ngga usah panik begitu, aku mau cuci muka setelah itu
"Apakah kamu yang menyiapkan ini semua?" tanya Endrea dengan nada yang tidak percaya, ternyata suaminya bisa seromantis ini."Mas... Mas...." panggil Endrea ketika merasa pertanyaannya tidak ada yang menjawab.Endrea berbalik dan tidak mendapati siapapun disana, dimana Arya tadi bukannya berdiri dibelakangnya pikir Endrea."Selamat ulang tahun istriku," duara yang cukup keras terdengar dari belakang Endrea, tentu Endrea terkejut dan langsung membalikkan badannya.Arya berdiri dengan memegang kue dan ada lilin yang masih menyala, Arya tersenyum melihat Endrea berjalan ke arahnya."Berdo'a dulu nanti baru tiup lilinnya," perintah Arya, Endrea menurut dirinya berdo'a agar semua urusannya berjalan dengan lancar tanpa ada satu apapung yang menghalanginya.Endrea meniup lilinya setelah itu Arya meletakkan kuenya dimeja, dan meminta Endrea untuk duduk."Sekarang tutup matamu," perintah Arya, Endrea hanya menurut apa y
"Aku tidak bisa muncul di depan Paman, seandainya aku makan disana pasti harus membuka masker yang aku pakai kan?" tanya Kevin kepada Endrea, kemudian Kevin langsung duduk dimeja makan menunggu Endrea memasak untuknya."Iya benar juga," jawab Endrea kemudian mulai memotong sosis, bakso buncis, dam wortel Endrea akan membuat nasi goreng spesial untuk Kevin, karena Kevin sudah menjaganya tadi.Tiga puluh menit kemudian Endrea sudah selesai masak, Endrea membagi nasi goreng itu menjadi dua piring, yang satu untuk dirinya dan satu lagi untuk KevinMeski sebenarnya Endrea sudah sangat kenyang tapi tidak tega jika membiarkan Kevin makan sendiri."Siap, silahkan dimakan," perintah Endrea tanpa aba-aba Kevin langsung melahap nasi goreng buatan Endrea."Ini enak," ucap Kevin dengan mulut yang penuh dengan nasi."Sudah makan dulu baru bicara," perintah Endrea kemudian mereka makan dengan diam, sampai nasi dipiring mereka habis.