"Lu masih mencintai Maira? Maira cintanya sama gue, kok, mau apa lu?""Hei!!"Mendengar apa yang diucapkan oleh Moreno, Maira tidak terima. Meskipun ia masih mencintai Moreno walaupun ia berkata pada Mitha untuk menyerah saja, toh, hatinya tidak bisa berbohong kalau ia tetap menyukai pemuda tengil tersebut, tapi bukan berarti, Moreno bisa seenaknya mengatakan hal seperti itu pada orang lain, Maira jadi tengsin.Tetapi, aksi protes yang dilancarkan oleh Maira tidak digubris oleh Moreno, hingga akhirnya, Maira hanya bisa mendekati Moreno dan ingin menjewer telinga pemuda tersebut tapi karena terlalu marah dan malu, gerakannya tidak diperhitungkan hingga akhirnya, Maira bukannya menjewer telinga Moreno tapi malah merangkul ketika Moreno justru menggeser posisinya sedemikian rupa.Melihat apa yang dilakukan oleh Maira, Dafa melotot, ia benar-benar tidak menyangka Maira bisa merangkul Moreno terang-terangan seperti itu di hadapannya.Sementara itu, Maira yang ingin menarik diri tidak mampu
Moreno mengerutkan keningnya mendengar apa yang diucapkan oleh Maira. Untuk sesaat, ia diam saja mendengar apa yang diucapkan oleh Maira tadi padanya. Tetapi, mata mereka bertemu dan saling menatap hingga mereka sama-sama hanya saling pandang untuk beberapa saat. "Dada lu nyentuh dada gue, menyingkir!" kata Moreno sambil berusaha untuk melepaskan tangan Maira yang melingkarinya.Tetapi, Maira yang sudah terlanjur kesal karena dikatakan gatal oleh Moreno benar-benar menantang Moreno hingga perempuan itu tidak mau menyingkir."Lu maunya apa? Mau gue kawini? Beli pengaman sana, gue kagak mau bikin lu bunting, tapi abis itu lu pergi jauh-jauh dari mata gue, ya?" Karena tidak paham mengapa Maira bersikap seperti itu padanya, Moreno akhirnya mengucapkan kalimat itu dan ia yakin Maira pasti akan marah dan mendorongnya seperti biasa yang pernah dilakukan oleh perempuan itu padanya. Namun, ternyata...."Kamu enggak sanggup melakukannya, Moreno, karena yang ada di dalam pikiran kamu itu cuma
Mendengar ucapan sinis yang dikatakan oleh Maira, Rani bukannya marah seperti biasa yang ia lakukan. Gadis itu justru semakin terdiam, dan ini membuat Maira jadi heran. "Kenapa kamu? Aku kayak enggak kenal dengan kamu kalo kayak gini, biasanya, kamu marah setiap kali aku mendebat kamu?" tanya Maira sambil menatap wajah Rani yang terlihat sangat muram. "Aku capek.....""Capek?""Iya. Kayaknya, aku udah terlalu banyak berbuat hal yang buruk sama orang, jadi rasanya aku sekarang udah enggak bersemangat!""Baguslah, belum terlambat untuk memperbaiki semuanya, aku juga enggak dendam sama kamu, kamu mau ngejar Dafa juga aku enggak peduli, aku justru mendoakan kalian untuk bahagia."Maira menanggapi apa yang diucapkan oleh Rani dengan nada suara yang serius pula. Sementara itu, mendengar apa yang diucapkan oleh Maira, Rani tertawa getir, ia menyandarkan kepalanya di dinding seolah-olah ia sedang merasa sangat putus asa. "Dafa? Akukan sudah bilang, Dafa itu enggak pernah suka sama aku,
"Aku sudah menunggu beberapa hari Salim, mana pembayaran yang harus kamu lunasi untuk aku?" kata Mister X sambil mengulurkan tangannya ke arah Pak Salim.Melihat apa yang dilakukan oleh Mister X, emosi Pak Salim langsung tersulut. Pria itu sudah setengah hati meninggalkan rumah besar miliknya akibat akan disita karena kalah berdebat dengan Moreno sebab Moreno mengakui bahwa pernikahannya dengan Mitha hanyalah pernikahan kontrak dan hal itu membuat Pak Salim tidak punya cara lagi untuk menekan Moreno.Ditambah desakan Mister X, tentu saja membuat Pak Salim semakin dongkol."Apa kau tidak melihat apa yang aku alami sekarang? Kekayaan yang aku miliki habis dalam sekejap, itu semua karena Moreno, kamu masih mau meminta sisa pembayaran dariku? Kau ini gila atau apa? Bukankah operasi puncak tidak jadi digelar? Buat apa aku membayar sisanya? Seharusnya tidak, bukan?"GREPP!Dengan kuat, Mister X mencengkram kerah kemeja yang dipakai Pak Salim hingga tubuh pria itu sedikit terangkat dari lant
"Kalo gue enggak bisa bantu, gimana?" tanya Moreno dengan wajah yang terlihat serius."Aku berharap, kamu bisa membantu, karena ini cukup penting, dan kurasa, kamu juga harus melakukan pertemuan dengan dia, kan?""Sebenarnya gue malas, tapi kalau dia emang mengatakan yang enggak-enggak soal perusahaan, gue harus melakukan sesuatu kayaknya.""Jadi, kamu bisa membuat aku dan dia bertemu sebelum aku pulang, kan?""Gue usahakan, tapi jangan terlalu berharap, karena gue lagi banyak urusan."Ardian mengucapkan terima kasih pada Moreno namun, ia masih belum beranjak meskipun ia sudah mengucapkan terima kasih."Kenapa? Masih ada yang mau lu omongin?" tanya Moreno pada Ardian yang tidak beranjak juga walaupun ia sudah menyanggupi akan membantu pria tersebut untuk menemui Combro.Ardian menarik napas sesaat sebelum menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Moreno. "Selama kamu menikah kontrak dengan Mitha, apakah kamu berbuat kurang ajar padanya?" Pertanyaan Ardian membuat Moreno jadi terpancin
"Bukankah jika kita teruskan, tidak akan ada artinya? Kau juga tidak ada hati lagi padaku, jadi untuk apa diteruskan?""Tapi, aku tidak mau kita berpisah, Viona!""Kenapa? Hatimu tidak lagi untuk aku, aku juga tidak bisa memberikan keturunan buat kamu, kau selalu bilang aku yang bermasalah, bukan? Kau sehat, dan yang bermasalah aku hingga kita tidak kunjung punya anak, ya, sudah! Tidak perlu lagi untuk memaksakan diri, kita hidup sendiri-sendiri saja, tidak perlu diteruskan lagi!""Viona, aku tahu aku salah, tapi aku mohon, berikan aku kesempatan untuk membuat pernikahan kita kembali bahagia, kamu masih mencintai aku, kan?""Percuma aku mencintaimu, tapi kamu tidak seperti itu, aku capek, Salim, jangan tambah rasa lelah aku untuk keinginan kamu itu.""Tapi, aku serius. Beberapa hari ini aku berusaha untuk mencari pekerjaan, tapi karena reputasiku kurang bagus, aku sulit mendapatkan pekerjaan, aku tahu, tidak layak aku memintamu untuk tetap bersamaku dengan keadaan yang seperti sekaran
Wajah Viona berubah mendengar apa yang diucapkan oleh Maira. "Kamu serius? Lupakan kalau kita pernah membahas soal ini, tapi, apakah kamu benar-benar serius tidak pernah menikah dengan Moreno?"Maira mengangguk dengan wajah yang terlihat hampa. Dan Viona benar-benar tidak menyangka hal seperti itu bisa ia dengar karena ia mengira pernikahan antara Moreno dan juga Maira itu bukan sebuah sandiwara."Jadi, karena pernikahan kontrak kalian, kamu jatuh cinta padanya?""Benar, dan aku menjilat ludahku sendiri, karena waktu itu aku pernah mengatakan padanya aku tidak akan pernah jatuh cinta pada pemuda berondong seperti dia, dan kenyataannya, aku justru jatuh cinta padanya, ini benar-benar memalukan.""Moreno tahu kamu suka padanya?""Ya. Aku pernah mengatakan hal itu, tapi dia bilang aku tidak boleh jatuh cinta padanya, padahal masalah seperti itu, siapa yang bisa mengendalikan? Aku enggak bisa mengendalikan, perasaan itu hadir begitu saja, aku juga tidak tahu bagaimana caranya untuk meng
"Apa dia mau ketemu sama gue?" tanya Combro dengan wajah serius."Ya. Dia pengen ketemu dengan Abang di tempat biasa.""Kapan?""Malam ini." "Kalau gitu, kita ke kota sekarang!"Rekan Combro akhirnya hanya mengiyakan mendengar ajakan yang diucapkan oleh Combro padanya. Keduanya akhirnya beranjak dari tempat itu untuk mempersiapkan diri kembali ke kota setelah beberapa saat lamanya mereka hanya bersembunyi di desa lantaran sedang diburu oleh berbagai macam pihak sementara Combro masih ingin menyelidiki tentang Mister X yang menggantikan dirinya mendapatkan perintah dari Pak Salim dan Dafa.***Moreno terkejut ketika tiba-tiba saja Viona menemuinya ketika ia sedang sibuk menyelesaikan tugasnya di ruangan kerjanya yang tidak lagi begitu besar seperti sebelumnya. Ia mengira, ketika Danu mengatakan bahwa ada seseorang yang ingin bertemu dengan dirinya, ia pikir seseorang itu adalah karyawannya saja, tapi siapa sangka orang itu adalah istri dari Pak Salim yang sebenarnya masih dihormati o