"Aku sudah menunggu beberapa hari Salim, mana pembayaran yang harus kamu lunasi untuk aku?" kata Mister X sambil mengulurkan tangannya ke arah Pak Salim.Melihat apa yang dilakukan oleh Mister X, emosi Pak Salim langsung tersulut. Pria itu sudah setengah hati meninggalkan rumah besar miliknya akibat akan disita karena kalah berdebat dengan Moreno sebab Moreno mengakui bahwa pernikahannya dengan Mitha hanyalah pernikahan kontrak dan hal itu membuat Pak Salim tidak punya cara lagi untuk menekan Moreno.Ditambah desakan Mister X, tentu saja membuat Pak Salim semakin dongkol."Apa kau tidak melihat apa yang aku alami sekarang? Kekayaan yang aku miliki habis dalam sekejap, itu semua karena Moreno, kamu masih mau meminta sisa pembayaran dariku? Kau ini gila atau apa? Bukankah operasi puncak tidak jadi digelar? Buat apa aku membayar sisanya? Seharusnya tidak, bukan?"GREPP!Dengan kuat, Mister X mencengkram kerah kemeja yang dipakai Pak Salim hingga tubuh pria itu sedikit terangkat dari lant
"Kalo gue enggak bisa bantu, gimana?" tanya Moreno dengan wajah yang terlihat serius."Aku berharap, kamu bisa membantu, karena ini cukup penting, dan kurasa, kamu juga harus melakukan pertemuan dengan dia, kan?""Sebenarnya gue malas, tapi kalau dia emang mengatakan yang enggak-enggak soal perusahaan, gue harus melakukan sesuatu kayaknya.""Jadi, kamu bisa membuat aku dan dia bertemu sebelum aku pulang, kan?""Gue usahakan, tapi jangan terlalu berharap, karena gue lagi banyak urusan."Ardian mengucapkan terima kasih pada Moreno namun, ia masih belum beranjak meskipun ia sudah mengucapkan terima kasih."Kenapa? Masih ada yang mau lu omongin?" tanya Moreno pada Ardian yang tidak beranjak juga walaupun ia sudah menyanggupi akan membantu pria tersebut untuk menemui Combro.Ardian menarik napas sesaat sebelum menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Moreno. "Selama kamu menikah kontrak dengan Mitha, apakah kamu berbuat kurang ajar padanya?" Pertanyaan Ardian membuat Moreno jadi terpancin
"Bukankah jika kita teruskan, tidak akan ada artinya? Kau juga tidak ada hati lagi padaku, jadi untuk apa diteruskan?""Tapi, aku tidak mau kita berpisah, Viona!""Kenapa? Hatimu tidak lagi untuk aku, aku juga tidak bisa memberikan keturunan buat kamu, kau selalu bilang aku yang bermasalah, bukan? Kau sehat, dan yang bermasalah aku hingga kita tidak kunjung punya anak, ya, sudah! Tidak perlu lagi untuk memaksakan diri, kita hidup sendiri-sendiri saja, tidak perlu diteruskan lagi!""Viona, aku tahu aku salah, tapi aku mohon, berikan aku kesempatan untuk membuat pernikahan kita kembali bahagia, kamu masih mencintai aku, kan?""Percuma aku mencintaimu, tapi kamu tidak seperti itu, aku capek, Salim, jangan tambah rasa lelah aku untuk keinginan kamu itu.""Tapi, aku serius. Beberapa hari ini aku berusaha untuk mencari pekerjaan, tapi karena reputasiku kurang bagus, aku sulit mendapatkan pekerjaan, aku tahu, tidak layak aku memintamu untuk tetap bersamaku dengan keadaan yang seperti sekaran
"Dafa? Rani, apa yang kalian lakukan?"Berniat memberikan surprise pada Dafa sang tunangan hingga Maira ke kantor milik Dafa, ternyata yang terjadi justru Maira yang terkejut karena melihat Dafa dan Rani sahabatnya sedang berciuman di ruang kerja milik sang tunangan.Tidak hanya sampai di situ, pakaian keduanya juga sudah tidak karuan padahal mereka sedang ada di tempat kerja dan memang, Rani sahabat Maira bekerja di perusahaan milik Dafa atas rekomendasi Maira karena kasihan dengan sahabatnya itu yang tidak kunjung mendapatkan pekerjaan. Namun, rasa kasihan Maira ternyata dibalas dengan sebuah pukulan oleh Rani yang terobsesi dengan Dafa sejak lama secara diam-diam hingga saat Maira merekomendasikannya untuk bekerja di perusahaan Dafa, perempuan itu memiliki kesempatan untuk menggoda Dafa dan Dafa tergoda!Melihat kedatangan Maira yang tiba-tiba, Dafa buru-buru mendorong Rani dari pangkuannya dan segera membenahi pakaiannya dengan wajah seperti maling ketangkap basah, dan Maira jiji
"Apakah aku salah? Kita sudah dewasa, aku tidak mau gaya berpacaran seperti anak SMP yang hanya bergandengan tangan saja, anak SMP sekarang justru banyak yang sudah melebihi dari itu, masa aku harus kalah?""Pria gila kamu! Sekarang, aku bukan tunangan kamu lagi! Aku tidak mau memiliki tunangan yang juga dimiliki teman aku sendiri!"Maira tidak bisa menahan perasaan kesal dan sakit hatinya saat mendengar apa yang diucapkan oleh Dafa. Rasanya sekarang ia hancur, tidak tahu harus bersikap seperti apa, hingga pada akhirnya ia berbalik dan keluar dari ruang kerja sang tunangan setelah melempar cincin tunangan yang diberikan oleh Dafa padanya ketika mereka bertunangan.Rasanya ia ingin menangis. Namun, jika itu dilakukannya, ia akan membuat dirinya sendiri malu, sampai Maira berusaha menahan diri untuk tidak menangis.Sudahlah, Maira! Hanya kehilangan satu pria bejat tidak akan membuat duniamu terhenti, bukan? Tidak perlu dipikirkan, Dafa memang bukan calon suami yang baik buat kamu!Hatin
Permohonan Maira tidak membuat Moreno merubah keputusannya. Pria itu tetap kukuh untuk meminta Maira bertanggung jawab atas segalanya, dengan disertai ancaman jika Maira keberatan, maka kasus mereka akan dibawa ke jalur hukum.Entah apakah karena Maira yang bodoh tentang hukum, atau karena merasa tidak bisa berpikir lantaran belakangan ini banyak sekali hal buruk yang dialaminya.Maira akhirnya menuruti kemauan, Moreno, dan berdoa agar biaya perbaikan motor laki-laki itu tidaklah membuat uang simpanannya habis.Namun ternyata, harapan Maira musnah ketika ia datang ke bengkel tempat di mana motor Moreno diperbaiki. Biaya perbaikan motor itu sangat mahal karena motor Moreno rusak parah, dan Maira shock uang tabungannya yang ia sisihkan dengan susah payah, habis tidak bersisa!"Pak! Uang saya habis! Gara-gara motor Bapak, tabungan saya semua habis! Bapak sudah membuat impian saya untuk bisa memperbaiki rumah orang tua saya di kampung musnah!"Tidak tahan menahan perasaan dongkolnya, Mai
Mendengar apa yang diucapkan oleh Moreno, Maira semakin tersudut, rasanya, ia tidak bisa berkelit lagi untuk tidak memberikan nota pembayaran yang diminta oleh Moreno. Dengan gerakan lambat, perempuan berambut panjang itu segera membuka tas selempang miliknya, dan perlahan mencari sesuatu di sana.Moreno langsung menyambar nota pembayaran yang diberikan oleh Maira padanya, dan matanya langsung menatap ke atas kertas putih itu untuk meneliti apa yang tertulis di kertas itu dengan baik. "Perasaan, motor gue itu rusak parah, masa cuma segini biayanya?"Deg!Jantung Maira seolah berhenti berdenyut mendengar ucapan yang keluar dari mulut Moreno ketika pria itu melihat nota pembayaran yang diberikan olehnya.Hal yang ia khawatirkan terjadi. Moreno merasa curiga karena biaya tidak sesuai dengan perkiraan lantaran Maira nekat memangkasnya sebab, ia tidak punya uang.Karena di nota tertera nomor bengkel yang dibubuhkan oleh pemilik bengkel agar pelanggan bisa melakukan kontak langsung dengan
"Apa?"Ucapan Moreno benar-benar membuat Maira terkejut sampai perempuan itu setengah berteriak, dan wanita itu langsung menekap mulutnya sendiri."Ya, cuma itu yang bisa lu lakukan kalau enggak bisa bayar semua biaya perbaikan!""Tapi, ini konyol! Saya bilang, saya tidak mau menikah karena saya tidak percaya lagi dengan laki-laki, bagaimana mungkin saya menikah dengan Anda?!""Enggak perlu tegang dan baper kali! Kita kawin itu cuma untuk hitungan bisnis doang, gue perlu bantuan, dan lu orang yang bisa ngebantu gue karena lu miskin, ya, terserah sih, kalau lu enggak mau gue bisa cari cewek lain! Tapi, bayar semua biaya perbaikan motor kalau enggak mau, gue bawa ke jalur hukum ini urusan! Ingat, lu juga nipu gue soal keterangan perbaikan, itu hukumannya double!"Maira terdiam. Ia semakin tersudut sekarang, tidak tahu apa yang harus ia lakukan.Mendadak, perkataan sang bos terngiang di telinga, soal lamaran dan juga soal bagaimana karirnya tidak bisa maju jika tidak menikah. Apakah ini