"Aku enggak pernah benci sama kamu, dan keluarga kamu, Reno. Kalau sikapku mungkin di mata kamu kurang nyaman, itu karena kamu yang enggak bisa menghargai pernikahanku dengan seseorang yang aku pilih sekarang."Lagi-lagi, Moreno mengepalkan telapak tangannya ketika mendengar apa yang diucapkan oleh Mitha. Rasanya, ingin sekali ia mengeluarkan serentetan omelan atau aksi protes karena ia sangat tidak suka mendengar kata-kata pernikahan diucapkan oleh perempuan tersebut. "Kalau kamu emang enggak benci sama aku, kamu bersedia ikut aku, kan?" katanya dengan nada suara diusahakan tidak meninggi agar tidak membuat Mitha curiga. "Apa yang harus aku lakukan?" tanya Mitha seperti orang bodoh. "Bujuk ayahku untuk mau berobat.""Kalau aku gagal?""Aku yakin kamu tidak akan gagal.""Kamu sudah minta izin istri kamu melakukan hal ini?""Untuk apa?""Maksud aku, kamu udah izin sama istri kamu kalau kamu menemui aku?""Sudah!" bohong Moreno, dan akhirnya ia tersenyum senang karena Mitha menerima
[Gue udah bilang jangan menghubungi bini lu, ini urusan pria, antara lu dan gue, kalau lu menghubungi bini lu, lu akan tau akibatnya!]Begitu bunyi pesan Moreno pada Roger hingga Roger hanya bisa geleng-geleng kepala membacanya."Orang kaya bisa melakukan apa saja untuk mengetahui sesuatu? Awas saja kamu!" gumam Roger sembari mengetik pesan balasan.Pria itu akhirnya menerima tantangan dari Moreno. Ia ingin tahu apa sebenarnya yang diinginkan pemuda tersebut hingga mengusik pernikahannya dengan Mitha?Sementara itu, Mitha yang masih menanti balasan pesan yang dikirimkannya pada sang suami hanya bisa menghela napas ketika kemudian pesan suaminya masuk yang mengatakan bahwa, tidak ada yang terjadi untuk pertanyaan Mitha yang mengandung perasaan was-wasnya tersebut. Pintu terbuka, Mitha berbalik karena ia mengira Moreno datang untuk memberitahunya bahwa ayahnya sudah siap untuk ditemui.Namun, dugaan Mitha meleset, karena yang datang ternyata seorang asisten rumah tangga, yang membawaka
Danu tersenyum kecut membaca pesan sinis yang ditulis Moreno padanya. Akan tetapi, ia yang menyangka Moreno dengan Maira di villa tetap tidak dapat menyembunyikan perasaan senangnya karena kini Moreno sudah mau kembali ke rumah meskipun hanya berdiam diri di villa saja.Setidaknya sekarang, tugasnya berkurang satu. Betapa repotnya Danu ketika harus mengawasi Moreno setiap malam atas perintah Pak Marvel.Persoalan Moreno dengan Combro bukan persoalan yang sepele, sebab, Danu mendapatkan jejak, bahwa Combro memiliki backing dari orang yang tidak biasa. Pak Marvel belum mau memberikan kuasa untuknya agar bisa melakukan perlawanan pada Combro dengan kekuasaan sang majikan besar, itu karena Moreno belum kembali ke rumah hingga ayah Moreno sengaja membiarkan Moreno mengurus sendiri urusannya.Sekarang, sang majikan muda sudah kembali, wajar jika Danu merasa sangat lega.Asisten kepercayaan Pak Marvel itu bersiul kecil melanjutkan pekerjaannya mencuci mobil sampai bersih. Tidak sabar rasanya
Mendengar apa yang diucapkan oleh Moreno, sebenarnya perasaan Roger sangat tertohok. Karena selama ini apa yang dikatakan Moreno memang benar, Mitha tidak pernah memulai terlebih dahulu dalam hal apapun itu, tapi Roger paham, bukan karena istrinya tidak mencintainya, tapi karena sang istri pernah mengalami sindrom trauma lantaran pernah menjadi korban pelecehan, hingga membuat perempuan itu kesulitan untuk sekedar memulai menyentuh terlebih dahulu. Bagi Roger, diizinkan menyentuh sudah termasuk tanda cinta, ia tidak menuntut istrinya untuk memulai, tapi mendengar apa yang dikatakan oleh Moreno, mengapa ia merasa terpuruk juga?"Aku rasa, itu bukan urusanmu, Bung. Sekarang, jika kau memang ingin aku menerima tantangan darimu, baiklah, aku akan melakukannya, tapi setelah itu, kalau aku bisa mengalahkan kamu, maka kamu juga harus mematuhi aturan yang sudah kamu buat sendiri, tidak akan pernah mengganggu pernikahan kami, lagi!"Akhirnya, Roger hanya bicara demikian, meskipun hatinya di
Karena terlalu terkejut, Moreno sampai jatuh ke lantai meskipun ia buru-buru bangkit kembali untuk memastikan ia tidak salah lihat. Akan tetapi, Moreno memang tidak salah lihat. Wajah Mitha berubah menjadi wajah pria yang sejujurnya ia tahu siapa pria tersebut. "Miko! Brengsek kamu, keluar kamu dari tubuh Mitha!" hardiknya dengan nada suara tertahan, tidak mau Mitha terbangun karena Moreno merasa belum saatnya wanita itu bangun.Miko adalah saudara kembar Mitha yang menghilang dari kandungan saat dilahirkan. Menurut Mitha, dahulu saat masih dalam kandungan, Mitha dan keluarganya tinggal di tempat terpencil lalu ketika orang tua Mitha bertengkar, sang ibu yang sedang hamil Mitha dan saudaranya itu keluar dari rumah dan tidak sengaja mengusik makhluk gaib yang ada di sekitar rumah mereka.Karena kesalahan yang tidak disengaja itulah, makhluk gaib merasa ibunya Mitha harus melakukan pertukaran agar Mitha bisa lahir dengan selamat. Pertukaran itu tidak disetujui oleh ibunya Mitha, namun
"Miko, Miko dalam bahaya!" jawab Mitha dan ia bergerak untuk turun dari tempat tidur seraya menyingkirkan tangan Moreno yang memegang tangannya, tapi ketika kedua kaki Mitha menginjak lantai.BRUKK!!Tiba-tiba saja, tubuhnya merosot jatuh seolah dua kakinya itu tidak bisa menopang tubuh perempuan tersebut. Melihat hal itu terjadi pada Mitha, Moreno buru-buru turun dari tempat tidur pula, lalu mendekati Mitha yang menyandarkan tubuhnya ke tepi tempat tidur."Ada yang sakit?" tanya Moreno tanpa peduli dengan tatapan mata Miko di sudut sana yang terlihat tidak suka melihat ia menyentuh sang adik kembar seperti itu."Kenapa lemas bener? Aku kayak enggak punya tulang, kepalaku pusing."Mitha mengerjapkan matanya, karena pandangan matanya tidak jelas hingga ia tidak bisa melihat kehadiran Miko di kamar itu yang juga samar-samar."Kamu masih terlalu lelah, kamu kembali tidur aja, ayahku juga belum siap kok nanti kalau sudah siap kamu bisa bangun, tanpa lelah menunggu."Moreno bicara demikia
Perlahan, genggaman Roger pada ponselnya mengerat, seolah ponsel itu adalah kepala Moreno hingga ia bisa mencengkramnya dengan kuat. Pria itu mengetik pesan balasan untuk istrinya, berusaha untuk tidak emosi meskipun sekarang ia sangat emosi.[Kamu tidur di rumah yang sama dengan Moreno?]Pesan Roger terkirim. Mitha menghela napas membacanya. [Akan enggak berdua aja, ada asisten rumah tangga Moreno, rumah ini luas, mungkin juga di kamar lain ada keluarga Moreno yang lain, jadi Papa enggak perlu curiga macam-macam][Apakah Moreno melakukan sesuatu sama kamu?][Enggak ada, aku baik-baik aja, dia enggak ngapa-ngapain aku, kok]Membaca pesan sang istri, kegelisahan Roger bukannya mereda, tapi semakin menjadi. Moreno bisa melakukan apa saja, itu yang ada di otaknya. [Katakan, apa yang terjadi tadi malam? Kamu tahu kejujuran hal yang paling utama dalam hubungan kita, kan?]Mitha yang membaca pesan dari suaminya yang terlihat seperti menyimpan perasaan marah dan cemburu mencoba maklum. Su
Wajah Danu seperti orang bodoh sekarang setelah mendengar apa yang diucapkan oleh Moreno padanya.Benar-benar di luar dugaan, sesuatu yang biasanya hanya ia lihat di drama dan film ternyata sekarang ia lihat di dunia nyata dan pelakunya majikannya sendiri, bagaimana ia bisa melakukan aksi protes?"Jadi, Tuan dan Nona Mitha tadi malam, begitu?" tanya Danu sambil mendekatkan dua jari telunjuknya membentuk dua manusia yang sedang bersatu. "Ya!""Tapi, Nona Mitha itu berasal dari keluarga yang religius, Tuan, memang saat bersama Tuan dahulu, dia belum memakai jilbab, tapi bukankah berkali-kali Tuan ditolak saat Tuan minta lebih dari sekedar ciuman?""Kalau orang masih saling cinta, emang bisa mikir itu dosa atau enggak?""Astaghfirullah, Tuan, istighfar, baiklah, saya tidak bisa ikut campur dalam masalah percintaan Tuan, itu hak Tuan, jika memang hubungan Tuan dengan Nona Maira hanya sebuah kontrak, lebih baik dihentikan, tidak ada pernikahan kontrak dalam Islam, Tuan.""Gue tau, gue uda