Apa yang diucapkan oleh Ridwan membuat Moreno terpancing. Pemuda itu melonggarkan cengkraman tangannya pada kerah kemeja yang dipakai oleh Ridwan, seolah berpikir sejenak untuk apa yang akan ia lakukan sampai akhirnya, cengkraman itu dilepaskan Moreno sama sekali dan Ridwan tersenyum penuh arti melihat apa yang dilakukan oleh Moreno padanya.Ridwan mengarahkan pandangannya pada Mitha yang saat itu juga melakukan hal yang sama padanya karena Moreno tadi mencengkram kerah kemeja miliknya hingga wanita itu was-was meskipun ucapan Ridwan tadi justru membuat dirinya kesal mendengarnya. "Mbak, Mitha. Kamu memiliki suami dua, semuanya sama-sama pembalap liar, yang mana yang sebenarnya paling Mbak Mitha cintai? Kenapa kamu tidak memilih salah satu? Kamu berjilbab tapi kamu memiliki dua suami, apakah itu baik?"Ridwan melontarkan pertanyaan itu pada Mitha, dan pertanyaan tersebut benar-benar membuat Mitha sebal karena lagi-lagi diulang oleh Ridwan."Aku sudah bilang, itu bukan urusanmu, kamu
"Dulu pernah, tapi sekarang enggak!""Kamu benar-benar keterlaluan! Kamu udah tahu aku enggak ngizinin dia untuk melakukan itu, tapi kamu menantang dia!""Tapi yang sekarang itu bukan aku! Kamu salahin aja si Ridwan ini!"Ketika Moreno menunjuk ke arah di mana posisi Ridwan berada sejak tadi, ia terkejut karena Ridwan tiba-tiba tidak ada di tempatnya semula dan Moreno buru-buru berlari keluar dan ia melihat Ridwan sudah melompat keluar tembok pembatas rumahnya dengan lihai. Sebenarnya, ingin sekali Moreno mengejar, tapi niat itu diurungkannya karena akan membuat situasi rumah jadi kacau apalagi ada ayahnya di lantai bawah yang bisa saja melihat hal itu dan Moreno tidak mau itu terjadi."Kamu tidak mau menghubungi Roger?" tanya Moreno ketika kembali ke dalam kamar setelah memastikan Ridwan pergi."Ponselnya tidak bisa dihubungi.""Apa ini pancingan?""Maksudnya?""Si sialan itu bisa masuk ke sini seperti setan, dia menyelinap keluar dengan mudah, pemotor misterius itu benar-benar bik
Telapak tangan Roger mengepal mendengar apa yang diucapkan oleh Moreno. Ingin menyangkal tapi ia tidak bisa lantaran ia sendiri tidak tahu di mana posisi si pemotor misterius itu berada.Sementara itu, di sebuah tempat tersembunyi yang tidak diketahui oleh Roger dan juga Moreno, Mister X dan juga Ridwan sedang memperhatikan Moreno juga Roger di posisi mereka."Mister, apakah aku harus mendekati mereka sekarang?" tanya Ridwan pada Mister X yang masih mengawasi Moreno dan Roger dari tempat mereka bersembunyi. "Tahan, biarkan saja dahulu mereka, tidak perlu kita hampiri.""Tapi kau sudah berjanji untuk memberikan uang itu pada si rider setan itu, kan?"Mister X tertawa mendengar apa yang diucapkan oleh Ridwan. "Uang sebanyak itu, kamu pikir akan aku berikan pada orang yang menjadi musuh kakakmu?""Jadi, kamu berbohong padanya? Kamu sebenarnya tidak mau membantu? Hanya memanfaatkan dia agar bisa memancing Moreno keluar?""Ini semua aku lakukan agar pesta kita semakin meriah, aku ingin
"Aku tidak akan membiarkan kamu menang!"Moreno tertawa mendengar apa yang diucapkan oleh Roger padanya. "Lu pikir, gue akan membiarkan lu menang? Jangan bermimpi!""Kalau begitu, mari kita lakukan, aku tidak peduli lagi dengan janji si pemotor misterius tersebut, sekarang biar kita selesaikan masalah ini berdua, hadapi aku, Moreno!!" teriak Roger dengan suara yang meninggi."Gue udah bilang, sekarang gue enggak bisa, ada bokap gue di rumah, kita atur lain waktu, tapi lu harus berjanji sama gue lupakan kerja sama lu dengan si pemotor misterius itu kalo lu enggak mau masalahnya jadi semakin panjang! Masalah lu sama gue cuma karena gue menahan bini lu, kan? Enggak perlu lu ikut campur dengan masalah gue sama si pemotor misterius itu!""Kamu pikir, aku tidak punya kerjaan sampai melakukan hal ini padamu?""Siapa tahu?""Aku tidak punya waktu luang untuk meladeni permainan bodoh kamu, Moreno, jadi sekarang hadapi aku dan kita selesaikan masalah ini secepatnya!""Gue yang buat peraturan b
Wajah Pak Marvel merah padam ketika mendengar apa yang diucapkan oleh Pak Salim tadi padanya. Melihat perubahan yang terjadi pada wajah Pak Marvel, Pak Salim tersenyum puas, seolah mampu menemukan sesuatu yang bisa membuat ayah Moreno itu mati kutu. "Kau tidak tahu hal yang sebenarnya, Salim, masalah itu kau hanya bisa menerka apa yang kamu lihat saja, Moreno adalah suami satu-satunya Mitha, jadi jika kamu beranggapan menantuku itu memiliki suami dua kamu itu sudah salah menyimpulkan.""Benarkah? Apakah Anda bisa membuktikan hal itu? Jika Anda bisa membuktikan bahwa menantu Anda itu hanya bersuamikan anakmu saja, baiklah, mungkin aku akan mempertimbangkan tentang pengalihan kepemimpinan perusahaanku atas perjanjian yang pernah Anda lakukan dengan ayahku.""Aku akan membuktikan, jadi kamu harus menepati janji!""Tidak masalah, aku akan menepati janji asalkan Anda bisa membuktikan bahwa menantumu itu tidak memiliki suami dua, tapi jika Anda tidak bisa membuktikan, bahwa Moreno adalah
Pertanyaan yang dilontarkan oleh sang ayah membuat sekujur tubuh Moreno membeku. Sebenarnya, Moreno tahu hal seperti itu pasti akan terjadi padanya, namun, ia tidak menyangka jika dihadapkan dengan situasi tersebut, ia benar-benar merasa sangat gugup dan sulit untuk menguasai diri."Jawab, Papi, Moreno! Kenapa kamu tidak bisa menjawab?" Suara Pak Marvel membuat Moreno mengeratkan genggaman tangannya pada ujung pakaiannya karena ia berusaha untuk membuat perasaan gelisahnya tidak diketahui oleh sang ayah. "Papi tahu jawabannya, kenapa harus bertanya lagi?"Akhirnya, hanya itu yang dikatakan oleh Moreno, dan Pak Marvel maju melangkah mendekati sang anak, dan....PLAKK!!Sebuah tamparan diterima oleh Moreno membuat tubuh pemuda itu terhuyung."Perusahaan kita sekarang terbelit masalah yang rumit karena perbuatan kamu yang tidak dipikirkan dahulu, bisakah kamu bertanggung jawab atas semua yang sudah terjadi?""Papi sedang sakit, kenapa memaksakan diri membahas masalah seperti ini? Ayol
Tubuh Moreno terhuyung ketika tiba-tiba saja Mitha menamparnya saat ia baru saja menuntaskan ucapannya.Moreno tersenyum kecut menerima tamparan itu, seolah ia tahu apa yang ingin diucapkan oleh Mitha untuk menanggapi apa yang tadi dikatakannya. "Keterlaluan kamu, Reno! Kamu menganggap aku wanita murahan sampai kamu berpikir seperti itu untuk semua masalah yang sekarang ini terjadi?""Aku hanya memberi jalan keluar, kalau kamu tidak setuju silahkan, tidak apa-apa, mungkin kamu lebih setuju untuk cerai dengan si rider setan itu dan menikah dengan aku, iya?""Aku juga tidak akan melakukan hal itu!""Jadi, kamu bisa apa untuk membayar hutang kamu padaku?""Aku akan bayar semua, aku akan minta ayah kamu mengizinkan aku untuk menyicil.""Mau menyicil sampai kapan? Kamu pikir jumlahnya sedikit? Kamu sudah aku berikan solusi tapi kamu sendiri tidak menerima, kamu pikir bisa menghadapi ayahku? Kalau sampai kondisi ayahku semakin buruk karena kamu, aku tidak akan segan untuk menuntut kamu, Mi
Mitha mundur ketika mendengar nada suara Moreno jadi meninggi ketika pemuda itu melontarkan kata-kata tadi padanya. Ia bisa melihat wajah Moreno yang diselimuti aura kemarahan, dan itu benar-benar membuat Mitha jadi sedikit merinding ketika menyadari hal itu. Namun, ucapan Moreno tentang ia yang katanya jijik berhubungan intim dengan pemuda tersebut sebagai syarat yang diajukan oleh Moreno benar-benar menyinggung perasaannya. Bagaimana mungkin seorang Moreno yang setidaknya tahu banyak tentang dirinya lantaran mereka dahulu pernah bersama justru mengatakan hal demikian padanya hanya karena mereka terbelit masalah?"Kamu benar-benar berubah, Reno! Aku enggak perlu menanggapi apa yang kamu katakan tadi padaku, karena kamu sendiri sangat tahu jawabannya, aku bukan wanita seperti itu!""Jadi, kamu tidak mau berkorban untuk anak dan suami kamu?""Itu bukan pengorbanan yang benar!""Apa sebuah pengorbanan itu ada benar dan ada yang salah? Setiap orang yang berkorban tidak harus melihat ha