Share

16. Khawatir 2

Tentu saja Bram kaget dengan permintaan mamanya Sandra. Sedikit pun dia tidak punya pikiran untuk menikahi kerabat dari Sandra. Entah itu Santi atau keluarga yang lainnya.

"Maaf, Ma. Saya belum kepikiran hendak menikah lagi. Saya fokus ke pekerjaan sama anak-anak saja dulu," tolak Bram halus.

"Sandra sudah dua tahun lebih meninggal. Anak-anak pasti butuh sosok ibu. Tapi mama harap, Nak Bram bisa mempertimbangkan hal ini. Supaya hubungan kita nggak terputus."

Bram tersenyum dan tidak berkata apapun. Setahun kemudian ia ditanyai lagi, jawaban Bram tetap sama. Dan tahun depannya, ia mengabari kalau hendak menikah dengan Puspa. Mereka semua kecewa. Bahkan mamanya Sandra sempat marah. Namun setelah itu mereda dan minta maaf.

Mereka masih tinggal di kota yang sama. Hanya saja beda wilayah.

Lamunan Bram terganggu oleh ponsel yang berpendar. Temannya menelepon.

"Halo."

"Hai, Bro. Kamu sudah berangkat?" Pertanyaan teman di seberang membuat Bram spontan berdiri. Kenapa dia sampai lupa kalau ada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
azalia Orlin
Bagaimana perasaan Bram setelah tahu kalau Puspa habis keguguran.. kutunggu kelanjutannya mba Lis, terima kasih
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
ayi Bram cari istrimu sampai ketemu...
goodnovel comment avatar
Mega Wati
Seperti biasa cerita mbak Lis selalu mengandung bawang...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status