Beranda / Romansa / PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN / 2. CIUMAN YANG MENGGETARKAN

Share

2. CIUMAN YANG MENGGETARKAN

last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-11 23:23:47

Dua hari lamanya Rina absen dari sekolah. Namun dia tahu, mau tak mau, keesokan harinya dia harus masuk sekolah. Apapun yang terjadi, dia harus siap menghadapi si iblis itu besok.

Sebenarnya dia juga takut menghadapi apa yang akan dilakukan Adit besok padanya. Tapi tak ada gunanya juga bersembunyi terus dari si iblis itu. Toh... kalau sampai nanti keadaan menjadi tambah parah, dia bisa melaporkan si iblis itu ke wali kelas dan dia yakin setelah itu dia jadi bisa dipindahkan ke kelas lain.

Pada waktu Rina tiba tepat di depan gerbang sekolah, dia menoleh ke sana ke mari dan mencari sosok musuhnya itu. Setelah melihat bahwa keadaan aman, dengan waspada, dia berjalan masuk dan langsung menuju ke dalam kelasnya.

Saat dia masuk, semua mata memandang padanya. Pandangan seakan-akan dia adalah orang teraneh yang pernah mereka lihat.

Rina merasa risih diperlakukan seperti itu. Namun dia sedikit lega juga saat melihat meja Adit yang kosong. Setidaknya dia masih punya waktu untuk menguatkan diri menghadapi anak itu nanti.

Jam pelajaran pun dimulai, namun Adit sama sekali tak terlihat. Rina yakin betul si iblis itu pasti absen seperti yang sering dilakukannya.

Sedikit lega dengan hal itu, Rina memutuskan untuk berkonsentrasi pada pelajarannya dan melupakan soal Adit sejenak. Walaupun dia tahu, musuhnya itu bisa muncul kapan saja.

Jam terakhir pelajaran pun berakhir. Rina berjalan santai menuju gerbang sekolah dan menunggu angkutan umum yang biasanya lewat persis di depan sekolah.

Tiba-tiba saja, bahunya dicengkram dari belakang dan memaksanya untuk berbalik.

Wajah si iblislah yang dilihatnya berdiri tepat di depannya, memandang lekat ke wajahnya dengan senyuman yang membuatnya tak nyaman.

Otaknya sontak menyuruhnya segera kabur. Namun cengkraman kedua tangan Adit pada bahunya membuatnya tak bisa bergerak.

Sebelum dia bisa berteriak meminta tolong, Adit menangkup wajahnya dan menciumnya dengan kasar.

Bibir musuhnya itu bergerak cepat dengan cara yang tak bisa diprediksi oleh Rina. Otaknya seakan-akan berhenti bekerja. Dia merasa aneh. Tidak pernah sebelumnya dia merasakan sensasi aneh seperti ini.

Dia ingin sekali menjerit dan menyuruh Adit untuk berhenti supaya dia bisa menyerap apa yang baru saja melandanya. Sialnya, tanpa ampun bibir pria itu semakin melumat bibirnya dan membuatnya seakan-akan lumpuh dan tak bisa melawan.

Hanya bibir dan rasa pria ini yang ada di pikirannya sekarang. Dia tak menyadari dimana dia sekarang dan siapa saja yang sedang mengawasi mereka. Dia bahkan tak menyadari dimana kini tangannya berada.

Entah sensasi apa atau getaran aneh dari mana yang tanpa ampun menyengatnya sekarang, dari puncak kepala hingga ujung kakinya dan membuatnya kehilangan akal dan diam saja diperlakukan seperti ini.

Namun yang jauh membuatnya kesal adalah tindakan Adit yang tiba-tiba saja melepaskan pelukannya dan memutuskan untuk berhenti menciumnya begitu saja, tanpa ada isyarat atau pemberitahuan lebih dulu.

Terkejut dengan perubahan yang tiba-tiba itu, tubuh Rina tiba-tiba limbung dan terjatuh tepat di depan Adit. Murid-murid lain yang menyaksikan tindakan mencengangkan itu tampak luar biasa girang dan sibuk menyoraki mereka.

Suara bising itu sontak membuatnya sadar dan bingung. Rina mendongak ke atas dan memandang Adit yang tertawa puas ke arahnya.

Kata-kata yang terlontar dari bibir Aditlah yang membuatnya mengerti akan apa yang baru saja terjadi padanya.

"Bagaimana rasanya pembalasanku?! Lebih hebat kan dari tendanganmu! Dua sama berarti kita sekarang!"

Setelah melontarkan perkataan dengan nada penghinaan tersebut, dengan santainya dia meninggalkan Rina begitu saja di depan murid lainnya yang semakin girang bertepuk tangan. Seakan-akan mereka juga ikut berkomplot dengan Adit untuk mempermalukannya.

Dengan tangan yang gemetar, Rina merapikan bajunya dan mengangkat dirinya dari lantai sambil mengumpulkan sisa-sisa harga dirinya yang sudah diinjak-injak oleh si iblis itu tadi.

Seperti tidak terjadi apa-apa, dia berjalan masuk ke dalam angkutan umum yang kebetulan juga sedang berhenti untuk menunggu penumpang masuk.

Badannya masih saja bergetar. Hatinya luar biasa sakit dan rasa malunya sudah setinggi gunung rasanya.

Tapi sekalipun begitu, dia tidak akan menangis!

Harga dirinya melarangnya melakukan itu.

Adit Harsono, si berandalan kotor tak tahu malu itu tak akan bisa menghancurkannya!

Air matanya terlalu mahal untuk menangisi apa yang sudah diperbuat si iblis itu padanya.

Sesampainya di rumah, Rina langsung menuju kamarnya, meletakkan tasnya di ranjang, membuka bajunya dan membasuh tubuh dan wajahnya berulang-ulang di kamar mandi.

Dia ingin menghapus jejak-jejak Adit dari tubuhnya. Dia tak ingin tertidur dan mencium bau cowok itu di badannya.

Setelah merasa badannya cukup bersih, Rina memakai daster tua favoritnya dan segera merebahkan diri di atas kasur.

Masih jam tiga sore tapi dia benar-benar lelah dan mengantuk. Dia ingin tertidur dan melupakan kejadian buruk yang menimpanya tadi.

Ketukan mamanya berkali-kali di pintu untuk mengajaknya makan pun tak dihiraukannya. Kali ini dia sungguh tak selera melakukan apapun, termasuk menikmati makan siang favoritnya.

Entah kenapa hari ini dia merasa aneh. Rasanya dia bukan dirinya lagi.

"Jangan-jangan ini gara-gara ciuman si brengsek tadi!" serunya dalam hati.

"Jangan-jangan ada racunnya? Kalau nggak kok aku merasa aneh gini?!" tambahnya lagi sambil berguling-guling gelisah di tempat tidurnya.

Rina memang tak pernah berciuman sebelumnya dan memang tidak pernah berpikir kalau suatu hari dia akan dicium seseorang. Di dalam kepalanya hanyalah ambisi yang tinggi tentang kesuksesan dan percintaan atau ciuman tak termasuk di dalamnya.

Parahnya lagi yang mencium dia bukanlah pangeran tampan atau paling tidak pria yang terpandai di sekolahnya. Yang terjadi malah si brengsek Aditlah yang alih-alih mencuri ciuman pertamanya.

Mungkin inilah penyebab datangnya perasaan aneh itu. Mungkin karena yang menciumnya adalah si pembuat keonaran jadi dia merasa semuanya jadi serba salah.

Tiba-tiba saja pemikiran itu membuatnya marah. Dia berguling-guling terus dan menepuk-nepuk kasurnya kuat saking kesalnya.

Apalagi dia ingat saat ciuman itu berlangsung, matanya jelas-jelas terpejam dan seingatnya tangannya sudah berada di balik baju Adit dan mendarat di perutnya.

Dia yakin jelas dia bukan tipe perempuan gampangan dan Adit bukanlah tipe cowok yang disukainya, lantas mengapa dia malah bereaksi sebaliknya?!

"Ah... sudahlah! Tambah dipikir, tambah emosi aku jadinya! Pokoknya besok tinggal lapor sama wali kelas saja kalau Adit yang memaksanya. Toh wali kelas tau kalau aku anak baik-baik, dia pasti lebih membelaku!"

Rina merancangkan banyak hal di kepalanya untuk mengatasi after effect atas kejadian ciuman tadi. Dia yakin semua akan kembali normal setelah dia melaporkan Adit ke wali kelas.

Seperti rencananya semula, dia akan di pindahkan ke kelas yang lebih layak untuknya dan Adit tidak akan bisa mengganggunya lagi.

Memikirkan dia akan terbebas dari kelas yang dibencinya dan orang-orang menjijikkan di dalamnya besok, membuatnya sedikit tenang.

Tak lama kemudian, dia pun tertidur nyenyak berharap semua berjalan sesuai rencananya.

***

Bab terkait

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   3. SKANDAL DENGAN MUSUH

    Rina menarik tubuhnya turun dari ranjang dan terhuyung-huyung berjalan ke arah kamar mandi. Dengan malas dia membasuh wajahnya yang masih mengantuk.Menyadari perutnya yang keroncongan, Rina keluar dari kamarnya menuju dapur. Hanya Mbok Sah saja yang ada di sana sedang mencuci piring."Non kok baru bangun? Dari tadi dibangunin Nyonya mau diajak makan malam di luar tapi non nggak bangun-bangun," tanya Mbok Sah sambil mengeringkan tangannya."Nggak apa-apa Mbok. Palingan juga diajak ke resto teman papa. Nggak enak makanannya. Enakan masakan Mbok. Ada lauk apa aja Mbok? Aku lapar berat!""Ada sayur kangkung, ayam kecap dan ikan pindang bumbu balado kesukaannya Non. Duduk aja dulu di meja makan, nanti saya siapkan!" Rina sebenarnya benci makan sendiri tapi dia sudah terbiasa ditinggal seperti ini berkali-kali. Mempunyai kedua orang tua yang pedagang dan gemar bersosialisasi membuat Rina harus sering ditinggal sendirian.Usaha karaoke orang tuanya yang biasanya ramai malam hari, membuat

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   4. ANCAMAN SANG IBLIS

    "Saya nggak ikut disuruh masuk juga bu?"Suara yang tak asing di telinganya itu membuat Rina menoleh.Benar saja, begitu dia menoleh, Rina melihat musuh besarnya berdiri persis di sebelah kanannya. Entah mengapa sedari tadi dia tak menyadari keberadaan pria yang paling dibencinya itu, yang ternyata begitu dekat dan sekarang malah menyeringai ke arahnya."Iya kamu juga! Yang lain... bubar semua! Bel pelajaran sudah bunyi kok masih bergerombol disini! Ayo masuk kelas semua!" hardik Bu Rahma dengan nada tegas.Baru pertama kalinya seumur hidup Rina berada di ruang guru karena melakukan kesalahan, lain dengan Adit yang sudah langganan keluar masuk tempat itu karena berbagai masalah yang dibuatnya.Begitu sampai di mejanya, Bu Rahma langsung memandang tajam ke arah kedua muridnya itu dan berkata, "Sekarang jelaskan ke ibu, kenapa bisa ada foto-foto seperti itu di mading kita? Kalian yang nempel itu semua?!""Enggak bu! Saya baru tau tadi waktu saya sampai bu," jawab Rina dengan panik."Tru

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   5. TERLALU POSESIF

    Rina lelah harus diekori Adit kemana-mana. Seakan-akan cowok itu sudah berubah profesi sebagai bayangannya.Dia tak boleh jauh-jauh dan hilang dari awasan Adit. Pria itu mengikutinya dan mengawasinya kemanapun dia pergi atau bahkan saat hanya bergerak sejengkal saja.Hanya toilet ceweklah satu-satunya tempat dimana Rina bisa pergi TANPA Adit!Rina mulai merasa seperti TAHANAN saja, yang digandeng kemana saja dan harus melapor kemanapun dia mau pergi. Tak ada lagi waktu baginya untuk dihabiskan dengan sendirian. Adit selalu muncul dan memantaunya setiap saat.Hal ini membuat Rina malu dan super risih. Apalagi kebiasaan Adit yang keranjingan menyentuhnya disana-sini tanpa bertanya dulu pada Rina. Adit bertindak seakan-akan Rina adalah miliknya dan dia berhak melakukan apapun yang dia suka pada pacar barunya itu.Adit tidak tahu bahwa Rina tak suka terlalu banyak bersentuhan dengan orang lain. Dia terbiasa menjaga jarak dan cuek dengan lingkungan sekitarnya, terutama keluarganya. Kedua o

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   6. RAHASIA SI IBLIS

    Tapi Rina yang terkenal pandai tak pernah tahu kalau musuh yang paling dibencinya adalah pria dengan IQ 146 yang terkenal jenius di sekolahnya dulu.Tak ada yang bisa mengalahkan Adit dalam mata pelajaran apapun sewaktu SD sampai SMP. Bahkan olimpiade Inggris dan Matematika seluruh tingkat Jawa timur, dialah yang selalu menjadi peringkat pertama.Ayah Adit yang berprofesi sebagai dosen di sebuah universitas bergengsi di Surabaya membesarkannya dengan ambisi kuat agar anaknya jauh lebih unggul dari anak lainnya. Otak Adit yang encer pun tampaknya cocok dengan ambisi dan impian ayahnya.Dari mulai les mata pelajaran, Kumon, Inggris, Mandarin, Komputer, sampai les tenis pun harus dilakoni Adit tiap minggunya untuk membahagiakan Ayahnya.Tak pernah sekalipun Adit mengeluh atau memprotes keputusan ayahnya itu. Dia hanya menganggap semua itu sebagai rutinitas sehari-hari yang memang harus dilakukannya.Dia tahu hanya dia satu-satunya harapan ay

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-19
  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   7. PENGUNTIT MISTERIUS

    Adit terlihat terburu-buru menuntun motornya dari parkiran ke arah depan gerbang sekolah dan menunggu Rina di sana untuk diajak pulang bareng. Memang dia ragu kalau cewek itu langsung setuju, tapi kalau dia tak berusaha, lama-lama hubungan mereka hanya jalan di tempat terus, tak ada kemajuan sama sekali."Dit ngapain? Nongkrong yuk di giras sebelah sambil godain cewek lewat!"ajak Rudi, teman genknya, yang juga baru keluar dari parkiran"Jangan sekarang! Aku lagi mau ngantar Rina pulang!" jawab Adit singkat."Ya udah kita tunggu aja kamu di sana, ntar kalau uda selesai, kamu nyusul aja ke giras! Kita disana sampai sore kok!" timpal Ivan yang berada di belakang Rudi."Nggak ah! Aku mau pulang trus belajar.""Hah... belajar? Kok tiba-tiba? Aghhh... ini pasti karena kamu ketularan si kutu buku itu. Dit, pacaran itu boleh tapi nggak usah terlalu berlebihan gini lah!" protes Ivan dengan nada yang agak meninggi.Tiba-tiba Adit melihat R

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-19
  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   8. HANCUR BERANTAKAN

    Rina sebal kenapa harus setiap hari Valentine semua cewek di kelasnya menggila dan girang tak karuan. Semua jadi tampak pink setiap kali hari yang diklaim sebagai hari cinta kasih ini tiba. Coklat dan boneka bertebaran di sana-sini, seakan-akan hal itu wajib dan bagi yang tidak merayakannya akan tersisih dan tampak menyedihkan.Menurut Rina semua itu sia-sia dan terlalu membuang banyak waktu serta biaya. Baginya aneh merayakan hari kasih sayang yang ujungnya juga tak abadi. Bukannya saat berpisah, cokelat itu takkan terasa manis lagi dan boneka-boneka itu hanya akan jadi sampah saja.Pernah satu kali mamanya memberinya boneka sebagai lambang kasih sayang di hari Valentine. Tanpa pikir panjang, Rina langsung memberikannya pada cucu pembantunya. Mamanya yang tampaknya menjunjung tinggi hari kasih sayang itu benar-benar tak tahu kalau yang dibutuhkannya bukan boneka tapi waktu mengobrol sebentar saja dengannya.Baginya adalah aneh melihat orang-orang yang tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-20
  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   9. WANITA SIMPANAN

    Otak Rina sebenarnya tidak bisa mengerti kenapa dia bisa-bisanya mau disuruh-suruh buat kue coklat segala oleh si Adit. Bukankah harusnya dia lebih melawan dan menolak permintaan Adit? Lagipula memang kenapa kalau gara-gara itu Adit terus-terusan ngambek dan tak mau bicara lagi dengannya? Bukankah ini seharusnya bagus mengingat dia tak suka tingkah Adit yang selalu saja menguntitnya kemanapun dia pergi?Bukannya malah mengambil kesempatan emas ini, Rina malah memilih menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk membuat sebuah kue coklat untuk Adit. Alhasil dia membuat Mbok Sa pun jadi ketambahan kerjaan karena harus membantu dia di dapur. Manalagi kuenya berkali-kali gagal dan membuat meja dapur semakin berantakan dengan bekas alat-alat masak yang dia pakai dan semua loyang yang berisi kue gagal miliknya.Setelah hampir delapan jam kue tersebut akhirnya jadi juga. Bentuknya memang tak seindah kue-kue buatan toko-toko terkenal yang pernah dikunjunginya, tapi jika diban

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-20
  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   10. BASAH BERDUA

    Adit membawa Rina ke tempat bibinya, yang tinggal di Batu, Malang. Dia tahu benar mereka akan diterima baik di situ. Bibinya sejak dulu sangat menyayangi dia dan kakaknya. Seringkali beliau berani melawan kakaknya demi membela kedua keponakannya. Bibi kesayangan Adit ini hidup sendiri di rumahnya, yang telah ditempatinya dari mulai dia menikah dulu. Sayangnya, bibinya ini tak pernah mempunyai keturunan dan suaminya meninggal karna kecelakaan sepuluh tahun setelah pernikahan mereka. Semua keluarga mendesak beliau menikah kembali supaya tidak kesepian, tapi beliau begitu setia dengan almarhum suaminya yang sangat dicintainya itu. Itulah yang membuat Adit dan kakaknya sering mengunjungi dan menginap di rumah bibinya. Dengan cara itu, mereka berharap bibinya bisa menghilangkan rasa kesepiannya, walau sedikit saja.Mereka sampai di sana pas jam enam sore dan seperti dugaannya, bibinya itu terlihat girang saat membukakan pintu pagar untuk Adit. Beliau memandang bingung

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-20

Bab terbaru

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   51. AKIBAT MENCUMBU PRIA LAIN

    Dengan tenang, Adit mengelap air yang disiramkan Rina ke wajahnya dengan tisu dan masih melanjutkan kata-katanya yang penuh duri. Dia tak tahu kenapa dia bersikap sekejam ini, yang jelas lidahnya tak mau berhenti untuk menyakiti wanita itu. Apalagi saat mengingat ekspresi jijik Rina kemarin saat dia baru saja membela kehormatannya."Melihat dari besarnya kemarahanmu, terlihat sekali kalau perkataanku ada benarnya. Jika tidak, mana mungkin kau terlihat seperti cacing kepanasan kayak gini!" serang Adit lagi.Rina menggigit bibirnya untuk menahan diri menjelaskan bahwa saat itu dia terlalu mabuk untuk membedakan antara Sam dan bosnya, sehingga kejadian yang memalukan itu terjadi.Kalau Adit tau yang sebenarnya, pria itu pasti akan mencercanya lagi dan memaksanya untuk mengakui perasaannya untuk bosnya itu. Kalau itu terjadi, Rina pasti akan habis-habisan dihina. Melihat dari sikap Adit dulu padanya waktu menjodohkannya pada Miss Betty, pria itu takkan memberinya ampun saat tau kalau just

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   50. EFEK DARI CEMBURU

    Adit memincingkan matanya saat sinar matahari pagi dengan kejamnya menyerang wajahnya tanpa henti. Dia mengangkat kepalanya dari bantal dan melihat ke sekeliling ruangan. Tapi gerakan itu justru membuat kepalanya pusing dan seperti sedang dihantam berkali-kali."Dimana kita? Kenapa kau tak mengantarkan aku ke rumah?" protesnya saat melihat Susan yang sedang berdiri di depan kaca besar dan memeriksa penampilannya."Kau pikir gampang memindahkanmu kemarin. Kau jatuh begitu saja di ruang pesta. Butuh sampai empat orang sampai bisa menggotongmu ke tempat ini. Lagipula pak Jimmy yang menyuruh, mana mungkin aku membantah!"Adit memijit keningnya yang terasa berdenyut-denyut dan bangkit dari tempat tidur untuk mengambil ponselnya. "Waduh celaka... Moza pasti nyariin aku semalaman! Diam dulu ya jangan sampai anakku tau kau ada di sini! Dia paling tak suka aku bergaul denganmu," seru Adit dan segera menghubungi ponsel Mbak Saroh. Dia bahkan tak menghiraukan wajah c

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   49. AMARAH ADIT

    Rina duduk dengan tegang. Firasatnya nggak enak. Seakan-akan ada berita buruk yang akan diterimanya. Bahkan teh dan beberapa kue yang dihidangkan di depannya, tak bisa menghilangkan perasaan terintimidasi yang dialaminya.  Tante Sam memandang Rina seksama dari atas kepala sampai bawah kakinya. Wanita tua itu seakan ingin mengetahui karakter Rina dari apa yang dikenakannya di tubuhnya. Baginya, calon pasangan hidup keponakannya pastilah nanti jadi bagian dari keluarganya juga. Jadi bagaimana pun juga, dia harus memperhatikan apakah calon istri keponakannya itu cocok bersanding dengan keponakannya atau tidak. Dari apa yang dilihatnya, dia suka dengan cara Rina membawa diri. Dia tidak terlihat urakan dan tidak juga terlihat kuno. Wanita itu bahkan bisa menjawab dengan baik pertanyaan apapun yang diajukan Jimmy kepadanya. Kesopanannya pun menjadi nilai tambah yang penting. Calon istri keponakannya itu terlihat terus menjaga sikap serta cara duduknya di depannya dan s

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   48. BIBIR YANG ASING

    Gedoran di pintu bilik toilet mengejutkan Adit dan membuatnya menengadah. “Lagi ada orang di dalam!” serunya dari dalam untuk memperingatkan. Tampaknya yang menggedor tadi mengerti dan pindah ke bilik sebelah.Celakanya, tanpa disadari Adit, Rina tiba-tiba membuka kunci pintu dan keluar begitu saja, masih dengan langkah yang terhuyung-huyung. Adit sontak langsung mengejarnya keluar. Untung saja tidak ada siapa-siapa di area wastafel waktu dia keluar dari bilik toilet.Rina yang masih terpengaruh oleh kejadian di toilet tadi, merasa kesal karena bibir Adit yang tiba-tiba menghilang dari hadapannya. Dengan bibir yang masih membengkak, Rina berjalan mencari apa yang diingininya. Karena pusing dia berjalan perlahan sambil memejamkan mata. Baru beberapa langkah saja, tiba-tiba langkahnya terhenti karena baru saja menubruk badan seseorang. Dia meraba badan yang sedang ada di depannya. Dengan tak memikirkan tingkahnya yang sudah di luar batas, tangan Rina menang

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   47. TERPERANGKAP BERSAMAMU

    Sekujur badan Rina terasa bergetar karena terharu melihat banyaknya tepuk tangan para tamu pada saat dia selesai menunjukkan kemampuannya bermain piano. Sepuluh tahun lebih sudah dia kehilangan piano kesayangannya untuk membayar utang ayahnya. Jangankan memainkan tuts-tuts piano, menyentuh saja dia enggan setelah hari itu. Dia takut detik dia menyentuh piano, dia akan tergiur untuk bermain piano terus dan melupakan kalau dia harus menyibukkan diri untuk mencari nafkah daripada menghabiskan waktu untuk menghibur diri terus-menerus.Sam menggenggam tangan sahabatnya itu saat melihat wajah tak percaya diri Rina dan tangannya yang gemetaran. Dia mengaitkan tangan itu pada lengannya dan menuntunnya kembali ke arah meja minuman dan membiarkan wanita itu meminum dua gelas cairan yang berwarna hijau itu lagi.“Wow… anda mainnya bagus sekali! Kalau boleh saya tahu… apakah anda juga bisa mengajar piano ke anak kecil?” tanya seorang tamu wanita paruh baya yang tampaknya menga

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   46. WANITA BERGAUN MERAH

    Rina sebenarnya enggan diajak menemani Sam ke pesta ulang tahun suami dari tante sahabatnya itu. Dia tau betul pesta paman Sam pastilah besar dan akan didatangi banyak orang penting dan dari kalangan atas rata-rata semuanya.Tapi karena Sam terlihat sedih, Rina jadi tak bisa menolak. Apalagi saat ia mengeluh karna paman dan tantenya akan mengenalkannya dengan deretan wanita-wanita yang tak dikenalnya dan membuatnya kelelahan sepanjang pesta itu. Jika Rina ikut, setidaknya Sam bisa terlepas dari rutinitas dijodohkan sana sini oleh tante dan pamannya.Mendengar pengakuan sahabatnya itu dan juga ekspresi sedihnya yang cukup membuatnya iba, Rina akhirnya menyetujui permintaan Sam.Tanpa basa-basi, Sam langsung membawa Rina ke butik tantenya dan memilihkan gaun merah ketat yang dapat membalut tubuh Rina bagaikan kulit kedua dari bagian dada wanita itu sampai  ke bawah lutut. Gaun itu cukup berpotongan rendah dan mencetak bulatan bagian atas tubuh Rina

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   45. PERTEMUAN YANG TIDAK DIDUGA

    Adit gelisah luar biasa setelah kepergian Rina. Perasaannya nggak enak kali ini. Dia tak mengira PENGAGUM RAHASIA yang dimaksud Rina bisa setampan itu. Dia terlalu meremehkan pengasuhnya. Wanita itu rupanya cukup pandai menggaet pria yang cukup lumayan. Bisa dibilang pria seperti Sam itu digolongkan sebagai pria idaman wanita jaman sekarang.Adit tau dia juga tidak jelek. Tak sedikit juga wanita yang mengejar-ngejar dia. Tapi kali ini dia sadar, dia menemukan saingan yang seimbang yang dapat membahayakan posisinya di hati Rina.Dilihat dari cara pengasuhnya itu melihat Sam, Adit yakin tempat pria itu di mata Rina cukuplah spesial. Dan itulah yang membuatnya gusar. Dia baru saja merencanakan untuk mendekati Rina lagi dan entah kenapa si pengagum rahasia itu muncul dan mengacaukan semuanya. Gara-gara pria itu, Rina jadi memandangnya sebelah mata dan tampak kehilangan minat.Panik, Adit mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Rina. Dia ingin meluruskan te

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   44. DATANGNYA SI PENGAGUM RAHASIA

    Setiap kali melihat bunga pemberian pengagum rahasia 'terkutuk' itu, Adit menjadi kesal. Dia tau betul bunga itu dari seorang pria yang menaruh hati pada pengasuh anaknya. Kalau saja dia bisa mendekati bunga itu, dia pasti langsung membuangnya ke tempat sampah. Hanya saja, wanita keras kepala itu terus saja mengunci kamarnya dan tak sekalipun memperbolehkannya masuk.Berani benar si pengirim bunga itu, pikirnya. Tak hanya si pengirim itu berani menggoda pengasuhnya dengan seikat bunga, dia bahkan berani mengirimkannya ke rumah Adit. Yang jelas... Adit merasa si pengirim itu tak menghormatinya sebagai bos Rina dan pemilik rumah ini.Yang lebih membuat darahnya mendidih adalah puluhan bahkan ratusan kali pengasuhnya membicarakan bunga 'terkutuk' itu dan memamerkannya pada Moza. Dia masih tak mengerti mengapa wanita itu masih menyimpan bunga itu, walaupun sudah dua hari berlalu. Keadaan bunga itu juga tak sesegar dan seindah hari pertama, tapi dengan bahagianya Rina t

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   43. PENGAGUM RAHASIA

    Adit memegangi hidungnya yang berdarah gara-gara tinju kuat dari pengasuhnya. Dia tahu Rina tadi sudah memperingatkannya, tapi dia sebenarnya tak menyangka wanita itu akan benar-benar melakukannya. "Tuh kan pakkk... aduh darahnya jadi kemana-mana! Duduk dulu pak... biar saya ambilkan tisu." Rina menyambar tisu yang ada di meja, menggulungnya kecil dan memasukkannya ke lubang hidung Adit. Darah Adit yang jatuh ke lantai juga dibersihkannya menggunakan tisu. "Aku nggak ngerti... kenapa sih aku selalu jadi korban pukulanmu? Tidak bisakah kau bereaksi lebih lembut... lebih feminin gitu!" protes Adit sambil mendongakkan kepalanya ke belakang. "Jangan mendongak pak. Kepalanya tetap lurus aja!" sahut Rina sambil membetulkan kepala Adit. "Lagipula dari awal kan bapak sudah aku peringatkan! Salah bapak sendiri... nggak mendengarkan perkataan saya!" "Akh... sudahlah... susah ngomong sama kamu. Selalu aja nggak mau ngalah! Tolong ambilin teh dulu. Minum

DMCA.com Protection Status