Beranda / Romansa / PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN / 3. SKANDAL DENGAN MUSUH

Share

3. SKANDAL DENGAN MUSUH

last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-11 23:26:58

Rina menarik tubuhnya turun dari ranjang dan terhuyung-huyung berjalan ke arah kamar mandi. Dengan malas dia membasuh wajahnya yang masih mengantuk.

Menyadari perutnya yang keroncongan, Rina keluar dari kamarnya menuju dapur.

Hanya Mbok Sah saja yang ada di sana sedang mencuci piring.

"Non kok baru bangun? Dari tadi dibangunin Nyonya mau diajak makan malam di luar tapi non nggak bangun-bangun," tanya Mbok Sah sambil mengeringkan tangannya.

"Nggak apa-apa Mbok. Palingan juga diajak ke resto teman papa. Nggak enak makanannya. Enakan masakan Mbok. Ada lauk apa aja Mbok? Aku lapar berat!"

"Ada sayur kangkung, ayam kecap dan ikan pindang bumbu balado kesukaannya Non. Duduk aja dulu di meja makan, nanti saya siapkan!"

Rina sebenarnya benci makan sendiri tapi dia sudah terbiasa ditinggal seperti ini berkali-kali. Mempunyai kedua orang tua yang pedagang dan gemar bersosialisasi membuat Rina harus sering ditinggal sendirian.

Usaha karaoke orang tuanya yang biasanya ramai malam hari, membuat mereka berdua sering berada di luar rumah pada malam hari dan baru pulang subuh atau bahkan sampai pagi hari saat Rina baru saja berangkat sekolah. Kesempatan bertemu dengan mama dan papanya kadang hanya bisa siang atau sore hari. Tapi sebenarnya Rina sudah tak terlalu peduli.

Yang harus dilakukannya adalah belajar dan belajar. Ambisinya untuk menjadi seorang yang jauh lebih sukses dari kedua orangtuanya membuatnya bisa bertahan walaupun harus sering menghabiskan waktu sendirian.

Makanan sudah disiapkan di hadapannya dan dia memakannya dengan lahap sambil melihat isi instagramnya satu persatu.

Beberapa menit kemudian, tiba-tiba Nissa si ketua kelas mengirim pesan singkat di instagramnya. Tanpa pikir panjang Rina membuka apa isinya dan betapa kagetnya dia saat melihat beberapa foto yang dikirimkan Nissa padanya. Tepatnya ada sepuluh foto yang kelihatannya diambil dari sudut yang berbeda beberapa kali.

"Apa-apaan ini, ngapain kamu ngambil foto ginian?!" ketik Rina membalas pesan singkat dari Nissa

"Bukan aku. Itu aku aja dikirimin Paul, temannya Adit! Aku juga kaget dikirimin foto ciuman kalian berdua kayak gini. Makanya aku kirim ke kamu supaya kamu tau!" balas si ketua kelas.

"Kurang ajar! Kerjaan Adit nih pasti! Kamu tau nomer HP Adit nggak, biar aku yang nanya ke dia langsung."

"Ya... tapi jangan bilang aku yang kasih tau kamu ya, aku nggak mau kena masalah."

Tak lama kemudian, nada pesan masuk berdering di ponsel Rina dan segera dia mendapati nomer ponsel Adit yang dikirimkan padanya. Tanpa mempedulikan makanannya yang belum habis dan omelan pembantunya, Rina lari ke kamarnya dan langsung menghubungi Adit.

Nada suara dalam dan rendah Aditlah yang terdengar saat panggilan tersambung.

Rina langsung saja mendamprat makhluk yang pernah mempermalukannya di depan gerbang sekolah tersebut.

"Maumu apa sih? Kamu kan sudah balas dendam siang tadi. Masih kurang puas memangnya? Brengsek! Hapus foto-foto sialan itu atau aku akan melaporkanmu ke kepala sekolah besok!"

"Oh soal itu. Kalau soal itu bukan urusanku sih. Itu kan ulahnya si Paul. Tanya aja anaknya sendiri kalau nggak percaya."

Rina seakan bisa mendengar senyuman geli lirih dari mulut musuhnya itu. Saat seperti ini pun Adit tak membuang kesempatan untuk mempermainkannya.

"Alasan! Aku tau kok kamu yang nyuruh dia! Pokoknya aku nggak mau tau, malam ini semuanya harus sudah beres. Foto-foto itu harus sudah lenyap. Ancamanku tadi bukan gertak sambal belaka. Jadi kalau kamu nggak mau di skors, foto-foto itu harus kamu musnahkan secepatnya!" tegas Rina sebelum menyudahi panggilannya.

Saking kesalnya, Rina mematikan ponselnya dan melemparnya begitu saja ke atas ranjang. Tapi yang penting dia sudah menyelesaikan masalah foto-foto terkutuk itu. Menurutnya, Adit pasti juga tak mau foto mereka sampai tersebar dan dilhat lebih banyak orang lagi. Tak ada keraguan sedikitpun di benaknya bahwa laki-laki itu akan segera melakukan permintaannya dengan segera.

Dengan sedikit perasaan lega, Rina melirik ke arah jam dan melihat waktu masih menunjukkan jam delapan malam. Masih ada waktu beberapa jam untuk belajar, pikirnya.

Dengan cepat dia mengambil buku soal matematika yang didapatnya dari guru privatnya dan melampiaskan stres dengan mengerjakan beberapa halaman soal yang bahkan belum dibahas oleh guru matematikanya di sekolah.

Belajar dan segala sesuatu yang menyangkut di dalamnya, membuatnya tenang dan melupakan masalahnya sejenak. Baru setelah waktu menunjukkan jam dua belas malam lebih, dia berhenti dan langsung melompat ke tempat tidurnya dan tertidur lelap.

.

"Tumben makannya dikit. Biasanya harus tambah beberapa piring dulu baru kenyang!" tanya Sigit Wibowo, papa Rina yang baru pulang kerja pagi itu dan tiba-tiba saja menghampiri meja makan, hanya untuk mengkritiknya seperti biasa.

"Lagi males!"

"Baguslah! Semoga aja kayak gitu seterusnya. Emang kamu nggak pengen punya badan langsing kayak teman-temanmu! Malu papa setiap ngajak kamu ke pesta pasti repot cari baju yang muat atau cocok dulu buat kamu. Tapi itu juga ujung-ujungnya setiap gaun atau baju yang dibeli malah kelihatan kayak daster pas kamu pakai!"

Perkataan ini sudah ratusan atau bahkan ribuan kali didengar oleh Rina. Ritual yang tidak lagi asing di telinganya. Anehnya, seberapa sering pun perkataan pedas itu terdengar oleh telinganya, hatinya masih saja tak terbiasa. Karena setiap kali mendengar perkataan penuh hinaan itu, hatinya selalu saja merasa sakit dan terluka.

"Sejak kapan papa tau bentuk dan berat badan teman-temanku? Banyak kok dari mereka yang jauh lebih gendut dari aku tapi biasa aja—"

"Selalu aja melawan kalau dibilangin orang tua! Udah... pergi sana ke sekolah. Lama-lama kamu disini, tambah bertengkar kalian!" potong mama Rina yang baru saja datang dari dapur.

Dengan kesal Rina beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar.

"Jangan pakai angkot lagi, Rin! Ada mobil dan sopir kok malah naik angkot terus!" teriak mamanya saat dia sampai di depan pintu.

Rina ingin sekali membalas mamanya dengan menolak, tapi setelah kejadian kemarin, dia merasa risih juga satu kendaraan dengan anak-anak lain yang kemungkinan besar sudah melihat atau mengetahui kejadian kemarin.

Hanya perlu waktu sepuluh menit sebenarnya kalau naik angkot dari rumahnya ke sekolah. Namun yang paling disukainya adalah dia tak perlu kesepian dan merasa bosan, tidak seperti saat dia naik mobil sendiri.

.

Saat Mas Ridho, sopir papanya menurunkan dia di depan pintu gerbang sekolah, sebenarnya Rina sudah melihat beberapa anak yang melihatnya dan berbisik-bisik. Namun tetap saja dia menegakkan kepalanya dan berjalan terus dengan tak menghiraukan sekitarnya.

Sialnya... dia melihat sesuatu yang membuatnya syok saat dia berjalan melewati ruang guru. Sesuatu yang terpampang di majalah dinding sekolah yang terletak di depan ruang gurulah yang membuatnya berhenti dan membelalakkan matanya.

Gimana nggak syok? Foto-foto yang dikirimkan Nissa tadi malam terpampang dengan lengkapnya di sana.

Foto-foto yang sudah disuruhnya dilenyapkan oleh Adit, ternyata malah dengan kurang ajarnya ditempelkan satu persatu di majalah dinding yang berukuran sebesar papan tulis di kelasnya tersebut. Entah kegilaan apa yang ada di otak si iblis itu, yang jelas sekarang dia sudah berhasil mempermalukannya sekali lagi.

Satu per satu murid bahkan guru-guru mengerubungi majalah dinding tersebut dan menunjuk-nunjuk ke arahnya.

Namun di tengah-tengah kerumunan itu, terlihat satu orang yang memandangnya dengan ekspresi marah. Bu Rahma melambaikan tangannya ke arah Rina dan berkata, "Ayo ikut ibu ke ruang guru! Ibu perlu bicara dengan kamu!"

***

Bab terkait

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   4. ANCAMAN SANG IBLIS

    "Saya nggak ikut disuruh masuk juga bu?"Suara yang tak asing di telinganya itu membuat Rina menoleh.Benar saja, begitu dia menoleh, Rina melihat musuh besarnya berdiri persis di sebelah kanannya. Entah mengapa sedari tadi dia tak menyadari keberadaan pria yang paling dibencinya itu, yang ternyata begitu dekat dan sekarang malah menyeringai ke arahnya."Iya kamu juga! Yang lain... bubar semua! Bel pelajaran sudah bunyi kok masih bergerombol disini! Ayo masuk kelas semua!" hardik Bu Rahma dengan nada tegas.Baru pertama kalinya seumur hidup Rina berada di ruang guru karena melakukan kesalahan, lain dengan Adit yang sudah langganan keluar masuk tempat itu karena berbagai masalah yang dibuatnya.Begitu sampai di mejanya, Bu Rahma langsung memandang tajam ke arah kedua muridnya itu dan berkata, "Sekarang jelaskan ke ibu, kenapa bisa ada foto-foto seperti itu di mading kita? Kalian yang nempel itu semua?!""Enggak bu! Saya baru tau tadi waktu saya sampai bu," jawab Rina dengan panik."Tru

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   5. TERLALU POSESIF

    Rina lelah harus diekori Adit kemana-mana. Seakan-akan cowok itu sudah berubah profesi sebagai bayangannya.Dia tak boleh jauh-jauh dan hilang dari awasan Adit. Pria itu mengikutinya dan mengawasinya kemanapun dia pergi atau bahkan saat hanya bergerak sejengkal saja.Hanya toilet ceweklah satu-satunya tempat dimana Rina bisa pergi TANPA Adit!Rina mulai merasa seperti TAHANAN saja, yang digandeng kemana saja dan harus melapor kemanapun dia mau pergi. Tak ada lagi waktu baginya untuk dihabiskan dengan sendirian. Adit selalu muncul dan memantaunya setiap saat.Hal ini membuat Rina malu dan super risih. Apalagi kebiasaan Adit yang keranjingan menyentuhnya disana-sini tanpa bertanya dulu pada Rina. Adit bertindak seakan-akan Rina adalah miliknya dan dia berhak melakukan apapun yang dia suka pada pacar barunya itu.Adit tidak tahu bahwa Rina tak suka terlalu banyak bersentuhan dengan orang lain. Dia terbiasa menjaga jarak dan cuek dengan lingkungan sekitarnya, terutama keluarganya. Kedua o

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   6. RAHASIA SI IBLIS

    Tapi Rina yang terkenal pandai tak pernah tahu kalau musuh yang paling dibencinya adalah pria dengan IQ 146 yang terkenal jenius di sekolahnya dulu.Tak ada yang bisa mengalahkan Adit dalam mata pelajaran apapun sewaktu SD sampai SMP. Bahkan olimpiade Inggris dan Matematika seluruh tingkat Jawa timur, dialah yang selalu menjadi peringkat pertama.Ayah Adit yang berprofesi sebagai dosen di sebuah universitas bergengsi di Surabaya membesarkannya dengan ambisi kuat agar anaknya jauh lebih unggul dari anak lainnya. Otak Adit yang encer pun tampaknya cocok dengan ambisi dan impian ayahnya.Dari mulai les mata pelajaran, Kumon, Inggris, Mandarin, Komputer, sampai les tenis pun harus dilakoni Adit tiap minggunya untuk membahagiakan Ayahnya.Tak pernah sekalipun Adit mengeluh atau memprotes keputusan ayahnya itu. Dia hanya menganggap semua itu sebagai rutinitas sehari-hari yang memang harus dilakukannya.Dia tahu hanya dia satu-satunya harapan ay

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-19
  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   7. PENGUNTIT MISTERIUS

    Adit terlihat terburu-buru menuntun motornya dari parkiran ke arah depan gerbang sekolah dan menunggu Rina di sana untuk diajak pulang bareng. Memang dia ragu kalau cewek itu langsung setuju, tapi kalau dia tak berusaha, lama-lama hubungan mereka hanya jalan di tempat terus, tak ada kemajuan sama sekali."Dit ngapain? Nongkrong yuk di giras sebelah sambil godain cewek lewat!"ajak Rudi, teman genknya, yang juga baru keluar dari parkiran"Jangan sekarang! Aku lagi mau ngantar Rina pulang!" jawab Adit singkat."Ya udah kita tunggu aja kamu di sana, ntar kalau uda selesai, kamu nyusul aja ke giras! Kita disana sampai sore kok!" timpal Ivan yang berada di belakang Rudi."Nggak ah! Aku mau pulang trus belajar.""Hah... belajar? Kok tiba-tiba? Aghhh... ini pasti karena kamu ketularan si kutu buku itu. Dit, pacaran itu boleh tapi nggak usah terlalu berlebihan gini lah!" protes Ivan dengan nada yang agak meninggi.Tiba-tiba Adit melihat R

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-19
  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   8. HANCUR BERANTAKAN

    Rina sebal kenapa harus setiap hari Valentine semua cewek di kelasnya menggila dan girang tak karuan. Semua jadi tampak pink setiap kali hari yang diklaim sebagai hari cinta kasih ini tiba. Coklat dan boneka bertebaran di sana-sini, seakan-akan hal itu wajib dan bagi yang tidak merayakannya akan tersisih dan tampak menyedihkan.Menurut Rina semua itu sia-sia dan terlalu membuang banyak waktu serta biaya. Baginya aneh merayakan hari kasih sayang yang ujungnya juga tak abadi. Bukannya saat berpisah, cokelat itu takkan terasa manis lagi dan boneka-boneka itu hanya akan jadi sampah saja.Pernah satu kali mamanya memberinya boneka sebagai lambang kasih sayang di hari Valentine. Tanpa pikir panjang, Rina langsung memberikannya pada cucu pembantunya. Mamanya yang tampaknya menjunjung tinggi hari kasih sayang itu benar-benar tak tahu kalau yang dibutuhkannya bukan boneka tapi waktu mengobrol sebentar saja dengannya.Baginya adalah aneh melihat orang-orang yang tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-20
  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   9. WANITA SIMPANAN

    Otak Rina sebenarnya tidak bisa mengerti kenapa dia bisa-bisanya mau disuruh-suruh buat kue coklat segala oleh si Adit. Bukankah harusnya dia lebih melawan dan menolak permintaan Adit? Lagipula memang kenapa kalau gara-gara itu Adit terus-terusan ngambek dan tak mau bicara lagi dengannya? Bukankah ini seharusnya bagus mengingat dia tak suka tingkah Adit yang selalu saja menguntitnya kemanapun dia pergi?Bukannya malah mengambil kesempatan emas ini, Rina malah memilih menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk membuat sebuah kue coklat untuk Adit. Alhasil dia membuat Mbok Sa pun jadi ketambahan kerjaan karena harus membantu dia di dapur. Manalagi kuenya berkali-kali gagal dan membuat meja dapur semakin berantakan dengan bekas alat-alat masak yang dia pakai dan semua loyang yang berisi kue gagal miliknya.Setelah hampir delapan jam kue tersebut akhirnya jadi juga. Bentuknya memang tak seindah kue-kue buatan toko-toko terkenal yang pernah dikunjunginya, tapi jika diban

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-20
  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   10. BASAH BERDUA

    Adit membawa Rina ke tempat bibinya, yang tinggal di Batu, Malang. Dia tahu benar mereka akan diterima baik di situ. Bibinya sejak dulu sangat menyayangi dia dan kakaknya. Seringkali beliau berani melawan kakaknya demi membela kedua keponakannya. Bibi kesayangan Adit ini hidup sendiri di rumahnya, yang telah ditempatinya dari mulai dia menikah dulu. Sayangnya, bibinya ini tak pernah mempunyai keturunan dan suaminya meninggal karna kecelakaan sepuluh tahun setelah pernikahan mereka. Semua keluarga mendesak beliau menikah kembali supaya tidak kesepian, tapi beliau begitu setia dengan almarhum suaminya yang sangat dicintainya itu. Itulah yang membuat Adit dan kakaknya sering mengunjungi dan menginap di rumah bibinya. Dengan cara itu, mereka berharap bibinya bisa menghilangkan rasa kesepiannya, walau sedikit saja.Mereka sampai di sana pas jam enam sore dan seperti dugaannya, bibinya itu terlihat girang saat membukakan pintu pagar untuk Adit. Beliau memandang bingung

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-20
  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   11. TERTANGKAP BASAH

    Yang pertama menarik bibirnya dan melepaskan pelukan adalah Rina. Dia mengalihkan pandangannya begitu dia menyudahi kecupan itu. Adit memperhatikan perubahan ekspresi cewek itu dari terlihat bingung hingga berubah menjadi malu dan kesal. Tanpa disangka, Rina menjauh dan berjalan keluar dari sungai itu, meninggalkan Adit begitu saja.Adit bingung dan tak habis pikir, bagaimana bisa emosi cewek itu berubah secepat itu. Jelas-jelas tadi Rina membalas ciumannya dan juga tak kalah bersemangatnya saat menyambut ciumannya tadi. Lalu kenapa hanya beberapa detik saja sikapnya tiba-tiba berubah. Adit sama sekali tak merasa dia ada melakukan kesalahan apapun."Jangan-jangan dia merasa jijik padaku, gara-gara apa yang barusan terjadi tadi!" pikir Adit dalam hati. Tak ayal dia merasa sedih saat menyadari kemungkinan itu. Meninggalkan apa yang ada di pikirannya, dia berusaha mengejar Rina. Mau tak mau mereka harus pulang hari ini dan masalah mereka berdua bisa menunggu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-20

Bab terbaru

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   51. AKIBAT MENCUMBU PRIA LAIN

    Dengan tenang, Adit mengelap air yang disiramkan Rina ke wajahnya dengan tisu dan masih melanjutkan kata-katanya yang penuh duri. Dia tak tahu kenapa dia bersikap sekejam ini, yang jelas lidahnya tak mau berhenti untuk menyakiti wanita itu. Apalagi saat mengingat ekspresi jijik Rina kemarin saat dia baru saja membela kehormatannya."Melihat dari besarnya kemarahanmu, terlihat sekali kalau perkataanku ada benarnya. Jika tidak, mana mungkin kau terlihat seperti cacing kepanasan kayak gini!" serang Adit lagi.Rina menggigit bibirnya untuk menahan diri menjelaskan bahwa saat itu dia terlalu mabuk untuk membedakan antara Sam dan bosnya, sehingga kejadian yang memalukan itu terjadi.Kalau Adit tau yang sebenarnya, pria itu pasti akan mencercanya lagi dan memaksanya untuk mengakui perasaannya untuk bosnya itu. Kalau itu terjadi, Rina pasti akan habis-habisan dihina. Melihat dari sikap Adit dulu padanya waktu menjodohkannya pada Miss Betty, pria itu takkan memberinya ampun saat tau kalau just

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   50. EFEK DARI CEMBURU

    Adit memincingkan matanya saat sinar matahari pagi dengan kejamnya menyerang wajahnya tanpa henti. Dia mengangkat kepalanya dari bantal dan melihat ke sekeliling ruangan. Tapi gerakan itu justru membuat kepalanya pusing dan seperti sedang dihantam berkali-kali."Dimana kita? Kenapa kau tak mengantarkan aku ke rumah?" protesnya saat melihat Susan yang sedang berdiri di depan kaca besar dan memeriksa penampilannya."Kau pikir gampang memindahkanmu kemarin. Kau jatuh begitu saja di ruang pesta. Butuh sampai empat orang sampai bisa menggotongmu ke tempat ini. Lagipula pak Jimmy yang menyuruh, mana mungkin aku membantah!"Adit memijit keningnya yang terasa berdenyut-denyut dan bangkit dari tempat tidur untuk mengambil ponselnya. "Waduh celaka... Moza pasti nyariin aku semalaman! Diam dulu ya jangan sampai anakku tau kau ada di sini! Dia paling tak suka aku bergaul denganmu," seru Adit dan segera menghubungi ponsel Mbak Saroh. Dia bahkan tak menghiraukan wajah c

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   49. AMARAH ADIT

    Rina duduk dengan tegang. Firasatnya nggak enak. Seakan-akan ada berita buruk yang akan diterimanya. Bahkan teh dan beberapa kue yang dihidangkan di depannya, tak bisa menghilangkan perasaan terintimidasi yang dialaminya.  Tante Sam memandang Rina seksama dari atas kepala sampai bawah kakinya. Wanita tua itu seakan ingin mengetahui karakter Rina dari apa yang dikenakannya di tubuhnya. Baginya, calon pasangan hidup keponakannya pastilah nanti jadi bagian dari keluarganya juga. Jadi bagaimana pun juga, dia harus memperhatikan apakah calon istri keponakannya itu cocok bersanding dengan keponakannya atau tidak. Dari apa yang dilihatnya, dia suka dengan cara Rina membawa diri. Dia tidak terlihat urakan dan tidak juga terlihat kuno. Wanita itu bahkan bisa menjawab dengan baik pertanyaan apapun yang diajukan Jimmy kepadanya. Kesopanannya pun menjadi nilai tambah yang penting. Calon istri keponakannya itu terlihat terus menjaga sikap serta cara duduknya di depannya dan s

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   48. BIBIR YANG ASING

    Gedoran di pintu bilik toilet mengejutkan Adit dan membuatnya menengadah. “Lagi ada orang di dalam!” serunya dari dalam untuk memperingatkan. Tampaknya yang menggedor tadi mengerti dan pindah ke bilik sebelah.Celakanya, tanpa disadari Adit, Rina tiba-tiba membuka kunci pintu dan keluar begitu saja, masih dengan langkah yang terhuyung-huyung. Adit sontak langsung mengejarnya keluar. Untung saja tidak ada siapa-siapa di area wastafel waktu dia keluar dari bilik toilet.Rina yang masih terpengaruh oleh kejadian di toilet tadi, merasa kesal karena bibir Adit yang tiba-tiba menghilang dari hadapannya. Dengan bibir yang masih membengkak, Rina berjalan mencari apa yang diingininya. Karena pusing dia berjalan perlahan sambil memejamkan mata. Baru beberapa langkah saja, tiba-tiba langkahnya terhenti karena baru saja menubruk badan seseorang. Dia meraba badan yang sedang ada di depannya. Dengan tak memikirkan tingkahnya yang sudah di luar batas, tangan Rina menang

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   47. TERPERANGKAP BERSAMAMU

    Sekujur badan Rina terasa bergetar karena terharu melihat banyaknya tepuk tangan para tamu pada saat dia selesai menunjukkan kemampuannya bermain piano. Sepuluh tahun lebih sudah dia kehilangan piano kesayangannya untuk membayar utang ayahnya. Jangankan memainkan tuts-tuts piano, menyentuh saja dia enggan setelah hari itu. Dia takut detik dia menyentuh piano, dia akan tergiur untuk bermain piano terus dan melupakan kalau dia harus menyibukkan diri untuk mencari nafkah daripada menghabiskan waktu untuk menghibur diri terus-menerus.Sam menggenggam tangan sahabatnya itu saat melihat wajah tak percaya diri Rina dan tangannya yang gemetaran. Dia mengaitkan tangan itu pada lengannya dan menuntunnya kembali ke arah meja minuman dan membiarkan wanita itu meminum dua gelas cairan yang berwarna hijau itu lagi.“Wow… anda mainnya bagus sekali! Kalau boleh saya tahu… apakah anda juga bisa mengajar piano ke anak kecil?” tanya seorang tamu wanita paruh baya yang tampaknya menga

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   46. WANITA BERGAUN MERAH

    Rina sebenarnya enggan diajak menemani Sam ke pesta ulang tahun suami dari tante sahabatnya itu. Dia tau betul pesta paman Sam pastilah besar dan akan didatangi banyak orang penting dan dari kalangan atas rata-rata semuanya.Tapi karena Sam terlihat sedih, Rina jadi tak bisa menolak. Apalagi saat ia mengeluh karna paman dan tantenya akan mengenalkannya dengan deretan wanita-wanita yang tak dikenalnya dan membuatnya kelelahan sepanjang pesta itu. Jika Rina ikut, setidaknya Sam bisa terlepas dari rutinitas dijodohkan sana sini oleh tante dan pamannya.Mendengar pengakuan sahabatnya itu dan juga ekspresi sedihnya yang cukup membuatnya iba, Rina akhirnya menyetujui permintaan Sam.Tanpa basa-basi, Sam langsung membawa Rina ke butik tantenya dan memilihkan gaun merah ketat yang dapat membalut tubuh Rina bagaikan kulit kedua dari bagian dada wanita itu sampai  ke bawah lutut. Gaun itu cukup berpotongan rendah dan mencetak bulatan bagian atas tubuh Rina

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   45. PERTEMUAN YANG TIDAK DIDUGA

    Adit gelisah luar biasa setelah kepergian Rina. Perasaannya nggak enak kali ini. Dia tak mengira PENGAGUM RAHASIA yang dimaksud Rina bisa setampan itu. Dia terlalu meremehkan pengasuhnya. Wanita itu rupanya cukup pandai menggaet pria yang cukup lumayan. Bisa dibilang pria seperti Sam itu digolongkan sebagai pria idaman wanita jaman sekarang.Adit tau dia juga tidak jelek. Tak sedikit juga wanita yang mengejar-ngejar dia. Tapi kali ini dia sadar, dia menemukan saingan yang seimbang yang dapat membahayakan posisinya di hati Rina.Dilihat dari cara pengasuhnya itu melihat Sam, Adit yakin tempat pria itu di mata Rina cukuplah spesial. Dan itulah yang membuatnya gusar. Dia baru saja merencanakan untuk mendekati Rina lagi dan entah kenapa si pengagum rahasia itu muncul dan mengacaukan semuanya. Gara-gara pria itu, Rina jadi memandangnya sebelah mata dan tampak kehilangan minat.Panik, Adit mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Rina. Dia ingin meluruskan te

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   44. DATANGNYA SI PENGAGUM RAHASIA

    Setiap kali melihat bunga pemberian pengagum rahasia 'terkutuk' itu, Adit menjadi kesal. Dia tau betul bunga itu dari seorang pria yang menaruh hati pada pengasuh anaknya. Kalau saja dia bisa mendekati bunga itu, dia pasti langsung membuangnya ke tempat sampah. Hanya saja, wanita keras kepala itu terus saja mengunci kamarnya dan tak sekalipun memperbolehkannya masuk.Berani benar si pengirim bunga itu, pikirnya. Tak hanya si pengirim itu berani menggoda pengasuhnya dengan seikat bunga, dia bahkan berani mengirimkannya ke rumah Adit. Yang jelas... Adit merasa si pengirim itu tak menghormatinya sebagai bos Rina dan pemilik rumah ini.Yang lebih membuat darahnya mendidih adalah puluhan bahkan ratusan kali pengasuhnya membicarakan bunga 'terkutuk' itu dan memamerkannya pada Moza. Dia masih tak mengerti mengapa wanita itu masih menyimpan bunga itu, walaupun sudah dua hari berlalu. Keadaan bunga itu juga tak sesegar dan seindah hari pertama, tapi dengan bahagianya Rina t

  • PERNIKAHAN DIBALUT KEBENCIAN   43. PENGAGUM RAHASIA

    Adit memegangi hidungnya yang berdarah gara-gara tinju kuat dari pengasuhnya. Dia tahu Rina tadi sudah memperingatkannya, tapi dia sebenarnya tak menyangka wanita itu akan benar-benar melakukannya. "Tuh kan pakkk... aduh darahnya jadi kemana-mana! Duduk dulu pak... biar saya ambilkan tisu." Rina menyambar tisu yang ada di meja, menggulungnya kecil dan memasukkannya ke lubang hidung Adit. Darah Adit yang jatuh ke lantai juga dibersihkannya menggunakan tisu. "Aku nggak ngerti... kenapa sih aku selalu jadi korban pukulanmu? Tidak bisakah kau bereaksi lebih lembut... lebih feminin gitu!" protes Adit sambil mendongakkan kepalanya ke belakang. "Jangan mendongak pak. Kepalanya tetap lurus aja!" sahut Rina sambil membetulkan kepala Adit. "Lagipula dari awal kan bapak sudah aku peringatkan! Salah bapak sendiri... nggak mendengarkan perkataan saya!" "Akh... sudahlah... susah ngomong sama kamu. Selalu aja nggak mau ngalah! Tolong ambilin teh dulu. Minum

DMCA.com Protection Status